Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

Isolasi Metabolit Sekunder dari Sampel Daun bandotan


“ ageratum conzoides L”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARDY REZHA M. TAEPO


STAMBUK : G 701 15 117
KELOMPOK : II ( DUA)
KELAS :B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2018
KATA PENGNTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum “Isolasi Metabolit
Sekunder” dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat ujian praktikum Isolasi Metabolit Sekunder.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan


penanggung jawab serta kepada semua asisten yang telah membimbing dalam
penyusunan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga laporan lengkap praktikum Isolasi Metabolit Sekender ini dapat


bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 7 januari 2018

MARDY REZHA M. TAEPO


G 701 15 117
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………………..
Percobaan :
I. Metode Penguapan Ekstrak Cair (Metode Evaporator)………………………
II. Partisi Cair-Cair………………………………………………………………
III. Orientasi Eluen………………………………………………………………..
IV. Isolasi Dengan Kromatografi Kolom Konvensional …………………………
V. Isolasi Dengan Metode Kromatografi Vakum Cair…………………………...
VI. Identifikasi Senyawa…………………………………………………………..
VII. Identifikasi Senyawa Isolasi Dengan Metode KLT Preparatif…
VIII. Identifikasi Senyawa Flavonoid Secara Spektrofotometri……………………

Keterangan Bebas Laboratorium……………………………………………………


Biografi…………………………………………………………………………….......
Kartu Control…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dizaman sekarang ini pengobatan tradisional yang menggunakan bahan- bahan


alam telah sangat berkembang hingga saat ini, dan sangat menarik minat
masyarakat, pada umumnya untuk kembali menggunakan bahan – bahan alam
sebagai obat karena mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan obat sintesis.

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena


kebanyakan materi yang terdapat didalam berupa campuran. Untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran maka harus melakukan pemisahan. Berbagai
teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Senyawa kimia
yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil metabolism dari tumbuhan itu
sendiri. Dari hasil penelitian banyak senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi
dan farmakologi yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa kimia ini lebih dikenal
dengan senyawa metabolit sekunder yang merupakan hasil dari penyimpangan
metabolit primer tumbuhan (Underwood, 1986).

Sebelum melakukan Isolasi, dilakukan proses ekstraksi, penguapan (metode


evaporasi) lalu partisi kemudian melakukan proses isolasi, dilakukan beberapa
metode yaitu isolasi dengan metode kolom konvensional, isolasi dengan metode
vakumcair, identifikasi senyawa isolasi dengan metode KLT preparative,
kemudian setelah didapatkan isolate di identifikasi senyawa flavonoid secara
spektrofotometri.
Untuk mengambil satu senyawa aktif yang terdapat didalam tumbuhan untuk
mengetahui senyawa yang berkhasiat dalam tumbuhan. Untuk dapat melakukan
isolasi harus melalui berbagai tahapan yang cukup panjang hingga kita dapat
memperoleh suatu senyawa murni yang berkhasiat dalam tumbuhan tersebut.

Agar seorang farmasis khusunya minat bahan alam, dapat mengetahui cara isolasi
hingga didapatkan isolat sehingga dilakukanlah praktikum Isolasi metabolit
sekunder, yang juga untuk kedepannya dapat menambah pengetahuan dalam
melakukan suatu penelitian isolasi maupun penelitian bahan alam yang lainnya.
I.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui cara identifikasi senyawa metabolit sekunder dari sampel daun


bandotan (Ageratum concoides L.) yang diperoleh dari Desa Tambu Kecamatan
Balaesang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

I.3 Maksud Praktikum

Memahami cara identifikasi senyawa metabolit sekunder dari sampel daun


bandotan (Ageratum concoides L.) yang diperoleh dari Desa Tambu Kecamatan
Balaesang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

I.4 Prinsip Praktikum

Identifikasi senyawa metabolit sekunder dilakukan secara bertahap mulai dari


pengumpulan bahan baku, pembentukan bahan baku hingga menjadi simplisia,
kemudian dilakukan proses penyarian senyawa dengan metode maserasi,
pemekatan larutan hasil maserasi hingga diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak
dipartisi cair-cair, hasil partisi kemudian dilakukan orientasi eluen, setelah
diperoleh suau senyawa yang selanjutnya dilakukan isolasi dengan metode
kromatografi vakum cair, hasil isolasi di identifikasi kembali senyawa aktif
berupa senyawa flavonoid pada sampel yang kemudian dilanjutkan isolasi
dengan metode KLTP untuk mendapatkan isolat murni dan terakhir adalah
identifikasi senyawa aktif flavonoid dengan cara spektrofotometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif yang terkandung dalam


tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai dengan kelarutan komponen
aktifnya. Cara ekstraksi menggunakan pelarut menguap lebih menguntungkan,
tetapi prosesnya tidak mudah diterapkan dibandingkan dengan cara penyulingan
(Yuliani dan satuhu, 2012).

Evaporasi atau penguapan merupakan suatu tehnik untuk menghilangkan pelarut


dengan cara pemanasan agar diperoleh zat terlarut yang murni. Cara ini banyak
digunakan setelah proses ekstraksi. Pelarurt organic akan mudah diuapkandengn
cara ini (Rubiyanto, 2017).

