Pendahuluan
Laring adalah kotak suara yang memungkinkan kita untuk berbicara, berteriak,
berbisik, dan bernyanyi. Laring terletak di bagian anterior leher, bagian inferior dari
faring dan bagian superior dari trakea. Laring terdiri dari kerangka tulang rawan yang
didalamnya terdapat pita suara (plica vocalis) yang ditutupi oleh lapisan lendir. Otot di
dalam laring menyesuaikan posisi, bentuk, dan ketegangan dari pita suara,
memungkinkan kita untuk membuat suara yang berbeda dari berbisik hingga
bernyanyi. Setiap perubahan dalam aliran udara (yang dihasilkan oleh paru-paru
menghembuskan napas udara) di pita suara akan mempengaruhi suara dan kualitas
suara. Laring terletak di antara faring dan trakea serta memiliki penutup disebut
epiglotis.1
Fungsi utama laring adalah untuk melindungi saluran napas bagian bawah
respirasi dan mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran napas. Fungsi lain dari
laring selain produksi suara (fonasi) adalah batuk, manuver Valsalva, kontrol ventilasi,
dan bertindak sebagai organ sensorik. Laring terdiri dari 3 pasang kartilago (krikoid,
LARINGITIS AKUT 1
tiroid, epiglotis); 3 pasang kartilago yang lebih kecil (arytenoids, corniculate,
cuneiform); dan sejumlah otot intrinsik. Tulang hyoid, sementara secara teknis bukan
bagian dari laring,namun merupakan insersi otot dari atas yang membantu dalam
gerakan laring.2
Laringitis akut merupakan inflamasi plica vocalis dan laring yang memiliki
onset tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 3 minggu.1,3 Penyakit ini sering terjadi pada
anak-anak, mempunyai onset yang mendadak dan biasanya sembuh sendiri.2,3 Bila
kronik.3 Laringitis didefinisikan sebagai proses inflamasi yang melibatkan laring dan
dapat disebabkan oleh berbagai proses baik non-infeksi maupun infeksi. Penyebab
laringitis antara lain penyalahgunaan suara, paparan agen berbahaya atau agen
infeksius dimana yang paling sering adalah virus namun kadang juga disebabkan oleh
bakteri.3,4
Laringitis akut sering juga disebut dengan “croup” yang proses peradangannya
sering melibatkan saluran pernafasan di bawahnya yaitu trakea dan bronkus. Bila
dengan suara serak, batuk menggonggong, stridor inspirasi, dengan atau tanpa adanya
stress pernapasan.4
LARINGITIS AKUT 2
Meskipun sifat penyakit ini adalah dapat sembuh sendiri tetapi kadang-kadang
cenderung menjadi berat bahkan fatal. Penyakit ini dapat menimbulkan obstruksi
saluran pernapasan yang bersifat ringan hingga berat. 4 Oleh karena itu, pencegahan
Epidemiologi
Sindrom croup terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 6 tahun dengan
puncaknya pada usia 1-2 tahun. Akan tetapi sindrom croup dapat juga terjadi pada anak
berusia 3 bulan dan di atas 15 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-
laki daripada anak perempuan dengan rasio 3:2. Angka kejadian meningkat di musim
dingin dan musim gugur, tetapi penyakit ini tetap dapat terjadi sepanjang tahun. Pasien
croup merupakan 15% dari seluruh pasien dengan infeksi respiratori yang berkunjung
ke dokter. Kekambuhan sering terjadi pada usia 3-6 tahun dan berkurang sejalan
dengan pematangan struktur anatomi saluran respiratori atas. Hampir 15% pasien
Etiologi
menyanyi atau berteriak)1 paparan agen berbahaya, atau agen infeksius yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.3 Agen infeksi yang paling sering virus
tapi kadang-kadang bakteri.3 Sekitar 60% kasus disebabkan oleh Human parainfluenza
LARINGITIS AKUT 3
virus type 1 (HPIV-1), HPIV 2,3 dan 4,virus influenza A dan B, Adenovirus,
Respiratory Syncytial virus (RSV) dan virus campak. Meskipun jarang, pernah juga
Patogenesis
Laringitis hanya menular jika disebabkan oleh infeksi. Laringitis karena infeksi
virus menyebar melalui cara droplet. Penularan penyakit dapat diminimalkan atau
dicegah dengan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, dan kebiasaan
kebersihan yang baik (sering mencuci tangan dan tidak berbagi peralatan makan).1
Seperti infeksi respiratori pada umumnya, infeksi virus pada laring dimulai dari
nasofaring dan menyebar ke epitel laring. Peradangan difus, eritema dan edema yang
terjadi pada daerah infeksi menyebabkan terganggunya mobilitas pita suara serta area
subglotis mengalami iritasi. Hal ini menyebabkan suara pasien menjadi serak (parau).
