Anda di halaman 1dari 10

FINAL PROJECT

PAPER 2 FISIOTERAPI OLAHRAGA


ANALISIS KASUS

OLEH :

PARAMITHA KURNIA WIGUNA


(201310490311017)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG
2016
PENDAHULUAN

Setiap orang yang melakukan olahraga dengan benar akan memperoleh manfaat
antara lain sehat, bugar dan prestasi yang tinggi, selain itu ada dampak negatifnya salah satu
di antaranya adalah cedera. Cedera ini dapat terjadi pada setiap atlet dibagian tubuhnya.
Walaupun berenang memiliki reputasi sebagai olahraga low-impact, berenang juga bisa
mengakibatkan cedera, cedera yang diakibatkan oleh berenang dikarenakan latihan yang
berlebihan atau teknik yang salah. Pada umumnya cedera yang sering terjadi pada perenang
adalah Swimmer’s Shoulders.

Swimmer’s Shoulder

Swimmer’s shoulder disebabkan oleh terjadinya over use (terlalu sering dipakainya
persendian bahu). Di samping itu faktor lain yaitu kurangnya pemanasan (warming-up) dan
pendinginan setelah latihan, tubuh dalam keadaan lelah atau belum siap saat menerima beban,
karena kesalahan dalam sistematika, biomekanika gerakan/pukulan dan metode latihan.
Cedera ini akan cepat sembuh apabila keluhan tersebut dapat diketahui secara dini,
kemungkinan pulih kepada fungsi yang normal sangat besar harapannya. Pengetahuan
terhadap olahraga yang beresiko bagi sendi bahu sangat penting dalam proses pencegahan
dan penanganan cedera. Tanda-tanda terjadinya Swimmer’s Shoulder antara lain : nyeri di
daerah bahu, terutama terjadi di daerah bahu depan atau samping, nyeri akan terasa pada
gerakan bahu ke belakang (mendayung).

Ada 3 stadium Swimmer’s Shoulder yaitu :

(1)Nyeri setelah bertanding atau latihan,

(2)Nyeri bahu sewaktu atau setelah berenang,

(3)Sakit di bahu terus-menerus.


Sekenario

Seorang atlit renang bernama Tn. A.P umur 20 tahun datang ke fisioterapi dengan keluhan
rasa nyeri di bahuNya. Pasien mengalami nyeri di bahu bagian kiri saat selesai berlatih
renang, tetapi pasien membiarkan rasa nyerinya dan ngeompres bagian bahunya yg terasa
nyeri dengan ice pack karena yang difikirkan itu hanya nyeri pegal setelah latihan. Tapi
setelah 7 hari berlalu pasien merasakan nyerinya bertambah dan dia susah melakukan
gerakan mengangkat tangannya dan nyeri di rasakan di seluruh bahu, atlit itu juga merasakan
nyeri pada otot sekitar bahu.

A. Assesment

Anamnesis umum

Nama : Nn.AP

U m ur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Atlit Renang

Alamat : jl. Wattimena blok c no.7 Ambon

Anamnesis khusus

Keluhan Utama :

Pasien merasakan rasa sakit di bahu sebelah kiri saat di gerakkan terus,mudah terasa pegal
saat selesai melakukan latian dan rasa sakit saat melakukan latihan yang terlalu lama dan
berlebihan.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 7 hari yang lalu pasien merasakan nyeri pada kedua bahu dengan bahu kanan lebih
ringan daripada bahu kiri namun pada bahu kiri lama kelamaan nyerinya makin hebat dan
membuat rasa yang tidak nyaman.

Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada

Riwayat Penyakit Penyerta : tidak ada yang menyebabkan penyakitsekarang


Pemeriksaan Umum

Vital Sign

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Denyut Nadi : 74 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Temperatur : 370C

Inspeksi

1. Pasien datang secara mandiri

2. Tampak kesakitan pada bahu ketika menggerakan lengan ke depan dan


belakang

3. Kontur bahu asimetris (bahu kiri lebih tinggi daripada bahu kanan)

4. Protaksi bahu

Palpasi

Spasme pada otot suprapinatus dan infrapinatus

Nyeri tekan pada tendon m. supraspinatus dan tendon m. biceps caput longum serta di muscle
belly-nya.

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif

Cervikal ketika melakukan fleksi,ekstensi, lateral fleksi dan rotasi full ROM dan tanpa nyeri

Shoulder kanan ketika melakukan fleksi, abduksi-elevasi terbatas pada ROM 1600 dan nyeri
Adduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi full ROM.

