Anda di halaman 1dari 10

I.

Definisi
Attention Defict Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku
yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian, pembicaraan yang lepas
control, dan perilaku yang hiperaktif. Pada umumnya, gangguan ini dijumpai pada
anak sekolah dan sering ditemukan pada laki-laki.
ADHD juga sering diterjemahkan dengan keadaan hiperaktivitas atau
hiperkinetik.Meskipun sebenarnya hiperaktivitas merupakan gejala saja dari
ADHD.Istilah hiperaktivitas dipakai untuk anak dengan kelainan perilaku.Sebenarnya
anak normal pun dalam tahap perkembahngan tertentu juga mengalami semacam
hiperaktivitas, taoi istilah yang di pakai untuk anak normal adalah
overaktivitas.Memang sullit membedakan dua gejala ini.Diperlukan kejelian untuk
membedakan keduanya, anak hiperaktiv kelihatan sibuk, terlihat bahwa bermaksud
mempelajari sesuatu.Hiperaktiv adalah perilaku motoric yang berlebihan. Gangguan
hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada usia perkembangan dini
(sebelum usia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian,
hiperaktivitas, dan impulsivitas. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat
berlanjut sampai dewasa.
ADHD memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang mencakup
disfungsi otak.Jika terjadi pada seorang anak, keadaan tersebut dapat menyebabkan
berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, dan kesulitan bersosialisasi.ADHD
memang tidak selalu disertai dengan ganggian hiperaktiv.Oleh karena itu, di
Indonesia istilah ADHD lazimnya detejemahkan menjadi gangguan pemusatan
perhatian saja.Anak yang mengalami ADHD kerap kali tumpang tindih dengan
kondisi-kondisi lainnya, seperti disleksia (dyslexia), dispraksia (dyspraxsia),
gangguan menentang dan melawan (Oppositional Defiant Disorder/ODD).

II. Karakteristik anak ADHD


Anak ADHD menunjukkan berbagai perilaku yang khas. Misalnya, anak tidak
pernak bisa duduk di dalam kelas, dia selalu bergerak, atau anak yang melamun,tidak
dapat memusatkan perhatian kepada proses belajar dan cenderung tidak bertahan lama
untuk menyelesaikan tugas, atau seorang anak yang selalu bosan dengan tugas yang
dihadapi dan selalu bergerak ke hal lain. Perilaku semacam itu pada ujmumnya
muncul sebelum umur tujuh tahun.
ADHD sendiri sebenarnya adalah kondisi neurologis yang menimbulakn
masalah dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Keadaan itu tidak sejalan
dengan perkembangan usia anak. Dengan demikian, ADHD merupakan suatu kondisi
kegagalan perkembangan dalam fungsi sirkuit otak yang menghambaat monitoring
dan control diri.ADHD bukan semata-mata gangguan perhatian seperti asumsi selama
ini. Hilangnya regulasi diri mengganggu fungsi otak yang lain dalam memelihara
perhatian.
Anak-anak dengan ADHD biasanya menampakkan perilaku yang dapat
dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu kurangnya kemampuan memusatkan
perhatian dan hiperaktif-impulsivitas.
Tidak konsentrasi + Hiperaktif-impulsivitas = ADHD
Kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dapat muncul dalam perilaku
berikut :

1. Ketidakmampuan memperhatikan deti atau melakukan kecerobohan dalam


mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.
2. kesulitan memlihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain.
3. Kadang-kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain.
4. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas.
5. Kesulitan mengorganisasi tugas dan aktivitas.
6. Kadang-kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah
7. Sering kehilangan barang miliknya, misalnya mainan, pensil, dan buku.
8. Mudah terganggu stimulus dari luar.
9. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari

Adapun hiperaktivitas-impulsivitas sering muncul dalalm perilaku-perilaku


berikut

1. Gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk.


2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain yan seharusnya
duduk tenang.
3. Berlari berlebihan atau memanjat-manjat yang tidak tepat situasi (pada remaja
atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah).
4. Kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.
5. Seolah-olah selalu tterburu-buru atau bergerak teus seperti mesin.
6. Berbicara terlalu banyak.
7. Sering menjawab pertannyaan sebekum selesai diberikan.
8. Kesulitan menunggu giliran
9. Menyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain.

