Anda di halaman 1dari 19

BAB IV.

KADAR AIR ( MOISTURE CONTENT )

4.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum


4.1.1. Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum ini adalah bagaimana pengaruh dari kadar air
didalam tanah sehingga dapat diketahui mana tanah yang baik, berkadar air
tinggikah atau yang kadar airnya rendah.

4.1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :
1. untuk menghitung nilai kadar air dalam tanah beradasarkan data yang telah
dianalisa dari suatu percobaan.
2. Mengetahui pentingnya kadar air dalam tanah
3. Mengetahui definisi kadar air tanah
4.2. Dasar Teori
Kadar air adalah presentasi kandungan air pada suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering ( dry
basis) kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sdangkan kadar air bedasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Anonim, 2010)
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentasi volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang
hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah
tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang
terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak
melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.
Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. (Hakim,
dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien
yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan
tanaman, terdiri dari :
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
terisi oleh air.
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah
mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara meningkat hingga lebih
besar dari gaya gravitasi.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgonya.
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh
gaya matrik tanah
(Mallardsgroup.com)

| NATALIUS PANJAITAN IV-2


15307021
Suatu contoh tanah kering dicampur dengan air sampai menyatu dalam keadaan
plastis. Contoh tanah ini dibentuk dalam suatu tabung dengan berat ( W ),
kemudian dicelupkan ke dalam air raksa dan dengan demikian volumenya ( V )
dapat ditentukan.
Kadar air ditentukan dengan menimbang contoh tanah kemudian dikeringkan
dalan oven bertemperatur 1050 - 1000 C dan ditimbang kembali. Pengeringan
harus dilakukan terus sampai tercapai selisih antara dua penimbangab berturut –
turut tidak lebih dari 0,1 % massa mula – mula dengan intterval penimbangan
empat jam. Kebanyakan tanah cukup dikeringkan dalam oven selama 24 jam
kadar air tanah bersangkut paut dengan kondisi air tanah.
Kadar air (Water Content) W didefenisikan sebagai :
Ww
W = x 100 %
Ws
Persamaan ini memberikan kadar air sebagai suatu variable bebas, karena Ws
konstan untuk kondisi tanah dalam keadaan lunak (steady state). Beberapa ahli
telah menggunakan defenisi kadar air sebagai berikut :
Ww Ww
W = = x 100 %
Wt Ws  Ww
Dan ini merupakan persamaan yang independen, diamana berat air ada pada
pembilang ataupun penyebut. Oleh karena inilah maka persamaan tersebut tidak
digunakan dalam insinyur geoteknik.
Batas-batas kadar air adalah :
0  W , persen << ~
Satu hal yang biasa untuk tanah-tanah didasar laut atau tanda-tanda organis
didanau tidak mempunyai nilai kadar air sampai 300 – 400 %. Kadar air alami
berada dibawah 60 %. Oleh karena air (water) pada 4o C mempunyai kerapatan 1
gr/cm3 (sekitar 62,38 lb/Ft3), berat satuan air pada suhu 4o C adalah
62,4
 w = = 62,4 lb/Ft3
1
Atau dalam satuan SI
γw = 1 gr/cm3 x 980,7 dynes/gr x { 1 x 10-5 N/dyne ) x (1 x 106 cm3/cm3) x
KN/1000N
= 1 x 9,807
| NATALIUS PANJAITAN IV-3
15307021
= 9,807 KN/m3
Kerapatan (berat satuan yang berhubungan dengan itu) untuk air berubah-ubah
sedikit, tergantung kepada temperature tetapi untuk semua maksud-maksud teknis
dapat diambil sebagai 9,807 kN/m3 (kerapatan sebesar 1 gr/cm3) untuk kisaran
temperature 0 sampai 20o , kecuali pada konteks persoalan ditentukan lain.
Apabila air dikumpulkan dan butir-buitr tanah dihancurkan sehingga tanah
tersebut berbentuk zat padat yan tidak berpori, maka bentuk diagram blok pada
gambar akan memperlihatkan volume satuan butir tanah yang sama.
Dalam mekanika tanah, seperti dalam bidang teknik lainnya, beberapa hubungan
tertentu adalah merupakan fundamental sehingga ia menjadi suatu defenisi
walaupun hubungannya dinyatakan sebagai rumus – rumus matematis. Dalam
kasus-kasus lain, dan akan diuraikan atau dikembangkan dalam bagian ini dan
bagian-bagian berikutnya :