Shoulder kiri ketika melakukan fleksi, ekstensi dan abduksi-elevasi, adduksi, internal rotasi
dan eksternal tidak full ROM dan sangat nyeri (ROM terlampir).

Elbow ketika melakukan fleksi dan ekstensi dapat digerakan full ROM dan tidak ada nyeri.

Passive

Cervikal ketika melakukan fleksi,ekstensi, lateral fleksi dan rotasi full ROM dan tanpa nyeri

Soulder kanan ketika melakukan fleksi, ekstensi, abduksi-elevasi, adduksi, internal rotasi dan
eksternal rotasi full ROM dan nyeri.
Shoulder kiri ketika melakukan fleksi, abduksi-elevasi, adduksi, ekstensi, internal rotasi dan
eksternal rotasi terbatas dan nyeri (ROM terlampir)

Elbow ketika melakukan fleksi dan ekstensi dapat digerakan full ROM dan tidak ada nyeri.

Tes Daya Tahan Isometrik

Adduksi shoulder : - (tidak nyeri)

Abduksi shoulder : + (nyeri)

Soulder eksternal rotasi : + (nyeri)

Soulder internal rotasi : + (tnyeri)

Fleksi elbow : + (nyeri)

Ekstensi elbow : - (tidak nyeri)

ROM tes :

Hasil :

Sendi Kanan Kri

Sholder S:550-0-1600 S:550-0-900

F:1600-0-450 F : 950-0-450

Interpretasi : Ada keterbatasan gerak pasif pada sendi shoulder bidang sagital 500 dan
bagian bidang frontal 650. Tidak ada keterbatasan pada sendi elbow.

VRS Test :

Hasil : pasien merasakan nyeri yang sangat berat

Tes pemeriksaan Spesifik

Tes Supraspinatus (supraspinatus challenge test)


Lengan penderita diposisikan abduksi 90° dengan rotasi netral dan terapis memberikan
tahanan untuk gerakan abduksi kemudian lengan diposisikan medial rotasi dan menyudut ke
depan 30° sehingga ibu jari menghadap ke lantai. Pemeriksa memberi tahanan lagi sambil
mencari gambaran yang muncul, bila gambaran yang muncul adalah rasa nyeri atau
kelemahan kontraksi menunjukkan adanya kelainan pada otot supraspinatus.

Tes lengan jatuh (mosley)


Penderita mengabduksikan secara penuh lengannya dalam posisi lurus kemudian penderita
disuruh untuk menurunkan lengannya secara perlahan-lahan. Bila pada posisi abduksi 90°
penderita tiba-tiba menjatuhkan lengannya, berarti penderita tidak dapat mempertahankan
penurunan lengan secara bertahap karena merasakan nyeri dipersendian bahu bagian atas
akibat gangguan padamusculus supraspinatus.

Tes Appley
Penderita disuruh menggaruk-garuk di daerah sekitar angulus medialis scapula dengan tangan
sisi contralateral melewati belakang kepala. Dalam pola gerakan itu otot-otot abductor,
rotator external dari bahu bekerja. Pada tendinitis supraspinatus tes appley tidak dapat
dilaksanakan oleh penderita karena adanya nyeri di sekitar persendian bahu.

Pemeriksaan penunjang

MRI

X-ray

Diagnosa Fisioterapi

Gangguan gerak fungsional, kinerja otot, mobilitas sendi dan ROM shoulder kiri akibat nyeri
karena swimmer’s shoulder .

Problem Fisioterapi

Adanya rasa nyeri

Keterbatasan gerak abduksi-elevasi dan fleksi shoulder kiri

Spasme otot supraspinatus dan infrapinatus

Gangguan aktivitas fungsional

Perencanaan

1. Jangka Pendek

- Mengurangi nyeri

- Meningkatkan ROM

- Mengurangi spasme otot infrapinatus, suprapinatus, dan otot sekitar bahu

2. Jangka Panjang

Mengembalikan kemampuan fungsional pasien dengan menggubakan mitode terapi latihan


Intervensi

IR

Berikan pada daerah bahu.

t : 30menit

rasa hangat yang pancarkan oleh IR mengurangi nyeri, merelaksasi otot, dan melancarkan
sirkulasi darah pada daerah bahu.

MWD

Diberikan pada daerah bahu dengan dosis

I : 100 watt pada posterior shoulder kiri

50 watt pada anterior shoulder kiri

t : 10 menit

F : sehari sekali kecuali hari minggu

Terapi ini untuk mengurang inflamasinya dan merileksasi oto karna rasa hangatnya.

