Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ADENO CA RECTI

Konsep Dasar Penyakit

A. Pengertian

Ca. Rectosigmoid adalah keganasan jaringan epitel pada daerah sekitar region
rektosigmoid. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di
usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus).
Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-
sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya). Penyebab nyata dari
kanker rectosigmoid tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam
keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan
daging serta rendah serat.
Kanker Rektum adalah penyakit di mana sel kanker ganas terbentuk di
jaringan rektum. Rektum merupakan bagian dari tubuh sistem pencernaan . Sistem
pencernaan membutuhkan di nutrisi ( vitamin , mineral , karbohidrat , lemak, protein ,
dan air) dari makanan dan membantu bahan limbah lulus keluar dari tubuh. Sistem
pencernaan terdiri dari kerongkongan , lambung , dan kecil dan usus besar . Usus
besar merupakan bagian pertama dari usus dan sekitar 5 kaki panjang. Bersama-sama,
rektum dan anus kanal membuat bagian terakhir dari usus besar dan 6-8 inci panjang.
Lubang anus berakhir di anus (pembukaan usus besar ke luar tubuh)

B. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari kanker kolon sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berhubungan dengan besar dan lokasi
dari tumor. Tumor yang berada pada kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan,
cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Sedikit kecenderungan menyebabkan
obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Gejala klinis sering
berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan dan symptomatic anemia
(menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat badan). Tumor yang berada
pada kolon kiri cenderung mengakibatkan perubahan pola defekasi sebagai akibat
iritasi dan respon refleks, perdarahan, mengecilnya ukuran feses, dan konstipasi
karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar mengakibatkan obstruksi.
Gejala yang paling sering menonjol adalah:
1. Perubahan pola BAB, perubahan yang dimaksud disini adalah: sering diare, sulit
buang air besar, perubahan konsistensi kotoran, kotoran seperti pensil, seperti
kotoran kambing merupaka gejala kanker kolon yang menonjol.
2. Berak bercampur darah. Ini terjadi saat masa tumor yang rapuh mudah
mengalami perlukaan
3. Rasa tidak nyaman di perut yang sering terjadi. Gejala kanker usus ini berupa rasa
keram, kembung, banyak gas atau nyeri di daerah perut
4. Perasaan tidak tuntas saat buang air besar, seperti ada sesuatu yang tertinggal dan
tidak bisa keluar saat buang air besar.
5. Mudah lemas dan capek
6. Penurunan berat badan yang penyebabnya tidak bisa dijelaskan.

C. Pohon Masalah

Polimerasi karsinogen membuat DNA baru

Polip kolon
Faktor genetik
Kerusakan DNA

Pertumbuhan liar sel ganas


Kerusakan integritasResiko infeksi Merangsang serabut syaraf
Perubahan pola Intake
Nutrisiinadekuat,
Kurang daripenurunan
Nyeri dipersepsikan
nyeri Hypothalamus
kulit
Terputusnya Prosedur invasif Destruksi
medisjaringan
kolostomi
Terapi
Insisi bedah
jaringan
Korteks
Nyeri syarafLesi
cerebri
akut pada kolon kiri
Konstipasi
defekasi Stress
BB
Perubahan psikologis
status
Kebutuhan
Ansietas anorexia kesehatan
Kesalahan
Tubuh
Informasi
Defisiensi interpretasi
inadekuat
Pengetahuan
D. Pemeriksaan Diagnostik’

