LP PP SC1
LP PP SC1
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009)
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2002)
8. KOMPLIKASI
Yang sering terjadi pada ibu SC adalah :
1) Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi
menjadi:
a) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
b) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung
c) Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2) Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabang-
cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3) Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme
paru yang sangat jarang terjadi.
4) Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya
bisa terjadi ruptur uteri.
Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatal
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning
4) Telinga
Bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan
yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papila mamae. Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang
striae masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
7) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
8) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture
9) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguan Eliminasi Urine berhubungan dengan gangguan sensorik motorik yang
ditandai dengan retensi urine.
b) Resiko syok yang ditandai dengan hipovolemik.
c) Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan
ketidakmampuan membasuh tubuh, ketidakmampuan mengenakan pakaian pada
bagian bawah tubh, ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi secara
komplet.
d) Ketidakefektifan Pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
orangtua tentang pentingnya pemberian ASI yang ditandai dengan inefektif laktasi
e) Gangguan Pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan karena
tanggung jawab menjadi orang tua yang memiliki bayi yang baru lahir, yang
ditandai dengan tidak merasa cukup istirahat.
f) Bersihan jalan nafas tidak efektif yang ditandai dengan akumulasi sekret.
g) Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen yang ditandai dengan
bising usus hipoaktif.
h) Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera yang ditandai dengan ekspresi
wajah nyeri (meringis), perubahan posisi untuk menghindari nyeri, dan sikap
melindungi area nyeri.
i) Resiko infeksi yag ditadai dengan jaringan terbuka.
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Gangguan Eliminasi Urine Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
berhubungan dengan gangguan diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Katerisasi Urine : Sementara
sensorik motorik yang ditandai NOC 1. Monitor intake dan output
dengan retensi urine. Eliminasi Urin 2. Berikan privasi dan tutupi pasien dengan baik untuk
Kriteria Hasil : kesopanan.
1. Mampu mengosongkan kantong kemih sepenuhnya. 3. Isi bola kateter sebelum pemasangan kateter untuk
2. Jumlah urin yang keluar banyak. memeriksa ukuran dan kepatenan kateter.
3. Bau urin yang khas. 4. Posisikan pasien dengan tepat (misalnya, jika perempuan
terlentang dengan kedua kaki direnggangkan atau fleksi
pada bagian panggul dan lutut, jika laki-laki dengan posisi
terlentang)
5. Bersihkan daerah sekitar meatus urettra dengan larutan
anti-bakteri .
6. Gunakan kateter terkecil sesuai dengan ukuran.
7. Masukkan dengan lurus atau retensi kateter kedalam
kandung kemih.
8. Pastikan bahwa kateter yang dimasukkan cukup jauh
kedalam kandung kemih.
9. Isi bola kateter dengan cairan NaCl
10. Hubungkan kateter ke kantung sisi tempat tidur drainase
11. Amankan kateter pada kulit
2 Resiko syok yang ditandai Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
dengan hipovolemik. diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Manajemen Hipovolemik
NOC 1. Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi .
Keparahan syok: hipovolemik. 2. Monitor adanya sumber-sumber kehilangan cairan .
Kriteria Hasil : 3. Monitor asupan dan pengeluaran .
1. Tidak dehidrasi. 4. Tawarkan pilihan minum setiap 1 sampai 2 am saat
2. Tidak ada penurunan kesadaran. terjaga, jika tidak ada kontraindikasi.
3. Tidak ada nyeri dada. 5. Tingkatkan integritas kulit pada pasien yang tidak dapat
4. Wajah tidak pucat. bergerak dan memiliki kulit kering dengan tepat.
6. Instruksikan pada pasien dan atau keluarga tindakan-
tindakan yang di lakukan untuk mengatasi hipovolemia .