Aliran udara yang melewati saluran respiratori atas mengalami turbulensi sehingga
Stridor inspirasi menunjukkan adanya obstruksi pada laring.5 Pergerakan dinding dada
dan abdomen yang tidak teratur menyebabkan pasien kelelahan serta mengalami
hipoksia dan hiperkapnea. Pada keadaan ini dapat terjadi gagal napas atau bahkan henti
napas. 3,4,6
LARINGITIS AKUT 4
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis biasa didahului dengan demam yang tidak begitu tinggi
selama 12-72 jam. Hidung berair, nyeri menelan dan batuk ringan. Kondisi ini akan
berkembang menjadi batuk nyaring, suara menjadi parau dan kasar. Gejala sistemik
yang menyertai seperti demam dan malaise. Bila keadaan berat dapat terjadi sesak
napas, stridor inspiratorik yang berat, retraksi dan anak tampak gelisah dan bertambah
berat pada malam hari. Gejala puncak terjadi pada 24 jam pertama hingga 48 jam.
Biasanya perbaikan akan tampak dalam waktu satu minggu. Anak akan sering
menangis, rewel dan akan merasa nyaman jika duduk di tempat tidur atau digendong.4
Pada bayi dan anak kecil, tanda-tanda dan gejala klasik dari laringitis
Demam.
Sedangkan ketika penyebab laringitis adalah non infeksi, maka batuk bisa
merupakan gejala yang signifikan bersama dengan suara serak. Pasien juga dapat
menelan dan sesak napas. Pada kasus yang jarang, pasien dapat batuk mengeluarkan
air ludah bercampur darah jika peradangan sampai menyebabkan pendarahan kecil.1
LARINGITIS AKUT 5
Berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan anak di Rumah sakit, diagnosis
croup dibagi atas ringan dan berat, dengan tanda dan gejala sebagai berikut:7
- Suara serak
- Batuk menggonggong
dalam.
Diagnosis
Diagnosis laringitis akut dapat ditegakan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
1. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan selain gejala infeksi saluran pernapasan atas (yaitu,
demam, batuk, rhinitis), pasien juga mengalami disfonia atau suara serak. Gejala-gejala
ini konsisten dengan laringitis namun tidak spesifik untuk laringitis akut atau kronis.
malaise. Gangguan suara biasanya berakhir 7-10 hari. Jika gejalanya menetap lebih
LARINGITIS AKUT 6
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisis ditemukan suara serak, hidung berair, dan frekuensi
napas yang sedikit meningkat. Kondisi pasien bervariasi sesuai dengan derajat stress
pernapasan yang diderita. Pemeriksaan langsung area laring tidak terlalu diperlukan,
akan tetapi jika diduga terdapat epiglotitis (serangan akut, gawat napas, disfagia) maka
eritema dan edema dari plica vocalis, sekresi, dan permukaan yang ireguler dari plica
vocalis. Perhatikan juga adanya mobilitas plica vocalis yang normal dan ada tidaknya
obstruksi jalan napas. Selain temuan infeksi saluran pernapasan bagian atas umum,
3. Pemeriksaan Penunjang
perlu dilakukan karena diagnosis biasanya dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis,
gejala klinis dan pemeriksaan fisik.3,4 Jika pasien memiliki eksudat di orofaring atau
melapisi plica vocalis, maka dapat diambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan gram
udara steeple sign (seperti menara) yang menunjukkan adanya penyempitan kolumna
subglotis yang mana gambaran radiologis ini hanya ditemukan pada 50% kasus.4
LARINGITIS AKUT 7
Tatalaksana
dianjurkan untuk menjaga kelembaban jalan napas dengan istirahat total penggunaan
suara.3,8 Jika harus berbicara maka dianjurkan menggunakan suara dengan fonasi yang
lembut atau bersuara biasa, namun tidak berbisik. Hal ini disebabkan jika berbisik
dapat meningkatkan kerja dari laring.3 Saat berbisik pita suara akan meregang
maksimal dan membutuhkan lebih banyak kerja dari otot-otot laring sehingga dapat
Selain itu, menghindari iritasi pada laring, misalnya makanan pedas, makanan
berlemak serta makanan atau minuman yang dingin juga dapat membantu
Sebagian besar pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit, melainkan cukup
dirawat di rumah. Pasien dirawat di rumah sakit bila dijumpai salah satu dari gejala-
gejala berikut.