TERAPI LATIHAN

Untuk tahap selanjutnya saya menggunakan modalitas terapi latihan, karena terapi
latihan merupakan proses yang paling cepat dalam proses pemulihan, baik itu dengan latihan
berenang maupun menggunakan latihan beban. tetapi latihan yang dijalankannya tidak terlalu
berat dan dibatasi apabila sudah terasa sakit. Bentuk-bentuk latihannya adalah dengan cara
berenang dan latihan beban. Mitode terapi latihan dengan cara berenang akan membuat
proses pemulihan dapat cepat tercapai kembali.

gaya crawl atau gaya dada, dengan takaran sebagai berikut :

Frekuensi : 2-3 kali seminggu,

Intensitas : rendah ke sedang (30%-60%).

Durasi waktu : 30 -60 menit setiap latihan,

jarak tempuh : 1000 m -1500m


diusahakan pada pagi hari dengan recovery 1-2 menit setiap 50m atau 100m

Latihan beban sangat membantu proses pemulihan, bentuk latihannya bersifat


isometris, yaitu otot berkontraksi tanpa gerakan sendi dengan perlahan-lahan, beban 8 ringan,
dan sedikit ditahan. Latihan beban dapat dilakukan setiap hari dengan beberapa kali dan
meningkat secara bertahap. adapun beban yang di pakai adalah berat badannya sendiri atau
bagian tubuh itu sendiri. Beberapa bentuk latihannya :

1. Pengangkatan scapula (pengangkatan bahu ke samping)

a. Posisi tubuh berdiri, kaki sejajar dengan bahu.

b. Lengan yang mengalami Swimmer’s Shoulder memegang beban (dumble) berat dumble
disesuaikan dengan kemampuannya + 2-4 Kg (tidak terlalu berat).

c. Gerakkan dumble ke samping sampai lengan lurus, tahan 2-3 detik kemudian kembali ke
posisi semula, dengan takaran sebagai berikut :

Frekuensi : 2-3 kali seminggu, Intensitas : rendah ke sedang (30%-60%).

Durasi waktu : 30 -60 menit setiap latihan.

Volume : 2-3 set. 12 – 15 repetisi / set.

Recovery : Recovery (t.r): 1-2 menit/ Interval (t.i) : 2-3 menit.

2. Push-up Ambil posisi Push-up dengan lutut sebagai tumpuannya, kedua siku sejajar
dengan bahu, angkat badan hingga kepala, leher, punggung dan siku sejajar. Tahan posisi
tersebut jangan sampai badan menyentuh lantai kemudian luruskan siku tahan 2-3 detik,
turunkan lagi ke posisi awal, demikian seterusnya sesuai dengan repetisi yang dianjurkan.

Frekuensi : 2-3 kali seminggu, Durasi waktu : 30 -60 menit setiap latihan.

Volume : 1-2 set. 6 – 8 repetisi/set.

Recovery : Recovery (t.r): 1-2 menit/Interval (t.i): 2-3 menit.

3.Gerakannya rowing Posisi badan berdiri, gerakannya rowing (mendayung) dengan menarik
scapula (menarik telapak tangan ke arah dada, kedua telapak tangan di buka ketika sampai ke
dada, tahan 2-3 detik, bebannya + 5 -10 kg, kemudian kembali ke posisi awal.

Frekuensi : 2-3 kali seminggu,

Durasi waktu : 30 -60 menit setiap latihan.

Volume : 2-3 set. 12 – 15 repetisi/set.

Recovery : Recovery (t.r): 1-2 menit/Interval (t.i): 2-3 menit.


4.Cara duduk Duduk di kursi kedua tangan berpegangan pada kedua lengan kursi, kedua kaki
disilangkan lurus ke depan, luruskan kedua siku tahan 2-3 menit kemudian kembali keposisi
semula.

Frekuensi : 2-3 kali seminggu,

Durasi waktu : 30 -60 menit setiap latihan.

Volume : 1-2 set. 8 – 10 repetisi/set.

Recovery : Recovery (t.r): 1-2 menit/Interval (t.i) : 2-3 menit.


Evaluasi

Sesaat :

Pasien dapat merasakan nyeri yang mulai berkurang ,rileksasi pada otot-otot yang tegang
,masih terasa sakit bila bahu di gerakkan ,dan ROM masih belumkembali sepenuhnya.

Berkala :

Nyeri mulai hilang ,spasme otot hilang ,peradangan mulai hilang ,dan ROM sudah mulai
kemabali seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai