Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SHEARWALL TERHADAP GAYA OUT OF PLANE

PADA BANGUNAN DI JAKARTA


Shef Amir Arasy1, Ryan Rakhmat Setiadi2, Rezaqul Khaq3
Made Dendy4

ABSTRAK

Gaya Out of Plane Shearwall adalah termasuk hal yang penting di perhitungkan dalam design bangunan tahan gempa
untuk mencegah kegagalan lateral. Latar belakang studi ini adalah Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
menyatakan bangunan berdasarkan peraturan Chili yang mengadopsi peraturan seperti Peraturan Beton yang diadopsi
di Indonesia, saat gempa Chile 2010 umumnya terdapat kegagalan Out of Plane pada shearwall. Pada Studi ini
memfokuskan pada analisis shearwall dengan perhitungan manual (Hand Calculation) yang memperhitungakan gaya
disumbu kuat dan disumbu lemah pada shearwall serta memverifikasinya dengan software PCA-COL. Studi ini
mengadopsi peraturan SNI Beton 2847 : 2013 dan Ilmu Mekanika mengenai perhitungan shearwall. Tujuan Penelitian ini
adalah dapat menyediakan distribusi penulangan shearwall yang tepat dan mengevaluasi kebutuhan tulangan serta
ketebalan dinding penahan geser terhadap gaya- gaya yang bekerja termasuk gaya out of plane shearwall terhadap
gempa di jakarta.

Kata-kata kunci: Shearwall, Out of Plane

1, 2, 3 Structural Engineer, PT. TTW, Jakarta


4 Direktur, PT. TTW, Jakarta
1. Pendahuluan

Indonesia berada pada gempa aktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik serta
berada di atas tiga pertemuan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan,
Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Gambar 1 menunjukkan Ring of Fire in membentang
dari selendia baru hingga ke chile.

Gambar 1 Ring of Fire

Indonesia dan Chile memiliki persamaan secara geografis dilalui oleh cincin api pasifik, yang
dimana wilayah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Pada 27
Februari 2010, Terjadi Gempa di Maule, Chile yang ini berkekuatan Mw 8.8 dengan lama
durasi 2 menit dalam lokasi yang sama. Gempa ini menyebabkan kerusakkan dinding penahan
geser beton bertulang. Dinding penahan geser adalah termasuk elemen yang penting dalam
bangunan tinggi yang berfungsi untuk menahan beban lateral angin dan gempa.

Berdasarkan Laporan, Beberapa bangunan beton bertulang mengalami kerusakkan. Pada


Bangunan di chile saat gempa 2010 mengadopsi peraturan ACI 318-95 yang tidak membatasi
axial load dan tidak memberi batas minimum ketebalan dinding penahan geser. Bangunan
rusak ditemukan pada bangunan midrise hingga highrise yang menggunakan ketebalan
dinding geser 200 mm untuk bangunan sampai 16 lantai dan 250 mm untuk bangunan hingga
25 lantai (EERI 2010, Cown et al 2011). Berdasarkan observasi kerusakan dinding penahan
geser disebabkan oleh Bending/ momen dan pengaruh gaya aksial. Kerusakkan terjadi pada
pada beberapa dinding penahan geser yang berlokasi pada beberapa lantai di level dasar.
Kerusakan dinding geser yang ditemukan adalah Beton yang hancur, tulangan keluar dari
selimut beton, kerusakkan horizontal, dan out of plane/ buckling.

Penulisan ini menganalisis kegagagalan shearwall akibat out of plane pada bangunan beton
bertulang pada gempa chile 2010. Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan
performa shearwall beton rectangular pada in-plane dan out of plane, membuktikan
kemungkinan kegagalan out of plane shear wall akibat gaya gempa, dapat menyediakan
distribusi penulangan shearwall yang tepat dan mengevaluasi kebutuhan tulangan serta
ketebalan dinding penahan geser terhadap gaya- gaya yang bekerja termasuk gaya out of
plane shearwall terhadap gempa di jakarta.