Ekstraksi cair – cair adalah suatu metode ekstraksi yang menggunakan corong
pisah sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah. Ekstraksi cair –
cair adalah pemisahan zat terlarut didalam 2 macam zat pelarut yang tidak saling
bercampur atau dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
pelarut organic dan pekarut air (Anonim, 2013).

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi yang berdasar


pada prinsip adsorpsi, bedanya dengan kromatografi kolom yaitu konfigurasi
KLT yang terbentuk planar (plate). Fasa diam berupa padatan yang
diaplikasikan berbentuk datar pada permukaan kaca atau aluminium sebagai
penyangganya sedangkan fasa gerak berupa zat cair seperti yang digunakan
dalam kromatografi kolom dan kromatografi kertas (Rubiyanto, 2016).
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak
digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa –
senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan
adsorben yang sering digunakan adalah silica gel G-60, kieselgur, Al2O3 dan
diaion. Cara pembuatannya ada dua macam yaitu cara kering dan cara basah
(Hargono, 1986).

Kromatografi suction column atau vakum liquid chromatography (VLC) atau


kromatografi cair vakum (KCV) adalah bentuk kromatografi kolom khususnya
berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suat ekstrak. Kondisi vakum
adalah alternative untuk mempercepat aliran fase gerak dari atas kebawah.
Metode ini sering digunakan fraksinasi awal dari suatu ekstrak non polar atau
ekstrak semipolar (Raymond, 2006).
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa – senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru dan
sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuhan. Flavonoid
merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jelas dan merah
dapat ditemukan di alam dan berasal dari tumbuhan tingkat tinggi (Rakem,
1998).

Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif terjadi berdasarkan


perbedaandaya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen – komponen
kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak
dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan(Munson, 2010).

Spektrofotometri uv-vis merupakan salah satu alat yang menggambarkan antara


panjang gelombang atau frekuensi lawan sintesis serapan (adsorbansi).
Spektrofotometri uv – vis ini menghasilkan radiasi (cahaya) dengan panjang
gelombang 200-400 nm. Pada umumnya spektrofotometri uv-vis menunjukkan
jumlah puncak yang kecil jumlahnya (Anwar, 1994).
II.2 Deskripsi Tanaman Daun Bandotan (Ageratum conzoides L)

1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familli : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.

2. Morfologi
Tumbuhan herba semusim,tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring
tingginya sekitar 30-50 cm dan bercabang banyak.Batangnya berbentuk
bulat,lunak, dan berbulu tebal.Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau
atau hijau kekuningan dan kuning berbentuk hijau, bunganya banyak kecil
kecil berkumpul dalam satu tabung,warna bunganya ada yang berwarna ungu
dan yang berwarna putih ( Adi permadi,2007)

3. Manfaat
Seluruh bagian tanaman bandotan dapat digunakan sebagai radang ginjal,
radang saluran kemih, radang telinga,bisul,dan luka berdarah,sakit
tenggorokan,malaria,dan influenza ( Adi permadi,2007)
4. Kandungan Kimia
Tanaman bandotan memiliki beberapa kandungan kimia antara lain asam
amino,organazid,minyak terbang,beta sitosterol,stigmasterol,dan potassium
klorida.(Adi permadi,2007)

II.3 Deskripsi Biota Laut

II.3.1 Deskripsi Bintang Laut (Culata Novoeguineae)


1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Gchinodermata
Kelas : asteroidean
Ordo : Valvotida
Familli : oreasteridos
Genus : Culcita
Spesies : Culata Novoeguineae

2. Morfologi
Morfologi bintang laut berbentuk simetris radial, dengan permukaan
bagian bawahnnya memiliki kaki tabung, yang masing-masing dapat
bertindak seperti cakram penyedot (Fitnara.2008)

3. Kandungan kimia
Bintang laut mengandung senyawa berupa asterosaponin, dan saponin
(marlkv et.2007).

4. Khasiat
Bintang laut mempunyai khasiat yaitu sebagai antitoksin dan antibakteri
(Markv et,2007)

II.3.2 Deskripsi Biota Laut Bulu Babi (Diodema Setasum)

1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Sub kelas : Euchineudea
Ordo : Cirodoidea
Familli : Diodimatidae
Genus : Diodema
Spesies : Diodema Setasum

2. Morfologi
Bulu babi adalah salah satu jenis hewan yang termasuk dalam filum
echinodermata. Bulu babi tidak mempunyai lengan. Tubuh bulu babi
umumnya berbentuk seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur,
dan dipenuhi dengan duri-duri, ada juga yang tubuhnya agak pipih
(Nansi.2005)
3. Kandungan kimia
Bulu babi mengandung senyawa bioaktif golongan steroid, saponin dan
terpenoid. Ketiga golongan senyawa tersebut berperan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri (Nansi.2005)

4. Khasiat
Sebagai antibakteri, antitumor (Aprilia.2012)

II.3.3 Deskripsi Biota Laut Teripang ( Halothurra Scobra )