Dalam menegakkan diagnosis karsinoma rekti, beberapapemeriksaan yang sering


dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hematologik : darah perifer lengkap, LED, hitung jenis.
b. Kimia darah
c. Tumor marker CEA
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pemeriksaan Radiologik
a. Pemeriksaan foto toraks PA
b. CT scan/MRI
c. Ultrasonografi (USG) abdomen
d. Ultrasonografi (USG) endorektal (bila dapat dikerjakan)
e. PET scan (bila diperlukan/tidak rutin)
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Biopsi dari rektum dan spesimen reseksi menentukan jeniskeganasan dan derajat
diferensiasinya
4. Pemeriksaan Kolonoskopi/proktoskopi
5. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu
kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya
biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
Pemeriksaan endoskopi yang dapat dilakukan:
a. Sigmoidoskopi rigid / Rektoskopi
b. Sigmoidoskopi fleksibel
c. Kolonoskopi
6. Penentuan Stadium Klinik
Penentuan stadium klinik dilakukan berdasarkan hasil imaging (CT
Scan/MRI, toraks foto, dan USG transrektal/TRUS)

E. Penatalaksanaan Medis

Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan


utamanya memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan radiasi bersifat paliatif dan
tidak memberikan manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah :
1. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus
pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostoti sigmoid permanen / pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal
3. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosisi lanjut dari kolostomi. (memungkinkan dekompresi usus awal
dan persiapan usus sebelum resekai )
4. Kolostomi permanen (unuk menyembuhkan lesi obstrusi yang tidak dapat
direseksi)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Tahap pengkajian ini terdiri dari empat komponen antara lain : pengelompokan data,
analisa data, perumusan diagnosa keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan pada daerah abdomen, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca.rectosigmoid sebelumnya atau ada kelainan pada abdomen,
dan kebiasaan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca rectosigmoid berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca reectosigmoid atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : simetris, dumpling
9) Abdomen : terjadi pembesaran abdomen, bising usus meningkat
10) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
11) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1) Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
abdomennya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
2) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
3) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5) Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
6) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7) Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
8) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9) Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
10) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
11) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tumo
r abdomen antara lain :
a) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
b) Nyeri akut b/d agen trauma
c) Defisiensi pengetahuan b/d kurang pemajanan informasi
d) Ansietas b/d diagnosa, pengobatan, dan prognosanya.
e) Risiko Infeksi, factor infeksi : pertahanan tubuh yang tidak adekuat karena proses
kemoterapi dan prosedur infasif
f) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan pegangkatan bedah jaringan
g) Konstipasi berhubungan dengan proses penyakit (kelemahan otot abdomen)
3. INTERVENSI
DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan dengan and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Setelah diberikan asuhan makanan
anoreksia keperawatan selama …x… 2. Kolaborasi dengan ahli
masalah nutrisi kurang gizi untuk menentukan
yang dialami pasien dapat jumlah kalori dan nutrisi
teratasi dengan yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil : 3. Anjurkan pasien untuk
1. Adanya peningkatan meningkatkan intake Fe
berat badan sesuai 4. Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan protein
2. Berat badan ideal dan vitamin C
sesuai dengan tinggi 5. Berikan substansi gula
badan 6. Yakinkan diet yang
3. Mampu dimakan mengandung
mengidentifikasi tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
4. Tidak ada tanda tanda 7. Berikan makanan yang
malnutrisi terpilih ( sudah
5. Tidak terjadi dikonsultasikan dengan
penurunan berat badan ahli gizi)
yang berarti 8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor makanan
kesukaan
13. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
17. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan agen trauma 1. Pain Level Pain Management
2. Pain control 1. Lakukan pengkajian
3. Comfort level nyeri secara
Setelah diberikan asuhan komprehensif termasuk
keperawatan selama …x… lokasi, karakteristik,
masalah nyeri yang dialami durasi, frekuensi,
pasien dapat teratasi kualitas dan faktor
dengan presipitasi
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi
1. Mampu mengontrol nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik
menggunakan tehnik komunikasi terapeutik
nonfarmakologi untuk untuk mengetahui
mengurangi nyeri, pengalaman nyeri pasien
mencari bantuan) 4. Kaji kultur yang
2. Melaporkan bahwa mempengaruhi respon
nyeri berkurang dengan nyeri
menggunakan 5. Evaluasi pengalaman
manajemen nyeri nyeri masa lampau
3. Mampu mengenali 6. Evaluasi bersama pasien
nyeri (skala, intensitas, dan tim kesehatan lain
frekuensi dan tanda tentang ketidakefektifan
nyeri) kontrol nyeri masa
4. Menyatakan rasa lampau
nyaman setelah nyeri 7. Bantu pasien dan
berkurang keluarga untuk mencari
5. Tanda vital dalam dan menemukan
rentang normal dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
17. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
tentang penyakit, 1. Knowledge : disease Teaching : Dissease Process
perawatan, pengobatan process 1. Kaji tingkat
kurang paparan 2. Knowledge : health pengetahuan klien dan
terhadap informasi Behavior keluarga tentang proses
Setelah diberikan asuhan penyakit
keperawatan selama …x… 2. Jelaskan tentang
masalah kurang patofisiologi penyakit,
pengetahuan yang dialami tanda dan gejala serta
pasien dapat teratasi penyebabnya
dengan 3. Sediakan informasi
Kriteria Hasil : tentang kondisi klien
1. Pasien dan keluarga 4. Berikan informasi
menyatakan tentang perkembangan
pemahaman tentang klien
penyakit, kondisi, 5. Diskusikan perubahan
prognosis dan program gaya hidup yang
pengobatan mungkin diperlukan
2. Pasien dan keluarga untuk mencegah
mampu melaksanakan komplikasi di masa yang
prosedur yang akan datang dan atau
dijelaskan secara benar kontrol proses penyakit
3. Pasien dan keluarga 6. Jelaskan alasan
mampu menjelaskan dilaksanakannya
kembali apa yang tindakan atau terapi
dijelaskan perawat/tim 7. Gambarkan komplikasi
kesehatan lainnya yang mungkin terjadi
8. Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
9. Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
10. Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, 1. Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan 2. Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan pendekatan
keperawatan selama …x… yang menenangkan
masalah ansietas yang 2. Nyatakan dengan jelas
dialami pasien dapat harapan terhadap pelaku
teratasi dengan pasien
Kriteria Hasil : 3. Jelaskan semua prosedur
1. Klien mampu dan apa yang dirasakan
mengidentifikasi dan selama prosedur
mengungkapkan 4. Temani pasien untuk
gejala cemas memberikan keamanan
2. Mengidentifikasi, dan mengurangi takut
mengungkapkan dan 5. Berikan informasi
menunjukkan tehnik faktual mengenai
untuk mengontol diagnosis, tindakan
cemas prognosis
3. Vital sign dalam batas 6. Dorong keluarga untuk
normal menemani anak
4. Postur tubuh, ekspresi 7. Lakukan back / neck rub
wajah, bahasa tubuh 8. Dengarkan dengan
dan tingkat aktivitas penuh perhatian
menunjukkan 9. Identifikasi tingkat
berkurangnya kecemasan
kecemasan 10. Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
13. Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Resiko infeksi NOC : NIC :
1. Immune Status Infection Control
2. Knowledge : Infection 1. Pertahankan teknik
control. aseptif.
3. Risk control 2. Batasi pengunjung bila
Setelah diberikan asuhan perlu.
keperawatan selama …x… 3. Cuci tangan setiap
masalah risiko infeksi yang sebelum dan sesudah