Gambar 4.1. Hubungan antara berat volume untuk tanah

Perhatikan bahwa kita tidak memerlukan suatu kubus yang berbentuk teratur :
kondisi-kondisi yang diperhatikan disini dapat berlaku selama dapat diperoleh
volume lubang dan berat tanah yang dipindahkan dari lubang. Apabila seseorang
pergi kelapangan, membersihkan permukaan tanah, dan (apabila secara fisik

| NATALIUS PANJAITAN IV-4


15307021
memungkinkan), mendapatkan kubus tanah dengan dimensi-dimensi satuan
(missal 1 x 1 x 1 cm).
Seperti pada gambar 4.1. pemeriksaan visual akan memperhatikan bahwa blok
tanah itu akan terdiri dari :
1. Pori atau ruang kosong (voids) yang merupakan ruang-ruang terbuka antara
butir-butir tanah, dengan berbagai ukuran.
2. Butir-butir tanah yang mungkin makroskopis atau mikroskopis dalam
ukurannya.
3. Kelembaban tanah yang akan menyebabkan tanah terlihat basah, lembab
ataupun kering. Air didalam pori atau ruang kosong, atau disebut air pori,
mungkin ada dalam kwantitas yang cukup untuk memnuhi ruang kosong atau
hanya mengisi ruang kosong sebagian saja.

Pori-pori tanah tidak berisi tanah sudah tentu akan penuh dengan udara dan uap
air. Apabila diletakkan kubus (dengan satuan volume), berat yang ditimbang
dianggap sebagai berat satuan basah. Kasus khusu terjadi ketika semua ruang
kosong terisi oleh air : berat yang dihasilkan oleh berat satuan jenuh (saturated).
Apabila kubus tanah tersebut diletakkan kedalam oven dan dikeringkan sampai
suatu berat yang konstan, dan ditimbang kembali, berat satuan kering (dry) dari
tanah akan didapatkan. Kesemua ini dan simbol-simbol lain yang digunakan
adalah konsisten dengan apa yang direkomendasikan oleh “Geotechnical Commite
On Nomenclature for Soil Mekanics”. Perlu diketahui bahwa kubus tadi pecah-
pecah didalam oven pada saat dikeringka, berat yang didapat tetapmerupakan
berat satuan. Untuk kasus ini, apabila sistem saluran Foot – Pound – Sekon yang
digunakan, berat satuan akan dinyatakan dalam Pound per foot kubik (lb/Ft3)
dalam satuan SI dengan sebagai kilonewton per meter kubik.
Dari uraian tersebut, maka dapat diketahui berat satuan tanah (atau material
lainnya) adalah :
Berat Material
γ =
Volume Material

| NATALIUS PANJAITAN IV-5


15307021
Air Tanah
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable), dimana air bebas mengalir
melalui ruang – ruang kosong (pori – pori) yang terdapat diantara butiran - butiran
tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfir, dan permukaan
lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfir dinamakan muka air
tanah atau permukaan freatik. Dibawah muka air tanah, tanah diasumsikan jenuh,
walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga – rongga udara.
Dengan demikian tingkat kejenuhan tanah biasanya dibawah 100 %. Tinggi muka
air tanah berubah ubah sesuai dengan keadaan iklim, tetapi dapat juga berubah
karena pengaruh adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat terjadi muka air
tanah dangkal (perched water table), diatas muka air tanah biasa. Sedangkan
kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi dipermukaan atasnya
dibatasi oleh lapisan rapat air. Tekanan pada lapisan artesis tidak ditentukan
berdasarkan tinggi muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air
tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
air.

Diatas muka air tanah, air mendapat tekanan negatif akibat adanya gaya kapiler,
makin kecil ukuran pori, maka makin besar kadar air atau kemampuan air untuk
naik melebihi muka air tanah. Besarnya efek kapilaritaas tidak beraturan pada
setiap bagian tanah , karena ukuran pori – pori yang dilewatinya bersifat acak
pula. Pada bagian terbawah dari zona kapiler, kondisi tanah hampir jenuh, tetapi
secara umum tingkat kejenuhannya akan turun bila posisi yang titinjau makin
tinggi. Ketika air meletus (percolate) dari permukaan tanah kepermukaan air
tanah menimbulkan gaya – gaya tarik antar partikel. Tekanan negatif air yang
berada diatas muka air tanah menimbulkan gaya – gaya tarik antar partikel. Gaya
tarik – menarik ini disebut penghisapan tanah (soil suction) yang merupakan
fungsi dari ukuran pori – pori dan kadar air. Kadar air juga berhubungan dengan
permeabilitas.
(https://id.m.wikipedia.com)

| NATALIUS PANJAITAN IV-6


15307021
 Kondisi Air Tanah
Kandungan di dalam tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai
istilah–istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua – duanya adalah kisaran yang
tidak pasti tentang kandungan air dan karena itu dapat ditafsirkan barmacam –
macam. Begitu pula dengan adanya istilah jenuh dan tidak jenuh. Jenuh
menunjukkan pori–pori penuh berisi air dan tidak jenuh menunjukkan setiap
kandungan air kurang dari jenuh (Hardjowigeno, 1993).
Segera setelah pembasahan, tanah yang dalam dan dreinase baik akan memiliki
lebuh banyak air pada lapisan permukaan daripada di lapisan bawah permukaan.
Dengan demikian gradian potensial tetap ada dan menyebabkan aliran ke bawah
terus berlangsung meskipun setelah infiltrasi permukaan berhenti. Aliran ini
memindahkan air dari horison atas yang lebih basah ke lapisan–lapisan di bawah
yang lebih kering. Hal ini tidak hanya menyebabkan distribusi air yang lebih
seragam dalam profil, tetapi juga memperkecil kandungan air rata–rata yang
menyebabkan hantaran hidrolik dan drainase bertambah kecil. Sesudah dua
sampai tiga hari, laju drainase menjadi sangat lambat dan kandungan air hampir
konstan. Kandungan air pada saat ini dinamakan kapasitas lapang, dan dapat
didefenisikan sebagai jumlah air yang dapat ditahan tanah setelah pembasahan
dan drainase penuh. Kapasitas lapang diperlakukan sebagai konstanta air tanah,
artinya setiap kali tanah dibasahi dan didrainase, tanah akan menahan kembali
jumlah air (Hardjowigeno, 1993).
Titik layu permanen merupakan kandungan air tanah di mana akar–akar tanaman
mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang maupun pada malam hari
(Hardjowigeno, 1993).

 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air


Menurut indranada 1994, factor factor yang mempengaruhi kadar air tanah terdiri
dari:
1. Kadar bahan organik
Kadar bahan organik tanah mempunyai pori pori yang jauh lebih banyak dari
pada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih

| NATALIUS PANJAITAN IV-7


15307021
banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kada
dan ketersedia anair tanah.
2. Kedalaman Solum
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah,
semakin dalam maka ketersediaan kadar air juga akan semakin banyak.
3. Iklim dan tumbuhan
iklim dan tumbuhan pempunyai pengaruh yang penting bagi ketersediaan air
yang dapat yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuhan dalam tanah.
Temperature dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan
berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat
hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan
pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor pertumbuhan
4. Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi garam garam dan senyawa pupuk baik alamiah maupun non
alamiah mempunyai gaya asmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air.
5. Tekstur Tanah
Tekstur tanah berpengaruh bahwa dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah
dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air.
6. Strukrur Tanah, Permeabilitas, Serta Pori Tanah
Strukrur Tanah, permeabilitas tanah serta pori tanah merupakan hal yang
penting bagi factor factor yang mempengaruhi kadar air didalam tanah. Tanah
yang mempunyai ruang pori yang lebih banyak akan mampu menyimpan air
lebih banyak. Tanah yang lebih baik untuk proses pertumbuhan tanaman
adalah jenis tanah jenis inseptisol, karena jenis tanah inseptisol cukup subur
karena mempunyai bahan organic yang cukup tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim,
topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur
pasir, karena butiran butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat
(gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air
dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap
satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan

| NATALIUS PANJAITAN IV-8


15307021
menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus
lebih aktif dalam reaksi kimiadibanding tanah bertekstur kasar (Soetedjo dan
Kartasapoetra, 2002).
Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air
yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan
ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor
tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan
iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air
yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas
tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan
dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. Daya
pengikat butir-butir tanah Inceptisol terhadap air adalah besar dan dapat
menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada
tanah Inceptisol karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh
tumbuh-tumbuhan (Buckman and Brady, 1982).
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air
antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar
mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur
halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur
berlempung atau liat. (Hardjowigeno, 1993).

 Pengaruh Kadar Air Terhadap Produktivitas Tanaman


Air terdapat di dalam tanah inceptisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik
kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan
bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor
lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus
disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk
penerapan suatu sifat (Hakim, dkk., 1986).

| NATALIUS PANJAITAN IV-9


15307021
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tumbuh pada sebidang
tanah akan meyerap sejumlah air yang terdapat dalam tanah melalui system
perakarannya, yang kemudian melalui proses transpirasi akan melepaskan air ke
udara (atmosfer) dalam bentuk uap air. (Hanafiah K A, 2007).

(farisjaisyulaziz.blogspot.com)
 Kemampuan Tanah Menyimpan Air
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada
tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada
tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada
tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di
dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma
dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena
1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-
tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat.

Gambar 4.2. kemampuan tanah menyimpan air

| NATALIUS PANJAITAN IV-10


15307021
Permeabilitas
Untuk aliran air satu dimensi pada lapisan tanah jenuh sempurna, digunakan
rumus empiris Darcy:
q = A.k.i

q
V  = k.i
A

Dimana q = volume aliran air per satuan waktu, A = luas penampang tanah yang
dilewati air, k = koefisien permeabilitas, i = gradien hidrolik, dan V = kecepatan
aliran (discharge velocity). Satuan koefisien permeabilitas sama dengan satuan
kecepatan, yaitu m/ detik.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung ukuran rata – rata pori yang


dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah.
Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan
makin rendahnya koefisien permeabilitasnya. Berat suatu lapisan tanah berbutir
kasar yang mengandung butiran – butiran halus memiliki harga k yang lebih
rendah dari tanah ini, koefisien permeabilitas merupakan fungsi dari angka pori.
Kalau tanahnya berlapis – lapis permeabilitas untuk aliran tegak lurus lapisan.
Permeabilitas lempung yang bercelah (fissured) lebih besar dari pada lempung
yang tidak bercelah (unfissured). Koefisien permeabilitas juga bervariasi
tergantung pada suhu (viscositas air juga tergantung pada suhu). Kalau harga k
diambil 100 % pada 200 C maka nilainya pada 100 C dan 00 C berturut – turut 77
% dan 56 % koefisien permeabilitas dapat juga dinyatakan dengan rumus:

k w K

Dalam praktikum kadar air ini rumus yang dipakai adalah:

Ww W  W3
k x100%  2 x100%
W4 W3  W1

| NATALIUS PANJAITAN IV-11


15307021
Dimana
W1 = Weight of Continer
W2 = Weight of Continer + Wet Soil
W3 = Weight of Continer + Dry Soil
Ww = Weight of Water
W4 = Weight of Dry Soil

| NATALIUS PANJAITAN IV-12


15307021
4.3. Alat Dan Bahan
4.3.1. Alat Dan Fungsinya
Adapun bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Cawan ,fungsinya sebagai tempat atau media tempat conto sampel yang akan
dijadikan percobaan.
2. Neraca analitik berfungsi untuk menimbang alat dan bahan ( cawan dan tanah )
3. Oven, fungsinya sebagai alat untuk membantu proses penguapan atau
pengeringan sampel dengan suhu yang telah ditentukan
4. Tang berfungsi untuk alat mengambil cawan dari oven agar tangan tidak
terkena panas
5. Plastik
Plastik berguna untuk tempat tanah yang sudah dikeringkan dengan Oven.

4.3.2. Bahan Dan Fungsinya


Adapun bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Contoh tanah kering yang ayakan no. 20, fungsinya sebagai sampel yang
digunakan dalam praktikum.

| NATALIUS PANJAITAN IV-13


15307021
4.4. Gambar Rangakian Peralatan Percobaan

Cawan Neraca analitk

Oven Tang

Sampel Mesh 20

Gambar 4.2 Alat – alat dalam percobaan kadar air

| NATALIUS PANJAITAN IV-14


15307021
4.5. Prosedur Percobaan
Adapun proses percobaan dalam kegiatan ini adalah :
1. Mengambil dan Menimbang cawan menggunakan neraca analitik dan mencatat
nomornya data hasil timbangannya.
2. Mengambil dan memasukkan sampel tanah dari mess 20 lalu menaruhkannya
didalam cawan, menimbang kembali, dan menuliskan data.
3. Memasukkan cawan yang berisi tanah basah kedalam oven melalui tang
bangunan , lalu menungggu dengan durasi 4-6 jam dan dengan suhu 110ºC,
hingga tanah basah mengalami pengurangan air dan telah kering.
4. Mengeluarkan cawan dari oven dan biarkan sampai beratnya konstan dan
cawannya dingin .
5. menimbang dan mencatat kembali satu-persatu sampel yang ada didalam
cawan, dan memasukkannya kedalam plastik lalu menuliskan data.
6. Pengolahan data.

