4.1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :
1. untuk menghitung nilai kadar air dalam tanah beradasarkan data yang telah
dianalisa dari suatu percobaan.
2. Mengetahui pentingnya kadar air dalam tanah
3. Mengetahui definisi kadar air tanah
4.2. Dasar Teori
Kadar air adalah presentasi kandungan air pada suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering ( dry
basis) kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sdangkan kadar air bedasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Anonim, 2010)
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentasi volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang
hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah
tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang
terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak
melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.
Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. (Hakim,
dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien
yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan
tanaman, terdiri dari :
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
terisi oleh air.
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah
mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara meningkat hingga lebih
besar dari gaya gravitasi.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgonya.
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh
gaya matrik tanah
(Mallardsgroup.com)
Perhatikan bahwa kita tidak memerlukan suatu kubus yang berbentuk teratur :
kondisi-kondisi yang diperhatikan disini dapat berlaku selama dapat diperoleh
volume lubang dan berat tanah yang dipindahkan dari lubang. Apabila seseorang
pergi kelapangan, membersihkan permukaan tanah, dan (apabila secara fisik
Pori-pori tanah tidak berisi tanah sudah tentu akan penuh dengan udara dan uap
air. Apabila diletakkan kubus (dengan satuan volume), berat yang ditimbang
dianggap sebagai berat satuan basah. Kasus khusu terjadi ketika semua ruang
kosong terisi oleh air : berat yang dihasilkan oleh berat satuan jenuh (saturated).
Apabila kubus tanah tersebut diletakkan kedalam oven dan dikeringkan sampai
suatu berat yang konstan, dan ditimbang kembali, berat satuan kering (dry) dari
tanah akan didapatkan. Kesemua ini dan simbol-simbol lain yang digunakan
adalah konsisten dengan apa yang direkomendasikan oleh “Geotechnical Commite
On Nomenclature for Soil Mekanics”. Perlu diketahui bahwa kubus tadi pecah-
pecah didalam oven pada saat dikeringka, berat yang didapat tetapmerupakan
berat satuan. Untuk kasus ini, apabila sistem saluran Foot – Pound – Sekon yang
digunakan, berat satuan akan dinyatakan dalam Pound per foot kubik (lb/Ft3)
dalam satuan SI dengan sebagai kilonewton per meter kubik.
Dari uraian tersebut, maka dapat diketahui berat satuan tanah (atau material
lainnya) adalah :
Berat Material
γ =
Volume Material
Diatas muka air tanah, air mendapat tekanan negatif akibat adanya gaya kapiler,
makin kecil ukuran pori, maka makin besar kadar air atau kemampuan air untuk
naik melebihi muka air tanah. Besarnya efek kapilaritaas tidak beraturan pada
setiap bagian tanah , karena ukuran pori – pori yang dilewatinya bersifat acak
pula. Pada bagian terbawah dari zona kapiler, kondisi tanah hampir jenuh, tetapi
secara umum tingkat kejenuhannya akan turun bila posisi yang titinjau makin
tinggi. Ketika air meletus (percolate) dari permukaan tanah kepermukaan air
tanah menimbulkan gaya – gaya tarik antar partikel. Tekanan negatif air yang
berada diatas muka air tanah menimbulkan gaya – gaya tarik antar partikel. Gaya
tarik – menarik ini disebut penghisapan tanah (soil suction) yang merupakan
fungsi dari ukuran pori – pori dan kadar air. Kadar air juga berhubungan dengan
permeabilitas.
(https://id.m.wikipedia.com)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim,
topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur
pasir, karena butiran butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat
(gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air
dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap
satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan
(farisjaisyulaziz.blogspot.com)
Kemampuan Tanah Menyimpan Air
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada
tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada
tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada
tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di
dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma
dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena
1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-
tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat.
q
V = k.i
A
Dimana q = volume aliran air per satuan waktu, A = luas penampang tanah yang
dilewati air, k = koefisien permeabilitas, i = gradien hidrolik, dan V = kecepatan
aliran (discharge velocity). Satuan koefisien permeabilitas sama dengan satuan
kecepatan, yaitu m/ detik.
Ww W W3
k x100% 2 x100%
W4 W3 W1
Oven Tang
Sampel Mesh 20
No Keterangan I II III
Percobaan
8 Average 26,63 %
W5 = W2 – W1
Ww = Berat air
W5 = Berat tanah basah
W4 = Berat tanah kering
Ww I = 100 - 73,5 = 26,5
Ww II = 100 - 73,4 = 26,6
Ww III = 100 - 73,2 = 26,8
% kadar air
Ww
- % Kadar Air (W ) x 100%
W5
W6 = % Kadar air
Ww = Berat air
W5 = Berat tanah basah
W6 I = 26,5/ 100 x 100 = 26,5
W6 II =26,6/ 100 x 100 = 26,6
W6 III =26,8/ 100 x 100 = 26.8