dialami pasien dapat tindakan keperawatan.
teratasi dengan : 4. Gunakan baju, sarung
1. Klien bebas dari tanda tangan sebagai alat
dan gejala infeksi. pelindung.
2. Menunjukkan 5. Ganti letak IV perifer dan
kemampuan untuk dressing sesuai dengan
mencegah timbulnya petunjuk umum.
infeksi. 6. Tingkatkan intake nutrisi.
3. Jumlah leukosit dalam 7. Berikan terapi antibiotik
batas normal. 8. Monitor tanda dan gejala
4. Menunjukkan perilaku infeksi sistemik dan
hidup sehat. lokal.
5. Status imun, 9. Pertahankan teknik
gastrointestinal, isolasi k/p.
genitourinaria dalam 10. Inspeksi kulit dan
batas normal membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase.
11. Monitor adanya luka.
12. Dorong masukan cairan.
13. Dorong istirahat.
14. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi.
Kerusakan integritas NOC : NIC : Pressure
kulit berhubungan Tissue Integrity : Skin Management
dengan pengangkatan and Mucous Membranes 1. Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Setelah diberikan asuhan menggunakan pakaian
keperawatan selama …x… yang longgar
masalah kerusakan 2. Hindari kerutan padaa
integritas kulit yang tempat tidur
dialami pasien dapat 3. Jaga kebersihan kulit
teratasi dengan agar tetap bersih dan
Kriteria Hasil : kering
1. Integritas kulit yang 4. Mobilisasi pasien (ubah
baik bisa posisi pasien) setiap dua
dipertahankan (sensasi, jam sekali
elastisitas, temperatur, 5. Monitor kulit akan
hidrasi, pigmentasi) adanya kemerahan
2. Tidak ada luka/lesi 6. Oleskan lotion atau
pada kulit minyak/baby oil pada
3. Perfusi jaringan baik derah yang tertekan
4. Menunjukkan 7. Monitor aktivitas dan
pemahaman dalam mobilisasi pasien
proses perbaikan kulit 8. Monitor status nutrisi
dan mencegah pasien
terjadinya sedera
berulang
5. Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Konstipasi NOC : NIC :
- Bowel Elimination  Constipation/Impaction
Definisi : Penurunan -Hydration Management
pada fekuensi normal Kriteria Hasil : 1. Monitor tanda dan gejala
defekasi yang disertai 1. Mempertahankan konsipasi
oleh kesulitan atau bentuk feses lunak 2. Monitor bisisng usus
pengeluaran tidak setiap 1-3 hari 3. Monitor feses: frekuensi,
lengkap 2. Bebas dari konsistensi dan volume
feses/pengeluaran feses
keidaknyamanan dan 4. Identiikasi faktor
yang kering, keras dan
penyebab dan kontribusi
banyak. konstipasi
konstipasi
3. Mengidentifikasi 5. Dukung intake cairan
Batasan karakteristik :
- - Nyeri Abdomen indicator untuk 6. Anjurkn pasien/keluarga
- - Anoraksia pada penggunaan yang
mencegah konstipasi
- - Borbogirigmi tepat dari obat pencahar
- - Perubahan pola 4. Feses lunak dan 7. Anjurkan pasien dan
defekasi berbentuk keluarga diet tinggi serat
- - penurunan volume 8. Timbang pasien secara
feses teratur
- - Bising usus hiperaktif 9. Lepaskan impaksi tinja
- - peningkatan tekanan
secara manual, jika perlu
abdomen
10. Ajarkan pasien dan
Faktor-faktor yang keluarga tentang
berhubungan : pencernaan yang normal
-kelemahan otot 11. Ajarkan pasien dan
abdomen keluarga tentang
-kebiasaan kerangka waktu untuk
mengabaikan dorongan resolusi sembelit.
defekasi 
-kurang aktifitas fisik
DAFTAR PUSTAKA

Brunner,dkk.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.


Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
D J Jones dan M H Irving. 1996. Petunjuk Penting Penyakit Kolorektal. Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Se
Hardhi, Amin.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC NOC. Jogjakarta; Media
Action
Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah.Yogyakarta;Widya Medika.
Nanda.2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan definisi keperawatan dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC
W. Sudoyo, Ari, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.edisi V. Jakarta: Interna
publishing.
W. Tambunan, Gani. 1995. Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia. Jakarta: EGC.
Adyatmika, Kharisma.2015.WOC Ca Recti. Dalam:
https://www.scribd.com/doc/249830273/WOC-CA-Recti. Diakses pada 1
Februari 2016
Denpasar, Februari 2016

Mengetahui
Pembimbing Klinik/ CI Mahasiswa

(……………………….) (Nyoman Wita Wihayati)


NIP: NIM: P07120214006

Clinical Teacher/CT 1

(……..……………… )
NIP:

Anda mungkin juga menyukai