Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Prinsip Kerja Komponen

Alat Elektronik ini, membahas mengenai prinsip kerja komponen aktif dan komponen pasif.

Di mana dalam penulisan makalah ini kita sama mengaharapkan baik pada penulis maupun

kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti tentang prisnip kerja, jenisnya, bahan,

struktur dan contoh penerapan dan penggunaannya. Dalam penulisan makalah ini,saya

banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,saya ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini

sehingga dapat saya selesaikan dengan baik.

Saya sadar, bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu di karenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran, yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita. Akhir kata saya meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini

terdapat banyak kesalahan yang mungkin dapat kita maklumi bersama.


BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, penggunaan sistem elektronika telah dikenal luas dan maju dengan pesatnya.

Seiring dengan munculnya beragam inovasi yang tiada hentinya. Perlu juga kita perhatikan,

bahwa penggunaan komponen elektronika secara luas telah mencakup kesegala bidang

kehidupan manusia yang semakin canggih dan semakin simple/kecil penggunaan komponen

elektronika seperti dioda,transistor,kapasitor,serta alat ukur osiloskop sering kita jumpai

dalam peraktikum komponen komponen alat elektronika seperti di atas akan sering kita

jumpai karena merupakan komponen utama dalam rangkaian alat elektronika.

Dalam melakukan suatu praktikum hal yang mendasar kita harus mengetahui tentang macam-

macam alat ukur. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas berbagai macam

pengenalan alat ukur. Pada dasarnya,mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan

satuannya. Pemilihan alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan besaran yang

hendak diukur. Simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing

yang menjelaskan penggunaan alat ukur.


Dalam elektronika terdapat dua komponen yaitu komponen aktif dan komponen pasif.

Komponen aktif merupakan komponen yang dapat bekerja apabila ada catu daya dulu.

Sedangkan komponen pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa ada catu daya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPONEN AKTIF

1. Prinsip Kerja Kompomem Aktif

Seperti yang kita kenal komponen aktif adalah Komponen yang dapat menguatkan

dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Dalam hal ini saya akan membahas tentang prinsip kerja komponen aktif elektronik di mana

kita dapat melihat beberapa contoh yang juga memiliki prinsip-prinsip kerja dari masing-

masing setiap komponen seperti yang kita lihat pada Dioda dan sebagainya.

2. Jenis-jenis Komponen Aktif Beserta Gambar

a. Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi

seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.

Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan

dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat


elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.

Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel,

Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.

Ganbar 1 transistor

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan

perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan

electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua”

dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga

dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor. Transistor

bipolar terbagi lagi menjadi dua yaitu:


 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Kolektor ke Emitor.
Gambar 2 transistor NPN
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Emitor ke Kolektor.

Gambar 3 transistor PNP


1. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang

disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang

menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang

dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang

diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus

dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S).

Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai

Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung

pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa

tersebut merupakan Electron maupun Hole. Transistor efek medan

terbagi atas tiga yaitu :

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek

Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik

sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari

dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-
channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing

terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

Gambar 4 JFET (Junction Field Effect

Transistor)

 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect

Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator

(biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang

(Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi

yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-

masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-

channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga

kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
Gambar 5 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor

Field Effect Transistor)

 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang

digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena

pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan

sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT

mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT

digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat

dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.


Gambar 6 UJT (Uni Junction Transistor)

a. Diode

Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat

semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah

(kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi

panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam

bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik

kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik

hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali

tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter

penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak

ditujukan untuk penggunaan penyearahan.


Gambar 7 dioda

jenis-jenis dioda:

1. Dioda Zener

Dioda zener adalah diode yang memiliki karakteristik

menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika

tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus"

(breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari diode

biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Gambar 8 Dioda Zener


2. light emiting diode (LED)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang

dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED

merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya

yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang

dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh

mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control

perangkat elektronik lainnya.