1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Sub filum : Echirozoa
Kelas : Holothuroidea
Subkelas : Aspidochirotida
Family : Holothuridoe
Genus : Holothurra
Spesies : Holothurra Scobra

2. Morfologi
Teripang umumnya memiliki tubuh lunak dan licin. Permukaan tubuh
tidak bersika dan di selimuti oleh lapisan kapur yang tebal tipisnya
tergantung umur. Disepanjang mulut ke anus terdapat lima deretan kaki
tabung, dengan mengisap pada bagian perut yang berperan dalam
respirasi (Lawrence.1987)
3. Kandungan kimia
Secara spesifik mengandung sapogonin, steroid, triterpen, glukosida, dan
hatostan (Berdbar et al,2011)

4. Khasiat
Sebagai anti jamur dan tumor (Bardbar et al.2007)

II.3.4 Deskripsi Biota Laut Alga Merah (Gracilaria compressa)

1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Bruphyta
Devisi : Radophyta
Subdivisi : Eurhodophyta
Subkelas : Rhodymeniaphycidae
Ordo : Grigortinales
Family : Rhodophyllidaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria compressa

2. Morfologi
Alga ini pada umumnya banyak sel (multi) dan makroskopis. Panjangnya
antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran
(Tsiteoscepomo,2005)

3. Kandungan senyawa
Alga merah mengandung senyawa fikosianin, fikoeretin, dan karotinoid,
rovalord, terpenoid, alkaloid (Anggun Tanoduwinata dkk,2015)

4. Manfaat
Dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sebagai obat pencahar, pengental
makanan (Mantji.1993)
II.3 Uraian Bahan

1. Air Suling (FI III, hal 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna dan tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar :-

2. Kloroform (FI III, 1997 : 152)


Nama Resmi : CHLOROFORMUM
Nama Lain : Kloroform
RM / BM : CH3Cl / 119,38
Pemerian : Cairan mudah menguap, tidak berwarna,bau khas
rasa manis dan membakar.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 100 bagian air,mudah
larut dalam etanol mutlak p, eter p,dalam sebagian
besar pelarut.
Khasiat : Pengawet, zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut penyari
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tersumbat kaca,
terlindung dari cahaya.
Persyaratan kadar :
3. Etanol (FI, Hal 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol/Alkohol
Rm/Bm : C2H5OH/46,07
Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap, dan
mudah bergerak.bau khas, dan rasa panas,mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,
dan dalam eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk,jauh dari nyala api.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 94,7 % atau 92,0%
dan Tidak lebih dari 95,2 % v/v atau 92,7%
C2H6O.

4. Metanol (FI III, 1997 : 706)


Nama Resmi : METANOLUM
Nama Lain : Metanol
RM / BM : CH3Cl / 32,00
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentuk cairan
jernih tidak berwarna
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai eluen dan pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar :
5. Etil asetat ( FI Edisi III; hal 673 )
Nama resmi : ETIL ASETICUM
Nama lain : Etil asetat P
RM/BM : CH3COO.C2H5 / 88,00
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, bau khas.
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air , dapat bercampur
dengan etanol ( 95 %) dengan eter P.
Kegunaan : Sebagai eluen
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar :-

6. Heksana (FI IV, 1995 : 1159)


Nama Resmi : HEKSANA
Nama Lain : Heksana
RM / BM : C6H4 / 86,18
Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter
lemah atau bau khas seperti kloroform.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol
mutlak dapat tercampur dengan eter dan kloroform,
benzen dan sebagian besar minyak lemak dan
atsiri.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai eluen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari nyala api.
Persyaratan kadar :-
7. AlCl3 (FI IV; 1125)
Nama Resmi : ALUMINI CHLORIDA
Nama Lain : Aluminium klorida
Rm/Bm : AlCl3/133.3
Pemerian : Massa hablur, berasap, dalam keadaan lembab, abu-
abu kuning.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,
dan dalam eter P.
Khasiat : Murni pereaksi
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

8. Silika gel (FI III; 729)


Mengandung : Lebih 18% C5SO4 ½ H2O dan lebih kurang 1,3 %
fluoresin p yang mempunyai intensitas maksimum
pada 254 nm.
Pemerian : Serbuk hablur serba sama dengan ekivalen antara 10
mm dan 40 mm warna putih.
Keasaman : Rupa lapisan tipis, daya lekat, pemisah dan kebahasan
kromatografi.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat
1. Toples
2. Parang
3. Ember
4. Alat gelas
5. Mesin Rotafavor
6. Plat KLT
7. Neraca Analtik
8. Statif dan klem
9. Spektro UV 254 dan 366
10. Pinset
11. Pensil
12. Kamera
13. Lempeng KLTP 20x20 cm
14. Oven
15. Vortex
16. Spektrofotometri

III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Methanol
3. Kloroform
4. Etil Asetat
5. N-Heksan
6. Silica gel PF 60
7. Ekstrak daun Bandotan (Ageratum conzoides L.)
8. Ektrak bulu babi (Deudema Setosom)
9. Ekstrak Teripang ( Holothoria scabra)

Anda mungkin juga menyukai