Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa didalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau
keduanya.2
melitus tipe 2 akan meningkat dari 171 juta orang pada 2000 menjadi 366 juta tahun
2030. WHO memperkirakan Indonesia menduduki ranking ke-4 di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000,
jumlah penderita diabetes mencapai 8,4 juta dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah
penderita diabetes di Indonesia akan berjumlah 21,3 juta. Tetapi, hanya 50% dari
Suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk
dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis/subspesialis bahkan oleh semua tenaga
kesehatan yang ada. Mengingat bahwa Diabetes Melitus akan memberikan dampak
terhadap kualitas sumberdaya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup
besar, semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah sebaiknya ikut serta dalam
1
keluarga atau home visite. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan salah satu dari 12 indikator. Semakin
banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka ststus keluarga
tersebut semakin mengarah kepada keluarga sehat. Sejalan dengan hal tersebut, maka
Pada Program Keluarga Binaan yang kami lakukan kali ini, kami mencoba
melakukan suatu pembinaan pada suatu keluarga dimana dalam keluarga tersebut
masalah yang kami rumuskan sejak awal kunjungan. Serta harapan selanjutnya, baik
pasien maupun keluarga pasien dapat merubah perilaku agar sesuai dengan yang
semestinya.
2. Melakukan intervensi terhadap masalah kesehatan yang ada pada keluarga binaan.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.1 Definisi
ditandai dengan meningkatnya glukosa darah puasa. Disfungsi metabolik ini dapat
diabetes mellitus tipe 2, sindrom ovarium polikistik, dan perlemakan hati non-
alkoholik.1
2.1.2 Epidemiologi
digunakan dan populasi yang diteliti. Berdasarkan data dari the Third National
yakni 16% pada laki-laki kulit hitam sampai 37% pada wanita Hispanik.
Krakatau steel memperlihatkan prevalensi sebesar 15,8% pada tahun 2005 dan
meningkat sebesar 19,7% pada tahun 2007. Hal ini meningkat dengan adanya
pengaruh gaya hidup dengan kecendrungan mengkonsumsi makanan siap saji dan
2.1.3 Etiologi
4
viseral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang (waist to hip
yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh
mellitus.
2) Obesitas sentral
4) Usia
sebesar 6.7% pada usia 20-29 tahun dan 43.5% pada usia 60-69 tahun.
2.1.5 Patofisiologi
5
Patofisiogi sindrom metabolik bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh
insulin dan obesitas sentral merupakan patofisiologi dasar yang saling berkaitan
1) Obesitas sentral
Obesitas dapat disebabkan oleh banyak faktor tetapi prinsip dasarnya adalah sama
yang dimasukkan dalam tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga tertimbun
Terdapat dua tipe obesitas yaitu obesitas sentral dan perifer. Pada obesitas
sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah
gluteofemoral.5
a. Lipotoksisitas
Pemaparan asam lemak bebas yang lama pada sel beta pankreas
disebabkan oleh glukosa. Selain itu asam lemak bebas juga dapat menghambat
ekspresi insulin pada keadaan glukosa plasma yang tinggi dan menginduki
6
Asam lemak bebas yang meningkat mengganggu kemampuan insulin untuk
ke dalam otot skelet, juga menghambat sekresi insulin dari sel beta pankreas. Hal
b. Adipositokin
Sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak seperti TNF-α, IL-6 dan
- Adinopektin
Adinopektin adalah protein sekretorik mirip kolagen yang dihasilkan oleh
pada sel lemak dan kadar trigliserida dalam sel tersebut. Leptin bekerja
7
- Interleukin-6
IL-6 adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak dimana peningkatan
kadarnya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah dan ukuran sel lemak. IL-6
disekresi 2-3 kali lebih banyak oleh jaringan lemak viseral daripada
jarigan lemak subkutan pada orang yang obes berat.IL-6 memiliki sifat
berat badan. Efek TNF-α pada jaringan lemak yaitu penurunan eksresi
banyaknya asam lemak bebas yang beredar di plasma pada orang dengan obesitas
sentral. resistensi insulin ini akan semakin meningkatkan pemecahan asam lemak
8
- Hati, terjadi peningkatan pemecahan glukosa di hati (glukoneogenesis)
asam lemak bebas yang dapat meningkatkan sintesis dan sekresi apoB100 sebagai
kofaktor dari trigliserid dan VLDL. Pada hipertrigliseridemia terjadi penurunan isi
ester kolesterol dari inti lipoprotein menyebabkan penurunan isi kolesterol HDL
dengan peningkatan beragam trigliserida menjadikan partikel kecil dan padat. Hal
sulit dipisahkan satu sama lain karena adanya resistensi insulin dan obesitas.