Gambar 9 LED
1. Dioda Bridge

Dioda bridge adalah empat buah dioda yang dirangkai membentuk sebuah jembatan.

Dioda bridge digunakan sebagai penyearah arus bolak-balik (AC) satu gelombang

penuh sehingga dihasilkan tegangan searah (DC) yang lebih baik dan minim noise.

Gambar 10 dioda bridge


2. Photo Dioda

Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto

adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya

menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang

terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga

Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto

ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan

kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan

Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi

cahaya.

Gambar 11 Photo Dioda


3. Strukur dan Simbol Komponen Aktif

a. TRANSISTOR

 Transistor NPN

Gambar 12 struktur NPN

Gambar 13 simbol NPN


 Transistor PNP

Gambar 14 struktur PNP

Gambar 15 simbol PNP

 JFET (Junction Field Effect Transistor)

Gambar 16 struktur JFET kanal P


Gambar 17 simbol JFET kanal P

Gambar 18 Struktur JFET kanal N


Gambar 19 simbol JFET kanal N

 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect

Transistor)

Gambar 20 struktur MOSFET kanal P


Gambar 21 simbol MOSFET kanal P

Gambar 22 struktur MOSFET kanal N


Gambar 23 simbol MOSFET kanal N
 UJT (Uni Junction Transistor)

Gambar 24 Struktur UJT

Gambar 25 simbol UJT


a. DIODA

 Dioda Zener

Gambar simbol dioda zener

 Ligh emiting diode (LED)

Gambar Simbol LED


 Dioda Bridge

Gambar simbol Dioda Bridge

 Photo Dioda

Gambar struktur Photo Dioda


Gambar simbol Photo Dioda

4. Karakteristik Komponen Aktif (penggunaan)

a. Transistor

Penggunaan transistor sebagai saklar artinya mengoperasikan transistor pada salah

satu kondisi yaitu saturasi atau cut off. Jika sebuah transistor berada dalam keadaan

saturasi maka transistor berlaku seperti saklar tertutup antara kolektor dan emiter.

Jika transistor cut off transistor berlaku seperti saklar terbuka.

Gambar di bawah menunjukkan salah satu contoh pengunaan sebuah transistor

sebagai saklar beserta garis beban dc. Pengaturan on-off transistor dengan mengatur

level tegangan pada basis transistor tersebut. Jika arus basis lebih besar atau sama

dengan arus basis saat saturasi, titik kerja transistor berada pada ujung atas garis

beban dc, dalam kondisi ini transistor berlaku sebagai saklar tertutup. Sebaliknya

jika arus basis nol, titik kerja transistor berada pada titik ( P ) dalam kondisi ini

transistor berlaku sebagai saklar terbuka.


Gambar Titik Kerja Transistor

Karakteristik Kolektor Transistor

Gambar Kurva Karakteristik Kolektor Transistor

Kurva karakteristik kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai

parameter. Parameter-parameter transistor tidaklah konstan, meskipun

tipe sama namun parameter dapat berbeda. Kurva kolektor terbagi

menjadi tiga daerah yaitu jenuh, aktif dan cut- off.

Daerah jenuh (saturasi) adalah daerah dengan VCE kurang dari

tegangan lutut (knee) VK. Daerah jenuh terjadi bila sambungan emiter
dan sambungan basis berprasikap maju. Pada daerah jenuh arus

kolektor tidak bergantung pada nilai IB. Tegangan jenuh kolektor –

emiter, VCE(sat) untuk transistor silikon adalah 0,2 volt sedangkan

untuk transistor germanium adalah 0,1 volt.

Daerah aktif adalah antara tegangan lutut VK dan tegangan dadal

(break down) VBR serta di atas IBICO. Daerah aktif terjadi bila

sambungan emiter diberi prasikap maju dan sambungan kolektor diberi

prasikap balik. Pada daerah aktif arus kolektor sebanding dengan arus

balik. Penguatan sinyal masukan menjadi sinyal keluaran terjadi pada

saat aktif.

Daerah cut-off (putus) terletak dibawah IB = ICO. Sambungan

emiter dan sambungan kolektor berprasikap balik. Pada daerah ini IE =

0 ; IC = ICO = IB.

a. Dioda

Karakteristik dioda adalah perilaku sebuah komponen dioda


ketika dia dialiri arus listrik baik searah (DC) atau bolak-
balik(AC). Secara dasar kita bisa memahami karakteristik
dioda secara sederhana maupun secara detail. Karakteristik
dioda yang paling dasar adalah ia akan menghantar jika
dikerjakan secara maju (forward) dan akan menghambat
jika dikerjakan secara terbalik (reverse).

Secara sederhana kita bisa mengamati karakteristik dioda


ketika maju atau mundur dengan indikator on/off biasa.
Kemudian lebih detail lagi kita bisa mengamati
karakteristik dioda melalui grafik. Dengan grafik akan
tampak beberapa area yang menunjukkan karakteristik
dioda pada berbagai kondisi tegangan
Karakteristik dioda secara sederhana

Untuk memahami karakteristik dioda secara sederhana kita bisa

menggunakan sebuah lampu indikator yang dihubungkan dengan

power supply dengan perantaraan dioda. Karakteristik dioda akan

terlihat melalui nyala lampu ketika dioda dikerjakan secara maju

(forward) atau dikerjakan secara munduk (reverse).

Pada kondisi maju (forward), karakteristik dioda adalah menghantar

atau mengalirkan arus. Ini tampak pada kondisi lampu yang menyala

yang menandakan ada arus listrik yang masuk ke lampu. Pada

kondisi sebaliknya ketika dioda dipasang secara mundur (reverse)

karakteristik dioda adalah menghambat. Kondisi ini ditandai dengan

lampu yang tidak menyala yang menandakan tidak ada arus listrik

yang masuk ke lampu.

Karakteristik dioda secara lebih detail

Karakteristik dioda yang dijelaskan diatas hanya menunjukkan

perilaku komponen dioda saat dipasang maju (forward) dan mundur


(reverse). Untuk menjelaskan karakteristik dioda secara lebih detail

dibutuhkan sebuah pengamatan dengan alat ukur seperti multimeter

dan tidak hanya sekedar dengan nyala lampu. Untuk itu kita

membutuhkan sebuah rangkaian untuk pengukuran seperti berikut

ini.

Pengukuran dilakukan dengan memberi tegangan input pada kaki anoda dioda dan

mengukur tegangan output pada kaki katoda dioda. Besarnya tegangan input bisa

bervariasi mulai dari tegangan negatif dengan level tertentu sesuai dengan datasheet

dioda sampai pada tegangan positif dengan level tertentu diatas tegangan forward

dioda. Hasil pengukuran akan menunjukkan grafik fungsi tegangan terhadap arus

seperti berikut ini.


Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur

(reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi.

Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Karakteristik dioda pada

area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat.

Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward

terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini karakteristik

dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik. Area tegangan reverse

adalah daerah pada level tegangan negatif (dibawah nol) dan diatas tegangan

breakdown. Sedangkan area tegangan cut off adalah area diatas nol namun dibawah

batas tegangan maju, misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V dan untuk germanium

sebesar 0.3V.

Area ketiga adalah area tegangan dengan level diatas tegangan forward. Pada area ini

karakteristik dioda adalah menghantar. Ini seperti pada percobaan sederhana

dengan lampu pada rangkaian diatas dimana terlihat lampu menyala karena ada

arus yang mengalir.


A. KOMPONEN PASIF

1. Prinsip Kerja Komponen Pasif

Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak

dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.

2. Jenis-jenis Komponen Pasif Beserta Gambarnya

a. Resistor

Resistor adalah Komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus

yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor biasa juga disebut dengan Tahanan atau biasa

di singkat dengan huruf “R”.

Gambar 1 Resistor
Resistor terbagi atas dua yaitu:
1. Resistor Tetap
Resistor tetap (Fix Resistor) adalah resistor yang nilai hambatannya tidak dapat diatur
(tetap), sedangkan resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diatur. Dari
kedua jenis resistor ini memiliki beberapa varian lagi yang disesuaikan dengan tujuan atau
fungsi penggunaannya.

 Resistor Kawat

Resistor i ni merupakan jenis resistor pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika
masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki
ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian
power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis
resistor kawat yang masih banyak dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan
kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Daya
yang tersedia untuk resistor jenis kawat ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10
watt. Bentuk fisik bisa dilihat pada gambar :

Gambar 2 Resistor Kawat

 Resistor Arang (Batang Karbon)

Resistor jenis ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda
dengan kode warna berbentuk gelang. Resistor jenis ini merupakan jenis resistor generasi awal
setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian
elektronika. Bentuk fisik dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar :

Gambar 3 Resistor Arang

 Resistor Film Karbon

Jenis resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna.
Resistor ini banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan
mudah didapat di pasaran. Resistor ini memiliki daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt
dengan toleransi 5% dan !0%. Bentuk fisik dari Resistor film karbon seperti terlihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 4 Resistor film karbon

 Resistor Metal Film

Bentuk fisik hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor ini tahan terhadap perubahan
temperatur.dan memiliki tingkat ketelitian nilai yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% sampai 5%. Jika dibandingkan dengan resistor
film karbon, resistor ini cenderung lebih baik karena memiliki toleransi yang lebih kecil. Resistor
Metal Film memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan,
resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor ini sangat cocok digunakan dalam
rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, misalnya alat ukur.Daya yang
dimiliki sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk Resistor Metal Film dapat dilihat pada
gambar:
Gambar 5 Resistor Metal Film

 Resistor Keramik atau Porselin

Perkembangan teknologi di bidang elektronika semakiin maju seperti tidak ada pangkalnya, saat ini
telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor
keramik ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca tipis, banyak digunakan dalam rangkaian elektronika
saat ini karena bentuk fisiknya relatif sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi tetelitian yang
tinggi. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Sedang nilai
resistansinya tertulis pada tubuhnya. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar :.

Gambar 6 Resistor Keramik


1. Resistor Tidak Tetap

Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang bisa berubah-ubah,
ini maksudnya adalah hambatan dari sebuah resistor bisa kita ubah nilai hambatannya baik itu
disengaja olerh kita maupun kondisi lingkungan/cuaca yang merubahnya.

Resistor tidak tetap terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu:

 LDR (Light Dependent Resistor)

Resistor ini merupakan Resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas
cahaya. Sifat dari LDR ini adalah nilai resistansi akan naik jika cahaya yang diterimanya sedikit atau
kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi akan turun jika intensitas cahaya yang
diterimanya semakin terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor
cahaya yang digunakan pada lampu taman atau lampu untuk penerangan jalan. Lampu taman atau
penerangan jalan secara otomatis nyala jika malam hari dan secara otomatis mati jika siang hari.
Bentuk fisik LDR bisa anda lihat pada gambar berikut :

Gambar 7 LDR

 Potensiometer
Potensiometer bisa kita sebut dengan variable resistor. Umumnya, potensiometer berbahan dari
kawat atau karbon. Generasi pertama Potensiometer ini terbuat dari kawat waktu itu rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat memiliki
bentuk yang cukup besar. Seiring dengan perkembangan jaman potensiometer dibuat dengan
ukuran yang kecil dengan menggunakan karbon. Bahan dari karbon ini lebih kecil, tetapi
keunggulannya memiliki resistansi yang besar.

Perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang
dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan
arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah
perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik.

Gambar 8 potensiometer

 Trimpot

Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh
beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni
linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya
secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai
resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.
Gambar 9 trimpot

 NTC dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan
resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk
NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC
akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor
untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat
pada gambar :
Gambar 10 NTC dan PTC

a. Kapasitor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.

