Anda di halaman 1dari 50

PUTUSAN

Nomor 459 / PDT / 2017 / PT. BDG.

”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”


Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara perdata pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :

SUAD, Umur 51 Tahun, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Pedagang,


yang bertempat tinggal di KMP Sukasari, RT.003,
RW.002, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibingbin,
Kabupaten Kuningan Jawa Barat ;

SEBAGAI PEMBANDING, SEMULA SEBAGAI


PENGGUGAT ;

LAWAN:

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten, Tbk.


Berkedudukan Kantor di Jl. Naripan No. 12-14 Menara
Bank BJB, Cq Kantor Cabang Bank BJB Kuningan
yang beralamat kantor di Jl. Siliwangi Cigembang,
Kabupaten Kuningan – 45511 Jawa Barat ;
SEBAGAI TERBANDING, SEMULA SEBAGAI
TERGUGAT ;

DAN:

1.Notaris Tuti Andriyani,S.H., selaku PPAT di Kabupaten Kuningan,


yang beralamat Kantor di Ruko Taman Kota D-4,
Kabupaten Kuningan – Jawa Barat ;
2.Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Kuningan, yang beralamat Kantor di Jl.
R.E. Martadinata, No.84 Kabupaten Kuningan – Jawa
Barat ;
3.Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Keuangan Republik
Indonesia Cq. Direktorat Jenderal Kekayaan

halaman 1 dari 50 halaman perkara No.459/PDT/2017/PT.BDG.


Negara Cq. Kantor Wilayah Jawa Barat Cq. Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Kota
Cirebon, yang beralamat Kantor di Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Husodo No. 48, Kelurahan Sukapura, Kejaksan, Kota
Cirebon, Jawa Barat 45122 ;
SEBAGAI PARA TURUT TERBANDING, SEMULA
SEBAGAI TURUT TERGUGAT I, II, DAN TURUT
TERGUGAT III ;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;


Telah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung,
tanggal 12 Oktober 2017, Nomor 459/PEN/PDT/2017/PT.BDG, tentang
penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara
tersebut, ditingkat banding ;
2. Berkas perkara, Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.KNG, tanggal 1 Agustus
2017, dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA :


Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 27
Desember 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Kuningan pada tanggal 29 Desember 2016 dalam Register Nomor 20/Pdt.G/2016/
PN.Kng, telah mengajukan gugatan sebagai berikut :

Adapun duduk perkaranya adalah sebagai berikut :


1. Bahwa awalnya PENGGUGAT merupakan Nasabah (Debitur) dari TERGUGAT,
dimana PENGGUGAT menggunakan jasa keuangan TERGUGAT berupa
pinjaman Kredit KPR Multiguna, sebagaimana Perjanjian Kredit Nomor : J04-
105405, tertanggal 15 Oktober 2012 dengan anggunan Sertifikat Hak Milik
Nomor 163, luas 278 M2 yang objeknya terletak di Desa Sukamaju Kecamatan
Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat, atas nama PENGGUGAT ;
2. Bahwa Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012,
adalah perjanjian yang telah dibuat serta dipersiapkan sebelumnya oleh
TERGUGAT secara sepihak, sehingga PENGGUGAT tidak ada kesempatan
untuk mempelajari dan memahami isi dari perjanjian tersebut, namun

halaman 2 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


PENGGUGAT berharap setelah ditanda tanganinya perjanjian tersebut
PENGGUGAT akan menerima salinannya dari TERGUGAT, namun ternyata
sampai di layangkannya gugatan ini TERGUGAT tidak pernah memberikan
salinan Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012
tersebut kepada PENGGUGAT dan berkesan TERGUGAT tidak jujur dan tidak
terbuka kepada PENGGUGAT dalam membuat klausula didalam perjanjian
tersebut;
3. Bahwa PENGGUGAT telah berupaya meminta salinan Perjanjian Kredit Nomor :
J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012, kepada TERGUGAT secara lisan,
namun oleh TERGUGAT tidak diberikan, sampai saat ini terjadinya kemacetan,
perjanjian tersebut oleh TERGUGAT di buat secara sepihak yang mana
perjanjian tersebut telah dipersiapkan sebelumnya dan pihakPENGGUGAT tidak
diberi kesempatan mempelajari isi dari perjanjian tersebut;
4. Bahwa pada akhirnya pada tanggal 31 Oktober 2016 PENGGUGAT, mengajukan
permohonan secara tertulis kepada TERGUGAT berupa perihal meminta salinan
dokumen berupa surat Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15
Oktober 2012, serta dokumen lainnya, dan sampai sekarang dokumen ataupun
arsip lainya tidak diterima oleh PENGGUGAT dan jawaban surat pun tidak ada
sampai sekarang;
5. Bahwa dengan tidak diberikannya salinan Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405,
tertanggal 15 Oktober 2012 kepada PENGGUGAT , maka TERGUGAT selaku
pelaku usaha telah melanggar Azas-azas yang dianut dalam hukum Perlindungan
Konsumen yaitu Azas Keseimbangan dan Azas Kepastian Hukum, serta
bertentangan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, Pasal 3 huruf d, e, yaitu :
Perlindungan Konsumen bertujuan :
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung
unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi;
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha;
sehingga patut dikatakan bahwa TERGUGAT adalah Pelaku Usaha yang
tidak beritikad baik dan tidak jujur;

halaman 3 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


6. Bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, Pasal 18 ayat (1) huruf g, dan h yang berbunyi :
(1). Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa yang
ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau
mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan atau
perjanjian apabila:
g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang
berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan atau pengubahan
lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa
konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku
usaha untuk pembebankan hak tanggungan, hak gadai, atau
hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen
secara angsuran.
Dan didalam Pasal 18 ayat (3) berbunyi :
(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada
dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi
hukum.
7. Bahwa dengan tidak diberikannya salinan dokumen Perjanjian Kredit Nomor :
J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012 oleh TERGUGAT kepada PENG
GUGAT, terkesan TERGUGAT menutup nutupi kepada PENGGUGAT tentang isi
dari perjanjian tersebut, sehingga PENGGUGAT patut menduga bahwa isi dari
perjanjian tersebut memuat klausula baku.
Bahwa dengan terbitnya Akta Peralihan Hak Tanggungan Nomor :
1489/2012 yang di buat oleh TURUT TERGUGAT I, selaku PPAT wilayah
Kabupaten Kuningan dan Sertipikat Hak Tanggungan Nomor 2663/2012
yang di buat oleh TURUT TERGUGAT II,
Bahwa PENGGUGAT tidak pernah berhadapan dengan pejabat-pejabat
sebagaimana tersebut diatas, dan PENGGUGAT menduga adanya kuasa
kepadaTERGUGAT dalam hal pembebanan Hak Tanggungan tersebut;
Bahwa sebagaimana alasan-alasan tersebut diatas,TERGUGAT telah melanggar
Azas-azas yang dianut dalam hukum Perlindungan Konsumen yaitu Azas
Keseimbangan dan Azas Kepastian Hukum serta melakukan pelanggaran
sebagaimana Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

halaman 4 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Konsumen, Pasal 18 ayat (1) huruf g, h, dan Pasal 18 ayat (3) sehingga terhadap
Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012, dimana telah
memuat Klausula Baku, maka TERGUGAT telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum (Onrechmatige daad), dan karenanya terhadap perjanjian
tersebut diatas harus dinyatakan Batal Demi Hukum.
8. Bahwa karena atas Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15
Oktober 2012, dinyatakan Batal Demi Hukum dan terhadap hak-hak yang
timbul karena adanya perjanjian tersebut diatas seperti terbitnya Akta
Peralihan Hak Tanggungan Nomor : 1489/2012 yang di buat oleh TURUT
TERGUGAT I, selaku PPAT wilayah Kabupaten Kuningan dan Sertipikat Hak
Tanggungan Nomor 2663/2012 yang di buat oleh TURUT TERGUGAT II,
juga harus dinyatakan Batal Demi Hukum
9. Bahwa pada tanggal 15 Februari 2016 PENGGUGAT telah menerima Surat
Peringatan I dari TERGUGAT di karenakan kewajiban angsuran yang terlambat
dan pada waktu itu kondisi usaha PENGGUGAT dalam keadaan tidak setabil,
dan akhirnya pada tanggal 15 Maret 2016 datang Surat Peringatan II dan juga
Surat Peringatan III tanggal 15 April 2016 dari TERGUGAT;
10. Bahwa pada tanggal 21 Juli 2016 dengan itikad baik dari PENGGUGAT berusaha
melakukan pembayaran untuk KPR Multiguna kepada TERGUGAT sebesar Rp.
45.000.000,-(empat puluh lima juta rupiah) namun pada tanggal 26 Juli 2016
PENGGUGAT menerima surat nomor : 0165/Kon-Kng/2016, perihal
pemberitahuan pelimpahan penyelesaian kredit kepada balai leleng swasta dari
TERGUGAT;
11. Bahwa pada tanggal 13 September dengan itikad baik juga PENGGUGAT
melakukan pembayaran untuk KPR Multiguna kembali kepada TERGUGAT
sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) namun TERGUGAT tetap
melaksanakan proses kearah pelimpahan berkas ke KPKNL dan pada tanggal 16
september 2016 PENGGUGAT menerima surat nomor : 951/PPK-KNG/2016,
perihal pemberitahuan tanggal pelaksanaan lelang hak agunan yang akan
dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2016 , oleh KPKNL Cirebon ;
12. Bahwa dengan terbitnya Akta Peralihan Hak Tanggungan No. 1833/2011, dan
Sertifikat Hak Tanggungan No. 2663/2012 yang dinyatakan batal demi
hukum,TERGUGAT telah melakukan lelang, pada :
Hari, Tanggal : Jumat,20 Oktober 2016;
Pukul : 15.00 WIB s/d Selesai

halaman 5 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Tempat : Kantor KPKNL Kota Cirebon(di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.
48, Sukapura, Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45122)
Penyelenggaraan Lelang sebagaimana tersebut diatas adalah
melanggar hukum sehingga wajib dibatalkan dan atau Batal
Demi hukum;
13. Bahwa pada tanggal 22 September 2016 PENGGUGAT menghadap kepada
TERGUGAT dan bertemu dengan saudara Dwi dan Lingga untuk meminta
kebijakan permohonan penangguhan lelang dan PENGGUGAT juga membuat
surat pernyataan kesanggupan dan permohonan penangguhan lelang di KPKNL;
14. Bahwa sebagaimana surat pernyataan yang dibuat oleh PENGGUGAT poin 12 di
atas akhirnya pada tanggal 28 september 2016, PENGGUGAT melakukan
pembayaran untuk kredit KPR Multiguna kepada TERGUGAT sebesar Rp.
5.000.000,-(lima juta rupiah) dan pada tanggal 5 Oktober 2016 melakukan
pembayaran sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) dan pada saat itu
juga PENGGUGAT melihat saldo direkening ternyata saldo di rekening sebesar
Rp. 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah), PENGGUGAT merasa heran
ternyata pembayaran pada waktu tanggal 13 September 2016 sebesar
10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) dan tanggal 5 Oktober 2016 sebasar Rp.
5.000.000,-(lima juta rupiah), namun oleh TERGUGAT rekening PENGGUGAT di
BLOKIR dan tidak di debet oleh TERGUGAT untuk pembayaran kredit KPR
Multiguna PENGGUGAT;
15. Bahwa dengan adanya pemblokiran rekening dan tidak didebetnya pembayaran
milik PENGGUGAT yang dilakukan oleh TERGUGAT dengan sangaja, maka
TERGUGAT dapat dikatagorikan telah melakukan Perbuatan Melawan
Hukum, karena yang mempunyai kewenangan untuk memblokir rekening
seseorang adalah hanya pihak Penyidik, uang diduga seseorang tersebut ada
indikasi perbuatan pidana, dengan perbuatan TERGUGAT yang demikian,
menimbulkan angsuran menjadi macet dan asset jaminan PENGGUGAT dilakukan
pelelangan oleh TURUT TERGUGAT III, dengan kejadian tersebut maka
PENGGUGAT merasa dirugikan baik kerugian materiil maupun kerugian
Immateriil,
16. Bahwa atas adanya Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15 Oktober
2012, PENGGUGAT telah melakukan pembayaran angsuran kepada TERGUGAT
dengan rincian pembayaran sebagai berikut :

