Anda di halaman 1dari 8

OUTLINE

OLEH:

NAMA :NISA YUNITA PUTRI

NIM :A1A014099

JURUSAN : IESP

SEMESTER :VIII

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN LOMBOK
TIMUR TAHUN 2012-2016

1. LATAR BELAKANG

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat

perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran

kehidupan di banyak negara berkembang yang mencakup lebih dari satu milyar

penduduk dunia. Kemiskinan merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh

kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Globalisasi ekonomi dan

bertambahnya ketergantungan antar negara, tidak hanya merupakan tantangan dan

kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi serta pembangunan suatu negara, tetapi

juga mengandung risiko dan ketidakpastian masa depan perekonomian dunia.

Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10), suatu negara dikatakan miskin

biasanya ditandai dengan tingkat pendapatan perkapita rendah, mempunyai

tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi (lebih dari 2 persen per

tahun),sebagian besar tenaga kerja bergerak di sektor pertanian dan terbelenggu

dalam lingkaran setan kemiskinan. Proses pembangunan memerlukan pendapatan

nasional yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang

tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup

untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan.

Walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus menjadi tidak akan berarti
bagi penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan adanya pemerataan

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat (Wongdesmiwati,2009).

Inflasi merupakan indikator yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Inflasi akan menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat dan

kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu akibat penting dari inflasi

adalah cendrung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat .

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat

adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum

apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Apabila

pengangguran di suatu negara sangat buruk, maka akan menimbulkan efek yang

buruk juga kepada kesejahteraan masyarakat dan prosfek ekonomi dalam jangka

panjang (Sukirno, 2002).

2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, inflasi,

dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2012-2016.


3. TUJUAN PENELITIAN

1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita,

inflasi, dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2012-2016.

4. MANFAAT PENELITIAN

1) Secara Akademis, sebagai salah satu syarat dalam pencapaian kebulatan

Studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram.

2) Secara Teoritis Ilmiah, diharapkan dari penelitian ini mampu memberikan

informasi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengangkat atau meneliti

masalah yang sama mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-2016.

3) Secara Empiris, diharapkan penelitian ini bisa memberikan sumbangan

informasi yang berarti dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin

di Kabupaten Lombok Timur.

5. TINJAUAN PUSTAKA

1) Penelitian Terdahulu

Suliswanto (2010) dalam memperoleh nilai PDRB di masing-masing

provinsi belum terlalu besar dalam mengurangi angka kemiskinan, namun

lebih dominan pengurangan angka kemiskinan dari variabel IPM. Hal ini

mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum banyak

memberikan manfaat bagi orang miskin. Dari penyusunan tersebut


menunjukkan bahwa permasalahan kemiskinan tidak hanya cukup

meningkatkan pertumbuhan ekonomi semata dangan mengharapkan

terjadinya efek menetas ke bawah (trickle down efek).

Sukmaraga (2010) menguji jumlah penduduk miskin dengan melihat

IPM, PDRB perkapita, dan jumlah pengangguran di Jawa Tengah. Dan hasil

menunjukkan bahwa IPM tidak berpengaruh terhadap jumlah penduduk

miskin di Jawa Tengah, dan PDRB perkapita dan pengangguran

berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah.

Prasetyo (2010) menggunakan metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah panel data dan pendekatan efek tetap (fixed effect model) dan

menggunakan data sekunder. Penggunaan dummy wilayah dalam

penelitiannya untuk melihat variasi tingkat kemiskinan di 35 kabupaten/kota

di Jawa Tengah dengan nilai R² cukup tinggi 0,982677 sehingga variabel

pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan, dan tingkat

penganguran berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan,

oleh karena itu empat variabel yang mempengaruhi kemiskinan patut

menjadi pertimbangan untuk mengatasi masalah kemiskinan.

2) Landasan Teori

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah

kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak

terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang

menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan pangan,


kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumber daya alam,lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau

ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam

penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik. Laporan Bidang

Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh kementrian Bidang

Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi yang

disebut miskin ini juga berlaku pada mereka yang bekerja akan tetapi

pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok/dasar.

Dalam bukunya “mereduksi kemiskinan”menjelaskan bahwa kemiskinan

dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, seperti tingkat

keparahan dan penyebab. Berdasarkan tingkat keparahan kemiskinan dapat

dibedakan atas kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Seseorang

dikatakan miskin secara absolut apabila tingkat pendapatannya lebih rendah

dari pada garis kemiskinan absolut. Dengan kata lain jumlah pendapatannya

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang dicerminkan

oleh garis kemiskinan absolut tersebut. (Agussalim:2000)

Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan

memnuhi standar minimum kebutuhan dasar meliputi kebutuhan makan

maupun non makan. Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan

garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan.

Sedangkan bagi dinas sosial mendefinisikan orang miskin adalah mereka

yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak

mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka yang layak bagi kemanusiaan


dan mereka yang sudah mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat

memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan.

6. HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran, maka rumusan

hipotesis dalam penelitian ini adalah “ diduga bahwa pertumbuhan ekonomi,

pendapatan perkapita, inflasi, dan pengangguran berpengaruh terhadap jumlah

penduduk miskin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-2016.

KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI (X1)

PENDAPATAN PERKAPITA (X2) JUMLAH PENDUDUK MISKIN


(Y)

INFLASI (X3)

PENGANGGURAN (X4)

7. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif, dimana Data dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Lombok Timur.

Anda mungkin juga menyukai