Anda di halaman 1dari 10

Ke Daftar Isi

Prosldlng PortOIDU3D daD ProsoDtasllimiah FungsloDa/ Toknls Non PlIIIOIItl19 DosBlllbor 2006 ISSN :1410 • 5381

PEMERIKSAAN HEMA TOLOGI PADA PEKERJA RADIASI


Tlir Rahardjo dan Siti Nlirhayati
PTKMR - BATAN

ABSTRAK

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI PADA PEKERJA RADIASI. Untuk menjamin


keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi, perIu dilakukan pengawasan secara periodik
terhadap dosis radiasi yang diterima pekerja dan pemantauan kesehatan pekerja radiasi
baik radiasi eksternal maupun internal. Perubahan kadar hemoglobin (Hb), jumlah eritrosit,
lekosit, limfosit absolut, dan trombosit dapat dijadikan indikator adanya gangguan dalam
hemopoitik akibat pajanan radiasi. Telah dilakukan pemeriksaan darah pekerja radiasi dari
perusahaan pengguna radiasi pengion dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan
radiasi terhadap komponen darah. Sebanyak 2,5 ml darah dari 29 pekerja radiasi diambil
menggunakan syringe kemudian dimasukkan ke dalam botol berisi 0,01 ml anti koagulan
EDT A dikocok perIahan agar tidak menggumpal. Darah tersebut diperiksa kadar
hemoglobin, jumlah sel lekosit, eritrosit, trombosit, limfosit dengan menggunakan
peralatan ABX Micros 60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hb, eritrosit,
lekosit, limfosit absolut dan trombosit para pekerja radiasi berada dalam batas normal. Hal
ini kemungkinan karena para pekerja dalam melakukan aktivitasnya sudah mengikuti
ketentuan kerja keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi.
Kata Kunci: Hematologi, dosimeter, hemopoitik, trombositopenia, granulositopenia dan
limfositopenia

ABSTRACT
HEMATOLOGICAL MONITORING ON RADIATION WORKERS. For ensuring the
safety and health status of radiation workers, it necessary to monitor periodically the dose
received by the workers and the health status of the workers either externally or internally.
The alterations of hemoglobin (Hb) contents, counts of erythrocyte, leukocyte, absolute
lymphocyte, and thrombocyte can be used as an indicator of body damage caused by
radiation exposure. The hematological monitoring on radiation workers of ionizing
radiation user companies has been· done in order to seek for the effects of radiation on
hematological components. Two and half milliliters of blood obtained from 29 radiation
workers were taken by using syringe and then put into vial containing 0.0 I ml anti
coagulant (EDTA) and subsequently mixed slowly to avoid blood clot. The contents of
hemoglobin, and leukocyte, erythrocyte, thrombocyte, lymphocyte counts were measured
with ABX Micros 60 apparatus. The results showed that Hb contents, erythrocyte,
leukocyte, absolute lymphocyte and thrombocyte of radiation workers were still in normal
range. This may be due to the workers in conducting their activities followed the law for
safety and healthy of radiation workers.
Key Words: Hematology, dosemeter, hemopoitik, thrombocytopenia,. granulocytopenia
dan lymphocytopenia