2
2. Kerusakan Dinding Penahan Geser Akibat Gempa Chilie

Pada 27 Februari 2010, Terjadi Gempa Maule Chilie yang berkekuatan Mw 8.8 termasuk 5
gempa terbesar. Pengaruhnya dapat dirasakan dalam jarak lebih dari 500 km dan
mempengaruhi lebih dari 75% penduduk. Menurut observasi kerusakan gempa terjadi pada
bangunan baru dan tinggi dengan 1 runtuh (Alto Rio Building), beberapa runtuh sebagian, dan
40 bangunan rusak yang dapat diperbaiki. Gambar 1 menunjukkan lokasi gempa maule.
Gempa maule terjadi di perbatasan Lempeng Nasza dan Amerika Selatan dan rekaman
gempa yang terjadi di chile. Dan Gambar 2 menunjukkan peta kerusakan bangunan pada
gempa Chile 2010 dan rekaman peak acceleration. Pada gambar 2 menunjukkan kota
conception memiliki percepatan maximal 0.6 g terbesar dan juga pada gambar 2 sebelah kiri
diobservasi bahwa keruntuhan bangunan Alto Rio 15 lantai ditemukan di Conception yang
penyebabanya menurut Risk Management Solution (RMS) adalah karena dinding geser beton
bertulang yang langsing dan jumlah tulangan kurang mencukupi.

Gambar 1. Lokasi Gempa Maule Chile (USGS) dan History Gempa di Chile (RMS)

Gambar 2. Peta Kerusakan Bangunan dan Ground Motion (USGS)


3
Gambar 3 menunjukkan kerusakan sepanjang shearwall pada gedung Alto Rio. Bangunan Alto
rio termasuk bangunan baru dan Massa Konstruksi bangunan Alto Rio 2008-2010. Kerusakan
bangunan akibat kegagalan dinding geser dan frame dalam menahan gempa ditunjukkan pada
gambar 3b. Kerusakan akibat besarnya spasi tulangan dan sudut tulangan 90o juga dapat
mengakibatkan kerusakkan pada tulangan vertikal, hal ini ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4 menunjukkan Kerusakkan pada tulangan vertical dan horizontal. Kerusakan yang
ditunjukkan pada gambar 4 adalah kegagalan out of plane pada lantai-lantai bawah.

(a)

(b)
Gambar 3. (a) Kegagalan Gedung Alto Rio Terhadap Gempa (b) Kerusakan Shearwall Di
Pada Gedung Alto Rio

Gambar 4. Dinding Geser mengalami Kegagalan di Vina del mer, Santiago dan Conception

Berdasarkan data penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh R.Junemann menyatakan


bahwa kerusakkan bangunan hampir semua terjadi pada bangunan baru. Pada Gambar 5
4
menunjukkan bangunan yang mengalami kerusakkan terbesar terjadi pada bangunan yang di
bangun pada tahun 2006-2008. Pada Gambar Grafik 5 menunjukkan jumlah bangunan yang
di bangun pada 2000-2009 dominan mengalami kerusakkan akibat Gempa Chile sebesar
81%. Pada Gambar grafik 5b menunjukkan kerusakkan yang paling besar terjadi pada
bangunan 10-14 lantai yaitu sekitar 44%.

(a)

(b)
Gambar 5. Distribusi Tahun Bangunan.a) Distribusi Kerusakkan Bangunan. b) Perbandingan
Kerusakan Bangunan dengan jumlah lantai

Kerusakkan shearwall terjadi pada 80% bangunan yang memiliki ketebalan lebih kecil dari
210 mm. Hal ini ditunjukkan pada gambar grafik 6.

Gambar 6. Ketebalan Dinding terhadap Bangunan Rusak

5
Gambar 7. (a) Slenderness Ratio dan (b) Axial Stress Ratio

Rasio slenderness dihitung dari perbandingan tinggi total bangunan dengan rata-rata
maksimum dimensi lebar bangunan (H/bt). Grafik 7a menunjukkan rasio bangunan yang
mengalami kerusakan akibat gempa chilie yang memiliki rasio 2.2.Grafik 7b menunjukkan nilai
rata-rata aksial stress pada shear wall adalah 0.10 f’c. Nilai ini akan meningkat akibat
overturning forces.
Berdasarkan data observasi ditemukannya kerusakan bangunan akibat gempa chilie pada
bangunan baru yang dibangun diatas tahun 2000 disebabkan oleh ketebalan dinding yang
kurang, nilai axial stess shearwall yang tinggi, jumlah dan distribusi tulangan longitudinal dan
transversal yang kurang memadai, dan rasio kelangsingan bangunan yang tinggi.

3. Dinding Penahan Geser / Shear Wall

Peraturan ACI 318-14


Beberapa hal yang di dibatasi pada ACI 318-14 untuk menyempurnakan ACI 318-11 adalah :
Displacement Based Design untuk Perhitungan Shearwall hw/Lw ≥2
1. Rasio tinggi dan panjang shear wall tidak lebih kecil di banding 2
2. Boundary Zone
Mengontrol shearwall dengan defleksi saat Design Based Earthquake sehingga
menggunakan faktor 1.5. Hal ini dikarenakan Maximum Considered Earthquake (MCE )
150% dari DBE. σu/hw ≤ 0.007/1.5 atau 0.005.

Gambar 9. Specially Confined Boundary Zone


6
3. Minimum Ketebalan Shearwall
Ketebalan Dinding geser 300mm atau 12 inch Untuk Zona Tekan (Compression) dan
Lu/16

(a)

(b)
Gambar 10. (a) Pengaruh Gaya Tekan. b) Ketebalan Minimal Shearwall Pada Boundary

4. Tulangan Maximum Longitudinal 200 mm dan rasio tulangan > As min 400/fy

Gambar 11. Jarak Antar Tulangan Longitudinal 200 mm dan ρ > 400/fy

Gambar 12. Rangkuman Desain Shearwall hw/Lw


7
4. Metode Penulisan

Penelitian ini mengkaji desain dinding geser/ Shear Wall Concrete terhadap gaya out of plane.
Dalam Peneltian ini, Penulis akan menyajikan 2 model dinding geser yang Model A di desain
tanpa ada dinding geser arah -x , dan Model B dengan menggunakan dinding geser arah x.
Kedua model tersebut akan di evaluasi berdasarkan Gaya out of plane dan inplane dengan
menggunakan Etabs v.16 menggunaka elemen shell dan membrane. Dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengevalusi dinding geser terhadap kebutuhan inplane dan juga out of plane
serta dapat menyediakan distribusi tulangan yang baik. Gambar 13 menunjukkan diagram alir
metode penulisan.

Gambar 13. Metodelogi Penulisan

5. Analisis

5.1 Deskripsi Model


Pada penelitian ini menggunakan bangunan 12 Lantai dengan lebar bangunan 30 m arah-
x dan 30 m arah-y yang terletak di Jakarta kategori SE dan SDS 0.60. 0.2 Sec Spektra
Percepatan Ss 0.7 dan 1 Sec Spektra Percepatan 0.3. Nilai site koefisien, Fa 1.29 dan Fv
2.78. Shearwall dan kolom menggunakan beton berkuatan 45 MPa L1-L6 dan 35 MPa L7-
L12. Balok dan pelat menggunakan 35 MPa.

8
Gambar 14. Grafik Respon Spektra Desain

Model A Model B

Gambar 15. Plan Model Bangunan 12 Lantai

Pada tabel 1 meunjukkan periode bangunan dan perilaku bangunan pada periode pertama
dan periode kedua. Periode yang bangunan yang didesain shell lebih kecil dibanding
membrane. Hal ini karena dalam mendesain shell diasumsikan shearwall juga memiliki
kekakuan kearah sumbu ketebalannya / out of plane bending stiffness.

Tabel 1. Periode dan Mass participation Ratio

Type Periode % 2nd


Model Element (s) % 1st Mode Mode
Model A Shell 2.1 82% -UX 66% -UY
Membrane 2.3 82% -UX 66% -UY
Model B Shell 1.56 66% -UY 71%-UX
Membrane 1.64 66% -UY 70%-UX

9
Gambar 16. Elemen Shell dan Membrane

Elemen shell memiliki kekakuan pada in-plane dan out of plane, berbeda dengan
membrane memiliki kekakuan in-plane saja. Hal ini menyebabkan Membrane tidak
menahan gaya yang terjadi pada out of plane pada dinding geser dan mendistribusikan
gaya tersebut pada balok dan kolom. Berbeda halnya dengan shell yang menahan gaya
out of plane.

5.2 Hasil dan Analisis


5.2.1 Gaya Dalam Shearwall M2-M3 dan V2-V3

MODEL A MODEL B
Shell - Momen Out of Plane M22 (KNm) Shell - Momen Out of Plane M22 (KNm)

Membrane - Momen Out of Plane M22 (KNm) Membrane - Momen Out of Plane M22 (KNm)

800 400
606 325 326
607 594 594 301 302
600 300

400 200

200 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W5 W6

Gambar 17. Gaya Dalam Momen out of plane M22 (Out of Plane Moment)

MODEL A MODEL B
Shell - Momen In-Plane M33 (KNm) Shell - Momen In-Plane M33 (KNm)
Membrane - Momen In-Plane M33 (KNm) Membrane - Momen In-Plane M33 (KNm)
28809 28793 31328 33375 32527
30000 26967 26950 35000 31327
29046 29993 29258
24310 24294 26875 29046
25000 23090 23072 30000 26875
25209 25209
25000
20000
20000
15000
15000
10000
10000
5000 5000
0 0
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W5 W6

Gambar 18. Gaya Dalam Momen out of plane M33 (In-Plane Moment)
10
MODEL A MODEL B
Shell - Gaya Geser V22 (kN) Shell - Gaya Geser V22 (kN)

Membrane - Gaya Geser V22 (kN) Membrane - Gaya Geser V22 (kN)
1791 1791 1800 1780
1800 3500 3072
3042 2982 3011
1600 1488 1486 1498 1495
3000
1400
2500
1200
2000 1795 1795 1795 1795
1000 14971495 1497 1496
800 1500
600
1000
400
200 500
0 0
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W5 W6

Gambar 19. Gaya Dalam Shear In-plane V22 (In-Plane Shear)

MODEL A MODEL B
Shell - Gaya Geser V33 (kN) Shell - Gaya Geser V33 (kN)

Membrane - Gaya Geser V33 (kN) Membrane - Gaya Geser V33 (kN)

388 388 381 381 140 130 131


400 123 123
350 120
300 100
250 80
200
60
150
82 82 82 82 40 3033 3033
100
50 20 8 8 8 8
0 0
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W5 W6

Gambar 20. Gaya Dalam Shear out of plane V33 (Out of Plane Shear)

Pada gambar 17 menunjukkan nilai membrane M22 0 yang artinya membrane tidak memiliki
kekakuan kearah out of plane. Sehingga gaya didistribusikan ke balok dan kolom. Gambar 18 dan
19 menjelaskan nialai M3 dan V2 membrane dan shell memiliki perbedaan sekitar 10% untuk M3
dan 1% untuk V2. Pada gambar 20 menunjukkan pada shearwall arah y elemen shell memiliki nilai
gaya geser sumbu lemah V2 hampir 4 kali lebih besar dibanding nilai V2 membrane.

Berdasarkan finite element Penggunaan membrane dapat digunakan apabila defleksi yang
terjadi lebih kecil dari Tebal/10. Pada Model A dan model B memiliki defleksi terbesar 16.8
mm < tebal wall/10 atau lebih kecil dari 25 mm.

11
5.2.2 Shearwall Reinforcement

Tabel 2 Shearwall Model A Shell


Model A Boundary Due To P and M3 Web t=300 mm
Wall Tebal (m) H (mm) % Reinforcement % Reinforcement
W1 0.3 1300 2.8% 0.58%
W2 0.3 1300 3.4% 0.58%
W3 0.3 1300 2.9% 0.58%
W4 0.3 1300 3.7% 0.58%

Tabel 3 Shearwall Model B Shell


Model B Boundary Due To P and M3 Web t=300 mm
Wall Tebal (m) H (mm) % Reinforcement % Reinforcement
W1 0.3 1300 3.00% 0.30%
W2 0.3 1300 3.80% 0.30%
W3 0.3 1300 3.10% 0.30%
W4 0.3 1400 3.90% 0.30%
W5 0.3 2700 3.90% 0.25%
W6 0.3 2700 3.90% 0.25%

Tabel 4 Shearwall Model A Membrane


Model A Boundary Due To P and M3 Web t=250 mm
Wall Thick (m) H (mm) % Reinforcement % Reinforcement
W1 0.3 1300 2.9% 0.25%
W2 0.3 1300 3.5% 0.25%
W3 0.3 1300 3.0% 0.25%
W4 0.3 1300 3.8% 0.25%

Tabel 5 Shearwall Model B Membrane


Model B Boundary Due To P and M3 Web t=250 mm
Wall Thick (m) H (mm) % Reinforcement % Reinforcement
W1 0.3 1300 3.20% 0.25%
W2 0.3 1300 3.90% 0.25%
W3 0.3 1300 3.20% 0.25%
W4 0.3 1400 4.00% 0.25%
W5 0.3 2700 4.00% 0.25%
W6 0.3 2700 4.00% 0.25%

Pada tabel 2 dan 3 menunjukkan elemen shell memiliki gaya M22 yang perlu diperhitungan dalam mendesain
shearwall. Nilai Momen pada sumbu lemah ini ditahan oleh tulangan yang tidak didesain untuk menahan Tarik.
Hal ini menyebabkan pada penulisan ini menunjukan gaya out of plane didesain pada web atau badan
shearwall, Selain itu mendistribusikan tulangan pada badan wall dapat mencegah kegagalan out of plane
menurut penelitian-penelitian sebelumnya menyarankan untuk tulangan memiliki distribusi yang baik pada
shearwall. Kebutuhan Tulangan pada shearwall pada elemen shell yang mendesain ketebalan wall ikut peran
dalam menahan gaya memerlukan tulangan lebih dari tulangan minimum 0.25% yaitu model A 0.58% dan
model B 0.3%. Berbeda halnya dengan elemen membrane yang tidak mendesain gaya pada sumbu lemah
sehingga gaya M22 0 karena didistribusikan pada elemen-elemen struktur lainnnya untuk menahannya.

12
5.2.3 Verifikasi M22 Dengan PCA-COL

Gambar 21. Gaya Dalam Momen out of plane M22 (Out of Plane Moment)

Perhitungan kapasitas Badan shearwall terhadap sumbu lemah atau M22 dihitung dengan hand
calculation dan di verifikasi dengan PCA-Col. Gaya yang bekerja pada badan web elemen membran memiliki
ketebalan 250 mm dengan tulangan 0.25%, hal ini karena elemen membran mengasumsikan tidak memiliki
kekakuan out of plane dan gaya didistribusikan ke elemen lain untuk menahannya. Berbeda halnya dengan
elemen shell membutuhakan ketebalan 300 mm pada web dengan tulangan model A 0.58% dan model B
0.30%. Berdasarkan konsep mekanika, Dalam memperhitungkan tulangan shearwall momen out of plane
menggunakan kapasitas tulangan yang tidak mengalami tensile/tarik. Sehingga penulangan untuk menahan
gaya M22 tidak menggunakan kapasitas tulangan pada boundary yang telah di desain untuk gaya tarik dan
tekan.

13
6. Kesimpulan

Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai desain shearwall yang belajar
dari kegagalan out of plane shearwall pada gempa chile 2010. Kesimpulan penulis adalah sebagai
berikut:

1. Dalam mendesain shearwall perlu memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada shearwall,
Dalam mendesain shearwall dapat menggunakan elemen membrane yang dimana lendutan yang
terjadi shearwall lebih kecil 1/10 dari tebal wall. Tulangan shearwall dengan elemen membrane
dapat menggunakan tulangan minimum pada web 0.25%. Hal ini dikarenakan elemen membrane
tidak menyerap gaya-gaya out of plane di shearwall. Gaya tersebut didistribusikan ke elemen balok
dan kolom.
2. Saat mendesain elemen shearwall dengan menggunakan shell. Pada umumnya kesalahan
engineer tidak menganalisis kebutuhan out of plane pada dinding geser. Hal ini dapat menyebabkan
tulangan yang terpasang dan ketebalan dinding geser lebih kecil dibandingkan kebutuhan.
3. Konfigurasi posisi dan jumlah shearwall pada sumbu-x dan y bangunan dapat mengurangi gaya-
gaya yang terjadi shearwall.
4. Pada penelitian ini terdapat perbedaan kebutuhan desain shearwall terhadap gaya out of plane
shearwall :
4.1 Ketebalan pada Web shearwall

T H I C K W E B S H E A R WA L L
(MM)
Membrane Shell
300
300

280

260 250

240

220
Model A dan B

4.2 Jumlah biaya tulangan dan volume beton yang dibutuhkan pada shearwall yang didesain
membrane lebih hemat dibandingkan dengan shell desain. Elemen membrane dapat
menghemat biaya 27% shearwall pada model A dan 7% pada model B.

COST SAVING SHEAR WALL (%)


DUE TO MEMBRANE

Model A Model B

30% 27%
25%
20%
15%
10% 7%
5%
0%
Membrane is more economic than
shell for shearwall

14
7. Ucapan Terimakasih
Terimakasih atas dukungan yang diberikan Pak Marten Eddy atas dukungan dan diskusinya dalam
pembuatan makalah ini. Serta dukungan Taylor Thomson Whitting terhadap dukungan softwere licence
Etabs 2016 dan PCA-Col.

8. Referensi

[1] Badan Standardisasi Nasional. (2012). “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung”. SNI 03-1726-2012.

[2] Computer and Structure, Inc. (2013). “CSI Analysis Reference Manual for SAP 2000, ETABS, SAFE
and CSIBridge”, Etabs 2013, Computer and Structures, Inc., Berkeley, CA.

[3] American Concrete Institute. (2014). “Building Code for Structural Concrete”. ACI 318-14.

[4] Junemann, Rosita. (2016). “Response of Reinforced Concrete Shearwall Building During The 2010
Chile Earthquake”, Chile: Pontificia Universidad Catolica de Chile School of Engineering.

[5] Rosso, Angelica. (2014). “Influence of Longitudinal Reinforcement Layout on RC Wall Performance”,
Istanbul: Second European Conference on Earthquake Engineering and Seismology.

[6] Wallace, John. (2012). “Damage and Implication for Seismic Design of RC Structural Wall Building”,
Istanbul: Second European Conference on Earthquake Engineering and Seismology.

[7] Computer and Structure, Inc. (2016). “Concrete Shell Reinforcement Design Technical Note Design
Information”, California: Computer and Structure, Inc., Berkeley, CA.

15

Anda mungkin juga menyukai