mekanisme berikut:7
2.1.6 Diagnosis
9
Setelah Reaven pada tahun 1988 mencanangkan sindrom resistensi insulin,
maka WHO 1999 melakukan tata cara diagnostik sindrom metabolik yang
yang ditandai dengan kadar glukosa darah puasa > 110 mg/dl ditambah dengan
komponen lain. Berikut tabel kriteria diagnosis sindrom metabolik menurut WHO
tahun 1999.3
dalam hal ini diabetes melitus dan atau resistensi glukosa terganggu merupakan
titik sentral dari komponen faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Pada dasarnya
semua komponen dari sindrom metabolik terkait satu sama lain sehingga dengan
penanganan salah satu dari komponen akan memberi dampak positif pula pada
komponen lain.3
10
Selanjutnya NCEP ATP III merekomendasikan sindrom metabolik dengan
kriteria berbeda dimana gangguan resistensi insulin tidak dimasukkan dalam salah
apabila ditemukan 3 atau lebih komponen yang ada pada satu subjek. Berikut
kriteria diagnosis sindrom metabolik menurut ATP III dan ATP III yang
dimodifikasi.3
Asia dimana lingkar pinggang dianggap terlalu besar untuk orang Asia dimana
lingkar pinggang orang Asia untuk laki-laki adalah ≥ 90 cm dan wanita ≥ 80 cm.
2.1.7 Tatalaksana
11
metabolik hendaklah dimotivasi untuk merubah kebiasaan makan dan latihan
kesulitan dalam mencapai penurunan berat badan. Latihan fisik dan perubahan
pola makan dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kadar lipid,
1) Latihan Fisik
didalam tubuh, dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan
fisik terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot
sampai 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4 hari. Jadi aktivitas fisik teratur
Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien menjalani latihan fisik sedang
secara teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan
dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan pilihan terbaik untuk latihan
dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari juga
2) Diet
12
Sasaran utama dari diet pada sindrom metabolik adalah menurunkan risiko
kardiovaskular. Bukti-bukti dari suatu studi besar menunjukkan bahwa diet rendah
studi klinis, diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menunjukkan penurunan
(DASH), pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan tinggi
Penurunan asupan sodium dapat menurunkan tekanan darah lebih lanjut atau
mencegah kenaikan tekanan darah yang menyertai proses menua. Studi dari the
konsumsi produk rendah lemak dan garam disertai dengan penurunan risiko
sindrom metabolik yang bermakna. Diet rendah lemak tinggi karbohidrat dapat
meningkatkan kadar HDL kolesterol pada pasien dengan diet rendah lemak,
mengandung lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acid = MUFA) atau asupan
karbohidrat yang mempunyai indeks glikemik rendah. Diet ini merupakan pola
13
kardiovaskular. Suatu studi menunjukkan adanya korelasi antara penyakit
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Efek jangka panjang dari diet
rendah karbohidrat belum diteliti secara adekuat, namun dalam jangka pendek,
dengan indeks glikemik rendah yang banyak mengandung serat. Makanan dengan
indeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar glukosa post prandial dan
insulin. 2,10
3) Medikamentosa
Obat-obatan dapat dipakai dalam upaya penurunan berat badan. Obat yang
minggu yang disertai dengan diet dan aktifitas fisik, memperbaiki kolesterol HDL,
inhibitor yang memiliki makna dalam meregresi hipertrofi ventrikel. Selain itu,
juga memilki pengaru persisten dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan
14
diastolik. Tiazolidindion dan metformin juga dapat menurunkan kadar asam lemak
mengurangi progresi diabetes sebesar 31% dan efektif pada pasien muda dengan
obesitas.2,10
kolesterol HDL, telah meningkatkan perbaikan profil lipid yang sangat efektif dan
2.2 Hiperurisemia
2.2.1 Definisi
normal. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam tubuh. Dalam
(underexcretion) atau keduanya maka akan terjadi peningkatan kadar asam urat
darah yang disebut dengan hiperurisemia. Dikatakan hiperurisemia bila asam urat
serum lebih dari 7 mg/dL (lebih dari 0,42 mmol/l) pada pria dan lebih dari 5.7
mg/dL (lebih dari 0,34 mmol/l) pada wanita. Kadar asam urat normal pada pria
2.2.2 Purin
15
Purin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA
dan DNA. Nukleotida purin merupakan senyawa kecil mengandung nitrogen yang
lain, nukleotida berperan sebagai karier metabolisme energi (misalnya ATP), sebagai
substrat sintesis RNA dan DNA, sebagai komponen-komponen enzim (misalnya NAD),
Purin termasuk komponen non-esensial bagi tubuh, artinya purin dapat diproduksi
oleh tubuh sendiri. Apabila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung purin, maka
Urat (bentuk ion dari asam urat), hanya dihasilkan oleh jaringan tubuh yang
mengandung xantin oxidase terutama dihati dan usus. Produksi urat bervariasi
dan penghancuran purin di tubuh. Normalnya, 2/3 -3/4 urat di ekskresi oleh ginjal
2.2.3 Etiologi
1. Peningkatan Produksi
16
Peningkatan produksi asam urat terutama bersumber dari makanan tinggi
DNA (dalam hal ini purin). Kondisi lain penyebab hiperurisemia adalah
kerusakan otot.13
urat pas tubulus ginjal terutama disebabkan oleh kondisi asam darah
3. Kombinasi keduanya
urat di ginjal.13
1. Nutrisi
17
Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam
nukleat dan termasuk dalam kelompok asam amino yang berguna untuk
pembentukan protein. Makanan dengan kadar purin tinggi (150 – 180 mg/100
gram) antara lain jeroan, daging sapi, babi, kambing atau makanan dari hasil laut
(sea food), kacang-kacangan, bayam, jamur, kembang kol, sarden, dan kerang.
2. Obat- obatan
asam urat atau membantu dalam mengekskresikan asam urat. Salah satu jenis obat
yang membantu proses ekskresi asam urat yaitu probenesid dan sulfinpirazon.
Untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka ketika menggunakan obat tersebut
diperlukan minum air putih yang banyak supaya dapat menurunkan tingkat
memiliki dampak hampir sama dengan jenis aspirin. Obat antihipertensi memiliki
efek samping yaitu menghambat metabolisme lipid dalam tubuh. Timbunan lipid
di dalam tubuh dapat mengganggu proses ekskresi asam urat melalui urin. Salah
satu obat antihipertensi yang memiliki efek peningkatan kadar asam urat tersebut
adalah tiazid.15
lebih dari 50 tahun. Akan tetapi tidak semua lansia dapat mengalami
18
penurunan produksi beberapa enzim dan hormon di dalam tubuh yang berperan
dalam proses ekskresi asam urat. Wanita memiliki hormon estrogen. Produksi
hormon ini akan meningkat ketika pada usia pubertas, sehingga wanita sangat
ekskresi asam urat. Pada wanita menopause, cenderung lebih sering mengalami
4. Hipertensi
sehingga terjadi penurunan aliran darah glomerulus. Hal ini akan mengaktivasi
Pada saat terjadi resistensi natrium dan air maka ekskresi asam urat dapat
laktat sehingga ekskresi asam urat berkurang dan mengakibatkan asam urat dalam
darah meningkat.17
5. Diabetes Melitus
stres oksidatif yaitu dengan pembentukan reactive oxygen species (ROS) akibat
19
6. Obesitas
trigliserida. Selain itu timbunan kolesterol pada obesitas juga banyak. Pada kadar
normal kolesterol merupakan salah satu bahan untuk membentuk hormon seks
kolesterol tersebut akan menumpuk di endotel pembuluh darah dan terjadi plak
sehingga menghalangi darah maupun senyawa lain termasuk asam urat untuk
bersirkulasi.14
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul
hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum jelas. Atritis gout akut
dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi,
serangan akut gout, gejala antara (intercritical), serangan gout berulang, gout
menahun disertai tofus. Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi
yang amat sangat yang disertai tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan
nyeri tekan). Adanya peradangan juga dapat disertai demam yang ringan.
Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama kali. Namun
pada mereka yang tidak diobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari.
20
Serangan biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang sedang
pada persendian. Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan terasa terus menerus
sehingga sangat mengganggu. Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain
lebih rendah dari suhu tubuh dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang.
Trauma pada ekstremitas bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada
persendian yang menerima beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin
menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang hari. Pada malam hari, air
akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan
gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang
basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap
buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang
berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang
terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat
menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada
2.2.6 Tatalaksana
21
deposisi kristal urat pada sendi, ginjal, atau bagian tubuh lain. Sedangkan, pada
pada pasien dengan risiko tinggi. Pengaturan pola makan dan perubahan gaya
Jika telah terjadi gout arthritis, pengobatan gout arthritis akut bertujuan menghilangkan
keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam
urat seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun,
pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat
dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol bersama obat
22
BAB 3
B. Genogram
Gambar 1. Genogram
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Hipertensi atau diabetes atau hiperkolesterolemia
C. Eco- Map
23
Gambar 2. Eco-Map
D. SCREEM
sesuai waktunya
Economic : pasien berasal dari golongan ekonomi menengah. Penghasilan
24
keluarga selama ini komplikasi, serta upaya kurang baik.
dalam menghadapi pencegahan penyakit masih
risiko masalah biologis, sangat sedikit. Pasien belum
pencegahan, cara maksimal dalam melakukan
mengatasinya dan tindakan pencegahan
beradaptasi dengan penyakit yang sedang
masalah biologis/fisik dialami.
jasmaniah) Jika pasien sakit, biasanya
pasien segera berobat ke
puskesmas atau rumah sakit.
Psikologis Pasien dapat menjaga Fungsi psiklogis
(Sikap dan perilaku komunikasi yang baik dinilai cukup baik.
keluarga selama ini dengan anak, menantu, dan
dalam membangun cucu-cucu pasien, namun
hubungan psikologis tidak dapat dilakukan secara
internal antar anggota intens karena tidak tinggal
keluarga. Termasuk serumah. Komunikasi antara
dalam hal memelihara pasien dan keluarga melalui
kepuasan psikologis alat komunikasi.
seluruh anggota
keluarga dan
manajemen keluarga
dalam mengahadapi
masalah psikologis)
Sosial Pasien memiliki pendidikan Fungsi sosial dinilai
(Sikap dan perilaku formal hingga SLTA namun cukup baik.
keluarga selama ini sadar akan pentingnya
dalam mempersiapkan pendidikan untuk anak-anak
anggota keluarga untuk pasien. Pendidikan keempat
terjun ke tengah anak pasien mencapai hingga
masyarakat. Termasuk sarjana. Pasien turut berperan
didalamnya pendidikan aktif dalam berbagai agenda
formal dan informal masyarakat dan memiliki
untuk dapat mandiri) komunikasi yang baik
dengan tetangga. Dahulu
pasien adalah seorang kader
di lingkungan tempat
tinggalnya.
Ekonomi dan Kebutuhan primer dapat Pasien tergolong
Pemenuhan dipenuhi semua oleh pasien. ekonomi menengah
Kebutuhan
25
F. Data Risiko Internal Keluarga
26
sudah mulai dikurangi
Latihan jasmani/ aktifitas Pasien tidak memiliki Perhatian pasien
fisik kegiatan olahraga atau terhadap latihan
latihan jasmani yang rutin. jasmani/ aktifitas fisik
Akan tetapi, pasien sudah dinilai kurang baik.
mulai mencoba untuk jalan –
jalan pagi setiap hari
Penggunaan pelayanan Jika sakit pasien biasanya Penggunaan
kesehatan berobat ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan
ke puskesmas. Pasien datang cukup optimal karena
tidak hanya untuk kontrol pasien mengikuti
rutin saja, tetapi pasien juga kegiatan preventif dan
mengikuti kegiatan lain promotif yang
seperti senam dan diberikan puskesmas.
penyuluhan yang diadakan
oleh puskesmas. Pasien tidak
menggunakan obat lain di
luar yang diresepkan dokter.
Kebiasaan / perilaku Pasien tidak merokok atau Kebiasaan dinilai baik
lainnya yang buruk untuk meminum alkohol
kesehatan
27
dirasakan dibutuhkan dari
puskesmas
28
Gambar 3. Tempat Tinggal Pasien
Padang.
1) Keluhan Utama
seluruh kepala, terus menerus, seperti rasa dihimpit, disertai kuduk yang
terasa berat.
- Pandangan kabur ada.
- Lutut dirasakan masih sakit.
- Sesak nafas tidak ada.
- Nyeri dada tidak ada.
- Mual tidak ada, muntah tidak ada.
- BAB dan BAK biasa.
- Kesemutana tidak ada
- Terbangun malam hari untuk BAK tidak ada, sering lapar tidak ada, sering
harus.
- Pasien telah dikenal dengan hipertensi, DM tipe 2, dan hiperkolesterolemia
29
3) Riwayat Penyakit Dahulu / Keluarga
sejak tahun 2015. Pada saat itu gula darah sewaktu 476, sedangkan pasien
- Pasien juga memiliki riwayat tumor otak tahun 2015 dan telah dilakukan
operasi.
4) Pemeriksaan Fisik
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,8 oC
BB : 59 kg
TB : 149 cm
Kepala : normosefal
30
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Paru
Jantung
Abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
31
sensibilitas baik, reflek fisiologis (++/++), refleks
patologis (-/-)
5) Pemeriksaan laboratorium
6) Diagnosis Kerja
Sindrom Metabolik
Hipertensi stage II
7) Diagnosis Banding
Tidak ada
B. Masalah eksternal
a. Pasien tidak memiliki dukungan yang cukup dari anggota keluarga
lain untuk mengatur diet dan olahraga yang cukup
32
A. Faktor Pendukung
a. Pelayanan kesehatan diperoleh secara gratis dengan menggunakan
JKN.
b. Lokasi pelayanan kesehatan tingkat primer terjangkau dari tempat
tinggal pasien
c. Pasien kooperatif dalam penyelesaian masalah kesehatannya.
B. Faktor Penghambat
a. Pasien menderita sindroma metabolic sehingga resiko terjadinya
komplikasi lebih tinggi
b. Kesibukan masing-masing anggota keluarga yang menyebabkan
kurangnya dukungan keluarga terhadap pengobatan pasien.
2. Promotif
a. Edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus, hiperkolesterolemia,
hipertensi, dan hiperurisemia, penyebab, perjalanan penyakit,
pengobatan, efek samping pengobatan, serta komplikasi
3. Kuratif
c. Metformin 3 x 500mg
d. Glibenklamid 1 x 2mg
e. Simvastatin 1 x 10mg
f. Amlodipin 1 x 10mg
g. Allupurinol 1 x 100mg
4. Rehabilitatif
h. Kontrol teratur ke Puskesmas
L. Mapping kegiatan
33
Turun Hari/Tanggal Kegiatan Intervensi
Anamnesis dan
mengidentifikasi masalah
kesehatan pasien
34
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Daftar Masalah
1. Pasien belum memahami dengan baik mengenai perjalanan penyakit,
pengobatan, dan komplikasi mengenai sindroma metabolik.
2. Pengaturan diet dan aktivitas fisik pasien masih kurang.
3. Dukungan keluarga terhadap pengaturan diet dan aktivitas fisik pasien
masih kurang.
4. Pasien belum melakukan pemeriksaan skrining untuk komplikasi
penyakit
4.1.2 Intervensi
4.2 Saran
35
1. Melakukan homevisite pada pasien DM yang tidak rutin berobat,
terutama yang telah mengalami komplikasi.
2. Menggencarkan promosi mengenai penyakit DM pada berbagai
kegiatan, terutama pada posyandu lansia.
3. Mengadakan protap tersendiri mengenai pemeriksaan deteksi dini
pada anggota keluarga pasien yang terkena diabetes mellitus.
4. Mengadakan protap khusus mengenai pemeriksaan terhadap
komplikasi dari diabetes mellitus
36
DAFTAR PUSTAKA
Saunders.
12. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta.
37
Wortmann, R. disorder of purine and pyrimidine metabolism. New York.
McGraw-Hill Professional.
20. Hui Yu, K., et al. 2012. Risk of end-stage renal disease associated with
gout: a nationwide population study. Arthritis Research and Therapy:1-6.
38