Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (Book value), nilai pasar
(market value) dan nilai instrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai
saham di pasar saham dan nilai intrinsic merupakan nilai sebenarnya dari
saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai
membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah.
Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsic saham adalah price
book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan
antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.
1
2
ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas
Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia
pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang
atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan
modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai
kepailitan.
dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar
dari biaya tekanan financial dan biaya keagenen. Teori Trade-off juga
pajak,sehingga proporsi laba bersih (Net Income) setelah pajak menjadi semakin
cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai
bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negative terhadap
nilai perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini
kembali normal, maka perusahaan kembali membaik dan nilai pasar ekuitas
diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk
industri yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat
menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya
keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra
rentan terhadap adanya isu negative. Beberapa hal yang perlu mendapatkan
cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali,maka dalam
aktiva merupakan indicator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan
(putrakrisnanda,2009).
secara menyeluruh dalam upaya mereka untuk meraih pendapatan laba yang
lebih tinggi. Tujuan jangka panjang menunjukkan hasil yang diharapkan dengan
dengan unit organisasi. Salah satu tujuan biasanya dinyatakan dalam bentuk
laba, tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dan perbaikan arus kas.
mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti
perusahaan yang meyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang
sebagai sumber informasi, akan lebih bermanfaat jika dilihat secara konperhensif
misalnya dengan membandingkan suatu periode dengan periode lain. Salah satu
terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return equity.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE).
mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besal hasil ROE maka kinerja
perusahaan.hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan
langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal, penelitian yang
dilakukan oleh Wiranti (2008) menunujjan bahwa variabel return on equity (ROE),
Bursa Efek Indonesia Tagun 2009-2014 yang terkait rata-rata DER, pertumbuhan
Table 1.1
penurunan. Pada Tahun 2009 rasio perbandingan total hutang yang dimiliki
dengan total ekuitas perusahaan sebesar 1.33% atau 133% dan pada tahun
1.26% atau 126%, 1.46 atau 146%,1,21 atau 121%,1.60% atau 160%,9.0% atau
90%. Dilihat dari tingginya rasio hutang pada Tabel 1.1 diatas diperkirakan
dari perusahaan automotif yang terdaftar dalam ICMD (Indonesian capital market
directory), secara rata-rata diperkirakan telah berada jauh di atas target struktur
modal optimalnya (30%-40%). Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi ini
ideal.
2014 mengalami Peningkatan dan penurunan setiap tahun, Tahun 2009 sebesar
12,85%, Tahun 2010 sebesar 13.87% ,Tahun 2011 sebesar 13.20%, Tahun 2012
sebesar 9,02%, Tahun 2013 sebesar 8.65%, dan Tahun 2014 sebesar 8,00%.
atau 564% dan 10,40% atau 1,040%. dan Tahun 2013 tingkat pertumbuhan
14,48% atau 1,448%. Dengan adanya penurunan ROE setiap tahun penelitian
9
pertambangan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang akan
Indonesia?
Indonesia ?
Indonesia.
Indonesia
12
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
Hasli penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajer
perusahaan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan
atau jasa untuk dijual (Salvatore,2005). Peusahaan ada karena akan menjadi sangattidk
efisien dan mahak bagi pengusaha untuk masuk dan membuat kontrak dengan pekerja
dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya lain untuk setiap tahap produksi dan
distribusi yang terpisah. Sebaikknya, pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang
besar dan berjangka panjang dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas
dengan upah tertentu dan berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum semacam ini jauh
lebih murah ketimbang sejumlah kontrak spesifik dan sangat mengguntungkan baik bagi
pengusaha maupun pekerja dan pemilik sumber daya lain. Perusahaan ada karena untuk
menghemat pajak penjualan dan menghindari control harga dan peraturan pemerintah
Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau tujuan
perusahaan adalah memaksiumkan laba sekarang atau jangka pendek. Akan tetapi,
berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbankan laba jangka pendek untuk
meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karena baik keuntungan jangka
pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori perusahaan (theory of the firm)
sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau tujuan utama perusahaan adalah untuk
14
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Hal ini
mencerminkan dari nilai sekarang atas semua keuntungan perusahaan yang diharapkan di
masa depan.
arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari
perusahaan yang diambil alih. Beberapa variable kuantitatif yang sering digunakan untuk
1) Nilai Buku
Nilai Buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
(paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning).
2) Nilai Appraisal
penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu
15
suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kerugian dari nilai
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah
pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila
pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering
keputusan pribadi.
4) Nilai “Chop-shop”
perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila
mereka.
16
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena
pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan,2002).nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
Menurut Brigham & Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis rasio
dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER), price
17
book value ratio (PBRVR), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan deviden
payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan PBV.
Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV),
jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang
tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin
berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono,2001), seara sederhana menyatakn
bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan
untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini dihitung
Ps
PBV =
BSV
Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku perlember
saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai shareholders quity
dengan jumlah saham yang beredar. PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai
berikut :
1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relative stabil yang dapat
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco
Modiligliani dan Merton Milner ( selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa yang disebut
sebagai salah satu artikel keuangan paling mempengaruhi yang pernah ditulis. MM
membuktikan, dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi, bahwa nilai sebuah
perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain, hasil yang
operasina tidak akan berarti apa-apa, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak
relevan. Akan tetapi, studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak
realistic,termasuk hal-hal berikut: 1) tidak ada biya pialang, 2) tidak ada pajak, 3) tidak
ada biaya kebangkrutan, 4) investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan
Meskipun beberapa asumsi di ats jelas-jelas merupakan suatu hal yang tidak
telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan agar membuat struktur
19
modal menjadi relevan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil
1) Pengaruh Perpajakan
hutang.
3) Teori Pertukaran
sebagian biaya dari modal hutang, atau dengan cara lain, hutang
rendah.
4) Teori Persinyalan
manajer untuk lebih disiplin. Jika hutang tidak tertutupi seperti yang
dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek,
hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal
perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya
merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran
(proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang,
investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat
22
disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila
bentuk laba ditahan sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari
pembiayaan hutang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing).
jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt
to equity ratio ( DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
Total Hutang
DER =
Total Ekuitas
Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka
panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal
saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
menunjukkan komposisi atau struktur modal dari totalpinjaman (hutang) terhadap total
modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total
hutang (jangka pendek dan jangka panjang0 semakin besar dibandingkan dengan total
modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur).(Robert,1997).
23
Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur
modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai
merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan
biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off
theory dalam struktur modal adalah meyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar,tambahan hutang
masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar,
personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal
nilai perusahhaan tetapi hanya pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan
hutang justru menurunkan nilai perusahaan. Walaupun model trade-off theory tidak dapat
menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan
sedikit hutang.
rendah.
24
asset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan
asset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan dating dan pertumbuhan
yang dating (Taswan,2003). Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai persentase
perubahan asset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi,2004). Berdasarkan
difinisi di atas dapat dijelaskan Growth merupakan perubahan total asset baik berupa
peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu
tahun).
aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan
kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari
proporsi perubahan asset, untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total asset
sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan
kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya
modal rendah, oleh sebab itu, leverage memiliki hubungan negative dengan tingkat
pertumbuhan sehingga semakin tinggi pertumbuhan, maka semakin rendah pula rasio
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu
perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa alat analisis. Alat
analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan keuangan akan melaporkan
posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun operasinya selama suatu periode di
masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan
bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis
laporan keuangan sedangkan sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan
yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perenanaan langkah-langkah
1) Rasio Likuiditas
Aktiva likuid adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang
akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan
persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, wesel tagih jangka
pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan
dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat secara lebih cepat
dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya
sampai sejauh mana klaim dari indikator jangka pendek telah ditutupi oleh
aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup tepat,
rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka pendek yang paling sering
digunakan.
jenis aktiva seperti yang dilapokan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi,
dibagi persediaan.