Kadang-kadang gejala tersebut juga diikuti oleh agresivitas dalam bentuk berikut
1. Sering mendesak, mengancam, atau mengintimidasi orang lain.
2. Sering memulai perkelahian.
3. Menggunakan sejata tajam yang dapat melukai orang lain.
4. Berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain.
5. Menyiksa binatang.jika
6. Menyangga jika dikonfrontasi dengan korbannya.
7. Memaksa orang lain melakukan aktivitas seksual.

III. Etiologi
Pada hakikatnya menurut Baihaqi dan Sagiarmin (2006) ADHD tidak dapat
diidentifikasi secara fisik dengan X-ray atau laboratorium, ADHD hanya dapat dilihat
dari perilaku yang sangat kentara pada diri anak ADHD.Menurutnya walaupun
penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari, namun belum ada satupun
pennyebab pasti yang tampak berlaku untuk semua gangguan yang ada. Berdasarkan
beberapa referensi dari para ahli yang meneliti penyebab ADHD dapat dipaparkan,
diantaranya adalah :
1. Genetika
Factor genetika tampaknya memnjadi factor utama dalam ADHD. Penyebab
terbanya dalam kasus ADHD adalah factor genetika, sama halnya dengan
beberaoa jenis gangguan lainnya yang serupa. Menurut para ahli, penderita
ADHD ditemukan kadar dopamine yang rendah dalam otak. Untuk saat ini sedang
dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai jenis gen-ggen yang terlihat
dalam memproduksi .kimia dopamine dalam otak seperti studi yang dilakukan
oleh ADHD Moleculer Genetics Network. Kejadian factor genetic ini dapat
terlihat dalam keluarga yang kecanduan alcohol, sociopath, histeris, atau pada
orangtua yang mengalami gangguan psiatri lainnya , factor genetic ini dapat
ditemukan pada bayi-bayi yang sangat aktif sejak lahir seperti bayi mempunyai
tingkat aktiitas yang tinggi, emosi labil dan pola tidur yang tidak teratur
2. Pasca trauma melahirkan
komplikasi sebellum , selama, atau setelah lahir berkontribusi pada
kemingkinan berkembang ADHD pada anak. Dalam kasus ini, factor keturunan
akan muncul menjadi factor kuat dari komplikasi kehamilan atau persalinan.
Postnatal trauma termasuk cedera otak, paparan bahan kimia, infeksi, dan anemia
telah terhubung dengan ADHD
3. Perbedaan otak
Studi telah menemukan bahwa pada anak dengan ADHD terdapat pada aliran
darah yang kurang di daerah premotor dan prefrontal otak daerah yang terhubung
ke system limbict.Selain itu, studi electroencephalogram telah menunjukkan
bahwa anak-anak ADHD memiliki aktivitas lebih banyak di belahan otak kanan
dari lobus frontal dari pada belahan ottak kiri. Akhirnya, penelitian telah
menunjukkan bahwa dopamine dan norepinephric merupakan dua jawab untuk
kewaspadaan dan perhatian terhadap penderita ADHD karena penderita ini berada
pada tingkat yang lebih rendah di antara anak-anak tanpa ADHD

IV. Anatomi
V. FISIOLOGI
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan
nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian
otak yang membedakan manusia dengan binatang.Cerebrum membuat manusia
memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan visual.Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga
ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus.Bagian
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut
sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus
Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
a. Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
b. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
c. Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
d. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan
visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa
area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.Kedua belahan itu terhubung
oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya.Secara umum, belahan otak kanan mengontrol
sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.Otak kanan terlibat
dalam kreativitas dan kemampuan artistik.Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir
rasional.Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman
tersendiri. Anda bisa membacanya dengan
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis,
gerakan mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot.Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan
baju.

