Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bidang


kedokteran. Hal ini dikarenakan pengobatan, baik dalam bentuk
medikamentosa maupun nonmedikamentosa, bersifat dinamis. Penelitian –
penelitian terus dilakukan untuk mencari tatalaksana baru, membandingkan
efektivitas berbagai obat-obatan, memahami perjalanan penyakit, dan tujuan-
tujuan lainnya. Terkadang, penelitian tidak hanya dilakukan secara in vitro,
namun juga secara in vivo, yakni penelitian yang membutuhkan makhluk
hidup sebagai subjek.

Penelitian yang melibatkan makhluk hidup merupakan hal yang


sensitif di dalam penelitian bidang kedokteran, terutama dalam kedokteran
biomedik. Hal ini disebabkan telah terjadi penelitian yang tidak
mempertimbangkan etika di dalam pelaksanaan penelitian yang tercatat
dalam sejarah. Pada tahun 1960-an di Amerika Serikat telah dilaporkan
beberapa penelitian yang tidak etis pada beberapa subyek penelitian,
khususnya mereka yang rentan atau terminally sick. Salah satu dari
penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan di Brooklyn Jewish
Chronic Disease Hospital di mana pasien-pasien lansia dengan beberapa
kecacatan disuntikkan sel kanker hati tanpa diketahui dengan jelas apakah
telah melalui informed consent (Guraya dan Guraya, 2014). Penelitian
kedokteran lain yang melanggar etik penelitian adalah penelitian oleh dokter-
dokter Nazi yang menggunakan para tahanan sebagai subjek penelitian tanpa
persetujuan mereka (Avasti et al, 2013). Sebagian besar dari tahanan tersebut
meninggal dunia atau cacat permanen. Penelitian oleh dokter-dokter Nazi
tersebut merupakan salah satu pelanggaran berat etik penelitian dan memicu
pembuatan panduan etik penelitian pertama di dunia, yakni The Nuremberg
Code (Mandal et al, 2011).

1
Selain penelitian kedokteran pada manusia, penelitian kedokteran juga
sering melibatkan hewan sebagai subjek penelitian. Penggunaan hewan
sebagai subjek penelitian telah terjadi berabad-abad. Dokter-dokter di Yunani
melakukan pembedahan pada hewan yang hidup atau dikenal dengan istilah
“vivisections”. Beberapa dari dokter tersebut adalah Alcmaeon of Croton
(Abad ke 6 – ke -5 BCE). Aristotle, Diocles, Praxagoras (Abad ke-4 BCE),
dan Erasistratus, dan Herophilus (and ke 4-ke-3 BCE). Namun, bagi
sebagian besar masyarakat Yunani kuno, penggunaan hewan hidup di dalam
penelitian tidak menjadi permasalahan oleh karena kepercayaan mereka
bahwa manusia berada dalam skala tertinggi dalam rantai kehidupan sehingga
berhak melakukan apapun pada strata makhluk hidup di bawahnya (Franco,
2013). Namun, di Inggris, penggunaan hewan sebagai subjek penelitian
masih menjadi perdebatan. Kelompok yang tidak setuju terhadap penggunaan
hewan sebagai subjek penelitian, yang justru menghambat perkembangan
penelitian kedokteran. Oleh karena itu, pada tahun 1986, sebuah kerangka
konsep tentang penggunaan hewan sebagai subjek penelitian dibuat di
Inggris, yaitu Animals (Scientific Procedures) Act (Festing dan Wilkinson,
2007).

Berbagai kasus-kasus yang tercatat dalam sejarah serta perdebatan-


perdebatan yang masih terus berlangsung terkait etik penelitian kedokteran
yang menggunakan manusia dan hewan sebagai subjek, memicu penulis
untuk menguraikan perkembangan etik penelitian di dalam sejarah, serta
panduan etik penelitian pada manusia dan hewan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah perkembangan etik di dalam penelitian


kedokteran, khususnya penelitian biomedik?
2. Bagaimana panduan etik dalam penelitian yang melibatkan manusia
sebagai subjek?

2
3. Bagaimana panduan etik dalam penelitian yang melibatkan hewan
sebagai subjek?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui panduan etik


dalam penelitian kedokteran, khususnya kedokteran biomedik, yang
melibatkan manusia dan hewan sebagai subjek.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat akademis

Manfaat makalah ini secara akademis adalah dapat menjadi salah satu
sumber rujukan pustaka mengenai etik di dalam penelitian kedokteran.

1.4.2 Manfaat klinis

Secara klinis, makalah ini dapat menjadi panduan di dalam praktik


penelitian biomedik yang melibatkan manusia dan hewan sebagai subjek
penelitian.

1.4.3 Manfaat sosial

Secara sosial, makalah ini dapat menjadi salah satu sumber informasi
tentang pelaksanaan penelitian kedokteran yang melibatkan manusia dan
hewan sebagai subjek, sehingga dapat mengatasi berbagai isu di dalam
masyarakat terkait etis atau tidaknya suatu penelitian kedokteran.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah perkembangan etik penelitian

Pertimbangan terhadap diperlukannya etik di dalam penelitian


disebabkan oleh tiga kejadian yang berbeda, namun saling berkaitan yaitu (1)
kejadian-kejadian yang kurang baik (skandal) di dalam penelitian kedokteran,
(2) perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran, dan (3) gerakan hak-
hak sipil.

Anda mungkin juga menyukai