3 Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
berhubungan dengan kelemahan diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Bantuan perawatan diri
yang ditandai dengan NOC 1. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
ketidakmampuan membasuh 1. Perawatan diri : berpakaian 2. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat kebersihan
tubuh, ketidakmampuan 2. Perawatan diri : Mandi diri , alat bantu untuk berpakaian , berdandan , eliminasi .
mengenakan pakaian pada 3. Perawatan diri : eliminasi
bagian bawah tubh, Kriteria Hasil 3. Pertimbangkan budaya pasien ketika meningkatkan
ketidakmampuan melakukan 1. Mengambil pakaian. aktifitas perawatan diri .
hygiene eliminasi secara 2. Memakai pakaian bagian bawah. 4. Berikan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
komplet. 3. Masuk dan keluar dari kamar mandi. lingkungan yang hangan , santai , tertutup , dan
4. Mengambil alat/bahan mandi. berdasarkan pengalaman individu .
5. Mencuci badan bagian atas dan bawah. 5. Bantu pasien menerima kebutuhan pasien terkait dengan
6. Membersihkan area perineum kondisi ketergantunganya .
7. Mengeringkan badan. 6. Ajarkan orang tua tau keluarga untuk mendukung
8. Merespon saat kandung kemih penuh dengan tepat waktu. kemandirian dengan membantu hanya ketika pasien tak
9. Mengosongkan kandung kemih. mampu melakukan perawatan diri .
10. Mengosongkan usus.
11. Mengelap sendiri setelah buang urin dan buang air besar.
4 Ketidakefektifan Pemberian ASI Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
berhubungan dengan kurangnya diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Supresi laktasi
pengetahuan orangtua tentang NOC 1. Diskusikan pilihan untuk mengeluarkan ASI ( misalnya
pentingnya pemberian ASI yang Keberhasilan Menyusui : Bayi menggunakan tangan , manual , dan memompa listrik )
ditandai dengan inefektif laktasi Kriteria Hasil : 2. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan ASI yang cukup
1. Berat badan bayi bertambah sesuai usia. melalui tangan , manual atau memompalistrik untuk
2. Feses cair, kuning dan berserat perhari sesuai dengan usia. mengurangi tekanan payudara tapi tidak untuk
mengosongkan payudara.
3. Bantu pasien dalam menentukan jadwal (misalnya,
frekuensi dan durasi) untuk mengeluarkan ASI
berdasarkan faktor individu (misalnya lamanya waktu
sejak persalinan, frekuensi mengosongkan payudara, dan
jumlah ASI yang saat ini sedang diproduksi).
4. Berikan obat supresi laktasi, jka tepat.
5. Berikan bimbingan antisipatif terhadap perubahan
fisiologis (kram rahim dan adanya ASI yang sedikit pasca
supresi laktasi)
5 Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
berhubungan dengan pola tidur diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Peningkatan Tidur
tidak menyehatkan karena NOC 1. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien.
tanggung jawab menjadi orang Tidur 2. Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk
tua yang memiliki bayi yang baru Kriteria Hasil : memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju tidur.
lahir, yang ditandai dengan tidak 1. Mengatur jam tidur. 3. Bantu meningkatkan jumlah jam tidur, jika diperlukan.
merasa cukup istirahat. 2. Poal tidur tidak terganggu. 4. Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang
berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (misalnya,
fisiologis, psikologis, pola hidup, perubahan shift kerja
yang panjang dan berlebihan, dan faktor lingkungan
lainnya0.
5. Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik
untuk meningkatkan tidur
6 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..... x 24 jam, NIC
agens pencedera yang ditandai diharapkan pasien mampu memenuhi kriteria hasil sbb : Pemberian Analgesik
dengan ekspresi wajah nyeri NOC 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan
(meringis), perubahan posisi 1. Pain control nyeri.
untuk menghindari nyeri, dan 2. Tingkat Nyeri 2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan
sikap melindungi area nyeri. Kriteria Hasil: frekuensi.
1. Mengenali kapan nyeri terjadi. 3. Cek adanya riwayat alergi obat.
2. Menggambarkan faktor penyebab. 4. Tentukan pilihan obat analgesik.
3. Menggunakan tindakan pencegahan. 5. Berikan analgesik sesuai waktunya.
4. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa
analgetik.
5. Ekspresi nyeri wajah berkurang.
C. DAFTAR PUSTAKA