3. Brainstem (Batang Otak)


Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian
otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur
suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya.Oleh karena itu,
batang otak sering juga disebut dengan otak reptil.Otak reptil mengatur “perasaan
teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau
terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
 Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi
dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
 Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi
otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
 Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama
dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan
kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh
para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.
4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak,


membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal
dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama
dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut
dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain
hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks
limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon,
memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panja
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana
yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan
anak orang yang tidak Anda kenal
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh
indera.Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa
cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar"
atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong
orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai
tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan
kejujuran.

VI. Patofisiologi
Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Namun dikatakan bahwa ara kortek
frontal, seperti frontosubcortical pathaways dan bagian frontal kortek itu sendiri,
merupakan area utama yang secara teori bertanggung jawab terhadap patofisiologi
ADHD. Mekanisme inhinitor di kortek, system limbic, serta system aktivasi reticular
juga dipengaruhi.ADHD dapat mempengaruhi satu, dua tiga, atau seluruh area ini
sehingga muncul tipe dan profil yang berbeda dari ADHD.
Sebagaimana yang diketahui bahwa lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar
pusat perhatian pada perintah, konsentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang
baik, membuat suatu rencana, belajar dan mengingat apa yang telah kita pelajari, serta
dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat, mekanisme inhibisi di kortek
berfungsi untuk menghambat 30% yang lain.
Pada saat mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya maka hasil adalah apa yang disebut dengan “dis-inhibitor disorder” seperti
perilaku impulsid, quick temper, membuat keputusan yang buruk, hiperaktifm dan
lain-lain. Sedangkan system limbic mengatur emosi dan kewaspadaan seseorang. Bila
system limbic teraktivasi secara berkebihan, maka seseorang akan memiliki mood
yang labil, temperamen yang meledak-ledak, menjadi mudah terkejut, selalu
menyentuh apapun yang ada di sekitarnya, memiliki kewwaspadaan yang berlebihan.
System limbic yang normal mengatur perubahan emosional yang
normal.Disfungsi dari system limbic mengakibatkan terjadinya masalah pada hal
tersebut. Beberapa data mendukung hal ini yaitu pemeriksaan MRI pada kortek
prefrontal mesial kanan penderita ADHD menunjukkann penurunan aktivasi. Selama
pemeriksaan juga terlihat hambatan respon motoric yang berasal dari isyarat
sensorik.MRI pada penderita ADHD juga menunjukan aktivitas yang melemah pada
korteks prefrontal inferior kanan dan kaudatum kiri.Neurotransmitter utama yang
teridentifikasi lewat fungsi lobus frontal adalah katekolamin. Neuromisi dopaminergic
dan noradrenergic terlihat sebagai focus utama aktivitas pengobatan yang digunakan
untuk penanganan ADHD.
Dopamin merupakan zat yang bertanggung jawab pada tingkah laku hubungan
social, serta mengontrol aktivitas fisik.Norepinefrin berkaitan dengan konsentrasi,
memusatkan perhatian, dan perasaan. Dukungan terhadapa peranan norepinefrin
dalam menimbulkan ADHD juga ditunjukkan dari hasil penelitian yang menyatakan
adanya peningkatan kadar norepinefrin dengan penggunaan stimulant dan obat lain
seperti desipramine efektif dalam memperbaiki gejala dari ADHD. Pengurangan
gejela juga terlihat setelah penggunaan monoamine oxidase inhibitor, yang
mengurangi pemecahan terhadap norepinefrin sehingga kadar norepinefrin tetap
tinggi dan menyebabkan gejalah ADHD berkurang.

VII. Manifestasi klinis


1. Seringkali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduk menggeliat-geliat
2. mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing.
4. mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatu permainan atau
keadaan didalam suatu kelompok
5. seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan.
6. mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orangtua
7. mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain.
8. sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai kekegiatan
lainnya.
9. mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang.
10. senang berbicara dengan berlebihan
11. sering menyela atau mengganggu orang lain.
12. sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apan yang sedang dikatakan
kepadanya.
13. sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan di sekolah atau dirumah
14. sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa
mepertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya ( mis ; berlari-lari di
jalan raya tanpa melihat-lihat)

VIII. Komplikasi
1. Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas
2. Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan mengerjakan
aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi)
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali perilaku agresif dan kata-kata
yang diungkapkan)
4. IQ rendah / kesulitan belajar (anak tidak duduk tenang dan belajar)
5. Resiko kecelakaan (karena impulsivitas)
6. Percaya diri rendah dan penolakan teman-teman sebaya (perilaku membuat anak-
anak lainnya marah)

IX. Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan Skrining DDTK pada anak pra sekolah dengan ADHD :

 Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya gangguan Pemusatan
perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas
 Jadwal deteksi dini GPPH pada anak pra sekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada
keluahan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA, dan guru TK.

Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini :

a. Anak tidak bisa duduk tenang


b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c. Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
 Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale) yaitu Formulir yang terdiri
dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orangtua / pengasuh anak / guru TK dan
pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
 Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua / pengasuh
anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir
deteksi dini GPPH
c. Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada, missal
ketika di rumah, sekolah, pasar, dll. Setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
d. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan.
teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
 Interpretasi :
 Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
 Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak

X. Penatalaksanaan

ADHD merupakan gangguan yang bersifat heterogen dengan manifestasi klinis


beragam. Sampai saat ini belum ada satu jenis terapi yang dapat diakui untuk
menyembuhkan anak dengan ADHD secara total. Berdasarkan National Instituteof
Mental Health, serta organisasi profesi lainnya di dunia seperti American Academy of
Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), penanganan anak dengan ADHD
dilakukan dengan pendekatan komprehensif berdasarkan prinsip pendekatan yang
multidisiplin dan multimodal. Tujuan utama penanganan anak dengan ADHD ialah:

1. Memperbaiki pola perilaku dan sikap anak dalam menjalankan fungsinya sehari-
hari terutama dengan memperbaiki fungsi pengendalian diri.
2. Memperbaiki pola adaptasi dan penyesuaian sosial anak sehingga terbentuk
kemampuan adaptasi yang lebih baik dan matang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
Berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin dan multimodal ini maka terapi
yang diberikan dapat berupa obat, diet, latihan, terapi perilaku, terapi kognitif dan
latihan keterampilan sosial; juga psikoedukasi kepada orang tua, pengasuh serta guru
yang sehari-hari berhadapan dengan anak tersebut.

1. Medikamentosis: Cara ini dapat mengontrol ADHD sampai 70-80%. Obat yang
merupakan pilihan pertama ialah obat golongan psikostimulan. Meskipun disebut
stimulan, pada dasarnya obat ini memiliki efek yang menenangkan pada penderita
ADHD. Yang termasuk stimulan antara lain: amphetamine, dextroamphetamine
dan derivatnya. Pemberian obat psiko-stimulan dikatakan cukup efektif
mengurangi gejala-gejala ADHD. Obat ini memengaruhi sistem dopaminergik
atau sirkuit noradrenergik korteks lobus frontalis-subkortikal, meningkatkan
kontrol inhibisi dan memperlambat potensiasi antara stimulasi dan respon,
sehingga mengurangi gejala impulsif dan tidak dapat menyelesaikan tugas. Efek
sampingnya ialah penarikan diri dari lingkungan sosial, fokus yang berlebih,
iritabel, sakit kepala, cemas, sulit tidur, hilang nafsu makan, sindrom Tourette,
serta munculnya tic.
2. Diet: Meta-analisis menemukan bahwa menghindari pewarna makanan buatan dan
bahan pengawet sintetik secara statistik bermanfaat mencegah terjadinya gejala
ADHD. Keseimbangan diet karbohidrat dan asam amino (triptophan sebagai
serotonin substrate) juga dapat menjadi upaya lain. Belum ada bukti bahwa
pemanis buatan seperti aspartam memperburuk ADHD.
3. Rehabilitasi medik: Mengembangkan kemampuan fungsio-nal dan psikologis
seorang individu dan mekanismenya sehingga dapat mencapai kemandirian dan
menjalani hidup secara aktif.

Anda mungkin juga menyukai