1. Kapasitor Nilai Tetap

Yang dimaksud kapasitor nilai tetap adalah kapasitor yang mempunyai nilai yang stabil atau
konstan yang artinya tidak berubah-ubah nilainya. Adapun jenis kapasitor yang nilainya tetap antara
lain:

 Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor) – Kapasitor ini mempunyai isolator yang terbuat dari
keramik yang bentuknya bulat dan tipis. Kapasitor ini tidak memiliki arah, maka dari itu pemasangan
pada rangkaian elektronika bisa dibolak-balik, umumnya nilai kapasaitor ini berkisar antara 1pf
sampai 0.01µF.
Gambar 11 kapasitor keramik

Ada lagi kapasitor yang terbuat dari bahan


keramik, namun kemasannya sangat kecil, sengaja
dibuat untuk kebutuhan peralatan elektronik yang
dirancang makin kecil dan bisa dipasang
oleh Surface Mount Technology (SMT) yang
kecepatannya sangat tinggi.
Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor) – Kapasitor ini isolatornya terbuat dari Polyester yang
berbentuk persegi empat. Kapasitor ini bisa dipasang bolak balik karena tidak mempunyai polaritas
arah.

Gambar 12 Kapasitor Polyester


 Kapasitor Kertas (Paper Capacitor) –
Kapasitor ini isolatornya terbuat dari kertas,
umumnya nilai pada kapasitor ini kisaran 300pf
sampai 4µF. Sama dengan Kapasitor Polyester,
kapasitor kertas tidak memiliki polaritas arah jadi
bisa dipasang bolak-balik pada rangkaian
elektronika.

Gambar 13 kapasitor kertas


 Kapasitor Mika (Mica Capacitor) – Kapasitor
ini isolatornya dibuat dari bahan mika, nilai
kapasitor ini biasanya kisaran 50pF sampai
0.02µF. Masih sama seperti Kapasitor Polyester
dan Kapasitor Kertas, kapasitor mika ini juga
dapat dipasang bolak-balik karena tidak
mempunyai polaritas arah.
Gambar 14 Kapasitor Mika
 Kapasitor Elektrolit (Electrolyte
Capacitor) – Kapasitor ini bahan isolatornya
terbuat dari elektrolit yang bentuknya tabung.
Kapasitor Elektrolit atau yang sering disebut
ELCO ini biasanya dipakai pada rangkaian
elektronika yang membutuhkan kapasitansi yang
tinggi. Biasanya nilai kapasitor ini kisaran
antara 0.47µF hingga mencapai ribuan µF.

Gambar 15 kapasitor Elektrolit


Kapasitor Tantalum – Sebenarnya perbedaan kapasitor ini dengan yang lainnya tidak terlalu banyak,
hanya saja kapasitor ini memakai logam Tantalum yang dijadikan terminal anodanya. kapasitor ini
mampu bekerja pada suhu yang tinggi melampaui kapasitor elektrolit lainnya dan mempunyai
kapasitansi yang besar namun bisa di packing dengan ukuran yang kecil. Oleh karena itu kapasitor
jenis ini harganya lebih mahal, biasanya kapasitor ini digunakan pada peralatan elektronika yang
ukurannya kecil seperti komponen komputer, handphone dan barang elektronika lainnya yang
ukurannya kecil.

Gambar 16 kapasitor Tantalum

1. Kapasitor Variabel

Untuk kapasitor jenis ini, mengapa dikatakan


variabel? Karena kapasitor ini nilai kapasitansinya
bisa kita atur atau bisa kita ubah-ubah. Pada
bentuk fisik kapasitor ini terdiri dari dua jenis,
yakni:
 Varco (Variable Condensator) – Varco
merupakan kapasitor yang terbuat dari logam
uang ukurannya besar dan biasanya dipakai untuk
memilih gelombang frekuensi pada rangkaian
radio. Nilai kapasitansinya sendiri kisaran
antara 100pF hingga 500pF.
kapasitor Tantalum