halaman 6 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Tgl/Bln/Th PEMBAYARAN
NO TOTAL
n BUNGA POKOK
14 – 11 - Rp. 3.727.500,- Rp. Rp.
1
2012 2.568.286,- 6.295.786,-
15 – 12 – Rp. 3.708.238,- Rp. Rp.
2
2012 2.587.548,- 6.295.786,-
15 – 01 – Rp. 3.688.831,- Rp. Rp.
3
2013 2.606.955,- 6.295.786,-
15 – 02 – Rp. 3.669.279,- Rp. Rp.
4
2013 2.626.507,- 6.295.786,-
15 – 03 – Rp. 3.649.580,- -
2013 Rp.
5
25 – 03 – - Rp. 6.295.786,-
2013 2.646.206,-
15 – 04 – Rp. 3.629.734,- Rp. Rp.
6
2013 2.666.052,- 6.295.786,-
15 – 05 – Rp. 3.609.738,- Rp. Rp.
7
2013 2.686.048,- 6.295.786,-
15 – 06 – Rp. 3.589.593,- Rp. Rp.
8
2013 2.706.193,- 6.295.786,-
15 – 07 – Rp. 3.569.297,- Rp. Rp.
9
2013 2.726.489,- 6.295.786,-
15 – 08 – Rp. 3.548.848,- Rp. Rp.
10
2013 2.746.938,- 6.295.786,-
15 – 09 – Rp. 3.528.246,- Rp. Rp.
11
2013 2.767.540,- 6.295.786,-
13 – 10 – Rp. 3.507.489,- -
2013 Rp.
12
16 – 10 – - Rp. 6.295.786,-
2013 2.788.297,-
15 – 11 – Rp. 5.032.293,- Rp. Rp.
13
2013 2.288.515,- 7.320.808,-
15 – 12 - Rp. 5.007.520,- Rp. Rp.
14
2013 2.313.288,- 7.320.808,-

halaman 7 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


15 – 01 – Rp. 4.982.478,- Rp. Rp.
15
2014 2.338.330,- 7.320.808,-
15 – 02 – Rp. 4.957.166,- Rp. Rp.
16
2014 2.363.642,- 7.320.808,-
15 – 03 – Rp. 4.931.580,- Rp. Rp.
17
2014 2.389,228,- 7.320.808,-
15 – 04 – Rp. 4.905.716,- -
2014 Rp.
18
30 – 04 – - Rp. 7.320.808,-
2014 2.415.092,-
19 – 05 – Rp. 5.071.150,- Rp. Rp.
19
2014 2.380.610,- 7.451.760,-
20 – 06 – Rp. 5.044.368,- Rp. Rp.
20
2014 2.407.392,- 7.451.760,-
24 – 07 – Rp. 5.017.284,- Rp. Rp.
21
2014 2.434.476,- 7.451.760,-
27 – 08 – Rp. 4.989.897,- Rp. Rp.
22
2014 2.461.863,- 7.451.760,-
17 – 09 – Rp.
23 Rp. 4.962.201,- -
2014 4.962.201,-
Rp.
29 – 10 – 2.489.559,- Rp.
24 Rp. 4.934.193,-
2014 Rp. 9.941.319,-
2.517.567,-
28 – 11 – Rp. Rp.
25 Rp. 4.905.871,-
2014 2.545.889,- 7.451.760,-
16 – 12 – Rp. Rp.
26 Rp. 4.877.229,-
2014 2.574.531,- 7.451.760,-
15 – 01 - Rp. Rp.
27 Rp. 4.848.266,-
2015 2.603.494,- 7.451.760,-
Rp.
Rp. 4.818.976,-
23 – 03 – 2.632.784,- Rp.
28
2015 Rp. 14.903.520,-
Rp. 4.789.358,-
2.662.402,-

halaman 8 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


30 – 04 – Rp. Rp.
29 Rp. 4.759.406,-
2015 2.692.354,- 7.451.760,-
15 – 05 – Rp. Rp.
30 Rp. 4.729.117,-
2015 2.722.643,- 7.451.760,-
30 – 07 – Rp.
31 Rp. 4.400.000,- -
2015 4.400.000,-
Rp.
2.753.273,-
25 – 08 – Rp. Rp.
32 Rp. 298.487
2015 2.784.247,- 8.651.577,-
Rp.
2.815.570,-
22 – 12 –
33 Rp. 4.667.513,- -
2015
23 – 12 – Rp. Rp.
-
2015 2.847.245,- 7.852.513,-
Rp.
-
337.755,-
Rp.
-
2.541.522,-
Rp.
-
2.911.669,-
Rp.
28 – 03 - - Rp.
34 2.977.550,-
2016 23.626.918,-
Rp.
Rp. 4.636.190,-
2.944.425,-
Rp. 4.604.515,- -
Rp.
3.011.047,-
21 – 07- Rp.44.980.000, Rp.
35
2016 - 44.980.000,-
05 – 10 – Rp.25.000.000, Rp.25.000.000,
36
2016 - -
TOTAL Rp.155.597.1 Rp.175.261.0 Rp.

halaman 9 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


47,- 21,- 330.858.168

Bahwa dengan adanya pembayaran yang dilakukan oleh PENGGUGAT kepada


TERGUGAT sebesar Rp. 327.667.103,- (tiga ratus dua puluh tujuh juta enam
ratus enam puluh tujuh ribu seratus tiga rupiah), maka PENGGUGAT adalah
Debitur yang beritikad baik.
17. Bahwa sebagaimana Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah,
Pasal 6 berbunyi :
“Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan tersebut”.
Bahwa apabila mengacu kepada Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405,
tertanggal 15 Oktober 2012, sebagai dasar dari terbitnya hak dan kewajiban
(PERIKATAN) yang terakhir antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT dimana
Jangka waktu perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 15 Oktober 2022,
sehingga dengan belum berakhirnya Jangka Waktu perjanjian tersebut maka
PENGGUGAT, belum dikatagorikan telah melakukan cidera janji;
Sehingga Perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT bersama-sama dengan
TURUT TERGUGAT III dalam menyelenggarakan Lelang Pada:
Hari, Tanggal : Jumat,20 Oktober 2016;
Pukul : 15.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Kantor KPKNL Kota Cirebon
(di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 48,
Sukapura, Kejaksan, Sukapura, Kejaksan, Kota
Cirebon, Jawa Barat 45122)
Adalah Perbuatan Melawan Hukum, sehingga penyelenggaraan Lelang
sebagaimana tersebut diatas adalah Tidak Sah dan melanggar hukum sehingga
wajib untuk dibatalkan dan atau Batal Demi hukum;
18. Bahwa tindakan-tindakan TERGUGAT sebagaimana yang diuraikan dalam poin
1 sampai dengan poin 17 diatas, tindakan tersebut dapat di katagorikan sebagai
tindakan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige daad), sebagaimana
ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang menyebutkan :

halaman 10 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan kerugian tersebut.”
Bahwa Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige daad), menurut Rosa
Agustina, dalam bukunya Perbuatan Melawan Hukum, terbitan Pasca
Sarjana FH Universitas Indonesia (2003), hal. 117, dalam menentukan suatu
perbuatan dapat dikualifisir sebagai melawan hukum, diperlukan 4 syarat:
(1). Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
(2). Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;
(3). Bertentangan dengan kesusilaan;
(4). Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian;
Bahwa Tindakan TERGUGAT yaitu berupa :
a. Bahwa dengan mencantumkan Klausula Baku Perjanjian Kredit Nomor : J04-
105405, tertanggal 15 Oktober 2012, yang dibuat oleh TERGUGAT;
b. Bahwa dengan dilakukannya lelang terhadap objek Hak Tanggungan No.
2663/2012, yaitu berupa sebidang tanah berikut segala sesuatu diatasnya
dengan Sertifikat Hak Milik No. 163, luas 278 M2 yang objeknya terletak di
Desa Sukamaju Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat,
sebagai dasar dari terbitnya hak dan kewajiban (PERIKATAN) yang terakhir
antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT, Jangka waktu perjanjian tersebut
berakhir pada tanggal 15 Oktober 2022, belum dikatagorikan telah
melakukan cidera janji;
Terhadap tindakanTERGUGAT sebagaimana tersebut diatas adalah tindakan dan
atau perbuatan yang bertentangan dengan hak subjektif orang lain yakni
PENGGUGAT, dan bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri. Menurut
Rosa Agustina dalam bukunya Hukum Perikatan (Law Of Obligation),
Penerbit Pustaka Larasan (2012), hal. 8. Yaitu :
“ Bertentangan dengan hak subjektif orang lain, maksudnya melanggar hak
subjektif orang lain berarti melanggar wewenang khusus yang diberikan
oleh hukum kepada seseorang. Sifat hakikat dari hak subjektif
wewenang khusus yang diberikan oleh hukum kepada seseorang yang
memperolehnya demi kepentingannya.
Karakteristik untuk hak subjektif seseorang adalah:
1. Kepentingan yang mempunyai nilai tinggi terhadap yang
bersangkutan;

halaman 11 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


2. Pengakuan langsung terhadap kewenangan yang bersangkutan oleh
suatu peraturan perundang-undangan;
3. Suatu posisi pembuktian yang kuat dalam suatu perkara yang
mungkin timbul;
Hak Subjektif dalam masyarakat dikenal sebagai:
1. Hak kebendaan yang absolut, misalnya hak milik;
2. Hak-hak pribadi, seperti hak untuk mempunyai integritas terhadap jiwa
dan kehidupan, kebebasan pribadi, kehormatan dan nama baik;
3. Hak-hak istimewa, misalnya hak untuk menempati rumah oleh
penyewa rumah;”.
Bahwa seharusnya TERGUGAT didalam membuat Perjanjian Kredit Nomor : J04-
105405, tertanggal 15 Oktober 2012, tidak mencantumkan Klausula Baku,
sehingga apabila TERGUGAT mencantumkan klausula baku didalam perjanjian
sebagaimana tersebut diatas maka tindakan TERGUGAT dimaksud dapat
dikatagorikan sebagai perbuatan dan atau tindakan yang bertentangan
dengan hak subjektif orang lain yaitu sebagaimana yang diatur didalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 18
ayat (1) huruf g, h;
Bahwa seharusnya juga TERGUGAT apabila mengacu kepada Perjanjian Kredit
Nomor : J04-105405, tertanggal 15 Oktober 2012, sebagai dasar dari terbitnya
hak dan kewajiban (PERIKATAN) yang terakhir antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT dimana Jangka waktu perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 15
Oktober 2022, sehingga dengan belum berakhirnya Jangka Waktu perjanjian
tersebut maka PENGGUGAT, belum dikatagorikan telah melakukan cidera janji
dan tidak bisa melakukan lelang terhadap objek Hak Tanggungan No.
2663/2012, yaitu berupa sebidang tanah berikut segala sesuatu diatasnya,
Sertifikat Hak Milik No 163, luas 278 M2 yang objeknya terletak di Desa Sukamaju
Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat atas nama PENGGUGAT,
sehingga apabila TERGUGAT melakukan lelang terhadap objek tersebut diatas
maka tindakan TERGUGAT dimaksud dapat dikatagorikan sebagai perbuatan dan
atau tindakan yang bertentangan dengan hak subjektif orang lain
yaitusebagaimana yang diatur didalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1996
Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan
Dengan Tanah, Pasal 6;

halaman 12 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Sehingga tindakan-tindakan TERGUGAT tersebut dapat dikatagorikan sebagai
tindakan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige daad);
19. Bahwa akibat tindakan TERGUGAT dimaksud, maka PENGGUGAT mengalami
kerugian baik secara materiil maupun secara immaterial yakni kalau kerugian itu
dinilai dengan uang maka jumlah kerugiannya sebesar :
Materiil
Dengan telah dilelangnya sebidang tanah berikut segala sesuatu diatasnya,
dengan Sertifikat Hak Milik No : Sertifikat Hak Milik No. 163, luas 278 M2 yang
objeknya terletak di Desa Sukamaju Kecamatan Cibingbin Kabupaten
Kuningan Jawa Barat atas nama PENGGUGAT, maka kerugian materiil
PENGGUGAT adalah sebesar Rp. 621.250.000,- (enam ratus dua
puluh satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
Immaterial
Bahwa kerugian immaterial PENGGUGAT, disebabkan karena perbuatan
TERGUGAT yang secara beruntun dalam melakukan perbuatan melawan
hukum yang mengakibatkan hilangnya harga diri Penggugat serta gangguan
psikis/mental, karena gugatan immaterial harus mempunyai nilai riil maka
kerugian immaterial kalau dinilai dengan uang maka kerugian tersebut
sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah);
Sehingga kerugian Materiil dan Imaterial adalah sebesar
Rp. 3.621.250.000,- ( tiga miliar enam ratus dua puluh satu juta dua ratus
lima puluh ribu rupiah);
20. Bahwa dengan demikian tindakan TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT,
sengaja atau tidak sengaja bahwa perbuatan TERGUGAT dan PARA TURUT
TERGUGAT selama ini bertentangan dengan hukum dan keadilan, baik hukum
tertulis maupun tidak tertulis, sehingga apabila perbuatan TERGUGAT dan
PARA TURUT TERGUGAT tidak dihentikan dan diselesaikan, dikhawatirkan
akan menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi bagi PENGGUGAT, untuk itu
PENGGUGAT mohon kepada Pengadilan Negeri Kuningan agar TERGUGAT dan
PARA TURUT TERGUGAT untuk menghentikan segala aktifitasnya termasuk
upaya pengosongan oleh TERGUGAT terhadap objek sengketa sampai dengan
ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht)
mengenai pokok perkara ini;
21. Bahwa karena gugatan ini dapat dibuktikan kebenarannya dan didukung dengan
alat bukti yang autentik, maka sesuai dengan ketentuan pasal 180 ayat (1) HIR,