22
ProsldlnU Portomuan daD ProsoDtaslllmiah Funoslonal Toknls Non PoooUtL 18 Dasombor 2OD6 ISSN :1410 - 5381

PENDAHULUAN
Berdasarkan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran pasal 16 ayat (1)
menyatakan bahwa "setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir
wajib memperhatikan kesehatan, keamanan, dan ketentraman, kesehatan pekerja dan
anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup". Disamping itu hal ini
juga ditekankan oleh Peraturan Pemerintah RI No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion, dan Peraturan Mentri Kesehatan
RI No 172/ MENKES/PER/Ill/1991 tentang Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi,
pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi sangat perlu dilakukan [1].
Program pemantauan radiasi diterapkan secara rutin pada semua pekerja radiasi
dengan menggunakan dosimeter fisika dan dosimeter biologi sebagai alat pemantau.
Pemantauan dilakukan secara rutin dan periodik, misalnya setiap 3 ,6 atau 12 bulan sekali,
tergantung pada kondisi kerja atau hasil pemantauan dan dapat juga dilakukan sewaktu-
waktu jika diperlukan (pemantauan khusus) misalnya akibat terjadi kecelakaan kerja.
Pemantauan radiasi eksternal diterapkan secara rutin pada semua pekerja radiasi, misalnya
dengan menggunakan dosimeter sebagai alat pemantau antara lain dosimeter film,
dosimeter termoluminesensi (TLD). Sedangkan pemantauan radiasi interna dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu in-vivo (langsung) dan in-vitro (tidak langsung).
Pemantauan langsung untuk pengukuran deposit bahan radioaktif dalf.-m organ tubuh
secara langsung pada tubuh pekerja menggunakan alat deteksi yang cukup sensitif yaitu
WBC (whole body counter) [1,2].
Pad a umumnya efek biologik utama yang terjadi pada berbagai mamalia, termasuk
manusia, sebagai akibat radiasi pengion adalah kerusakan sistem hemopoitik dan limfatik.

Telah diketahui pula irradiasi seluruh tubuh pada mamalia akan menyebabkan gangguan
pada sel darah, yaitu dengan menurunnya produksi sel-sel darah yang disebabkan karena
terhambatnya mitosis pada sel induk dalam sum sum . dan sistem limfotik. Derajat
penurunan jumlah sel darah peri fer mamalia akibat sinar-X maupun sinar gamma ternyata
bergantung pada besar dosis yang diterima dan jenis mamalia. Dosis 100 rad pada kelinci
mengakibatkan penurunan lekosit, limfosit sampai 50%, dan dosis 300 rad menurun
sampai 90% [3].

Jaringan hemopoitik merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap pajanan


radiasi pengion [4] dan limfosit mamalia diketahui sebagai sel darah yang paling sensitif
terhadap radiasi. Sindroma hemopoitik umumnya ditandai dengan terjadinya

23
Prosldlnu Par_an dan Prasentasilimlah FunuslongJ Teknls Non PeneDQ m Desembar 2006 ISSN :1410 • 5381

trombositopenia, granulositopenia dan limfositopenia. Kematian mamalia akibat pajanan


radiasi pengion umumnya disebabkan seperti pada sindroma hemopoitik, sindrom
gastrointestinal, sindroma syaraf pusat dan berkurangnya daya tahan tubuh akibat infeksi
[5,6]. Kematian akibat sindrom hemopoitik terjadi kurang lebih tiga kali lebih lambat dari
pada kematian gastrointestinal, sedangkan kematian gastrointestinal terjadi tiga kali lebih
lambat dari pada kematian syaraf pusat. Kematian mencit akibat sindroma hemopoitik
terjadi dalam 9-30 hari, syaraf pusat dalam orde jam, kematian gastrointestinal terjadi
dalam 4 hari 7,8].
Mengacu dari hasil-hasil penelitian efek hemopoitik dapat dijadikan suatu metoda
pengkajian efek radiasi pengion terhadap manusia, yang selanjutnya dapat dijadikan
sebagai metoda penentuan kriteria dan jenis penanganan pada pekerja radiasi. Check-up
kesehatan pada pekerja radiasi yang umum diamati dalam laboratorium adalah
pemeriksaan pada sistem hemopoitik yang terdiri dari pemeriksaan hemoglobin (Hb),
hitung lekosit, limposit, trombosit, hematokrit, eritrosit. Dalam makalah ini akan
dilaporkan hasil pemeriksaan hematologi pada pakerja radiasi ( di luar karyawan BAT AN)

BAHAN DAN TAT A KERJA

1. Objek penelitian. Sebanyak 29 orang pekerja radiasi laki-laki berumur antara 23


dan 47 tahun dari suatu perusahaan pengguna radiasi yang menjalani pemeriksaan
kesehatan di laboratorium PTKMR tahun 2005. Darah pekerja diambil sebanyak
2,5 ml dengan menggunakan syringe dan dimasukkan ke dalam botol yang berisi
0,01 ml anti-koagulan (EDT A) kemudian dikocok perlahan-lahan agar tidak
menggumpal.
2. Pemeriksaan hematologi. Penentuan hematologi darah pekerja radiasi. Darah
dalam botol yang telah tercampur tersebut diperiksa kadar hemoglobin, jumlah sel
lekosit, eritrosit, trombosit, dan limfosit menggunakan alat ABX Micros 60,
dengan reagen yang terdiri dari Miniclicon LMG, Minilyse LMG, Minidil LMG.
Hasil pemeriksaan setiap parameter disajikan dalam masing-masing gambar secara
terpisah karena lingkup nilainya berbeda-beda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah diketahui bahwa radiasi taraf rendah, yaitu 0,25 Gy, sudah dapat meyebabkan
perubahan pada organ penyusun darah, yaitu terhentinya pembentukan sel-sel darah

24
ProsIdInO Partomuan daD PresoDtaslllmiah FWlDslonal Toknls Non PonaDtL 19 Dosombar 2006 ~SN :1410 - 5381

(hematopoesis) dengan akibat terjadinya perubahan-perubahan baik oleh kerusakan


langsung pada jaringan hemopoitik maupun karena pengaruh mekanisme neurohormonal.
Dari hasil pengukuran kadar hemoglobin darah pekerja radiasi yang disajikan pada
Gambar 1, dapat dilihat bahwa kadar hemoglobin tidak mengalami penurunan yang
signifikan dan masih dalam batas nilai normal pad a orang dewasa yaitu 14-18 gr/dl, tetapi
sekitar 20,7% di antara pekerja radiasi kadar Hb-nya menurun hingga 12 gr/dl. Tetapi
penurunan ini diduga bukan disebabkan karena paparan radiasi melainkan karena fisik
pekerja yang menurun karenajumlah eritrositnya masih dalam batas normal.

20
64
12
10
~
C'II
J:
"C
~L-
:g
.c
.!:!
16
14
18

o
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

L Nomor poker). rldl •• 1

Gambar I. Kadar hemoglobin (gldl) dalam darah pekerja radiasi.

Hasil hitung sel eritrosit darah pekerja radiasi diperlihatkan pada Gambar 2 yang
menunjukkan bahwa jumlah sel eritrosit pekerja radiasi tidak mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan nilai normal pada orang dewasa yaitu 4,5 - 5,5 juta Imm3• Terlihat
pada Gambar 1 dan 2 bahwa hubungan antara kadar Hb dan jumlah sel eritrosit diketahui
dengan naik turunnya antara Hb dan eritrosit sebanding. Pad a Grafik I terlihat hubungan
antarajumlah eritrosit dengan kadar hemoglobin gr/lt dengan persamaan garis Y = 0,06 X

+ 4,44 yang berarti kadar hemoglobin semakin tinggi akan mempunyai prediksi jumlah
eritrosit per mm3 makin besar.

25
Prosldlng Pertemuan dan Prosontasilimlah FWlgslonai Toknls Non PonoIItL m Oasomber 2006 ISSN :14ID . 5381

9
8
~7
~ 6
:; 5
04·
~
te 3
2
~ 1
~
'"
0
(,) 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Nomor pekerja radlasl
-+- eritrosit

Gambar 2. Jumlah eritrosit (juta/mm3) dalam darah pekerja radiasi.

Unear Regression with


gS.OO% Mean Prediction Interval and
95.00% Indl\Adual Prediction Interval

••_. m. __ • _

--'--
04.001

1Zoo
)" ··· .. ·· · .. · ··1··· ..
1"'00
~16,00
. .•..............•....
.. -

18,00

Hi3(gr/dl)

Grafik 1. Hubungan antarajumlah eritrosit dengan kadar hemoglobin

Lekopenia (penurunan jumlah lekosit) adalah gejala klinik yang terjadi pad a
sind rom a radiasi baik pad a hew an maupun manusia yang terpajan radiasi pengion, oleh
karena itu pemeriksaan jumlah lekosit dapat digunakan untuk menentukan gejala akibat
terpajan radiasi. Hasil jumlah sel lekosit darah pekerja radiasi disajikan pad a Gambar 3
dimana jumlah sel lekosit pekerja radiasi tidak mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan nilai normal pada orang dewasa yaitu 4500 - 10.000 I mm3 tetapi terdapat 2

pekerja radiasi yang jumlah sel lekositnya mencapai angka di atas 10.000 mm3 yaitu
mencapai 12.000 mm3, kemungkinan pekerja ini mendapat suatu infeksi bakterial.

26
Pros/ding Portemuan daR PrOSoRtasJ !Judah FunaslonaJ Toknls Non PonoIItL 18 Dosombor 2006 ISSN:1410·5381

14000
12000
M
~ 10000
; 8000
c.
~VI
o
..\I:
oS!

B
'"
2000
u 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Nomor pekerja radlasl 1-+-lekOSitl

Gambar 3. Jumlah lekosit per mm3 dalam darah pekerja radiasi.

Limfositopenia (penurunan jumlah limfosit) adalah gejala klinik yang terjadi pad a
sindrom radiasi dan merupakan gejala klinik yang paling cepat dan mudah terdeteksi
karena dalam darah perifer limfosit akan mencapai titik terendah lebih awal dibanding
dengan sel lainnya. Bila terjadi kecelakaan radiasi dosis 1 -2 Gy, dalam waktu 48 jam
sudah terjadi penurunan jumlah lomfosit sampai 50% dari nilai normal, dalam sistem
hemopoitik limfosit merupakan sel tua yang paling radiosensitif [9]. Dari hasil
pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut darah pekerja radiasi disajikan pada Gambar 4.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah sellimfosit absolut pekerja radiasi tidak
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan nilai normal pada orang dewasa yaitu
1200 - 3200 Imm3 .Dosis sekitar 0,5 Gy dapat menyebabkan penekanan proses
pembentukan sel darah sehingga jumlah sel-sel darah akan menurun. Jumlah sellimfosit
menu run dalam waktu beberapa jam pasca pajanan radiasi. Penurunan jumlah sel limfosit
absolutltotal dapat digunakan untuk perkiraan tingkat keparahan yang mungkin diderita
seseorang akibat pajanan radiasi akut. Dalam Grafik 2 tampak terlihat hubungan antara
jumlah lekosit dengan jumlah limfosit per mm3 dengan persamaan garis Y = 0,14 X +
7160,20 yang berarti jumlah limfosit meningkat akan mempunyai prediksi jumlah lekosit
semakin meningkat.

27
ProsIdIntJ Partmnuan dan Presentasillmiah FunoslonaJ Teknls Non P8II8IltL 18 Oesmnbar 2006 ISSN :14ID - 5381

4000 -
3500
M 3000
E
2500
~
'Ii) 2000 -
o 1500
Co

:§ 1000
.c 500
CG
(.)
CG o
(.)
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Nomor pekerja radiasi I-+-limposit I

Gambar 4. lumlah limfosit absolut per mm3 dalam darah pekerja radiasi.