Gambar 17 Varco
 Trimmer – Kapasitor varibel yang satu ini
mempunyai ukuran yang lebih kecil, maka dari itu
dierlukan alat seperti obeng atau sejenisnya untuk
memutar pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 plat
logam yang terpisah oleh satu lembar Mika dan
terdapat satu buah screw untuk mengatur jarak
kedua plat logam yang terdapat didalamnya. Nilai
kapasitansi kapasitor ini maksimal hanya 100pF.
Gambar 18 Trimmer

Gambar 19 induktor

Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang
sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan
Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang
terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat
menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut
dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah
berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Jenis-jenis Induktor (Coil)


Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
adalah :
 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya

Gambar 20 Air Core Inductor

Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya

Gambar 21 Iron Core Iductor


 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya

Gambar 22 Ferrite Core Inductor

Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)

Gambar 23 Torroidal Core Inductor


 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam
diberikan Isolator.

Gambar 24 Laminated Core Induction

Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari
Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Gambar 25 Variable Inductor


1. Struktur dan Simbol Komponen Pasif

Resistor

Gambar simbol resistor

a. LDR

Gambar simbol LDR


Potensiometer

Gambar struktur potensiometer

Gambar simbol potensiometer


a. Kapasitor varco

Gambar simbol kapasitor varco

a. Kapasitor Trimmer

Gambar simbol kapasitor trimmer

Induktor
Gambar simbol induktor

Induktor variabel

Gambar simbol induktor variabel


1. Karakteristik Komponen Pasif

a. Resistor

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.

Fungsinya :

* Menghambat arus listrik

* Pembagi tegangan

* Pengatur volume (potensiometer)

* Pengatur kecepatan motor (rheostat)

* Dll tergantung disain komponen

b. induktor

karakteristik dari induktor adalah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus)
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar
yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang
melewatinya

c. kapasitor

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan
lain-lain.
fungsinya:menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik
SUMBER

Https://id.wikipedia.org/wiki/diode di akses 18 september 2017

https://dediadryan.wordpress.com/teknik-interface/makalah-komponen-aktif-dan-komponen-pasif/ di akses 18
september 2017

https://diyas07mulya.wordpress.com/2012/12/08/komponen-elektronika-aktif-dan-pasif/ di akses 18 september


2017

http://ilmuelektromedik.blogspot.co.id/2012/10/komponen-komponen-pasif-aktif-dalam.html di akses 18
september 2017

https://www.google.co.id/search?q=gambar+transistor%27&tbm=isch&tbs=rimg:cuaszf8p06tvijhh3mscvlv7k10fa
awow12i0flgdowmmegegvfqkkk1mlaettrq5ps-b2ny8m4fudjqtorfeoyedyoscufeawk-w_1srettyiseklf8-
khijxr8abahbxygr8tb_1lrksqboqegnqusz2hayx4rhzkq37yeftacoscysbuvcqqtwaerpcesfi-
ph0khijvos1ourmmz4rusbxqfbby3wqeglvy1jybh9r0hhhfyk5wp7cycoscvboheuq5gqpeez6njmtom8y&
tbo=u&sa=x&ved=0ahukewi7pzmu17hwahuhw5qkhbqrch0q9c8ihw&biw=1366&bih=662&dpr=1#im
grc=smhghrjipivngm: di akses 18 september 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/dioda_zener di akses 18 september 2017

https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/karakteristik-transistor/ di akses 18 september 2017

http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-diode-cara-kerja/ di akses 19 september 2017

http://belajarelektronika.net/pengertian-fungsi-dan-cara-mengukur-dioda-bridge/ di akses 19 september 2017

http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2017/03/pengertian-photodiode-dan-prinsip-
kerjanya.jpg?x22079 di akses 19 september 2017

http://zonaelektro.net/resistor-tetap-fix-resistor/ di akses 19 september 2017

http://www.dien-elcom.com/2012/06/macam-macam-resistor-resistor-tetap.html

di akses 19 september 2017

http://www.spengetahuan.com/2016/01/fungsi-kapasitor-beserta-jenis-kapasitor-lengkap.html di akses 19
september 2017

http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-jenis-jenis-induktor/ di akses 19
september 2017

Anda mungkin juga menyukai