A. Definisi
menempel pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang
relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
(Sartono, 2012).
disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik,
tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau
Suddarth, 2010).
B. Etiologi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang
a. Makanan
oleh protozoa, parasit, bakteri yang patogen dan juga bahan kimia yang
bersifat racun.
1) Keracunan botolinum
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena
cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada
memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang
yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu dalam hal ini yang penting
ialah pencegahan.
2) Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut
pingsan.
encer kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih
telur campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke
rumah sakit.
3) Keracunan jengkol
penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut,
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung
5) Keracunan singkong
mau memakan daunnya. Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat.
tanah:
pencernaan, dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan
mungkin muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress
pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian. Pada anak
yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas pada lambung dan muntah secara
spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi. Pada kasus yang
gawat, pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal ventrikular fibrilasi dapat
terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga pernah dilaporkan. Gejala lain
pneumothorax, dan subcutaneus emphysema. Tanda lain seperti rash pada kulit
dan dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan pada mata akan terjadi
c. Baygon
2) Efek nikotinik berupa: fasikulasi otot, kejang, kelumahan otot, paralysis, ataksia,
takikardi (hipertensi).
3) Efek SSP berupa: sakit kepala, bicara ngawur, bingung, kejang, koma, dan
depresi pernafasan.
4) Efek pada kardiovaskular bergantung pada reseptor mana yang lebih dominan.
sengatan serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll (Djoko Widodo, 2013).
C. M
D. Patofisiologi
adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi
2010).
E. Pathway
F. Manifestasi klinik
2. Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat lemah.
5. Bingung.
7. Reaksi lain yang kadang bisa terjadi : demam tinggi, haus, banyak berkeringat
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium toksikologi
G. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
1. Tindakan Emergenci
perfusi jaringan.
3. Eliminasi
laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah
keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam. Pada koma derajat sedang hingga
pnemonia.
yang
I. Pengkajian
a. Airway
obstruksi, lakukan :
3) Guedel Airway
4) Instubasi Trakea
b. Breathing
1) Beri oksigen
c. Circulation
2) Pemberian infus
kegelisahan
d. Disability
respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat
a. Keluhan utama :
b. Riwayat :
1) ANC
2) Perinatal
3) Post natal
4) Imunisasi
7) Sepsis
8) Enteral feeding
11) Kanker
c. Data fokus
Data Subyektif:
4) Nyeri kepala
5) Sering menguap
6) Irritabel
d. Data obyektif:
kaku,
J. Analisa Data
K. Diagnosa Keperawatan
neorumascular
kulit
L. Perencanaan Keperawatan
Aesculapius,FKUI,Jakarta
Widodo, Djoko. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Pustaka. Jakarta
http://fajrismart.wordpress.com/2011/02/22/keracunan-obat-dan-bahan-kimia-
berbahaya/.
2012.
Krisanty, dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info
Media.
Smeltzer, Suzanne C., & Bare, Brenda G. Buku Ajar: Keperawatan Medikal
Serangga.