27
melakukan penjualan.
pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai satuan batasan
diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus
didanai dari hasil pinjaman lebih besar dari pada bunga yang dibayarkan,
Rasio total hutang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut sebagai rasio
hutang, akan mengukur persentase dari dana yang diberikan kreditor. Total
hutang meliputi kewajiban lanvar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih
menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka
rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor
arus kas yang tersedia untuk melayani hutang, terutama perusahaan yang
4) Rasio Profitabilitas
C. Tingkat pengembalian total aktiva, rasio antara laba bersih terhadap total
laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat
dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio-rasio nilai pasarnya juga
akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi sesuai harapan.
C. Rasio nilai pasar/nilai buku. Rasio atas harga pasar saham terhadap
2.1.5 Profitabilitas
ekuitas pemilik. Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio
Gross Profit Margin (GPM) berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan
kotor terhadap penjualan bersihnya. GPM dapat diketahui dengan perhitungan sebagai
berikut (Robert,1997).
Gross Profit
GPM =
Net Sales
Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan, sedangkan net
sales total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai
GPM semakin mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan
NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjulan
bersihnya (Robert,1997)
Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar mendekati satu,
maka berari semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan juga berarti semakin besar
operasional tersebut.
Operating Income
OPROA =
Average
𝑂 Total Asset
32
Operating income merupakan keuntungan operasional atau disebut juga laba usaha. -
Average total assets merupakan rata-rata dari total asset awal tahun dan akhir tahun. Jika
total asset awal tahun tidak tersedia, maka total asset akhir tahun dapat digunakan.
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio
yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA kadang-kadang disebut juga
perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Return on equity
atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
saham biasa setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan biaya saham preferen.
Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang
diperoleh perusahaan pertama akam dipakai untuk membayar bunga hutang kemudian
equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common
stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh
manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE
33
menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan
ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi
peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor
sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor
serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk
saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara
tidak langsug akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Oleh karena itu
dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on equity yang
Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva. Earning
Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang
Nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net
profit margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan mungkin akan
mempunyai earning power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profit margin
keduanya berbeda.
berjumlah relative besar untuk membatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan
dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer (Brigham & Houston,
2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh manajer keuangan akan membentuk struktur
pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akam mempengaruhi
dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan
debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Denise dan Robert (2009), menemukan bahwa
strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam perusahaan (modal
perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang
harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian berupa profit untuk para pemilik
bahwa pengaruh struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan
peningkatan laverage.
Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat
dan efisiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada profitabilitas. Total asset
dipilih sebagai ukuran Growth dengan mempertimbangkan nilai asset relatif stabil
negatif terhadap kinerja keuangan dan kusumasari et al. (2009) membuktikan bahwa
Pada tahun 1958 Modigliani dan Milner (MM) menunjukkan bahwa nilai suatu
perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan berdasarkan
serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak
ada kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama
dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT tidak
struktur modal tidak relevan, MM juga memberikan petunjuk agar struktur modal
Houston,2001).
sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat
struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika memasuki efek dari pajak
saham sebelum pajak yang relative rendah dibandingkan dengan pengembalian atas
Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi tidak adanya
biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi
yang tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok dan karyawan.
hartanya dengan harga dibawah harga seandainya perusahaan beroprasi. Biaya yang
timbul bila kesulitan keuangan akan muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila
semua hal lain sama, menhadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus
lebih sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston,2001).
Teori trade-off dari laverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur
modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan
hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan
kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston,2001). Biaya dari hutang
kewajiban hutang yang tergantung pada risiko bisnis dan risiko keuangan, 2) biaya agen
dan pengendalian tindakan perusahaan, 3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang
mempunyai informasi yang lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor
(Sriwardany, 2006).
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan
perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang
semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa bila sekarang dari financial distress dan nilai
37
sekarang adalah agrncy cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan yang
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah
titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap
penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi
titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory
hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Driffield et
untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di
perusahaan. Sedangkan penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Arijit (2008)
kebijakan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan
yang diukur dengan total asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book
value (PBV). Sedangkan Chen (2002) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh
secara positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Chen juga membuktikan
bahwa nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan memilih tidak ada hutang pada
terjadi biaya keagenan ( agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen
Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan
perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
mebagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi
pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin
besar R&D cost-nya maka berarti ada propek perusahaan untuk tumbuh (Sartono,2001).
nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva
perusahaan menunjukkan keputusan pengunaan dana atau keputusan investasi pada masa
lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mepunyai potensi memberikan
manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber daya tersebut akan
diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai
hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang
eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik member tanda bagi perkembangan
39
tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan
pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai
tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negative dengan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan
harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan
perusahaan akan direspon positif ileh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.
perusahaan.
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis
laporan keuangan sedangkan sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan
yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah
perusahaan dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industry yang sama dan
mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studi-studi ini akan membantu
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity merupakan rasio yang
sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder), karena rasio ini
menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang
disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE menunjukkan keuntungan
yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan
prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal
positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor sebagai sinyal
positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan
Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak
bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset berpengaruh positif secara
statistis terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang lain yang mendukung adalah Sari
adalah kepemilikan manajerial, rasio laverage, interaksi laverage dengan investasi dan
Tabel 2.1
Matrik Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan
Nakman Harahap
1 (2003) Analisis pengaruh struktur struktur modal sangat berpengaruh
modal terhadap profitabilitas terhadap profitabilitas karena struktur
pada Industri Pulp and Paper modal yang digunakan perusahaan
yang masuk pasar modal untuk operasional menentukan profit
yang diinginkan
2 Mayangsari (2001) Analisis Faktor-faktor yang perusahaan yang memiliki kemampuan
Mepengaruhi Keputusan Pendaan menghasilkan laba lebih mungkin
Perusahaan : Pengujian Pecking menggunakan dana internal
Order Hyphotesis
3 Dwi Nurhayati (2003) Analisis pengaruh struktur Modal Struktur modal (total modal) terhadap
terhadap tingkat pengembalian return on investment (ROI) menyatakan
investasi pada PT. Pantjamitra bahwa return on investment (ROI)
Ichigojaya Malang tidak hanya dipengaruhi oleh struktur
modal saja.
4 Rina Oktavia (2011) pengaruh struktur modal terhadap variabel bebas berupa DER berpengaruh
profitabilitas pada UMKM "Bagus signifikan negatif terhadap ROE sebagai
Agriseta Mandiri variabel terikat sedangkan DAR dan LDER
berpengaruh positif terhadap ROE
5 Edi Ningsih (2004) Rasio keuangan dan prediksi Rasio indebteness/equity berpengaruh
Pertumbuhan Laba,Studi Empiris positif paling dominant terhadap
pada perusahaan Manufaktur pertumbuhan laba dua tahun ke depan
di BEJ
6 Marti (2005) Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur modal tidak berpengaruh
Struktur Modal dan Profitabilitas dignifikan terhadap profitabilitas
Industri terhadap Profitabilitas perusahaan
Perusahaan
Siregar & Utama
7 (2005) Pengaruh Struktur kepemilikan Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
ukuran perusahaan, dan Praktek negatif signifikan terhadap besaran
Corporate Governance terhadap pengelolaan laba
pengelolaan Laba
(Earning Management)
8 Fitzsimons,Steffens, Growth and Profitability in Small Tidak ada hubungan yang konsisten dan
Douglas (2005) and Medium Sized Australian Firms jelas antara pertumbuhan perusahaan
dengan profitabilitas
42
Struktur Modal
(X1)
Nilai Perusahaan
Profitabilitas (Z)
(Y)
Pertumbuhan
Perusahaan
(X2)
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu serta gambar kerangka
Indonesia
Indonesia.
Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiono (2011) data kuantitatif merupakan suatu karakteristik dari suatu
Junis Penelitian ini adalah kausialitas yang bersifat kuantitatif dimana peneliti
pengaruh dari variabel eksogen dengan variabel terpengaruh atau variabel endogen.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang telah dibuat oleh masing-
masing Automotive yang dijadikan sampel. Laporan keuangan tahunan yang diterbitkan
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimplannya.
46
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Perusahaan Automotive yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode laporan keuangan selama 6 tahun yaitu
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu teknik dokumentasi yaitu dengan
Tabel 3.2
Sampel Penelitian Perusahaan Automotive Tahun 2009-2014
No EMITEN KODE
1 PT. Astra Internasional Tbk ASII
2 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO
3 PT. Goodyear Indonesia Tbk GDYR
4 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA
5 PT. Indospring Tbk INDS
6 PT. Intraco Penta Tbk INTA
7 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
8 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
9 PT. Nipress Tbk NIPS
10 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
11 PT. Tigaraksa Satria Tbk TGKA
12 PT. Total Bangun Persada Tbk TOTL
13 PT. Tunas Ridean Tbk TURI
14 PT. Trias Sentosa Tbk TRST
15 PT. United Tractor Tbk UNTX
16 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2009-2014
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel eksogen yaitu : Struktur Modal
(X1) dan Pertumbuhan perusahaan (X2). Dan variabel endogen yaitu Profitabilitas (Y)
Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Ukuran
Struktur Komposisi dan proporsi Perbandingan Rasio
Modal (X1) Utang jangka panjang total hutang yang
dan dimiliki dengan
Ekuitas ( saham preferen total ekuitas
Dan saham biasa) yang di kali 100%.
Ditetapkan perusahaan.
Pertumbuhan Seberapa jauh Total aktiva yang Rasio
Perusahaan perusahaan dimiliki
(X2) menempatkan diri dalam perusahaan pada
system ekonomi secara periode sekarang
keseluruhan dengan periode
sebelumnya
Di kali 100%
Profitabilitas Seberapa banyak Laba bersih Rasio
(Y) perusahaan yang telah setelah pajak
memperoleh dana atas terhadap modal
dana yang diinvestasikan sendiri dikali
oleh pemegang saham 100%
Nilai Rasio menilai suatu Rasio antara Rasio
perusahaan ekuitas berdasarkan nilai harga perlembar
(Z) bukunya. saham dengan
nilai buku
perlembar saham
dikali 100%
1. Analisis Deskriptif
terendah, nilai rasio tertinggi, nilai rasio rata-rata ( mean ), standar deviasi (
Standard deviation ).
jalur (path analysis) skematik diagram struktur. Metode ini digunakan untuk
data tiap variabel indikator. Bila nilai residual berada di antara -2 s.d +2
juga dilakukan dengan melihat penyebaran data (tiik) nilai residual pada
sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang kita miliki
sesuai dengan garis linier atau tidak. Uji linieritas dapat diketahui melalui
nilai Sig. pada Deviation from Linierity. Jika nilai Sig. pada Deviation from
Linierity > 0,05 maka hubungan anatar variable tersebut adalah linier (Tianto,
2015).
maupun tidak langsung serta pengaruh total dari model yang dibangun
1. Y = βy X1 + βy X2 + e1
Struktur Modal
(X1)
Profitabilitas
(Y)
Pertumbuhan
Perusahaan
(X2)
Gambar 1. Struktural 1
50
2. Z = βz X1 + βz X2 + βz y + e2
Struktur
Modal
(X1)
Nilai
Profitabilitas Perusahaan
(Y) (Z)
Pertumbuhan
Perusahaan
(X2)
Gambar 2. Struktural 2
Struktur
Modal
(X1)
Nilai
Profitabilitas Perusahaan
(Y) (Z)
Pertumbuhan
Perusahaan
(X2)
Keterangan:
teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak diteliti atau variabel lainnya yang belum
51
teridentifikasi oleh teori, atau muncul sebagai akibat dari kekeliruan pengukuran
variabel.
(X) terhadap variabel endogen (Y). Jadi secara sistematik analisis jalur (path
mengerjakan atau penerapan model analisis jalur (path analysis) yaitu dengan
teori tertentu.
sebagai berikut:
1. Pengaruh Langsung
endogen yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh
1. X1 → Y
2. X1 → Z
3. X2 → Y
4. X2 → Z
5. Y → Z
52
1. X1 → Z melalui Y
2. X2 → Z melalui Y