- Hipoksemia
LARINGITIS AKUT 8
- Gelisah
- Sianosis
- Gangguan kesadaran
- Demam tinggi
Jika terdapat tanda-tanda sesak napas atau tanda gagal napas maka tatalaksana
endotrakea.
- Terapi oksigen
Terapi uap telah digunakan untuk obstruksi jalan napas pada kasus yang berat.
Pemakaian uap dingin lebih baik daripada uap panas, kerena kulit akan melepuh akibat
paparan uap panas. Sedangkan uap dingin akan melembabkan saluran respiratori,
memberikan efek yang nyaman dan menenangkan bagi anak. Walaupun terapi uap ini
LARINGITIS AKUT 9
merupakan pilihan yang praktis, namun kelembaban yang ditimbulkan dapat pula
memperberat keadaan anak jika terjadi pada kondisi yang lebih berat seperti
Nebulasi epinefrin akan menurunkan permeabilitas vascular epitel bronkus dan trakea,
memperbaiki edema mukosa laring dan meningkatkan laju udara pernapasan. Epinefrin
1. Racemic epinephrine (campuran 1:1 Isomer d dan 1 epinefrin) dengan dosis 0,5 ml
larutan racemic epinephrine 2,25% yang telah dilarutkan dalam 3ml salin normal.
Racemic epinephrine merupakan pilihan utama, efek terapinya lebih besar dan
Nebulisasi epinefrin masih dapat diberikan pada pasien dengan takikardi dan kelainan
mekanisme anti radang. Uji klinis menunjukkan adanya perbaikan pada pasien
laringitis ringan sedang yang diobati dengan steroid oral atau parenteral dibandingkan
dengan placebo. Kortikosteroid yang dapat diberikan yaitu deksametason dengan dosis
LARINGITIS AKUT 10
0,6 mg/kgBB per oral/ intramuskular sebanyak 1 kali dan dapat diulang dalam 6-24
jam. Efek klinis akan tampak dalam 2-3 jam setelah pengobatan. Selain deksametason,
dapat juga diberikan prednison atau prednisolone dengan dosis 1-2mg/kgBB4 atau
itu, nebulasi budesonid juga dipakai sejak tahun 1990. Larutan 2-4mg budesonid (2 ml)
diberikan melalui nebulizer dan dapat diulang pada 12 sampai 48 jam pertama. Efek
terjadi dalam satu jam. Pemberian terapi ini mungkin akan lebih bermanfaat pada
pasien dengan gejala muntah dan gawat napas yang hebat. Namun pada sebagian besar
kasus pemakaian budesonid tidak lebih baik daripada deksametason oral. Budesonid
Intubasi endotrakeal dilakukan pada kasus yang berat yang tidak responsif
terhadap terapi yang lain. Intubasi endotrakeal merupakan terapi alternatif selain
adalah adanya hiperkarbia dan adanya ancaman gagal napas. Selain itu, peningkatan
dada, sianosis, letargi atau penurunan kesadaran. Intubasi hanya diperlukan untuk
jangka waktu yang singkat yaitu hingga edema laring hilang atau teratasi.4
yang disertai infeksi bakteri. Pasien diberi terapi empiris sambil menunggu hasil kultur.
LARINGITIS AKUT 11
Sebuah review sistematis yang sangat baik mencoba untuk menjawab
pertanyaan apakah antibiotik yang direkomendasikan dalam kasus laringitis akut. Para
penulis mengutip 2 studi oleh kelompok riset yang sama. Dalam satu studi, pasien
menerima baik penisilin V (800 mg selama 5 hari) atau plasebo. Dua kelompok tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam gejala atau gangguan pita suara.
Kelompok riset menerbitkan sebuah studi kedua dimana eritromisin diberikan. Mereka
yang menerima eritromisin menunjukkan perbaikan kualitas suara setelah satu minggu
dan gejala batuk sedikit lebih baik setelah 2 minggu. Kesimpulan keseluruhan dari
untuk sebagian besar kasus laringitis akut dan tidak boleh diresepkan sebagai
LARINGITIS AKUT 12
Dibawah ini diuraikan algoritma penatalaksanaan sindrom croup sebagai
berikut: 4
CROUP Diagnosis banding
- Aspirasi benda asing
- Abnormalitas kongenital
- epiglotitis
Obstruksi jalan napas
yangmengancam jiwa
- Sianosis
- Penurunan kesadaran
- O2 100% dengan sungkup muka dan nebulisasi adrenalin (5ml)
1:1000
TIDAK YA - Intubasi anak sesegera mungkin (oleh seorang yang
berpengalaman)
- Hubungi pusat rujukan pelayanan kesehatan anak
-
MEMBAIK
- Dipulangkan bila tidak ada TIDAK MEMBAIK
stridor saat istirahat - Evaluasi ulang
- Edukasi orang tua pasien Perbaikan - Rawat
- Hubungi konsulen
- Evaluasi diagnosis
- Rawat/observasi IGD
- Ulangi kortikosteroid oral/12 - Nebulisasi adrenalin (dosis
jam sama) DAN kostokosteroid
- Edukasi orang tua pasien Sebagian
sistemik (dosis sama)
- Sediakan penjelasan tertulis - Persiapkan pelayanan untuk
untuk dokter umum yang tindakan darurat
akan follow up - Pertimbangkan intubasi
LARINGITIS AKUT 13
Komplikasi
Pada 15% kasus dilaporkan terjadi komplikasi misalnya otitis media, dehidrasi
dan pneumonia (jarang terjadi). Sebagian kecil pasien memerlukan tindakan intubasi.
Gagal jantung dan gagal napas dapat terjadi pada pasien yang perawatan dan
pengobatannya tidak adekuat.4 Pada kasus yang jarang, dapat terjadi respiratory
Prognosis
penyakit ini juga dapat menimbulkan obstruksi saluran pernapasan yang cenderung
menjadi berat bahkan fatal yakni dapat terjadi gagal napas atau bahkan henti napas.
3,4,6
Pencegahan 8,10
dan menangis.
LARINGITIS AKUT 14
Kesimpulan
Laringitis akut merupakan inflamasi plica vocalis dan laring yang memiliki
onset tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 3 minggu.Penyakit ini sering terjadi pada
anak-anak, mempunyai onset yang mendadak dan biasanya sembuh sendiri dengan
prognosis yang baik. Namun penyakit ini juga dapat menimbulkan obstruksi saluran
pernapasan yang cenderung menjadi berat bahkan fatal yakni dapat terjadi gagal napas
atau bahkan henti napas. Oleh karena itu, pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat
sangat dibutuhkan.
LARINGITIS AKUT 15
DAFTAR PUSTAKA
y=100434&pf=2
overview#showall
5. Benson BE. Stridor. [serial online] 14 Agustus 2012 [cited 30 Oktober 2014].
medis.2009;84-8
7. Departemen kesehatan RI. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001385.htm
LARINGITIS AKUT 16
9. Badan penerbit ikatan dokter anak Indonesia. Formularium spesialistik ilmu
kesehatan anak.2013;142
10. Feierabend RH, Shahram MN. Hoarseness in adults. Am Fam Physician. 2009
http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58797&pf=3
&page=11
LARINGITIS AKUT 17