| NATALIUS PANJAITAN IV-15


15307021
4.6. Pembahasan
Dari hasil kegiatan percobaan akan diperoleh masing – masing nilai kadar air
yang bervariasi, hal ini dipengaruhi berat krus aluminium dengan tanah basah
yang mana hal tersebut akan menetukan banyaknya atau sedikitnya kandungan air
yang diambil dari sampel.
Kadar air merupakan tingkat perbandingan antara berat air dengan berat kering,
maka jumlah kandungan air ditentukan dari nilai serta berat dari sampel terutama
sampel yang mengandung air.
Dari hasil percobaan akan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Kadar Air

No Keterangan I II III
Percobaan

1 Berat cawan (W1) 82,6 gr 76,7 gr 78,1 gr

2 Berat cawan + tanah 182,6 gr 176,7 gr 178,1 gr


basah (W2)

3 Berat cawan + tanah 156,1 gr 150,1 gr 151,3 gr


kering (W3)

4 Berat tanah kering 73,5 gr 73,4 gr 73,2 gr


(W4)

5 Berat tanah Basah (W5) 100 gr 100 gr 100 gr

6 Berat air (Ww) 26,5 26,6 26,8

7 Suhu 110 110 110

7 % Kadar air (W6) 26,5 26,6 26,8

8 Average 26,63 %

Persamaan umum perhitungan kadar air :


W4 = W3 – W1

W4 = Berat tanah kering


W3 = Berat cawan + tanah kering
W1 = Berat cawan
| NATALIUS PANJAITAN IV-16
15307021
W4 I = 156,1 – 82,6 = 73,5 gr
W4 II = 150,1 – 76,7 = 73,4 gr
W4 III = 151,3 – 78,1 = 73,2 gr
 Berat tanah basah

W5 = W2 – W1

W5 = Berat tanah basah


W2 = Berat tanah kering
W1 = Berat cawan
W5 I = 182,6 – 82,6 = 100
W5 II = 176,7 – 76,7 = 100
W5 III = 178,1– 78,1 = 100
 Berat air
3. 178,1 – 78,1 = 100
WW = W5 – W4

Ww = Berat air
W5 = Berat tanah basah
W4 = Berat tanah kering
Ww I = 100 - 73,5 = 26,5
Ww II = 100 - 73,4 = 26,6
Ww III = 100 - 73,2 = 26,8
 % kadar air
Ww
- % Kadar Air (W )  x 100%
W5

W6 = % Kadar air
Ww = Berat air
W5 = Berat tanah basah
W6 I = 26,5/ 100 x 100 = 26,5
W6 II =26,6/ 100 x 100 = 26,6
W6 III =26,8/ 100 x 100 = 26.8

| NATALIUS PANJAITAN IV-17


15307021
 Average

Avarage = W61 + W62 + W63 / 3

Average = Rata- rata dari % kadar air
W6 = % kadar air
W6 = 26,5+ 26,6+ 26,8/ 3 = 26,63 %

| NATALIUS PANJAITAN IV-18


15307021
4.7. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
a. Kadar air merupakan tingkat perbandingan antara berat air ( Ww ) dengan berat
kering ( Ws )
b. Kandunagn air dari suatu sampel sangat dipengaruhi berat dari fluida yang
tercampur dengan sampel.
c. Dalam kegiatan selanjutnya, kadar air tanah dapat dinyatakan dengan batas –
batas konsistensi tanah.
d. Batas – batas konsistensi tanah meliputi batas cair, batas plastis, dan batas
susut.
Berdasarkan hasil percobaan praktikum kadar air maka didapatkan data tanah
basah dan tanah kering dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan
dilabolatorium dalam uji kadar air yaitu :
% Kadar air
1. 26,5
2. 26,6
3. 26,8
Dengan average = 26,63 %

| NATALIUS PANJAITAN IV-19


15307021

Anda mungkin juga menyukai