Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teori-teori belajar telah melahirkan berbagai model dan strategi untuk
dipergunakan dalam proses pembelajaran. Untuk mengimplementasikan model dan
strategi tersebut diperlukan desain pembelajaran yang tepat dan sesuai. Desain
pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar
serta sistem penyampaiannya
Menurut Wina S tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik
dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Artinya bahwa desain pembelajaran adalah salah satu cara atau langkah dalam
memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi secara sistematis.
Kompleksnya permasalahan pembelajaran melahirkan juga berbagai cara dan
langkah untuk menghadapinya. Dari kompleksnya permasalahan tersebut lahirlah
berbagai model dan desain pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa. Para
ahli sudah banyak yang menciptakan model desain pembelajaran, dalam bukunya
Wina S dengan judul Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran dibahas berbagai
model desain, salah satunya model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional). Model desain PPSI yang akan penulis bahas pada kesempatan ini,
adalah model yang dikembangkan di Indonesia dalam mendukung Pelaksanaan
Kurikulum Tahun 1975.

B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan guna mempersempit pembahasan dalam
laporan ini. Penulis telah mefokuskan permasalahan pada salah satu model desain
yang dibahas dalam buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karangan
Wina S Bab 4 tentang Hakikat dan Model Desain Pembelajaran dengan Sub Babnya
yaitu Model PPSI(Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) dari halaman 75
samapai 78.
Model desain PPSI menjadi salah satu kajian yang akan dibahas pada laporan
Bab kali ini. Model tersebut banyak dikembangkan dan menjadi acuan dalam
kurikulum khususnya di Negara kita pada pelaksanaan kurikulum tahun 1975.
Sebagai salah satu model desain yang dipegang dan diimplementasikan oleh Negara
kita , perlu kiranya untuk lebih memperdalam pengertian dan makna dari model
desain ini.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang dani pembatasan masalah yang telah
disampaikan maka munculah beberapa perumusan masalah yang akan dibahas
diantaranya ;
1. Apakah pengertian dari Model Desain PPSI?
2. Bagaimana tahapan-tahapan Model Desain PPSI
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari Model Desain PPSI?

D. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tadi maka tujuan pembahasan disini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Model Desain PPSI
2. Mengetahui tahapan-tahapan Model Desain PPSI
3. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan Model PPSI

E. Manfaat Hasil Pembahasan


Penulis mengharapkan hasil dari pembahasan dapat dimanfaatkan oleh para
pelaksana pendidikan secara umum dan khususnya bagi penulis. Dalam perancangan
dan mendesain pembelajaran, pembahasan dalam laporan ini dapat digunakan sebagai
salah satu referensi dan tambahan keilmuan bagi praktisi pendidikan. Akhirnya
penulis mengharapkan para pengguna dapat memanfaatkan hasil dari pembahasan
sebagai salah satu solusi dalam permasalahan pembelajaran.
BAB II
ISI DESKRIFTIF

Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi


dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara
guru dan peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran adalah model
PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey,
model ASSURE, model ADDIE, dan model Hanafin and Peck.
Pada buku yang dikarang oleh Wina Sanjaya yang berjdul “Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran” Tahun 2008 terbitan Kencana Pernada Media Grup
cetakan ketiga Tahun 2010, pada Bab 4 di bahas mengenai Hakikat dan Model
Desain Pembelajaran. Pada bab ini dibahas beberapa model desain Intruksional.
Model-model tersebut diantaranya, model Kemp, model Banathy, model Dick and
Cery dan model PPSI
Pengarang buku yang penulis laporkan ini adalah seorang pakar pendidikan
juga menjabat sebagai Guru Besar di Universitas terkenal di negeri ini yaitu
Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan nama lengkap Profesor. Dr. H. Wina
Sanjaya, M.Pd selain sebagai dosen di UPI beliau juga mengajar di STKIP Garut
sebagai dosen pada Program Pasca Sarjana Konsentrasi Teknologi Pembelajaran.
Banyak buku yang telah beliau karang diantaranya terbitan Kencana Pranada Grup
adalah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Pada Bab 4 tersebut, terdiri dari beberapa sub bab yang menjelaskan
mengenai hakikat dari sebuah desaian dan model-model dari desain pembelajaran.
Pada sub bab hakikat desain dijelaskan mengenai pengertian dari desain pembelajaran,
kriterianya dan hubungan perencanaan dan desaian pembelajaran. Pada sub bab ini
pengarang ingin menyampaiakan hal-hal yang berkenaan dengan pengertian dan
penentuan sebuah desaian pembelajaran. Pada sub bab berikutnya yang menjelaskan
tentang beberapa Model desain Instruksional. Dalam sub bab ini pengarang
memberikan beberapa contoh model-model desain instruksional diantaranya, Model
Kemp, Banathy, Dick and Cery dan PPSI,
Menurut Wina S dalam konteks pembelajaran desain instruksional dapat
diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran
melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus
dilakukan ,perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta
perencanaan evaluasi keberhasilan.
Desain instruksional pada tahap implementasinya berkenaan dengan proses
pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk pencapaian hasil belajarnya sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam hal ini desain mengarahkan siswa untuk mempelajari
suatu materi pelajaran yang didalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus
dicapai, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan termasuk metode, teknik dan
media yang dapat dimanfaatkan.
Model-model Desain Instruksional yang banyak dikembangkan oleh para ahli
diantaranya, model Kemp, model Banathy, model Dick and Cery dan model
PPSI.Kriteria dari Desaian Instruksional yaitu berorientasi pada siswa, berpijak pada
pendekatan sistem dan teruji secara empiris. Pada laporan ini akan mencoba
membahas mengenai model desain PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional.
Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem
dari pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi.
Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran
versi Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran
sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia dikembangkan
menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI
menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan
pendekatan yang berorientasikan pada tujuan.Model pengembangan instruksional
PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:

1. Perumusan tujuan, terdiri dari:


Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus memenuhi
empat kriteria yaitu:
a. Menggunakan istilah operasional
b. Berbentuk hasil belajar
c. Berbentuk tingkah laku
d. Hanya satu jenis tingkah laku
2. Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
a. Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan
b. merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
3. Kegiatan belajar, meliputi:
a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
b Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
c. Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
4. Pengembangan program kegiatan, meliputi:
a. Merumuskan materi pelajaran
b. Menerapkan metode yang dipakai
c. Alat pelajaran atau buku yang dipakai
d. Menyusun jadwal
5. Pelaksanaan, meliputi:
a. Mengadakan pre tes
b. Menyampaikan materi pelajaran
c. Mengadakan pos tes
d. Perbaikan
Pada setiap model yang diciptakan tentu memliki tujuan dan arah yang berbeda yang
disesuaikan dengan pola dan kondisi pebelajar. Tentu saja setiap model memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dalam Model PPSI terdapat beberapa
kelebihan yang dapat diambil manfaatnya, tetapi tentu saja model ini tidak sempurna
karena memiliki kekurangan-kekurangan. Dibawah ini dijelaskan perbandingan
kelebihan dan kekurangan dari model PPSI yaitu :
Kelebihan:
a. Penyampaian materi bisa disesuaikan dengan kemampuan awal siswa
b. Adanya post test yang bisa mengukur daya tangkap dan sejauh mana konsentrasi
siswa.
c. Adanya perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai buruk
d. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan system pembelajaran
Kekurangan :
a. Alokasi waktu untuk penyampaian materi terkurangi untuk pre test dan
post tes
b. Pendidik harus menyiapkan soal untuk pre test dan post test
BAB III
PEMBAHASAN

A. Komentar
Makin maju ilmu pengetahuan mengakibatkan tiap generasi harus
meningkatkan pola frekuensi belajarnya. Agar pendidikan dapat dilaksanakan lebih
baik tidak terkait oleh aturan yang mengikat kreativitas pembelajar, kiranya tidak
memadai hanya digunakan sumber belajar, seperti dosen/guru, buku, modul, audio
visual, dan lain-lain, maka hendaknya diberikan kesempatan yang lebih luas dan
aturan yang fleksibel kepada pebelajar untuk menentukan strategi belajarnya.
Pola pembelajaran tradisional yang dikenal adalah di mana pengajar
mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya sumber belajar, menentukan isi dan
metode belajar, serta menilai kemampuan belajar pebelajar dalam pembelajaran.
Maka untuk itu dikembangkanlah berbagai metode pembelajaran yang sesuai untuk
dapat mempertinggi proses belajar dan dapat mempertinggi hasil belajar.
Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi hasil
belajar. Media pembelajaran yang dipersiapkan secara khusus oleh kelompok
pengajar media yang berinteraksi dengan pembelajar secara tidak langsung, yaitu
melalui media, pengajar kelas dan pengajar media. Pola pembelajaran yang demikian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola pemelajaran tersebut menggambarkan tanggung jawab bersama antara
pengajar dan media, dan meningkatkan profesional pengajar. Di samping
memperbanyak media pembelajaran juga mendesain bahan pembelajaran yang
lengkap, sistematis, dan terprogram untuk keperluan belajar mandiri pembelajar. Oleh
karena itu, kehadiran pengajar dapat sepenuhnya digantikan oleh media yang
diciptakan.
Model PPSI, memandang pengajaran sebagai suatu sistem. Bagian-bagian
atau sub-sistem dari pengajaran, meliputi tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,
kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Semua
komponen tersebut diorganisir sedemikian rupa sehingga masing-masing komponen
dapat berfungsi secara harmonis.
Tugas guru dalam PPSI adalah menyusun urutan langkah-langkah sehingga
tersusun suatu urutan-urutan system pengajaran yang baik. Adapun urutan langkah-
langkah dalam PPSI itu adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan instruksional khusus
2. Menyusun alat evaluasi
3. Menetapkan kegiatan pembelajaran
4. Merancang program pengajaran
5. Malaksanakan program
Pada bab ini Wina S ingin menyampaikan beberapa model Desain
Instruksional yang dapat menjadi pegangan dan digunakan oleh para pendidik/guru
dalam merancang perencanaan proses pembelajaran. Meskipun tidak terlalu
mendetail tetapi inti point dari penyampaian informasi mengenai model Desain
Instruksional khususnya model PPSI dapat dipahami oleh penulis.
Pada awal bab disebutkan bahwa tujuan sebuah desain adalah untuk
memecahkan masalah yang muncul, dengan demikian suatu desain muncul karena
kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Model desain PPSI muncul
untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara
sistematis, untuk dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.

B. Penilaian
Pembahasan pada bab 4 tentang Hakikat dan Model Desain Pembelajaran
dapat memberikan referensi yang berarti bagi penulis. Meskipun tidak terlalu
mendetail tetapi maksud dan tujuan Wina S dalam menginformasikan beberapa
model-model desain Instruksional khususnya PPSI dapat menjadi acuan bagi para
guru untuk dapat mengimplementasikannya.
Ada beberapa hal yang dapat difahami dari bab tersebut mengenai hakikat
munculnya model-model desain. Desain tercipta dikarenakan ada permasalahan yang
timbul, dan permasalahan-permasalahan ini akan muncul dengan sendirinya ketika
proses pembelajaran, artinya tidak menjadi ketentuan untuk para guru dalam
merancang pembelajarannya hanya tertuju pada satu model desain saja.
Bagi para guru bebas untuk menentukan model mana yang cocok dengan
keadaan dan kondisi pebelajar dan lain-lainnya. Seperti halnya model PPSI yang
pernah menjadi acuan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum negara kita pada
tahun 1975. Hal ini dimungkinkan karena model desain PPSI cocok dalam iklim dan
keadaan proses pembelajaran pada saat itu.
Hal yang bisa penulis nilai dalam pembahasan bab 4 pada buku karangan
Wina S cukup baik. Informasi yang disampaikan dapat dipahami, tetapi perlu kiranya
ada penambahan yang lebih mendetail mengenai informasi pendukungya.
Diantaranya bagaimana proses pelaksanaan bangsa kita dalam menerapkan model
desain PPSI pada kurikulum tahun 1975. Pada halamannya tidak
dibahas bagaimana proses dan evaluasi penerapan model desain PPSI pada saat
itu.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Desain pembelajaran merupakan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran,
yang merupakan suatu rancangan yang sistematis yang bersifat linier yang diawalai
dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkannya untuk merespon kebutuhan
tersebut, setelah itu diujicobakan dan akhirnya akan dievaluasi untuk menentukan
efektivitas rancangan (desain) yang disusun.
2. Terdapat banyak model-model desain yang bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran, tetapi tidak keseluruhan model tersebut bisa diaplikasikan dalam
sebuah rancangan pembelajaran tetapi harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
pebelajar dan lain-lainnya.
3. Salah satu model desain instruksional adalah modela PPSI yang berfungsi untuk
mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematis,
untuk dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Dengan tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu; merumuskan tujuan,
mengembangkan alat evaluasi, mengembangkan kegiatan belajar mengajar,
mengembangkan program kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan program.

B. Saran
Dari laporan hasil membaca pada bab 4 buku karangan Wina S dengan judul
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ada beberapa hal yang ingin penulis
sampaikan sebagai saran :
1. Perlu pembahasan lebih terinci mengenai model-model desain pembelajaran
khususnya model desain pembelajaran PPSI.
2. Perlu adanya pembahasan mengenai perbandingan diantara model-model desain
tersebut tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang telah
memberikan berbagai kenikmatan kepada hambanya. Tak lupa pula shalawat dan
salam semoga terus dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan kebenaran.Akhirnya laporan bab pada buku bisa saya
selesaikan tepat pada waktunya,
Menyusun perencanaan dan desain pembelajaran, merupakan langkah penting
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara effektif dan effisien. Ada banyak
desain pembelajaran yang telah diciptakan. Memilih desain pembelajaran harus
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pebelajar. Dalam laporan ini di bahas mengenai
salah satu model desain instruksional yaitu model PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional)
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan laporan ini
saya ucapkan terima kasih , dan penulis tidak bisa tuliskan satu persatu. Mudah-
mudahan laporan ini dapat bermanfaat khususnya kepada penulis sendiri dan
khalayak umum sebagai pelaksana dan pemerhati bidang pendidikan baik disekolah
maupun dimasyarakat umum. Kebenaran mutlak datangnya dari Allah dan apabila
ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan laporan munculnya dari penulis yang
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai