Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lia Novitasari

Tingkat : 2A/Keperawatan

KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

Definisi :

Kecemasan Terhadap kematian sebagai keadaan di mana seseorang mengalami ketakutan, kekhawatiran, atau ketakutan terkait.

Kesedihan yang mendalam, takut terkena penyakit terminal, Takut kehilangan kemampuan mental saat meninggal, takut pada rasa sakit yang berkaitan
dengan kematian, takut pada kematian dini.
Analisis Planning Implementation
Nursinng Diagnosis Patient goals outcome Nursing Action Rasional
criteria

Kecemasan 1. Klien dapat Tindakan Independen : Tindakan Independen :


Terhadap Kematian mengidentifikasi dan 1.Menentukan klien dalam melihat 1.Dengan menentukan klien dalam
Definisi: mengekspresikan dirinya,. melihat dirinya perawat dapat
kekhawatiran, atau perasaan (mis., Sedih, 2.Menyediakan hubungan terbuka mengetahui situasi dan masalah yang
ketakutan yang bersalah, takut). dan saling percaya. dialami klien.
2. Klien dapat melihat ke
terkait dengan 3.menggunakan keterampilan 2.Dengan menyediakan hubungan
arah/merencanakan
kematian. komunikasi terapeutik untuk terbuka dan saling percaya klien dapat
masa depan suatu hari
mendengarkan,diam, pengakuan mengungkapkan perasaan dan
nanti.
klien. masalahnya.
3. Klien dapat
4.mengormati keinginan klien dan 3.Dengan menggunakan keterampilan
merumuskan rencana
meminta informasi masalah terkait komunikasi terapeutik untuk
dalam menangani
lainnya. mendengarkan, diam, pengakuan klien
masalahnya dan
5.mendorong ungkapan perasaan dapat mengungkapkan perasaanya, dan
kemungkinan
(marah, takut, sedih, dll.). mengakui klien akan merasa lebih nyaman.
kematian.
kecemasan/ ketakutan. 4.Dengan menghormati keinginan klien
6.Tidak menyangkal atau dan meminta informasi masalah terkait
meyakinkan klien bahwa semuanya lainnya. klien merasa dihargai dan
akan baik-baik saja. Jujurlah saat didengarkan atas masalah yang dihadapi
menjawab pertanyaan /memberikan oleh klien serta dapat dimengerti oleh
informasi. perawat.
7.Meningkatkan kepercayaan dan 5.Dengan mendorong ungkapan perasaan
hubungan terapeutik. memberikan kesempatan kepada klien
8.membuat waktu untuk diskusi untuk mengungkapkan perasaan, marah,
yang tidak menghakimi mengenai sedih,dsb klien akan merasa lebih tenang
isu/ pertanyaan filosofis tentang karena telah mengekspresikan
dampak spiritual penyakit / situasi. perasaannya.
9.Mengkaji dampak laporan klien 6.Dengan tidak menyangkal perasaan
tentang pengalaman subyektif dan klien terhadap cemas yang dialaminya
pengalaman masa lalu dengan serta memberi dorongan positif,
kematian (atau paparan terhadap meyakinkan klien bahwa semuanya akan
kematian); Misalnya menyaksikan baik-baik saja klien akan lebih
kematian dengan kekerasan atau mempunyai harapan untuk masa depan.
sebagai anak yang dipandang tubuh 7.Dengan Meningkatkan kepercayaan dan
di peti jenazah, dan seterusnya. hubungan terapeutik dengan klien klien
10.menyediakan suasana tenang dan merasa lebih tenang karena ada yang
damai serta privasi yang sesuai dan mendengarkan masalah yang dialaminya
melakukan relaksasi dan serta klien memiliki harapan positif.
kemampuan untuk menghadapi 8.Dengan membuat waktu untuk diskusi
situasi. yang tidak menghakimi mengenai isu/
11.Mendengarkan laporan/ pertanyaan filosofis tentang dampak
ungkapan/ kemaraha/ kekhawatiran, spiritual penyakit/situasi klien akan lebih
keterasingan dari Tuhan, memiliki waktu untuk adanya perawat
kepercayaan bahwa kematian yang yang memotivasi klien.
akan datang adalah hukuman atas 9.Dengan mengkaji dampak laporan klien
kesalahan, dan seterusnya. tentang pengalaman subyektif dan
12.Menentukan rasa kesia-siaan, pengalaman masa lalu dengan kematian
perasaan putus asa, tidak berdaya, (atau paparan terhadap kematian), dapat
kurang motivasi untuk menolong diketahui seberapa dalam rasa takut klien
diri sendiri. Mungkin menunjukkan akan kematian yang dialami klien.
adanya depresi dan kebutuhan akan 10.Dengan menyediakan suasana tenang
intervensi. dan damai serta privasi yang sesuai dan
13.Membantu klien untuk terlibat melakukan relaksasi dan kemampuan
dalam aktivitas pertumbuhan untuk menghadapi situasi klien dapat
spiritual. meminimalisir rasa takut dan cemas yang
dialaminya.
11.Dengan mendengarkan laporan/
ungkapan/ kemaraha/ kekhawatiran,
Tindakan Kolaborasi
keterasingan dari Tuhan, kepercayaan
1.Melakukan kolaborasi dengan
bahwa kematian yang akan datang adalah
rohaniawan dalam memperhatikan
hukuman atas kesalahan, dan seterusnya
orientasi religius/spiritual klien,
klien dapat memberikan informasi bahwa
keterlibatan dalam kegiatan
kemarahan dengan Tuhan adalah bagian
keagamaan/gereja, adanya konflik
normal dari proses berduka. Mengurangi
mengenai keyakinan spiritual. perasaan bersalah /konflik,
memungkinkan klien untuk bergerak
maju menuju resolusi.
12.Dengan menentukan rasa kesia-siaan,
perasaan putus asa, tidak berdaya, kurang
motivasi untuk menolong diri sendiri.
Mungkin menunjukkan adanya depresi
dan kebutuhan akan intervensi klien
dapat termotivasi dan memiliki haraopan
di masa depan.
13.Membantu klien untuk terlibat dalam
aktivitas pertumbuhan spiritual, dapat
memberikan motivasi dan harapan di
masa depan serta menyembuhkan luka
masa lalu.

Tindakan Kolaborasi
1.dengan melakukan kolaborasi dengan
rohaniawan dalam memperhatikan
orientasi religius/spiritual klien,
keterlibatan dalam kegiatan
keagamaan/gereja, adanya konflik
mengenai keyakinan spiritual klien dapat
menin gkatkan keimanannya.
Referensi :

 Nursing-dx.blogspot.com/2011/01/death-anxiety.html?m=1 diakses pada tanggal 8 oktober 2017 pukul 10.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai