Anda di halaman 1dari 5

IATMI 2005-08

PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005.

PENGGUNAAN IPR-VOGEL PADA DESIGN ESP


DI LAPANGAN RANTAU

Marjito DJ, Syaiful K, Djoko Suseno, Ngadianto – Pertamina DOH NAD – SBU

ABSTRAK adalah sulit mempredisksi kenaikan watercut


, sensitive terhadap pasir dan relatif mahal
Saat ini hampir 80% lifting di lapangan
rantau menggunakan gaslift dengan PENDAHULUAN
memanfaatkan sumur gas dari lapangan Lapangan rantau di bor pertama kali pada
sekitarnya. Akibat kurang tersedianya tahun 1931 oleh BPM, sampai sekarang
pasokan gas yang memadai, telah telah di bor mencapai 450 sumur, hampir
direncanakan penggunaan ESP sebagai 80% lifting menggunakan gaslift dengan
alternatif lifting dengan pertimbangan memanfaatkan sumber gas dari lapangan
bahwa di lapangan rantau pada beberapa sekitar seperti Kuala Simpang Barat (KSB),
zone telah dilakukan waterflooding dan Kuala Dalam (KLD) dan Sungai Buluh (SBL).
mempunyai reservoir strong water drive Sekitar awal tahun 2002 beberapa sumber
maupun weak water drive. Penentuan gas mengalami penurunan secara alamiah,
kandidat ESP menggunakan IPR-Vogel, sehingga menurunkan tekanan jaringan
ternyata mempunyai resiko pump off yang secara significant, tekanan jaringan hanya
cukup kecil dan effesien, walaupun mencapai 16 ksc di KSB dan 6 ksc di
penurunan persamaan tsb untuk reservoir Rantau, sehingga sulit dilakukan optimasi
solution gas drive. Dalam mencari kandidat produksi secara gas lift, oleh karenanya
diperlukan beberapa data yang akurat dilakuan alternatif metode lifting yaitu
seperti : Statik Pressure (Ps), Bottom Hole menggunakan ESP secara sewa dengan
Flowing Pressure (Pwf) dan Laju alir total pihak ketiga dengan pertimbangan:
minyak dan air (Qtot). Statik pressure - Untuk mengurangi resiko yang
ditentukan dengan PBU selama 12-36 jam timbul dalam penggunan ESP
pada periode transient, sedangkan Pwf dan - Mudah dan praktis dalam
Flowrate dengan Uji Alir 3 jam pada periode pengoperasian maupun
semi mantap, pengukuran tekanan pengawasan
menggunakan mechanical gauge berupa - ESP dapat digunakan untuk sumur
Amerada bomb dengan slickline. Aplikasi yang mempunyai volume rate besar
ESP menggunakan sistem sewa dengan - Beberapa reservoir di lapangan
pihak ketiga, sekitar Rp. 7,000,000 / hari / rantau berdaya dorong strong dan
ESP atau 21 bopd dengan assumsi harga weak water drive serta dan
minyak US$ 35/bbl , kurs 1 US$ = Rp.9,500. dilakukan waterflooding
Sekitar 15 sumur telah di pasang ESP jenis Dalam penentuan kandidat sumur ESP, Kita
DN675 dan DN1100 dari RedaPump dengan menggunakan IPR dengan persamaan
performance produksi sekitar 1120 bopd Vogel dan ternyata mempunyai resiko pump
(46% dari Total Porduksi lapangan rantau), off cukup kecil, effesien dan akurat
gain yang didapat sebesar 805 bopd. Ada dibandingkan jika menggunakan metode
beberapa keuntungan Penggunaan ESP Productivity Index (PI) –Darcy yang lebih
seperti high volume rate dan mudah over estimated terutama pada reservoir
pegoperasian, sedangkan kelemahannya berdaya dorong weak water drive.

1
IPR –VOGEL memperoleh periode tsb. sumur harus
Vogel1) telah mengembang suatu persamaan diproduksikan cukup lama sampai efek batas
IPR untuk aliran saturated oil dari reservoir reservoir terasa (dp/dt = constant), karena
berdaya dorong gas larutan ke dalam “ ideal pada periode ini perbedaan antara P dan
well ” suatu sumur yang berassumsi Pwf relatif konstan untuk laju alir yang
mempunyai Skin Effect (S) = 0 atau sama, sehingga akan menghasilkan laju alir
mempunyai flow effesiensi E =1, dengan produksi yang lebih akurat dibandingkan
formula dengan periode lainnya. Adapun metode
pembuatan IPR - Vogel sebagai berikut :
1. Produksikan sumur selama mungkin
sampai mencapai periode pseudosteady
…. . (1) state biasanya 1-2 minggu tergantung
permeabilitas batuannya
2. Lakukan pengukuran tekanan dasar alir
sumur (Pwf) umumnya selama 3 jam
dan
3. Selama pengukuran tsb laju produksi
…. (2) sumur baik minyak, gas maupun air
(Qtot) di ukur,
4. Lakukan pengukuran tekanan statik
dimana qo adalah laju produksi sumur sesuai reservoir (P) dengan menutup sumur
dengan Pwf (adalah tekanan alir dasar selama 12–48 jam, biasanya
sumur) , P adalah tekanan static reservoir menggunakan Amerada Bomb yang
dan qo, max adalah maksimum laju produksi dihantar dengan slickline
pada drawdown 100% (Pwf = 0 ), bentuk 5. Pwf , Qtot dan P yang diperoleh
grafik dari persamaan (1) dapat dilihat pada dimasukan ke persamaan (1) untuk
Fig. 1 IPR untuk solution gas drive . mendapatkan Q maks. dan ke
persamaan (2) untuk mendapatkan
AOFP (PI)
6. Buatlah table hubungan antara Pwf dan
Qtot, dan buatlah grafik hubungan tsb.
pada skala kartesian.

PEMILIHAN DAN DESAIN ESP


Dalam pemilihan dan desain ESP2) kita
P

menyesuaikan 2 (dua) jenis ESP yang telah


tersedia yaitu :

- DN675 60 HZ pada 3500 RPM seri 400


dengan optimum rate pada range 320 –
830 bpd, minimum casing size 5.5
inches
- DN1100 50 HZ pada 2917 RPM seri 400
dengan optimum rate pada range 500 –
1130 bpd, minimum casing size 5.5
Fig. 1. IPR Solution Gas Drive
inches
Reservoir
Type Pump Performance Curve untuk DN675
dapat dilihat pada Fig.2
Agar diperoleh IPR yang memadai sebaiknya
pengukuran tekanan menggunakan sensor
yang mempunyai akurasi tinggi seperti
Amerada Bom atau EMR dan dilakukan
pada suatu sumur yang telah berproduksi
pada periode pseudo steady state, untuk

2
Fig. 2. Pump Performance Curve DN657
Fig. 3. PTA Build Up KSB-39 zone 1140

Dari Fig.3 menunjukan hasil analisa tekanan


CONTOH PERHITUNGAN transient build up pressure selama 12 jam
Pada contoh perhitungan disin kita pilih Pinit : 665 Psia
pembuatan IPR–Vogel yang telah dilakukan Pstar : 780.2 Psia
pada sumur KSB-39 zone 1140 / F-10 Skin : 0.0
sebagai kandidat ESP, meliputi persiapan Permeability : 7.9 md
well data dan konstruksi IPR-Vogel 3. Data Fluida Sumur
Oil Gravity : 43.7 ° API
Well Data Oil Visc : 0.82 cp
1. Data Mekanis
Casing Size : 5 – ½” OD15.5 # Konstruksi IPR - Vogel
Tubing Size : 2 – 3/8” Untuk membuat IPR – Vogel cukup mudah,
Zone : 1140 (F-10) data yang diperoleh berupa Q tot, Pwf dan P
Perforasi : 842.0 – 843.5 m dimasukan persamaan (1) untuk
Another : Deviated Well 23 ° mandapatkan Qmaks, kemudian hitung
Pwf/P : 0.749
2. Data Produksi dan Tekanan Q/Qmaks : 0.400
Oil Produksi : 55.4 bopd Qo, maks : 138.2 bopd
Water Produksi : 166 bwpd Qtot, maks : 552.7 bopd
Gas Oil Ratio :0
WC : 75 % Buatlah table dan grafik hubungan Pwf dan
Temp. Res : 152 °F Qtot (IPR). Seperti yang telihat pada Table.1
Pwf : 498.05 Psia dan pada Fig. 4 adalah IPR - Vogel untuk
Pstatik : 664.54 Psia (After sumur KSB-39 zone 1140 dengan asumsi
12 jam) kadar air konstan (75%) untuk extrapolasi
rate yang lebih tinggi

Pwf Qtot Qo
Psia Bpd Bopd
0 552.7 138.2
100 526.1 131.5
200 479.4 119.9
300 412.7 103.2

3
400 326.0 81.5 biasanya akan overload karena pasir
menutup inside tubing
500 219.2 54.8
- Pada sumur dengan Qtot, maks
600 92.5 23.1 pada range performance DN675
664.54 0.0 0.0 atau DN1100 produksi yang
dihasilkan akan mempunyai kadar
Tabel. 1. Perhitungan Pwf vs Qtot KSB-39 air cenderung konstan sesuai
dengan prediksi
- Sedangkan pada sumur dengan
Qtot, maks diatas range
performance DN675 atau DN1100
produksi yang dihasilkan akan
IPR KSB - 39 Oil mempunyai kadar air cenderung
Zone F - 10 Tot meningkat secara significant dan
bisa mencapai sekitar 95%, hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya
800

mobilitas air yang lebih besar


600
daripada minyak
- Sangat sensitif terhadap gas, pada
Pwf, Psia

400
sumur dengan produksi GLR sekitar
1200 – 1500 scf/bbl akan
200
menurunkan kinerja pompa dan
mengalami pump off, seperti pada
0
0 100 200 300 400 500 600 700
sumur SBL-01, SBL-04 dan KLD-06
Q-liquid, bbl/d

Fig. 4. Grafik Pwf vs Qliquid KSB-39 Qtot


Perform KSB-39 Qoil
HASIL DAN PEMBAHASAN 1000
WC (%)
Dari hasil perhitungan IPR – Vogel pada
sumur KSB-39 Zone 1140 yang merupakan
extrapolasi dari data test produksi dan
Q, WC(%), bbl/d

tekanan sumur menunjukan


100

Qtot , maks = 552.7 bpd, sedangkan


AOFP (PI method) dihitung dengan pers. (2)
AOFP= 552.7 x 1.8 = 995 bpd
10
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Artinya laju alir sumur akan terjadi pada Days

range 553 – 995 bpd dengan watercut 75%,


hal ini sesuai dengan kurva kinerja pompa Fig. 5. Kineja ESP DN675 di KSB-39
DN675 seri 400. Kinerja produksi KSB-39
dapat dilihat pada Fig.5 dengan
menggunakan pompa DN675, laju total EVALUASI KEEKONOMIAN
produksi (minyak dan water) actual / nyata Penggunaan ESP dimulai sejak Juni 2002
KSB-39 adalah Qtot 563 bpd dengan kadar menggunakan system sewa dengan pihak
air 90% dan stabil pada laju produksi 620 ketiga berikut pengoperasian, tenaga kerja
bpd dengan kadar air 81.9 %. Pada dan suku cadang dengan sewa sebesar Rp.
beberapa sumur, kinerja ESP menunujukan 7,000,000,- /hari/ESP, dengan assumsi :
karakteristik sbb : - Harga minyak : US$ 35/bbl
- Sangat sensitive terhadap pasir - Kurs I US$ : Rp. 9,500,-
sehingga ESP akan mengalami Atau setara dengan 21 bopd/ESP/hari, hal
abrasi pada materialnya dan ini dijadikan indikator sukses tidaknya

4
pemakaian ESP pada sumur tsb. Artinya
setiap pemakaian ESP pada sumur tsb.
harus manghasilkan produksi diatas titik
impas sebesar 21 bopd,. Sampai saat ini
telah terpasang ESP sebanyak 15 sumur KESIMPULAN DAN SARAN
dengan gain dan spesifikasi dapat dilihat Dari uraian diatas dapat disimpulkan
pada Table. 2., dengan kinerja produksi
pada bulan Oktober 2005 sekitar 1120 bopd 1. ESP dapat digunakan secara teknis
(46% dari total produksi lapangan antau) maupun ekonomis di lapangan
dan gain yang diperoleh sebesar 805 bopd rantau pada reservoir berdaya
dorong air
Produksi, Okt - 2. Penggunaan IPR– Vogel ternyata
Selang 2005 cukup akurat dan effesien untuk
No. Sumur Type Perfo Qtot Qoil WC menghindari terjadinya pump off
ESP m bpd bpod % 3. Aplikasi ESP menggunakan system
sewa akan ekonomis jika rate oil
minimal 21 bopd
1 KSB-11 DN675 902 - 904 800 38 95.3 4. Sebaiknya ESP yang digunakan
2 KSB-16 DN1100 945.5 - 947 1,126 66 94.1 sesuai dengan Qtot, maks pada
3 KSB-39 DN675 842 - 843.5 680 118 82.7 sumur kandidat
4 KSB-44 DN1100 956 - 958 1,233 55 95.6 5. Dengan keberhasilan aplikasi ESP
5 KSB-45 DN675 1031 - 1034 680 49 92.8 dilapangan rantau , dimasa
6 KSB-47 DN675 823 - 825 249 126 49.5 mendatang dimungkinkan sistem
7 KSB-49 DN1100 880.5 - 882 1,422 69 95.1 sewa perlu diganti dengan membeli
8 KSB-51 DN1100 817 - 823 1,176 85 92.8 sendiri
9 KSB-52 DN675 713.5 - 717 780 86 89.0
10 P-106 DN675 605 - 614 422 47 89.0
UCAPAN TERIMA KASIH
11 P-154 DN675 695 - 696.5 663 65 90.1
Penulis mengucapkan terima kasih kapada
12 P-187 DN675 592 - 599 722 103 85.7
team manajemen Pertamina DOH NAD -
13 P-367 DN1100 683 - 686 1,029 60 94.2
Sumbagut yang telah memberikan izin dan
14 P-368 DN675 713 - 715 866 28 96.7 dorongan untuk mempublikasikan tulisan ini
15 P-385 DN675 599 - 602 474 126 73.4
Total 12,322 1,120 DAFTAR PUSTAKA

Tabel. 2. Sumur ESP di Lapangan Rantau 1. Vogel, J.V.: “ Inflow performance


Relationships for Solution-Gas Drive
Sehingga pemakaian ESP secara sewa Wells,” JPT (Jan.1968); Trans.,
dengan pihak ketiga di lapangan rantau AIME, 243
masih dianggap menguntungkan secara 2. Richard K. O’Neil,: “ Application and
teknis maupun ekonomis, walaupun harga Selection of Electric Submergible
sewa kelihatan masih mahal. Pump,” SPE 5907 (1976); Trans.
AIME

Anda mungkin juga menyukai