LekO&~"1m3)
,
,-----
i
•. -=:I--
10000,00 li
f

! ---_ • i
aooo,oo "1
Ii' ----- ~•••
i 4 j'" /
L.i(o.ll~mm3). 7160.20.0.1. *limpoalt
Unear RegreS5ion with
95.00% Mean Prediction Interval and
6000,00 j ! ~.sq'a~o.qo-,-,--~ ~ i #
_ 95,00% InGividual Predittion Interval
i
I
!
.tOOO,OO 1
L..~ "-'-~I'~"'---"'-'-----r-
1000,00 2000,00 3000,00

Llmtoslt (mm3)

Grafik 2 • Hubungan antara jumlah lekoslt dengan jumlah IImtoslt

Akibat penurunan jumlah trombosit oleh radiasi maka waktu pembekuan darah
akan meningkat karena berkurangnya trombokinase yang biasanya dihasilkan oleh
trombosit G, bahwa trombosit akan menurun sampai minimum kurang lebih 35 hari

setelah pajanan, Hasil pengukuran jumlah sel trombosit darah pekerja radiasi terlihat pad a
Gambar 5. Bila dilihat pad a Gambar 5, pengukuran jumlah sel trombosit pekerja radiasi
tidak mengalami penurunan bila dibandingkan dengan nilai normal pada orang dewasa
yaitu 1500 - 3500 mm3,dari 29 pekerja radiasi terdapat 1 orang dengan jumlah
trombositnya mengalami penurunan dibawah 1500 mm3, tetapi penurunannya tidak

mencapai batas minimum yaitu mencapai ±50%, bila dibandingkan dengan hasil lekosit
dengan limpositnya masih dalam batas normal. Sebagai pembanding dengan UNSCEAR
yang menjebutkan bahwajumlah trombosit manusia yang terkena pajanan 1 - 2 Gy akibat

kecelakaan, menu run dan mencapai minimum ±50% pad a hari ke 30 yang selanjutnya

28
ProsldlnU PW'tomuan daR ProsoRtasllimiah FungsfoRai TBknls Non PanoDU 18 DosambW' 2006 ISSN :14ID - 5381

kembali ke tingkat semula pad a lebih dari 40 hari pasca pajanan [10]. Pad a Grafik 3
tampak terlihat hubungan antara jumlah trombosit dengan jumlah eritrosit diperlihatkan
pada persamaan garis Y = 279967,24 X + 2278.22. yang berarti makin ban yak jumlah
trombosit akan makin besar jumlah eritrosit.

M 500000
E
E 400000
";:>

'iij
o
.c
E 200000
..e
.r:
., 100000
.,
CJ
o
U
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Nemer pekerja radlasl


-+- Jumah sel
trorrbosit

Gambar 5. Jumlah trombosit darah pekerja radiasi

....•

-
~ JaXDO,OO
.c
E
I-e 2SXDQ.OO .. "


, Une81 Regret.lon with
95,00% Moan Prediction Interval and

Tr<>mbosi' (0m3). 218867,24 + 2218,23 •• ri •.•• 1 95,OO%lndl"duai Prediction InteNIl

R-Squar.·O,oo

Erltros it(mm3)

Grafik 3, Hubungan antara jumlah eritroslt dengan jum lah trom boslt

KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan komponen darah 29 pekerja radiasi yang te1ah dilakukan
dalam laboratorium PTKMR dapat dinyatakan sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar Hb, cacah eritrosit, lekosit, limfosit absolut dan trombosit darah para pekerja radiasi
masih berada dalam batas normal, hal ini kemungkinan karena para pekerjatersebut dalam
melakukan aktivitasnya sudah mengikuti ketentuan kerja keselamatan dan kesehatan

pekerja radiasi, atau mungkin belum terdeteksi karena pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan belum berkesinambungan.

29
Prosldlnu Pertonwan dan Prosantasilimlah FunuslonaJ TeknIs Nell PeneUtL 18 Basember 2006 ISSN :1410 - 5381

DAFTAR PUSTAKA
1. BAD AN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Radiasi. BATAN. 2000.
2. TUB lANA, M., DUTREIX,J. and WAMBERSIE, A. Introduction to Radiobiology.
New York: Tayor & Francis. 1990.
3. HALL, E.J. Radiobiology for the Radiologist. 5th ed. Lippincott WIliams & Wilkins,
Philadelphia (2000).
4. GUSKOV A, A.K., Radiation sickness classification, dalam : Gusev lA, Guskova AK,
Mettler FA eds, Medical management of radiation accidents, CRC Press, Washington
DC,2001.
5. SITI NURHA YATI, Biokenitika Radionuklida di Dalam Tubuh, Efek Paparan Interna,
dan Metoda Dekontaminasi, 1995. Presentasi Ilmiah dan Keselamatan Radiasi dan
Lingkungan PSPKR BAT AN Jakarta.
6. FLIEDNER, T.M., DORR, H.D., and MEINEKE, V., Multi-organ involvement as a

pathogenic principle of the radiation symdromes: a study involving 110 case histories
documented in SEARCH and classified as the bases of haematopoietic indicators of
effect, British Journal of Radiology 27 (supplement), 1-8, 2005.
7. UNITED NATIONS SCIENTIFIC COMMITTEE ON THE EFFECTS OF ATOMIC

RADIATION, Ionizing radiation: sources and biological effects, 1982 Report to the
General Assembly, United Nations, New York, 1982.
8. AMUNDSON, S.A. and FORNACE, AJ Jr. Gene Expression Profiles for Monitoring

Radiation Exposure. Radiation Protection Dosimetry.97(1), 11-16.2001


9. LINIECKI, J., BAJERSKA, A., and WYSZYNSKA, K., Dose-response relationship
for chromosome aberrations in peripheral blood lymphocyte after whole- and partial-
body irradiation, Mutation Research 110, 103-110, 1983.
10. UNSCEAR . annex H; Early effects in man of high doses of radiation, IAEA, Vienna
Austria, 10-20 140, 1988

30
ProsllllnU Portsnwan daD PreSeDtasJ IImlah FWiuslonal TBknJs Non PBI18nu m DasBillbor 2006 ISSN :14iD - 5381

Tanya - Jawab :
1. Penanya : Hotman Lubis (pRR - BATAN)
Pertanyaan
Apakah ada hubungan abrasi kromosom yang besar dengan hematologinya?
Jawaban: Tur Rahardjo (pTKMR - BATAN)
Ada, karena abrasi kromosom yang digunakan adalah darah merah, dalam kromosom

yang dilihat adalah sellimpositnya. Hematologi awal penentuan pekerja radiasi


diperiksa, kelanjutannya abrasi kromosom.
2. Penanya : R. Haryanto (pTKMR - BATAN)
Pertanyaan
Apakah kerusakan sistem hemopoitik hanya disebabkan radiasi pengion saja ?
Jawaban: Tur Rahardjo (PTKMR - BATAN)
Tidak, bisajuga disebabkan karena hallainnya.

3. Penanya : Subagyo ES. (PPGN - BATAN)


Pertanyaan
a. Hb erits menurun bukan disebabkan pengaruh radiasi, bagaimana membedakan

menurunnya Hb-erits pekerja radiasi dengan orang awam ?


b. Bagaimana/apa tanda-tanda pengaruh radiasi pada Hb, eritrosit, lekosit, limfosit
absolut dan trombosit dapat dijadikan indikasi bahwa orang/pekerja terse but
terkena pengaruh radiasi ?
Jawaban: Tur Rahardjo (PTKMR - BATAN)
a. Tidak dapat dibedakan karena pemeriksaan Hb, eritrosit, lekosit, limfosit absolut
dan trombosit merupakan pemeriksaan awaJ.
b. Karena apabila pekerja radiasi terkena pajanan radiasi, langsung satu atau dua hari
pasca pajananjumlah Hb, eritrosit, lekosit, limfosit absolut dan trombosit akan
menurun drastis (30%).
4. Penanya : Cecep Taufik R. (PRR - BATAN)
Pertanyaan
Mohon dijelaskan cara kerja alat ABX Micros 60 dan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk memperoleh datanya?
Jawaban: Tur Rahardjo (pTKMR - BATAN)
Cara penggunaan ABX Micros 60 menggunakan reagen miniclicon, minilyse, minidil,
reagen standar; waktu untuk memperoleh data adalah 30 detik.

31 Ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai