Anda di halaman 1dari 4

STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENGUKURAN IMT DAN

BMR DIUKUR MELALUI PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN


SERTA PERAN ORANG TUA

ABSTRAK

Anak sekolah dasar merupakan bibit atau aset bagi negara dalam bentuk sumber daya
manusia yang teramat penting untuk kemajuan dan perkembangan bangsa. Anak usia
sekolah dasar masih sangat membutuhkan perhatian khusus dalam penanganan
kebutuhan dan kecukupan gizi. Anak dengan gizi yang kurang dari standar cenderung
mempunyai IQ yang rendah dan bentuk badan yang kurang ideal, bentuk badan
tersebut sering kita dengar dengan sebutan underweight atau kekurangan berat badan,
overweight atau kelebihan berat badan, dan bahkan obesitas. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis status gizi siswa sekolah dasar SDN Pesanggrahan 04 melalui
pengukuran IMT DAN BMR yang ditinjau dari usia, berat badan, tinggi badan dan
pengaruh pekerjaan orang tua terhadap status gizi siswa. Data dikumpulkan melalui
hasil pengukuran nyata menggunakan alat ukur berat dan tinggi badan serta
perhitungan IMT dan BMR secara manual, data yang dikumpulkan mencangkup data
usia, kelas, umur, tinggi badan, berat badan, IMT siswa serta kategorinya, BMR siswa
serta Aktivitasnya, dan pekerjaan orang tua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
untuk siswa umur 10-11 tahun dengan 28 responden keseluruhan, status kedua orang
tua bekerja memiliki rata-rata tingkat status gizi yang terpenuhi dibandingkan dengan
siswa dengan status hanya salah satu orang tua yang bekerja yaitu ayah sedangkan
ibu hanya sebagai Ibu rumah tangga dengan rata-rata status gizi yang kurang baik.
Untuk umur 9 tahun dengan 2 responden seluruhnya memiliki status gizi yang baik.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada orang tua murid agar memberikan
asupan makanan yang seimbang tepat pada porsi dan waktunya, dengan adanya
pengawasan dari orang tua dan pemilihan bahan pangan yang sesuai dengan anjuran
gizi seimbang maka kebutuhan gizi anak akan terpenuhi.
Kata Kunci : Status Gizi, Anak Sekolah Dasar Pengukuran, IMT, BMR

Anak-anak sekolah dasar anak. Sebaiknya anak diberikan


merupakan bibit awal yang menjadi makanan pagi sebelum ke sekolah,
landasan untuk memajukan bangsa dan agar anak dapat berkon-sentrasi
negara, mereka juga kelompok yang pada pelajaran dengan baik dan
amat rentan yang sering mengalami gizi berprestasi (Soetjiningsih, 2012).
kurang atau tidak seimbang diantara Indonesia mengalami masalah gizi
penyebabnya ialah gaya hidup atau ganda, yaitu masalah gizi kurang dan
aktivitas, kurangnya perhatian serta masalah gizi lebih. Masalah Status gizi
ekonomi orang tua yang rendah dan kurang umumnya disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang kemiskinan, kurangnya persediaan
seimbang serta rendahnya pengetahuan pangan, kurang baiknya kualitas
orang tua. Anak sekolah dengan pola lingkungan, kurangnya pengetahuan
makan seimbang cenderung memiliki masyarakat tentang gizi, menu
status gizi yang baik. Usia antara 6 seimbang dan kesehatan. Masalah
sampai 12 tahun adalah usia anak yang gizi lebih disebabkan oleh kemajuan
duduk dibangku SD. Pada masa ekonomi pada lapisan masyarakat
ini anak mulai masuk kedalam dunia tertentu disertai dengan kurangnya
baru, anak mulai banyak berhubungan pengetahuan tentang gizi, menu
dengan orang-orang diluar keluarganya seimbang dan kesehatan (Almatsier,
dan berkenalan dengan suasana dan 2010). Data RISKESDAS menunjukkan
lingkungan baru dalam kehidupan-nya bahwa masih terdapat anak usia
(Moehji, 2003). Pada umur ini anak sekolah dasar yang prevalensi status
cenderung lebih banyak melakukan gizinya (IMT/U) dengan kategori kurus
berebagai macam aktivitas dikarenakan di atas prevalensi nasional (7,6%) salah
faktor lingkungannya yang cenderung satunya yang berada di wilayah provinsi
menggugahnya untuk bermain. Pada Banten yaitu sekitar 9,5%. Menurut jenis
usia ini juga anak mengalami kelamin, prevalensi kependekan pada
pertumbuhan, pertumbuhan anak anak laki-laki lebih tinggi yaitu 36,5%
lambat tetapi pasti, sesuai dengan daripada anak perempuan yaitu 34,5%.
banyaknya makanan yang dikonsumsi Menurut RISKESDAS, penduduk
yang mengkonsumsi makanan di bawah Asia tenggara lebih tinggi 11.9%
70% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibandingkan pada usia anak-anak dan
yang dianjurkan tahun 2004 sebanyak remaja ≤20 tahun (Marie, et al., 2014).
40,6%. Keadaan ini banyak dijumpai Di Indonesia melalui hasil Riset
pada anak usia sekolah (41,2%), remaja Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang
(54,5%), dan ibu hamil (44,2%). dilakukan setiap tiga tahun sekali
Obesitas merupakan kondisi menunjukkan bahwa prevalensi gizi
pertambahan lemak tubuh yang lebih mengalami peningkatan dan
didasarkan pada nilai indeks massa prevalensi masalah gizi tertinggi adalah
tubuh (Widiantini & Tafal, 2014). Banyak obesitas pada orang dewasa (14.8%).
faktor yang meningkatkan resiko Masalah gizi lebih pada penduduk laki-
obesitas diantaranya, yaitu jenis laki dewasa (>18 tahun) pada tahun
kelamin, usia, pengetahuan gizi, 2013 mencapai 19.7%, lebih tinggi dari
konsumsi zat gizi, aktivitas fisik, dan tahun 2007 sebanyak 13.9% dan tahun
stres. Pertambahan usia membuat 2010 yang hanya 7.8%. Prevalensi gizi
aktivitas gerak menjadi berkurang, lebih pada penduduk perempuan
sehingga massa otot dalam tubuh dewasa (>18 tahun) meningkat menjadi
menurun. Kehilangan massa otot 32.9% yang lebih tinggi dari tahun 2007
menyebabkan perlambatan tingkat dengan jumlah 13.9% dan tahun 2010
pembakaran kalori. Tanpa mengurangi 15.5%. Seiring meningkatnya masalah
jumlah asupan kalori, maka akan terjadi gizi lebih, prevalensi obesitas dari tahun
penumpukan energi di dalam tubuh 2007 hingga 2013 mengalami
yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan. Prevalensi obesitas pada
obesitas (Vassallo, 2007) Fenomena tahun 2013 meningkat 1.7%
obesitas merupakan salah satu masalah dibandingkan tahun 2010 dan 4.5%
yang banyak dijumpai di berbagai dibandingkan tahun 2007 (Balitbangkes,
belahan dunia. Prevalensi overweight 2013).
dan obesitas di dunia antara tahun 1980
IMT
hingga 2013 mencapai 37.5% pada
orang dewasa. Prevalensi masalah gizi
lebih pada orang dewasa >20 tahun di
timbangan digital dan alat ukur tinggi
badan.

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian survei.


Penelitian surrvei merupakan kegiatan
penelitian yang mengumpulkan data
disaat tertentu. Populasi tempat
penelitian ini adalah siswa SD MI AL-
IKHLAS dengan semple 30 siswa kelas
5A. waktu penelitian dilakukan pada
tanggal 17 juli 2018. Tekhnik
pengumpulan data dengan cara
observasi, observasi mengukur berat
dan tinggi badan dengan menggunakan

Anda mungkin juga menyukai