halaman 13 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


PENGGUGAT mohon agar putusan ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih
dahulu secara serta merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad), meskipun ada upaya
Banding, Verzet, ataupun Kasasi.
Maka berdasarkan uraian serta alasan tersebut diatas, maka PENGGUGAT mohon
agar Ketua Pengadilan Negeri Kuningan melalui Majelis Hakim yang menangani
perkata ini, dapat menerima dan memeriksa gugatan ini, untuk selanjutnya dapat
memutus perkara ini dengan amar putusannya sebagai berikut :
A. DALAM PROVISI :
1. Menyatakan bahwa sebelum ada putusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap (inkracht) mengenai pokok perkara ini, semua
pihak untuk menghentikan segala aktifitas termasuk upaya pengosongan
oleh TERGUGAT terhadap objek sengketa;
2. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila
lalai melaksanakan putusan Provisi dalam perkara ini kepada PENGGUGAT.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15
Oktober 2012 adalah Perjanjian yang dibuat dengan cara melawan hukum,
maka perjanjian kredit Nomor : J04-105405, adalah tidak sah dan batal
demi hukum.
3. Menyatakan bahwa Akta Hak Peralihan Tanggungan No. 1489/2012,
tertanggal 15-10-2012, yang dibuat oleh TURUT TERGUGAT I, Selaku
PPAT Wilayah Kabupaten Kuningan, Akta tersebut dibuat dengan cara
melawan hukum, maka akte Hak Tanggungan menjadi tidak sah dan batal
demi hukum;
4. Menyatakan bahwa Sertifikat Hak Tanggungan No. 2663/2012, yang dibuat
oleh TURUT TERGUGAT II, Sertifikat tersebut dibuat dengan cara
melawan hukum, sehingga Sertifikat hak Tanggungan tersebut menjadi
tidak sah dan batal demi hukum .
5. Menyatakan bahwa penyelenggaraan lelang, pada :
Hari, Tanggal : Jumat,20 Oktober 2016;
Pukul : 15.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Kantor KPKNL Kota Cirebon

halaman 14 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


(di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 48, Sukapura,
Kejaksan, Sukapura, Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa
Barat 45122)
Adalah tindakan sebagai Perbuatan Melawan Hukum;
6. Menyatakan bahwa TERGUGAT adalah Pelaku Usaha dan atau Kreditur
yang tidak beritikad baik dan telah melakukan perbuatan melawan hukum;
7. Menyatakan bahwaPENGGUGAT adalah Konsumen dan atau Debitur yang
beritikad baik;
8. Menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah Konsumen dan atau Debitur yang
tidak Cedera Janji;
9. Menghukum TERGUGAT karena perbuatan melawan hukum tersebut untuk
mengganti kerugian materiil secara seketika dan sekaligus lunas kepada
PENGGUGAT dengan jumlah sebesar Rp. 621.250.000,- ( Enam ratus
dua puluh satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) .
10. Menghukum TERGUGAT karena perbuatan melawan hukum tersebut untuk
mengganti kerugian Immateriil secara seketika dan sekaligus lunas kepada
PENGGUGAT dengan jumlah sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar
rupiah) .
11. Menyatakan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
banding, kasasi, atau verzet (Uitvoerbaar Bij Voorraad);
12. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya yang timbul akibat adanya
perkara ini.
Atau:
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat


memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil, alasan dan hal-hal yang
dikemukakan oleh PENGGUGAT dalam Gugatannya, kecuali yang tegas dan tandas
diakui kebenaranya oleh TERGUGAT di dalam Eksepsi dan Jawaban ini:
I. DALAM EKSEPSI
ANTARA TITEL/JUDUL GUGATAN DENGAN DALIL-DALIL DALAM
GUGATAN A QUO TIDAK SINGKRON (OBSCUUR LIBEL)

halaman 15 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


1. Bahwa PENGGUGAT dalam gugatan a quo menerangkan dengan tegas bahwa
title/judul gugatan a quo adalah “PERBUATAN MELAWAN HUKUM”, namun sangat
kontradiktif dengan dalil-dalil posita dan petitum dalam gugatan a quo;
2. Bahwa hal tersebut, dapat dilihat dalam posita dan petitum gugatan a quo dikutip
sebagai berikut:
Dalil yang digunakan PENGGUGAT dalam posita adalah Perjanjian:
- Bahwa awalnya PENGGUGAT merupakan Nasabah (Debitur) dari TERGUGAT,
diamana PENGGUGAT menggunakan jasa keuangan TERGUGAT berupa
pinjaman Kredit KPR Multiguna, sebagaimana Perjanjian Kredit Nomor : J04-
105405, tertanggal 15 Oktober 2012 dengan agunan Sertifikat Hak Milik
Nomor 163, Luas 278 M2 yang objeknya terletak di Desa Sukamaju Kecamatan
Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat, atas nama PENGGUGAT (Posita
angka 1);
Posita yang menjadi dasar gugatan Perbuatan Melawan Hukum pada angka 9,
angka 10, angka 11 angka 12, angka 13, angka 14, angka 15, angka 16, dan
angka 17 adalah pelaksanaan perjanjian antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
Dalam Petitum Gugatan PENGGUGAT:

- Menyatakan bahwa Perjanjian Kredit Nomor : J04-105405, tertanggal 15


Oktober 2012 adalah Perjanjian yang dibuat secara melawan hukum, maka
perjanjian kredit Nomor : J04-105405 adalah tidak sah dan batal demi hukum;
- Menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah Konsumen dan atau Debitur yang
beritikad baik;
- Menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah Konsumen dan atau Debitur yang
tidak Cidera Janji;
3. Bahwa apabila di telaah lebih jauh pokok-pokok posita dan petitum dalam
gugatan PENGGUGAT sebagaimana tersebut di atas, maka sangat jelas gugatan
PENGGUGAT adalah bertujuan untuk melakukan pembatalan perjanjian namun
dengan menjelaskan PELAKSANAAN PERJANJIAN yang telah berjalan beserta
upaya-upaya mengarah ke GUGATAN WANPRESTASI dan bertujuan untuk
menghindarkan perbuatan-perbuatan PENGGUGAT dari PERBUATAN
WANPRESTASI (Ingkar Janji), yang sesungguhnya PENGGUGAT-lah yang telah
melakukan perbuatan wanprestasi (ingkar janji);
4. Bahwa hal ini dijelaskan dalam Buku Yurisprudensi MARI Perdata Umum Bag. 2
yang diterbitkan oleh PT. Pilar Yuris Ultima tahun 2009 Hal. 668 tentang Putusan

halaman 16 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


MA-RI No.438 K/PDT/1995 tanggal putusan : 30 September 1996 yang
menyatakan “Dalam suatu gugatan apabila terbukti bahwa penggugat yang
wanprestasi, maka gugatan Penggugat sepanjang mengenai wanprestasinya
harus ditolak” ;
5. Bahwa dengan demikian, titel gugatan PERBUATAN MELAWAN HUKUM dalam
perkara a quo adalah bertentangan dengan hukum acara perdata yang secara
hukum harus dinyatakan sebagai cacat fomal, oleh karenanya gugatan
PENGGUGAT tidak jelas/kabur (Obscur Libel);
6. Bahwa gugatan PENGGUGAT terdapat pula tuntutan provisi yang “menyatakan
bahwa sebelum ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht) mengenai pokok perkara ini, semua pihak untuk menghentikan segala
aktifitas termasuk upaya pengosongan oleh TERGUGAT terhadap objek sengketa”
terhadap Hak TERGUGAT untuk melaksanakan Parate Eksekusi terhadap agunan
yang dibebankan Hak Tanggungan milik PENGGUGAT kepada TERGUGAT;
7. Bahwa penundaan dan/atau pembatalan eksekusi hak tanggungan termasuk
pelaksanaan pengosongan terhadap objek sengketa seharusnya di buat dengan
titel gugatan PERLAWANAN, bukan gugatan perbuatan melawan hukum, hal ini
dijelaskan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Putusan MA-RI No. 697.K
/Sip/1974, tanggal 31 Agustus 1977 yang kaedah hukumnya berbunyi sebagai
berikut:
“Keberatan mengenai pelelangan seharusnya diajukan sebagai perlawanan
terhadap Eksekusi, sebelum pelelangan dilaksanakan”
8. Bahwa sebagaimana di ketahui pelaksanaan eksekusi dan pengosongan belum
dijalankan dan objek lelang saat ini masih dalam penguasaan pihak PENGGUGAT,
sehingga titel gugatan dalam gugatan a quo PERBUATAN MELAWAN HUKUM
adalah bertentangan dengan hukum acara perdata yang secara hukum harus
dinyatakan sebagai cacat fomal, oleh karenanya gugatan PENGGUGAT tidak
jelas/kabur (Obscur Libel);
9. Bahwa dengan tidak singkronnya antara titel gugatan “Perbuatan Melawan
Hukum” dengan posita dan petitum dalam gugatan a quo membuat gugatan
PENGGGUAT tidak jelas dan cendrung kontradiktif antara Judul Gugatan dengan
Posita dan Petitum, sehingga membuata gugatan PENGGUGAT menjadi kabur
(tidak jelas);
10. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dikarenakan gugatan
PENGGUGAT tidak jelas/kabur (Obscuur Libel), maka mohon kepada Majelis

halaman 17 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Hakim yang Memeriksa dan Mengadili Perkara a quo untuk menyatakan
gugatan PENGGUGAT tidak dapat di terima (Niet Onvantkelijk Verklaard).

GUGATAN PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI DASAR FAKTA YANG JELAS


(OBSCUUR LIBEL)

11. Bahwa dalam perkara contentiosa (gugatan) adalah perkara yang didalamnya
terdapat sengketa 2 pihak atau lebih, syarat mutlak untuk menuntut seseorang
didepan pengadilan adalah adanya perselisihan hukum (sengketa hukum) antar
Pihak dengan fakta yang jelas dan tidak menduga-duga;
12. Bahwa dalam Gugatan PENGGUGAT pada posita :
“7. Bahwa dengan tidak diberikannya salinan dokumen Perjanjian Kredit Nomor :
J04-105405 tertanggal 15 Oktober 2012 oleh TERGUGAT kepada
PENGGUGAT, terkesan TERGUGAT menutup nutupi kepada
PENGGUGAT, tentang isi dari perjanjian tersebut, sehingga PENGGUGAT
patut menduga bahwa isi dari perjanjian tersebut memuat klausul baku;
13. Bahwa berdasarkan dalil tersebut di atas, dapat dipahami bahwa PENGGUGAT
sendiri tidak tau isi dari perjanjian kredit dimaksud, namun telah menuduh
terdapat klausul baku yang termuat dalam perjanjian kredit tersebut;
14. Bahwa PENGGUGAT dalam Gugatannya menjelaskan TERGUGAT telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1365 KUHPer;
15. Bahwa Perbuatan Melawan Hukum haruslah memenuhi unsur “kesalahan” yang
menimbulkan kerugian, sedangkan dalam perkara a quo PENGGUGAT hanya
menduga-duga dan menebak bahwa bahwa isi dari perjanjian tersebut memuat
klausul baku tanpa PENGGUGAT mengetahui isi perjanjian yang dimaksud, yang
berarti PENGGUGAT tidak mengetahui fakta secara jelas atas isi perjanjian
tersebut namun mengkategorikan TERGUGAT melakukan Perbuatan Melawan
Hukum dengan mencantumkan Klausul Baku dalam Perjanjian;
16. Bahwa dengan demikian, Gugatan PENGGUGAT tidak memiliki dasar fakta yang
jelas sehingga bertentangan dengan hukum acara perdata yang secara hukum
harus dinyatakan sebagai cacat fomal serta tidak memenuhi syarat materiil suatu
Gugatan, oleh karenanya gugatan PENGGUGAT tidak jelas/kabur (Obscur Libel);
17. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dikarenakan gugatan PENGGUGAT
tidak jelas/kabur (Obscuur Libel), maka mohon kepada Majelis Hakim yang

halaman 18 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Memeriksa dan Mengadili Perkara a quo untuk menyatakan gugatan PENGGUGAT
tidak dapat di terima (Niet Onvantkelijk Verklaard).

II. DALAM POKOK PERKARA


18. Bahwa sekalipun PENGGUGAT tidak jelas/kabur (Obscuur Libel) dan gugatan
PENGGUGAT mengandung cacat formal, namun untuk meluruskan fakta-fakta
hukum sebenarnya, maka TERGUGAT juga menanggapi dalil-dalil PENGUGAT
dalam pokok perkara;
19. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan di DALAM EKSEPSI adalah sebagai suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Jawaban di DALAM POKOK
PERKARA ini;
20. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas seluruh dalil PENGGUGAT di
dalam gugatannya kecuali yang diakui secara tegas oleh TERGUGAT I
di dalam Jawaban DALAM POKOK PERKARA ini;

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT


ADALAH SAH DAN MENGIKAT SECARA HUKUM BERDASARKAN AKTA
PERJANJIAN KREDIT NOMOR 78 TANGGAL 15 OKTOBER 2012 YANG
DIBUAT OLEH NOTARIS TUTI ANDRIANI, SH. (TURUT TERGUGAT I)

21. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT yang termuat
dalam gugatan pada angka 1 s/d 8 yang pada pokoknya menerangkan
“Perjanjian telah dibuat dan dipersiapkan sebelumnya oleh TERGUGAT secara
sepihak serta memuat klausul baku… dst;
22. Bahwa pada Bulan Oktober 2012 Bank bjb Cabang Kuningan menerima
pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari bpk. Suad (PENGGUGAT);
23. Bahwa atas pengajuan kredit KPR dari PENGGUGAT, pada Tanggal 10 Oktober
2012 TERGUGAT mengeluarkan surat persetujuan kredit dengan plafon
Rp.497.000.000,-, yang ditindaklanjuti penerbitan Surat Pemberitahuan
Persetujuan Pemberian Kredit (SP3k) pada tanggal 11 Oktober 2012;
24. Bahwa sebelum disepakatinya perjanjian kredit antara TERGUGAT dan
PENGGUGAT, TERGUGAT telah memberi kesempatan kepada PENGGUGAT
dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K)
kepada PENGGUGAT guna ditandatangani/disetujui atau tidaknya persyaratan
dan kesanggupan yang termaktub dalam surat pemberitahuan tersebut, hal

halaman 19 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


tersebut untuk mempertimbangkan pokok-pokok yang akan termaktub dalam
perjanjian kredit yang nantinya akan disepakati antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT;
25. Bahwa selanjutnya, PENGGUGAT menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) dari TERGUGAT, kemudian
pada tanggal 15 Oktober 2012 antara TERGUGAT dengan PENGGUGAT dan
Mulyati (Istri PENGGUGAT) menyepakati Akta Perjanjian Kredit Nomor 78 yang
dibuat dihadapan Tuti Andriani, SH. (TURUT TERGUGAT I) Notaris di Kuningan
(Selanjutnya disebut “Perjanjian Kredit”);
26. Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, klausul-klausul yang termuat
dalam perjanjian kredit bukanlah klausa baku, melakinkan hal-hal yang telah
diketahui dan dipahami oleh PENGGUGAT;
27. Bahwa kemudian TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT pada
poin 2 Gugatannya yang menyatakan “…tidak ada kesempatan untuk
mempelajari dan memahami isi dari perjanjian tersebut…” yang merupakan
alasan yang mengada-ada dan tidak berdasar;
28. Bahwa berdasarkan Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan “Suatu perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih”. Syarat sah perjanjian sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata adalah sebagai berikut:
a. Adanya kesepakatan;
b. Adanya kecakapan untuk membuat perikatan;
c. Adanya obyek tertentu;dan
d. Adanya kausa yang halal.
29. Bahwa Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi sebagai
berikut:
“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat
ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena
alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang”
30. Bahwa Perjanjian Kredit telah sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata dan telah
memenuhi syarat sah perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320
KUHPerdata serta telah mengikat Para Pihak berdasarkan Pasal 1338 KUHPer;

halaman 20 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


31. Bahwa Perjanjian Kredit yang disepakati oleh TERGUGAT dengan PENGGUGAT
merupakan Akta Otentik yang dibuat dihadapan pegawai umum yang berkuasa
berdasarkan Undang-Undang, dalam hal ini Notaris Tuti Andriani, SH;
32. Bahwa Akta Otentik sebagaimana dinyatakan diatas, diatur dalam Pasal 1868
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Akta Autentik merupakan
suatu akta dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau
dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana
akta dibuatnya;
33. Bahwa, Pasal 1 Angka 7 UU No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
sebagaimana diubah dengan UU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU
No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Selanjutnya disebut “UU Jabatan
Notaris”) menegaskan pengertian akta sebagai berikut:
“Akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata
cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.”
Bahwa, Pasal 15 Ayat (1) UU Jabatan Notaris menyebutkan sebagai berikut:
“Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam
Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang
pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan”
34. Bahwa akta otentik memiliki kekuatan pembuktian sebagai berikut:
a. Kekuatan Pembuktian Lahiriah (Uitwendige Bewijsracht)
Bahwa kemampuan dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya sebagai
akta otentik. Kemampuan ini menurut Pasal 1875 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) tidak dapat diberikan kepada akta yang dibuat
di bawah tangan. Akta otentik membuktikan sendiri keabsahannya atau
seperti yang lazim disebut dalam bahasa latin : ”acta publica probant sese
ipsa”;
b. Kekuatan Pembuktian Formal (Formele Bewijskracht)
Bahwa akta membuktikan kebenaran dari apa yang disaksikan, yakni yang
dilihat, didengar, dan juga dilakukan sendiri oleh Notaris sebagai pejabat
umum di dalam menjalankan jabatannya;
c. Kekuatan Pembuktian Material (Materiele Bewijskracht)

halaman 21 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Bahwa akta memiliki kekuatan pembuktian sempurna. Sebagaimana
dijelaskan dalam 1870, 1871, dan 1875 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata) yang berbunyi sebagai berikut:
- Pasal 1870
”Suatu akta otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli waris-
ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka, suatu
bukti yang sempurna tentang apa yang di muat di dalamnya”.
- Pasal 1871
”Suatu akta otentik namunlah tidak memberikan bukti yang sempurna
tentang apa yang termuat di dalamnya sebagai suatu penuturan belaka.
Selain sekadar apa yang dituturkan itu ada hubungan langsung dengan
pokok isi akta”.
- Pasal 1875
”Suatu tulisan di bawah tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa
tulisan itu hendak dipakai, atau yang dengan cara menurut undang-
undang dianggap sebagai diakui, memberikan terhadap orang-orang yang
menandatanganinya serta para ahli warisnya dan orang-orang yang
mendapat hak dari pada mereka, bukti yang sempurna seperti suatu akta
otentik, dan demikian pula berlakulah ketentuan Pasal 1871 untuk tulisan
itu.”
35. Bahwa lebih lanjut kewajiban notaris dalam menjalankan jabatannya diatur pada
Pasal 16 ayat (1) UU Jabatan Notaris, yang bunyinya sebagai berikut:
Pasal 16 Ayat 1:
“Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib:
a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan
menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
b. membuat Akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian
dari Protokol Notaris;
c. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;
d. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta
berdasarkan Minuta Akta;
e. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini,
kecuali ada alasan untuk menolaknya;

halaman 22 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


f. merahasiakan segala sesuatu mengenai Akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan Akta sesuai dengan
sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
g. menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) Akta, dan jika jumlah Akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari
satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun
pembuatannya pada sampul setiap buku;
h. membuat daftar dari Akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
diterimanya surat berharga;
i. membuat daftar Akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan Akta setiap bulan;
j. mengirimkan daftar Akta sebagaimana dimaksud dalam huruf i atau daftar
nihil yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar wasiat pada kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam waktu
5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
k. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan;
l. mempunyai cap atau stempel yang memuat lambang negara Republik
Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan
tempat kedudukan yang bersangkutan;
m. membacakan Akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit
2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan
Akta wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh
penghadap, saksi, dan Notaris; dan
n. menerima magang calon Notaris.”
36. Bahwa Akta Perjanjian Kredit Nomor 78 yang dibuat dihadapan Tuti Andriani, SH.
(TURUT TERGUGAT I) Yang berada/dipegang oleh TERGUGAT merupakan salinan
yang dikeluarkan oleh Notaris, sepatutnya dengan mempertimbangkan kewajiban
Notaris yang bertindak tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang
terkait dalam perbuatan hukum, seharusnya PENGGUGAT meminta SALINAN Akta
tersebut kepada Notaris karena Pihak PENGGUGAT dengan TERGUGAT kapasitas
dan kedudukannya adalah sama/setara dalam Akta yang dibuat dihadapan
notaris berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak. Selain itu, kewajiban untuk
mengeluarkan salinan akta yang dimaksud adalah kewajiban Notaris sesuai

halaman 23 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


dengan UU Jabatan Notaris Pasal 16 dan bukan kewenangan TERGUGAT
sebagaimana dituduhkan oleh PENGGUGAT;
37. Bahwa telah dijelaskan sebelumnya perikatan antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT didasari oleh Akta Autentik yang dikeluarkan oleh Notaris Tuti
Andriani,SH. No. 78 serta melalui prosedur yang berlaku dalam Perbankan yaitu
dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K)
kepada PENGGUGAT guna ditandatangani/disetujui atau tidaknya persyaratan
dan kesanggupan yang termaktub dalam surat pemberitahuan tersebut, yang hal
tersebut untuk dipertimbangkan pokok-pokok termaktub dalam perjanjian kredit
yang disepakati antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT, oleh karenanya
TERGUGAT telah melakukan itikad baik dan jujur kepada PENGGUGAT dalam
melakukan perikatan a quo;
38. Bahwa oleh karenanya, dalil PENGGUGAT yang menyatakan “…TERGUGAT tidak
pernah memberikan salinan Perjanjian Kredit…” dan “…TERGUGAT adalah pelaku
usaha yang tidak beritikad baik dan tidak jujur…” adalah tidak berdasar hukum
dan mengada-ada;
39. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT yang menyatakan
Perjanjian Kredit yang dibuat antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT
memuat Klausul Baku sebagaimana Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 18 ayat (1) huruf g dan h yang berbunyi
sebagai berikut:
“Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula
baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:
g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa
aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat
sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa
yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha
untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap
barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.”
40. Bahwa TERGUGAT dalam Akta autentik Perjanjian Kredit No. 78 yang dibuat oleh
Notaris Tuti Andriani tidak pernah bertindak dan/atau membebankan kepada
PENGGUGAT untuk tunduk kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak

halaman 24 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


olehTERGUGAT dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya dan
dalam Akta autentik Perjanjian Kredit No. 78 yang dibuat oleh Notaris Tuti
Andriani tidak pula menyatakan bahwa PENGGUGAT memberi kuasa kepada
TERGUGAT untuk pembebanan Hak Tanggungan yang menjadi jaminan dalam
perikatan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
41. Bahwa dengan demikian, dengan penjelasan-penjelasan yang disampaikan
TERGUGAT diatas, TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT
yang termuat dalam gugatan pada angka 1 s/d 8 dan dari dalil-dalil yang
dinyatakan oleh TERGUGAT diatas menyimpulkan bahwa hubungan hukum
antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT adalah sah dan mengikat secara hukum
serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Nomor 78 Tanggal 15 Oktober 2012 yang
dibuat oleh Notaris Tuti Andriani, SH. (TURUT TERGUGAT I);
42. Bahwa oleh karena hubungan hukum antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT
adalah sah dan mengikat secara hukum serta tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan Akta Perjanjian Kredit
Nomor 78 Tanggal 15 Oktober 2012 yang dibuat oleh Notaris Tuti Andriani, SH.
(TURUT TERGUGAT I), maka terbitnya Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT)
No.1489/2012 dan Sertifikat Hak Tanggungan (SHT) 2263/2012 adalah sah,
mengikat dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna serta telah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.

PENGGUGAT SEBAGAI DEBITUR TELAH DINYATAKAN LALAI


(WANPRESTASI) DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
DALAM PERJANJIAN KREDIT
43. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT yang termuat
dalam gugatan pada angka 10 s/d 18;
44. Bahwa perjanjian kredit antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT sebagaimana
Akta Perjanjian Kredit Nomor 78 yang dibuat dihadapan Tuti Andriani, SH.
(TURUT TERGUGAT I) tanggal 15 Oktober 2012 telah sesuai dengan Pasal 1313
KUHPerdata dan telah memenuhi syarat sah perjanjian sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 1320 KUHPerdata serta telah mengikat Para Pihak berdasarkan Pasal
1338 KUHPer;

halaman 25 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


45. Bahwa atas perjanjian kredit tersebut, sebagaimana ditegaskan oleh PENGGUGAT
dalam dalil gugatannya pada poin 9 yang menyatakan “Bahwa pada tanggal 15
Februari 2016 PENGGUGAT telah menerima Surat Peringatan I dari TERGUGAT
dikarenakan kewajiban angsuran yang terlambat dan pada waktu itu kondisi
usaha PENGGUGAT dalam keadaan tidak stabil, dan akhirnya pada tanggal 15
Maret 2016 datang Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III tanggal 15 April
2016 dari TERGUGAT” yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bahwa mulai bulan April 2014 PENGGUGAT belum bisa memenuhi
keseluruhan tunggakan sampai dengan terbitnya Surat Nomor:
0130/KNG/KPR&MORTAGE/2016 perihal Peringatan Ke-1 tertanggal 15
Februari 2016;
b. Bahwa dikarenakan PENGGUGAT tidak segera melakukan kewajibannya, pada
tanggal 15 Maret 2016 TERGUGAT melayangkan Surat Nomor:
0131/KPR&MORTAGE/2016 perihal Peringatan ke-2;
c. Bahwa PENGGUGAT setelah dilayangkannya Surat Peringatan Ke-2,
PENGGUGAT belum dapat memenuhi kewajiban atas pembayaran tunggakan
sebagaimana tersebut dalam Surat Peringatan Ke-2 dan PENGGUGAT dari 28
Maret 2016 sampai dengan 15 April 2016 tidak melakukan pembayaran
kewajibannya sehingga pada tanggal 15 April 2016 dilayangkan Surat Nomor:
0132/KPR&MORTAGE/2016 perihal Peringatan Ke-3;
46. Bahwa terhadap Surat Pernyataan Kesanggupan dan Permohonan Penangguhan
Lelang di KPKNL tanggal 22 September 2016 yang dibuat oleh PENGGUGAT yang
dinyatakan dalam dalil PENGGUGAT angka 13 pada prinsipnya adalah bahwa
surat pernyataan hanya berlaku untuk diri orang yang membuatnya dalam hal ini
PENGGUGAT, tidak berlaku atau mengikat bagi orang lain termasuk dalam
perkara a quo tidak sama sekali mengikat bagi TERGUGAT;
47. Bahwa Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 3428 K/Pdt. / 1985 tentang
Kualitas surat pernyataan menyebutkan surat bukti yang hanya merupakan suatu
“Pernyataan” tidaklah mengikat dan tidak dapat dipersamakan dengan kesaksian
yang diberikan di bawah sumpah di muka Pengadilan;
48. Bahwa seandainya pun benar (quod non) Surat Pernyataan Kesanggupan dan
Permohonan Penangguhan Lelang di KPKNL tanggal 22 September 2016 yang
dibuat oleh PENGGUGAT maka pada tanggal 11 Oktober 2016 pun PENGGUGAT
membuat Surat Pernyataan yang sama, yang pada pokoknya menyatakan
PENGGUGAT akan melakukan pembayaran maksimal pada tanggal 19 Oktober

halaman 26 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


2016 sebesar minimal Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), apabila komitmen
PENGGUGAT meleset untuk melakukan pembayaran tersebut maka PENGGUGAT
menyerahkan sepenuhnya kepada pihak TERGUGAT untuk melanjutkan proses
lelang oleh KPKNL atas agunan PENGGUGAT berupah rumah tinggal yang
beralamat di Kampung Sukasari RT 003/002, Desa Sukamaju, Kecamatan
Cibingbin;
49. Bahwa atas hal dimaksud, maka PENGGUGAT telah dapat dikategorikan
melakukan perbuatan wanprestasi (ingkar janji) sebagaimana dirumuskan dalam
Pasal 1238, Pasal 1239 dan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) menyatakan:
Pasal 1238 KUHPer:
“Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu,
atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan”
Pasal 1239 KUHPer:
“Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, wajib
diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila
debitur tidak memenuhi kewajibannya”
Pasal 1243 KUHPer:
“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan
mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk
memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan”
Bahwa atas rumusan-rumusan pasal tersebut Prof. Subekti menyatakan:
“Seseorang dikatakan lalai atau Wanprestasi jika seseorang tersebut TIDAK
mampu memenuhi Prestasi (kewajiban/ janji) sebagaimana yang diperjanjikan
atau memenuhi syarat-syarat Wanprestasi (Subekti, 1996: 147), sebagai berikut:
1. Tidak memenuhi kewajibannya, ;atau
2. Terlambat memenuhi kewajibannya, atau
3. Memenuhi kewajibannya, tetapi tidak seperti yang diperjanjikan.”
50. Bahwa dengan adanya penjelasan-penjelasan diatas, PENGGUGAT berdasarkan
Pasal 1238, Pasal 1239 dan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) telah memenuhi unsur-unsur wanprestasi (ingkar janji);

halaman 27 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


51. Bahwa dijelaskan dalam Buku Yurisprudensi MARI Perdata Umum Bag. 2 yang
diterbitkan oleh PT. Pilar Yuris Ultima tahun 2009 Hal. 668 tentang Putusan MA-
RI No.438 K/PDT/1995 tanggal putusan : 30 September 1996 yang menyatakan
“Dalam suatu gugatan apabila terbukti bahwa penggugat yang wanprestasi,
maka gugatan Penggugat sepanjang mengenai wanprestasinya harus ditolak” ;
52. Bahwa berdasarkan penjelasan-penjelsan tersebut di atas, maka sesungguhnya
PENGGUGAT-lah yang telah melakukan perbuatan wanprestasi (ingkar janji) atas
perjanjian kredit, gugatan a quo sengaja di sampaikan oleh PENGGUGAT adalah
upaya untuk menghindar dari kewajibannya untuk melakukan pembayaran
angsuran kredit.

UPAYA LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN YANG DI AJUKAN


OLEH TERGUGAT KEPADA TURUT TERGUGAT III TELAH DILAKUKAN
SESUAI DENGAN PROSEDUR HUKUM YANG BERLAKU
53. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT pada angka 13
s/d 17 dalam gugatan a quo;
54. Bahwa Pasal 1 angka 1 UU Hak Tanggungan menjelaskan “Hak Tanggungan atas
tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya
disebut Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas
tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan
utang tertentu terhadap kreditor-kreditor lain”;
55. Bahwa berdasarkan Pasal 10 UU Hak Tanggungan, pemberian hak tanggungan
dilakukan dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan oleh PPAT sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai tanda bukti
adanya Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan menerbitkan Sertifikat Hak
Tanggungan (Pasal 14 ayat [1] UU Hak Tanggungan;
56. Bahwa sebagaimana diketahui terhadap agunan PENGGUGAT, TERGUGAT telah
sah menjadi pemegang Hak Tanggungan yang sah berdasarkan Akta Pemberian
Hak Tanggungan (APHT) No.1489/2012 yang diterbitkan oleh Notaris Tuti
Andriani, SH. (TURUT TERGUGAT I) dan Sertifikat Hak Tanggungan (SHT)
2263/2012 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan
Kabupaten Kuningan (TURUT TERGUGAT II), dengan demikian agunan-agunan

halaman 28 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


PENGGUGAT adalah jaminan yang sah dan mengikat sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
57. Bahwa Hak Tanggungan memiliki titel Eksekutorial dengan dimuatnya irah irah
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam kepala Sertifikat
yang artinya dapat dilakukan eksekusi secara langsung melalui Pelelangan umum,
tanpa harus adanya putusan pengadilan, sebagaimana hal ini diatur dalam pasal
6 dan pasal 20 ayat (1) UU Hak Tanggungan:
Pasal 6:
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut”.
Pasal 20 ayat (1):
“Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:
a) hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau
b) titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan
dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak
Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya”.

58. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT pada angka 17 yang
menyatakan “Bahwa apabila mengacu kepada Perjanjian Kredit Nomor : J04-
105405, tertanggal 15 Oktober 2012, sebagai dasar dari terbitnya hak dan
kewajiban (PERIKATAN) yang terakhir antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT
dimana jangka waktu perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 15 Oktober 2022,
sehingga dengan belum berakhirnya Jangka Waktu perjanjian tersebut maka
PENGGUGAT, belum dikategorikan telah melakukan cidera janji” karena dalil
tersebut adalah keliru, mengada-ada dan tidak berdasar hukum;
59. Bahwa sebagaimana dijelaskan sebelumnya, berdasarkan Pasal 1238, Pasal 1239
dan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), menurut Prof.
Subekti “Seseorang dikatakan lalai atau Wanprestasi jika seseorang tersebut
TIDAK mampu memenuhi Prestasi (kewajiban/ janji) sebagaimana yang

halaman 29 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


diperjanjikan atau memenuhi syarat-syarat Wanprestasi (Subekti, 1996: 147),
sebagai berikut:
1. Tidak memenuhi kewajibannya, ;atau
2. Terlambat memenuhi kewajibannya, atau
3. Memenuhi kewajibannya, tetapi tidak seperti yang diperjanjikan.”
Bahwa TERGUGAT telah melakukan penagihan secara intensif kepada
PENGGUGAT yang tidak memenuhi kewajibannya yang terlambat membayar
angsuran dan telah juga TERGUGAT melayangkan Surat Peringatan Ke-1, Surat
Peringatan Ke-2, dan Surat Peringatan Ke-3 kepada PENGGUGAT namun
PENGGUGAT belum dapat memenuhi kewajibannya sesuai yang diperjanjikan,
dengan demikian PENGGUGAT telah dapat dikategorikan dan memenuhi unsur-
unsur wanprestasi (ingkar janji);
60. Bahwa mengenai pelaksanaan lelang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang (untuk selanjutnya disebut “PMK 27/PMK. 06/2016 Tahun
2016”);
61. Bahwa Pasal 6 PMK 27/PMK. 06/2016 Tahun 2016 menjelaskan “Lelang Eksekusi
teridiri dari:
a. Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN);
b. Lelang Eksekusi Pengadilan;
c. Lelang Eksekusi Pajak;
d. Lelang Eksekusi Harta Pailit’
e. Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT);
f. Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP);
g. Lelang Eksekusi Barang Rampasan;
h. Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia;
i. Lelang Eksekusi Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai atau Barang yang
Dikuasai Negara-Bea Cukai;
j. Lelang Barang Temuan;
k. Lelang Eksekusi Gadai;
l. Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal 18 ayat (2) Undang- Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001,dan;

halaman 30 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


m. Lelang Eksekusi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.”
62. Bahwa berdasarkan Pasal 11 (1) PMK 27/PMK. 06/2016 Tahun 2016 menjelaskan
“Penjual yang akan melakukan penjualan barang secara lelang melalui KPKNL,
harus mengajukan surat permohonan lelang dengan disertai dokumen
persyaratan lelang kepada Kepala KPKNL untuk meminta jadwal pelaksanaan
lelang”;
63. Bahwa dalam pengajuan lelang, harus memenuhi syarat-syarat dalam peraturan
tersebut, adapun dokumen-dokumen yang wajib dilampirkan pada saat
pengajuan lelang ke KPKNL berdasarkan Pasal 6 ayat (5) Peraturan Direktorat
jendral Kekayaan Negara Nomor 6/KN/2013 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Lelang (untuk selanjtnya disebut “Perdirjen No. 6/KN/2013) sebagai
berikut:
1) Salinan/ Foto Copy Perjanjian Kredit;
2) Salinan/ Foto Copy Sertifikat Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak
Tanggungan;
3) Salinan/ Foto Copy Sertifikat hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan;
4) Salinan/ Foto Copy Surat keterangan perincian hutang debitur;
5) Salinan/ Foto Copy bukti bahwa:
1) Debitur wanprestasi antara lain surat-surat peringatan;
2) Debitur telah pailit, antara lain berupa putusan pailit dan/atau penetapan
Insolvensi (dalam hal pemohon lelang kreditur separatis) atau:
3) Debitur merupakan bank dalam likuidasi, bank beku oprasional, bank beku
kegiatan usaha, atau eks BPPN
6) Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya akan
bertanggung jawab pabila terjadi gugatan perdata
dan / atau tuntutan
7) Salinan/foto copy pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur
oleh kreditur yang diserahkan ke KPKNL sebelum lelang dilaksanakan, kecuali
debitur hak tanggungan adalah bank dalam likuidasi, bank beku oprasional,
bank beku kegiatan usaha, atau eks BPPN;
8) Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya menyatakan
bahwa limit ditetapkan berdasarkan hasil penilaian dari penilai dengan
menyebut nama penilai, nomor, dan tanggal laporan penilaian, dalam:
a) Bank kreditur akan ikut menjadi peserta lelang; atau

halaman 31 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


b) Nilai limit paling sedikit Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
64. Bahwa TERGUGAT telah melakukan upaya berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang dijelaskan diatas dan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
65. Bahwa TERGUGAT melakukan eksekusi terhadap agunan milik PENGGUGAT
mengingat PENGGGUGAT telah dikategorikan Wanprestasi dan tidak bertikad baik
untuk melaksanakan kewajibannya dalam pemenuhan kewajiban hutang kepada
TERGUGAT;
66. Bahwa TERGUGAT sebagai pemegang hak tanggungan telah sah melakukan
eksekusi jaminan secara sendiri dengan syarat-syarat sebagaimana disebutkan di
atas telah terpenuhi, eksekusi hak tanggungan dimaksud telah dilaksanakan oleh
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kota Cirebon (TERGUGAT III)
dengan hasil Tanpa Ada Peminat (TAP);
67. Bahwa menolak dengan tegas dalil-dalil gugatan PENGGUGAT angka 18 s/d 21
yang menyatakan TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana Pasal 1365 KUHPer karena dalil-dalil yang dinyatakan PENGGUGAT
adalah tidak berdasar dan keliru;
68. Bahwa dikarenakan lelang terhadap agunan PENGGUGAT yang telah dilaksanakan
pada tanggal 20 Oktober 2016 oleh TURUT TERGUGAT III dinyatakan Tanpa Ada
Peminat (TAP), maka status masing-masing dalam perkara a quo kembali seperti
semula dan tidak ada yang berubah, PENGGUGAT tetap menjadi Debitur
TERGUGAT karena masih mempunyai kewajiban hutang yang harus diselesaikan,
TERGUGAT tetap sebagai Pemegang Hak Tanggungan yang sah dari agunan
kredit milik PENGGUGAT berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
69. Bahwa oleh karenanya segala upaya-upaya pelaksanaan akan eksekusi agunan
milik PENGGUGAT telah dilaksanakan oleh TERGUGAT sangat beralasan dan telah
sesuai dengan Prosedur hukum yang berlaku;
70. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dalil-dalil PENGGUGAT yang
menyatakan TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana Pasal 1365 KUHPer adalah tidak berdasar dan keliru, dari dan oleh
karenanya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili pekara
untuk menolak gugatan penggugat a quo.

halaman 32 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana diuraikan di atas, maka
mohonlah kiranya Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Yang mulia berkenan untuk
memutuskan perkara a quo, sebagai berikut:
Dalam Provisi:
1. Menolak tuntutan Provisi PENGGUGAT untuk seluruhnya;
Dalam Eksepsi:
1. Mengabulkan EKSEPSI TERGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat di terima (Niet Onvantkelijk
Verklaard);
3. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak jelas/Obscuur Libel.
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Membebankan kepada PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dari perkara ini.
Atau:
Apabila Majelis Hakim yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex Aequo Et Bono)

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Turut Tergugat


I tidak memberikan jawaban:
Menimbang, bahwa Turut Tergugat II telah memberikan Jawaban sebagai
berikut:

A. EKSEPSI
1. Bahwa Turut Tergugat II menolak dalil-dalil gugatan Penggugat kecuali
terhadap hal-hal yang diakui secara tegas dan tertulis.
2. Bahwa berdasarkan data administrasi Buku Tanah yang ada pada Turut
Tergugat II saat ini, tercatat riwayat tanah sebagai berikut :
2.1 Bahwa pada tanggal 22-07-2003 terbit Sertipikat Hak Milik No.
163/Sukamaju atas nama SUAD luas 278 M2 yang berasal dari Tanah Milik
Adat Letter C No. 363, Persil 87, Kelas D.II terletak di Desa Sukamaju,
Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.
2.2 Bahwa pada tanggal 22-11-2007 dibebani Hak Tanggungan Peringkat I
(Pertama) dengan Sertipikat Hak Tanggungan No. 799/2007 berdasarkan
Akta Pemberian Hak Tanggungan tanggal 15-08-2007 nomor : 523/2007

halaman 33 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


yang dibuat oleh dan dihadapan SOFA MUNAYA, S.H. selaku Notaris &
PPAT Wilayah Kabupaten Kuningan atas nama PT. Bank Jabar, Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat berkedudukan di Bandung Kantor
Cabang Kuningan yang dibebani Hak Tanggungan sebesar Rp. 95.000.000
(sembilan puluh lima juta rupiah);
2.3 Bahwa pada tanggal 10-11-2008 Roya berdasarkan surat dari Bank Jabar
Banten PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Cabang
Kuningan tanggal 20-08-2008 nomor : 960/krd-kng/2008;
2.4 Bahwa pada tanggal 17-11-2008 dibebani Hak Tanggungan Peringkat I
(pertama) dengan Sertipikat Hak Tanggungan No. 978/2008 berdasarkan
Akta Pemberian Hak Tanggungan tanggal 21-08-2008 nomor : 430/2008
yang dibuat oleh dan di hadapan SOFA MUNAYA, S.H selaku Notaris &
PPAT Wilayah Kabupaten Kuningan atas nama PT. Bank Jabar & Banten
berkedudukan di Bandung Kantor Cabang Kuningan yang dibebani Hak
Tanggungan sebesar Rp. 190.000.000 (seratus sembilan puluh juta
rupiah);
2.5 Bahwa pada tanggal 15-06-2011 Roya peringkat I Hak Tanggungan No.
978/2008 berdasarkan surat dari PT. Bank Jabar & Banten Tbk, Kantor
Cabang Pembantu Luragung tanggal 03-06-2011 nomor : 280/Kng-
Lrg/2011;
2.6 Bahwa pada tanggal 26-11-2012 dibebani Hak Tanggungan Peringkat I
(pertama) dengan Sertipikat Hak Tanggungan No. 2263/2012 berdasarkan
Akta Pemberian Hak Tanggungan tanggal 15-10-2012 nomor : 1489/2012
yang dibuat oleh dan di hadapan TUTI ANDRIANI, S.H. selaku Notaris &
PPAT Wilayah Kabupaten Kuningan atas nama PT. Bank BJB, PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat 7 Banten Tbk, berkedudukan dan
berkantor pusat di Bandung Cabang Kuningan Kantor Cabang Pembantu
Luragung yang dibebani Hak Tanggungan sebesar Rp. 621.250.000 (enam
ratus dua puluh satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
2.7 Bahwa pada tanggal 22-09-2016 diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran
Tanah (SKPT) No. 258 tanggal 22-09-2016 berdasarkan permohonan Sdr.
SISWANTO selaku Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Cirebon untuk keperluan lelang;
B. POKOK PERKARA

halaman 34 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


1. Bahwa Turut Tergugat II terlebih dahulu mohon agar segala sesuatu yang
dikemukakan dalam Jawaban Eksepsi merupakan bagian dari pokok perkara.
2. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka terhadap apa yang telah
dilakukan Turut Tergugat II mengenai Penerbitan Sertipikat, Peralihan Hak/
Balik Nama dan Menerbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT)
terhadap Sertipikat Hak Milik No. 163/Sukamaju telah diproses berdasarkan
peraturan perundang - undangan yang berlaku maka secara formal adalah sah
dan benar berdasarkan :
- Peraturan pemerintah No. 24 tahun 1997, Jo.
- Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
3 tahun 1997;
3. Bahwa terhadap Sertipikat Hak Milik No. 163/Sukamaju atas nama SUAD,
Turut Tergugat II menerbitkan Sertipikat Hak Tanggungan No. 2663/2012
Peringkat I (pertama) berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan tanggal
15-102012 nomor : 1489/2012 yang dibuat oleh dan dihadapan SOFA
MUNAYA, S.H. selaku Notaris & PPAT Wilayah Kabupaten Kuningan atas nama
PT. Bank Jabar & Banten berkedudukan di Bandung Kantor Cabang Kuningan,
telah diproses berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka secara formal adalah sah dan benar berdasarkan :
- Undang – Undang No. 4 tahun 1996, Jo.
- Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1997.
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Turut Tergugat II mohon
kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan untuk
mengabulkan putusan sebagai berikut :

MENGADILI
DALAM EKSEPSI
Menerima dan mengabulkan Eksepsi Turut Tergugat II seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
gugatan tidak dapat diterima;
2. Menyatakan sah Sertipikat Hak Tanggungan No. 2663/2012 yang dibuat oleh
Turut Tergugat II berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 1489/2012
tanggal 15-10-2012 yang dibuat oleh TUTI ANDRIAYANI, S.H., selaku Notaris &

halaman 35 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


PPAT Wilayah Kuningan (Turut Tergugat I) atas nama PT. Bank Jabar & Banten
berkedudukan di Bandung;

Menimbang, bahwa Turut Tergugat III telah memberikan Jawaban sebagai


berikut:

DALAM EKSEPSI:
Bahwa Turut Tergugat III disini tidak menangapi satu persatu gugatan dari
penggugat namun akan menjawab sesuai dengan tugas dan wewenang dari Turut
Tergugat III dan menolak semua pendapat, seluruh dalil-dalil Penggugat, dan
segala sesuatu yang dikemukakan Penggugat dalam gugatannya, kecuali terhadap
apa yang diakui secara tegas kebenarannya.
1. Eksepsi Gugatan Kabur (Obscuur Libel)
a. Identitas dan Penyebutan Obyek tidak jelas / tidak tegas
i Gugatan Penggugat tidak dengan tegas dan tidak jelas menyebutkan
identitas obyek dari gugatan ini.Obyek gugatan tidak disebutkan batas
batasnya padahal Obyek gugatan adalah bersifat empiris bisa ditunjuk,
jelas dan harus terbatas identitasnya agar tidak kabur dan Pasti apa dan
bagian apa yang menjadi sengketa dalam perkara a quo.
ii Bahwa berdasarkan Yurisprudensi MARI No 1149.K/SIP/1975 tanggal 17
April 1979 disebutkan bahwa “ apabila di dalam surat gugatan tidak
disebutkan dengan jelas batas batas tanah sengketa maka gugatan tidak
dapat diterima” Sehingga gugatan yang diajukan Penggugat tidak terang
kabur dan formulasi gugatannya tidak jelas, agar suatu gugatan dianggap
memenuhi syarat formil dalil gugatan harus terang, jelas dan tegas
(duidelijk)
b. Tidak memuat alasan yang dipersyaratkan pasal 8 ayat (3) dan pasal
112 rv
i Penggugat menyebutkan bahwa Perihal Gugatan ini adalah Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat, senyatanya tidak satupun
menjelaskan dalil Penggugat yang memuat penjelasan dasar hukum
(rechts grond) ataupun dasar peristiwa (fetelijke grond), yang
mendasari kualitas dari sebuah gugatan Perbuatan Melawan Hukum. sama
sekali tidak dijelaskan peraturan / hukum mana / apa yang dilanggar oleh
para Tergugat.

halaman 36 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


ii Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (3) dan 112 Rv, telah ditetapkan
bahwa upaya dan pokok gugatan harus disertai alasan dan kesimpulan
yang jelas dan tertentu.
iii M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata, Tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan,
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan kesembilan, November 2009,
halaman 58, menjelaskan bahwa “....Posita yang dianggap terhindari cacat
obscuur libel, adalah surat gugatan yang jelas sekaligus memuat
penjelasan dan penegasan dasar hukum (rechtelijke grond) yang menjadi
dasar hubungan hukum serta dasar fakta atau peristiwa (feitelijke grond)
yang terjadi disekitar hubungan hukum dimaksud”.
iv Memperhatikan posita-posita gugatan Penggugat, terbukti Penggugat
hanya mendalilkan sangkalan-sangkalannya atas proses Eksekusi Hak
Tanggungan, namun tidak disertai alasan-alasan atau kesimpulan yang
jelas dan tertentu, sebagaimana yang dijelaskan dan dipersyaratkan dalam
doktrin dan dasar hukum tersebut
c. Bahwa kedudukan Turut Tergugat III tidak diterangkan dengan jelas
keterkaitan dalam perkara ini, kedudukan dan perbuatan hukum apa yang
mengakibatkan KPKNL Cirebon dimaksukan sebagai para pihak (Turut
Tergugat III) oleh Penggugat.
3. Eksepsi dilatoir (dilatoria exceptie)
Jika (quad non) yang dimaksud lelang oleh Pengugat adalah Pelaksanaan Lelang
tanggal 20 Oktober 2016 maka berlaku dilatoria exceptie. Pelaksanaan Lelang
yang dilakukan oleh Turut Tergugat III sebagai penjualan di muka umum, untuk
menjual barang jaminan kredit macet in casu objek perkara ternyata tidak laku
atau tidak menjadikan beralihnya status kepemilikan atas objek perkara jadi apa
yang diajukan oleh penggugat sudah tercapai keinginannya.
Berdasarkan uraian uraian tersebut , sangat cukup berdasar apabila Majelis Hakim
menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak
dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard)
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut di atas, mohon juga dianggap
telah termasuk dalam pokok perkara ini, serta Turut Tergugat III menolak seluruh
dalil-dalil Penggugat, kecuali terhadap apa yang diakuinya secara tegas
kebenarannya.

halaman 37 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


2. Bahwa KPKNL Cirebon adalah instansi vertikal Kementerian Keuangan yang salah
satu tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan permohonan lelang. Dalam
hal ini merupakan fungsi pelayanan Negara terhadap public. (Publik sevice) .
3. Bahwa KPKNL Cirebon in Casu Turut Tergugat III hanya akan menanggapi apa
yang menjadi domain kewenangan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi dari KPKNL
Cirebon saja.
4. Bahwa Turut Tergugat III tidak akan menanggapi yang bukan tugas dan
wewenang dari Turut Tergugat III atas gugatan Penggugat, melainkan hanya pada
pokok pokoknya saja
5. Bahwa pengakuan penggugat a quo adalah bukti yang sempurna sesuai ketentuan
Pasal 1925 KUHPerdata jo Pasal 174 HIR / Pasal 311 RBg, sehingga tidak perlu
dibuktikan lagi secara hukum karena telah mempunyai kekuatan hukum yang
sempurna. Pengakuan Penggugat ini adalah pengakuan yang bersifat murni dan
bulat sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, mengikat dan
menentukan (volledig bindende es beslissende, bewijskraft) dan pengakuan
itu tidak dapat ditarik kembali karena tidak ada lagi yang dipersengketakan antara
Penggugat dengan Tergugat yang berkaitan dengan hal tersebut pada Poin 9
lembar 4 yang berbunyi “Bahwa pada tanggal 15 Februari 2016 Penggugat telah
menerima Surat Peringatan I dari Tergugat di KARENAKAN kewajiban angsuran
yang terlambat dan pada waktu itu kondisi usaha PENGGUGAT dalam keadaan
tidak setabil, dan akhirnya pada tanggal15 Maret 2016 datang surat peringgatan II
dan juga Surat Peringatan III tanggal 15 April 2016 dari Tergugat “(PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Cabang Kuningan)
6. Bahwa permasalahan yang dijadikan dasar oleh Penggugat didalam mengajukan
gugatan khususnya terhadap Turut Tergugat III adalah keliru karena yang
mengajukan lelang adalah balai lelang kenapa yang digugat bukan balai lelang
melainkan KPKNL Cirebon yang sebenarnya hanya sebagai perantara penjualan
melaksanakan lelang.
7. Bahwa lelang eksekusi Hak Tanggungan atas objek perkara a quo adalah
pelelangan yang dilakukan atas permintaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk, Cabang Kuningan in casu Tergugat sebagai pemegang Hak
Tanggungan sebagaimana ditegaskan pada ketentuan Pasal 6 Undang-Undang
Nomor: 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan dinyatakan dengan tegas bahwa
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan

halaman 38 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut”.
Dengan demikian, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk,
Cabang Kuningan in casu Tergugat selaku Kreditor Hak Tanggungan mempunyai
kewenangan melakukan eksekusi dengan menjual lelang objek jaminan. Oleh
karenanya jelas dalam permasalahan a quo Turut Tergugat III sebagai pejabat
penjual lelang bertindak sebagai perantara lelang atas adanya permintaan
Tergugat (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Cabang
Kuningan)
8. Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 14 Undang-Undang Hak Tanggungan
dijelaskan bahwa Sertifikat Hak Tanggungan mencantumkan irah-irah “Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan ketentuan ayat ini
dimaksudkan untuk menegaskan adanya ketentuan eksekutorial pada Sertifikat
Hak Tanggungan sehingga apabila Debitor cidera janji, siap untuk dieksekusi
seperti halnya suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, melalui tata cara dan dengan menggunakan Parate Executie sesuai dengan
peraturan Hukum Acara Perdata.
9. Bahwa permohonan lelang yang diajukan oleh PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk, Cabang Kuningan merupakan lelang hak tanggungan
sesuai Pasal 6 UU Hak Tanggungan sehingga dokumen persyaratannya mengacu
pada PMK Nomor 27/PMK.06/206 Ketentuan Umum Pasal 1 angka 24’Legalitas
Formal Subjek dan Objek Lelang adalah suatu kondisi dimana dokumen
persyaratan lelang telah dipenuhi oleh penjual sesuai dengan jenis lelangnya dan
tidak ada perbedan data, menunjuk hubungan hukum antara Penjual (subjek
lelang) dengan barang yang akan dilelang (objek lelang), sehingga meyakinkan
pejabat lelang, dan objek lelang dapat dilelang” dan pasal 13 yang berbunyi “
Kepala KPKNL atau pejabat lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang
yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen peryaratan lelang sudah lengkap
dan telah memenuhi Legalitas Subjek dan Objek Lelang:
a) Salinan/fotocopy Perjanjian Kredit;
b) Salinan/fotocopy Sertifikat Hak Tanggungan;
c) Salinan/fotocopy Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak Tanggungan;
d) Salinan/fotokopi Perincian Hutang/jumlah kewajiban debitur yang harus
dipenuhi;

halaman 39 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


e) Salinan/fotocopy bukti bahwa debitur wanprestasi yang dapat berupa
peringatan-peringatan maupun pernyataan dari Pimpinan/Direksi Bank yang
bersangkutan selaku kreditur;
f) Surat pernyataan dari kreditor selaku pemohon lelang yang isinya akan
bertanggung jawab apabila terjadi gugatan;
13. Bahwa atas permohonan lelang dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten,Tbk Cabang Kuningan, Kepala KPKNL Cirebon telah mengeluarkan
Surat Penetapan Jadwal Lelang (Peraturan Menteri Keuangan Nomor
27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang).
14. Bahwa Kewajiban melakukan pengumuman adalah kewajiban dari penjual, oleh
karena itu pelaksanaan lelang tersebut telah didahului dengan Pengumuman
Lelang oleh Penjual (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk
Cab.Kuningan melalui melalui selebaran / pengumuman tempel sebagai
Pengumuman Pertama dan melalui surat kabar harian Radar Cirebon sebagai
Pengumuman Kedua sehingga setiap orang dapat mengetahui akan adanya lelang
dimaksud (asas publisitas). Pengumuman Lelang Eksekusi Hak Tanggungan
tersebut telah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
15. Bahwa selain hal-hal yang tersebut di atas, dalam dalil-dalil yang disampaikan
oleh Penggugat tidak terdapat satupun dalil-dalil ataupun bukti-bukti Penggugat
yang menyatakan Turut Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan
hukum. Bahwa Turut Tergugat III sebagai instansi Pemerintah yang
bertanggungjawab melakukan pelelangan hanya menjalankan tugas sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
16. Bahwa dengan demikian jelas bahwa pelaksanaan lelang dalam yang dilakukan
oleh Turut Tergugat III telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagaimana yang tertuang dalam Lembaran Negara
Tahun 1908 Nomor: 189 yang bersambung dengan Lembaran Negara Tahun 1940
Nomor: 56. Oleh karenanya perbuatan tersebut adalah sah menurut hukum.
17. Bahwa Turut Tergugat III dengan tegas menyatakan bahwa dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya khususnya terhadap lelang objek perkara a quo, mulai
dari penerimaan permintaan lelang dari Tergugat sampai dengan pelaksanaan
lelang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian
sangatlah tidak berdasarkan hukum apabila Penggugat mendalilkan Turut
Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan hukum.

halaman 40 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


18. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas jelas tidak ada satupun tindakan Turut
Tergugat III yang merupakan suatu tindakan perbuatan melawan hukum yang
merugikan Penggugat, maka sudah sepantasnya dalil/alasan Penggugat ditolak
oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo.
Maka, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Turut Tergugat III mohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kuningan berkenan memutus dengan
diktum sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
 Menyatakan Eksepsi Turut Tergugat III cukup beralasan dan dapat diterima;
 Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).
Dalam Pokok Perkara :
 Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
 Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard);
 Menyatakan menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul; atau
Apabila Majelis Hakim tidak berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Kuasa
Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat berupa:

1. Fotokopi Tanda terima bukti pembayaran untuk Perjanjian Kredit No. J04-105450
tertanggal 15 Oktober 2012 dari Tergugat, yang selanjutnya pada fotokopi bukti
surat tersebut diberi tanda PP-1;

2. Fotokopi Surat Permohonan Nomor : 35/Perm/Advkat-MSR/X/2016, tertanggal 31


Oktober 2016, perihal meminta salinan dokumen perjanjian kredit No. J04-
105450, yang selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda PP-2;
3. Fotokopi bukti pembayaran tertanggal 21 Juli 2016, sebesar Rp. 45.000.000,-
(empat puluh lima juta rupiah), fotokopi sesuai dengan aslinya Surat No.
0165/Kon-Kng/2016 perihal pemberitahuan pelimpahan penyelesaian kredit
kepada balai lelang swasta, fotokopi sesuai dengan aslinya Bukti pembayaran
tertanggal 13 September 2016 sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah),
fotokopi sesuai dengan aslinya surat No. 951/PPK-KNG/2016 perihal

halaman 41 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


pemberitahuan tanggal pelaksanaan lelang agunan, yang selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda PP-3;
4. Fotokopi Surat pernyataan kesanggupan dan permohonan penangguhan lelang di
KPKNL tertanggal 22 September 2016, yang selanjutnya pada fotokopi bukti surat
tersebut diberi tanda PP-4;
5. Fotokopi Bukti pembayaran tertanggal 28 September 2016 sebesar Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah) dan bukti pembayaran tertanggal 5 Oktober 2016
sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), yang selanjutnya pada fotokopi
bukti surat tersebut diberi tanda PP-5;
6. Fotokopi Rincian print out pembayaran selama kredit dengan total keseluruhan
sebesar Rp. 330.858.168,- (tiga ratus tiga puluh juta delapan ratus lima puluh
delapan ribu seratus enam puluh delapan rupiah), yang selanjutnya pada fotokopi
bukti surat tersebut diberi tanda PP-6;

Menimbang, bahwa atas gugatan para Penggugat tersebut, Pengadilan


Negeri Kuningan, telah menjatuhkan putusan tanggal 1 Agustus 2017,
Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.KNG, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
- Mengabulkan Eksepsi Tergugat;
II. DALAM PROVISI
- Menyatakan Gugatan Provisi Penggugat tidak dapat diterima;
III. DALAM POKOK PERKARA
- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang
sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp 965.000,00 (sembilan ratus
enam puluh lima ribu rupiah);

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi setelah membaca


berturut-turut :
1. Risalah Pemberitahuan Putusan, Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, tanggal
2 Agustus 2017, yang dibuat dan dijalankan oleh TATIK RUSMIATI
Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Kuningan, yang isinya
menyatakan, bahwa pada hari Rabu tanggal 2 Agustus 2017, telah
memberitahukan kepada TUTI ANDRIANI,S.H., Selaku Turut Terbanding

halaman 42 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


semula sebagai Turut Tergugat I, telah diberitahukan tentang isi
Putusan Pengadilan Negeri Kuningan, tanggal 1 Agustus 2017, Nomor
20/Pdt.G/2016/PN.Kng dengan patut dan seksama ;
2. Risalah Pemberitahuan Putusan, Nomor 20/ Pdt.G/2016/PN.Kng, tanggal
10 Agustus 2017, yang dibuat dan dijalankan oleh CECEP
SAEPURRAHMAN SHOLIH,S.E.,M.Si., Jurusita Pengganti pada Pengadilan
Negeri Cirebon, yang isinya menyatakan, bahwa pada hari Kamis
tanggal 10 Agustus 2017, telah memberitahukan kepada KEPALA
KANTOPR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA (KPKNL) Cirebon Selaku
Turut Terbanding semula sebagai Turut Tergugat III dengan patut
danseksama ;
3. Risalah Pernyataan Permohonan Banding, Nomor 20/Pdt.G/2016/
PN.Kng, Jo. Nomor 01/Bdg.HB/2017/PN.Kng, tanggal 14 Agustus 2017,
yang dibuat oleh ANDI LUKMANA,S.H., Panitera Pengadilan Negeri
Kuningan, yang isinya menyatakan, bahwa Pembanding semula sebagai
Penggugat, yang bernama SUAD ;
4. Surat Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor 20/Pdt.G/2017/
PN.Kng, Jo. Nomor 1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, tanggal 16 Agustus 2017
dan Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo. Nomor 01/Pdt.HB/2017/PN.Kng,
Jo. 258/Pdt.Del/2017/PN.Cbn, tanggal 22 Agustus 2017, yang dibuat
dan dijalankan oleh TATIK RUSMIATI Jurusita pada Pengadilan Negeri
Kuningan dan KOMARUDIN,S.H., Jurusita pada Pengadilan Negeri
Cirebon, yang isinya menerangkan, bahwa pada hari Rabu tanggal 16
Agustus 2017 dan hari Selasa tanggal 22 Agustus 2017 telah
memberitahukan kepada Terbanding, dan kepada Turut Terbanding I, II
dan Turut Terbanding III secara patut dan seksasma ;
5. Memori Banding tertanggal 21 Agustus 2017, yang diajukan oleh
Pembanding semula sebagai Penggugat, yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kuningan pada tanggal 24 Agustus
2017, dan berdasarkan:
- Relaas Pemberitahunan dan Penyerahan Memori Banding Nomor
20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo. 1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, tanggal 25
Agustus 2017 dan Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo. Nomor
1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, Jo. Nomor 274/Del.Pdt/2017/PN.Cbn, tanggal
31 Agustus 2017 yang dibuat dan dijalankan oleh TATIK RUSMIATI

halaman 43 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Kuningan dan ARIS
SUHARYANTO,S.H., Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri
Cirebon, telah memberitahukan kepada Para Terbanding secara patut
dan seksama ;
6. Kontra Memori Banding tertanggal 14 September 2015, yang diajukan
oleh 1. FADLIN AVISSENA NASUTION,S.H., 2. IRFAN NADIRA
NASUTION,S.H., 3. IMAN SUBENO,S.H., 4. MUHAMMAD LAZUARDI
HASIBUAN,S.H., Kuasa Hukum Terbanding semula Tergugat :
7. Kontra Memori Banding tertanggal 8 September 2017, yang diajukan
oleh 1. Rr. FITRIJANTI DESIANA,S.H.,M.M., 2. SUPATMIATI, 3.
AIRIJAH, 4. DWI DEDI KRISTIANTO,S.E., Kuasa Hukum Turut
Terbanding III, semula Turut Tergugat III :
- Relaas Pemberitahuan dan Penyerahan Kontra Memori Banding,
Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo. Nomor 1/Pdt.HB/2017/PN.Kng,
tanggal 12 September 2017 dan tanggal 15 September 2017, yang
dibuat dan dijalankan oleh TATIK RUSMIATI, Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Kuningan, yang isinya menerangkan, bahwa telah
memberitahukan kepada Pembanding semula Penggugat secara patut
dan seksama ;
8. Relaas Pemberitahunan Mempelajari Bekas (Inzage) perkara Nomor
20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo. Nomor 1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, tanggal 29
Agustus 2017, dan Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo.
1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, Jo. Nomor 278/del.Pdt/2017/PN.Cbn, yang
dibuat dan ditandatangani oleh TATIK RUSMIATI Jurusita Pengganti
pada Pengadilan Negeri Kuningan dan CAYAM,S.H., Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Negeri Cirebon telah memberitahukan
kepada Para Pihak dalam perkara a quo secara patut dan seksama ;
9. SURAT KETERANGAN PANITERA Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, Jo.
Nomor 1/Pdt.HB/2017/PN.Kng, tanggal 3 Oktober 2017 yang
ditandatangani oleh CHRISTANTO PUDJIONO,S.H.,M.H., Wakil
Panitera Pengadilan Negeri Kuningan yang menerangkan bahwa
Pihak Pembanding dan Para Terbanding telah diberi waktu yang
cukup namun tidak menggunakan haknya untuk memeriksa berkas
perkara ;

halaman 44 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :
Menimbang, bahwa oleh karena terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Kuningan, Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, tanggal 1 Agustus 2017, yang diucapkan
pada tanggal 1 Agustus 2017, Pembanding semula Penggugat, pada tanggal 14
Agustus 2017 mengajukan permohonan banding, maka permohonan banding
tersebut diajukan masih dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
putusan diucapkan, karenanya sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947 Tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan
Madura ;
Menimbang, bahwa dengan demikian permohonan banding dari
Pembanding semula sebagai Penggugat tersebut, telah diajukan dalam tenggang
waktu dan menurut tata cara, serta telah memenuhi persyaratan sebagaimana
ditentukan dalam Undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa walaupun permohonan untuk pemeriksaan tingkat
banding hanya dimohonkan oleh Pembanding semula Penggugat, akan tetapi
pemeriksaan perkara a quo dalam tingkat banding harus meliputi dan berlaku juga
bagi Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, dan Turut Terbanding III yang dalam
tingkat banding kedudukannya sebagai Para Turut Terbanding ;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan banding tersebut,


Pembanding semula Penggugat, dalam memori bandingnya tertanggal 21 Agustus
2017, telah mengemukakan hal-hal, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Permohonan pemeriksaan perkara pada tingkat Banding yang diajukan
oleh Pembanding/ Penggugat melalui Ketua Pengadilan Negeri Kuningan
dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kuningan
dengan register perkara Nomor : 20 / Pdt.G / 2016 / PN.Kng
2. Materi Gugatan asli yang telah dijadikan dasar pemeriksaan dan
terbitnya Putusan Pengadilan Negeri Kuningan sebagaimana telah
disebutkan di dalam lampiran.
3. Materi segala Jawaban/ Sanggahan/ Replik-Duplik/ Tanya Jawab baik
secara lesan maupun tertulis dari Para Pihak bersengketa serta semua
alat bukti dan keterangan saksi-saksi di persidangan maupun dalam
Berita Acara Pemeriksaan Setempat berkenaan dengan perkara ini.

halaman 45 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


4. Segala catatan, keterangan dan informasi-informasi yang seluruhnya
tercantum dalam Berita Acara Persidangan atas perkara ini selama
dalam pemeriksaan dimuka sidang tingkat pertama.
5. Serta lain-lain hal yang terjadi, yang dipermasalahkan, yang ditetapkan/
diputuskan, baik diluar persidangan maupun dalam persidangan, yang
kesemuanya menjadi unsur pendukung terbitnya Putusan Pengadilan
Negeri Kuningan tersebut alam lampiran.
6. Bahwa dalam Memori Banding ini, Pembanding/ Penggugat hendak
mengajukan risalah/ Memori Banding sebagai keberatan-keberatan atas
Putusan Pengadilan Negeri Kuningan sebagaimana dalam lampira.
7. Menerima Permohonan Banding Pembanding/ Penggugat tersebut
dalam lampiran ;
8. Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Kuningan Nomor : 20 / Pdt.G
/ 2016 / PN.Kng tertanggal 1 Agustus 2017 menjadi sebagai berikut :
9. Mengadili Dalam Eksepsi Menyatakan eksepsi tergugat maupun turut
tergugat sebagaimana dalam lampiran tidak dapat diterima.
10. Dalam Pokok Perkara Menerima gugatan Penggugat untuk
seluruhnya.
11. Menyatakan tergugat maupun turut tergugat telah melakukan cidera
janji.
12. Menerima tuntutan ganti rugi yang dimintakan oleh penggugat
13. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini
14. Atau Apabila Ketua Pengadilan Tinggi Bandung melalui Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi yang memeriksa, mengadili, memberikan
pertimbangan hukum dan memberikan putusan atas perkara ini
berpendapat lain, berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, Mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono) berdasarkan nilai-nilai
keadilan, kelayakan dan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat.
Menimbang bahwa, keberatan-keberatan Pembanding semula Penggugat
tersebut, selengkapnya sebagaimana termuat dan terurai dalam Memori Banding
Pembanding semula Penggugat tertanggal 21 Agustus 2017 sebagaimana terlampir
dalam berkas perkara ini ;

halaman 46 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding yang diajukan Pembanding
semula sebagai Penggugat tersebut, Kuasa Hukum Terbanding dan Turut Terbanding
III semula sebagai Tergugat dan Turut Tergugat III mengajukan Kontra Memori
Banding, yang pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menolak permohonan Banding yang diajukan oleh Pembanding / semula
Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Kuningan Nomor 20/Pdt.G/
2016/PN.Kng, tertanggal 1 Agustus 2017 ;
3. Menghukum Pembanding / Semula Penggugat untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini ;
Atau : Apabila yang Mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi
Jawa Barat yang terhormat berpendapat lain, maka Terbanding
dan Turut Terbanding III, semula sebagai Tergugat dan Turut
Tergugat III mohon kiranya dapat memberikan putusan yang
seadil-adilnya (ex oequo et bono) ;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari, meneliti, dan


mencermati serta mengkaji dengan seksama, keseluruhan berkas perkara, yang
terdiri dari surat gugatan, jawaban, berita acara persidangan, alat-alat bukti yang
diajukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa, baik itu berupa surat maupun
saksi-saksi, dan salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Kuningan, Nomor 20/
Pdt.G/2016/PN.Kng, tanggal 1 Agustus 2017, serta memori banding yang diajukan
oleh Pembanding semula Penggugat, maupun Kontra Memori Banding yang diajukan
oleh Kuasa Hukum Terbanding dan Turut Terbanding III semula sebagai Tergugat
dan Turut Tergugat III, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa apa
yang telah dipertimbangkan dan disimpulkan serta diputuskan oleh Majelis Hakim
Tingkat Pertama, baik itu menyangkut Eksepsi, serta pertimbangan hukum
menyangkut pokok perkara / materi perkara, telah dipertimbangkan dan diputus
dengan tepat dan benar, sehingga Pengadilan Tinggi sependapat, dengan
pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut,
sebagaimana dengan amar selengkapnya sebagaimana tercantum dalam diktum atau
amar Putusan Pengadilan Negeri Kuningan, tanggal 1 Agustus 2017, Nomor
20/Pdt.G/2016/PN.Kng, tersebut ;

halaman 47 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat, dan dapat menyetujui
serta membenarkan pertimbangan hukum, dari putusan Pengadilan Tingkat Pertama
oleh karena dalam pertimbangan-pertimbangannya Pengadilan Tingkat Pertama,
telah memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar, semua fakta dan keadaan,
yang didasarkan pada alat-alat bukti yang diajukan dipersidangan, disertai dengan
alasan-alasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan dalam putusannya, dan hal
itu dianggap telah tercantum pula dalam putusan ditingkat banding ;
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi, tidak
sependapat dengan Memori Banding yang diajukan oleh Pembanding semula sebagai
Penggugat, tanggal 21 Agustus 2017, dengan segala alasan dan argumentasinya,
sebagaimana selengkapnya termuat dan terurai dalam Memori Banding Pembanding
tersebut, yang menurut pendapat Pengadilan Tinggi, keberatan-keberatan dalam
memori banding tersebut diatas tidak beralasan menurut hukum, karena dengan
pertimbangan-pertimbangannya Pengadilan Tingkat Pertama, telah memuat dan
menguraikan dengan tepat dan benar, semua fakta dan keadaan, yang didasarkan
pada alat-alat bukti yang diajukan dipersidangan, disertai dengan alasan-alasan yang
cukup menurut hukum, untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam putusannya,
sehingga alasan-alasan memori banding dari Pembanding semula Penggugat
tersebut, tidak cukup kuat, untuk dijadikan dasar membatalkan Putusan Pengadilan
Tingkat Pertama;
Menimbang, bahwa selain itu, dalam Memori Banding tersebut, berisi
hal-hal atau didasarkan pada alasan-alasan yang pada pokoknya merupakan
pengulangan atas dalil-dalil sangkalan Terbanding semula Tergugat, dan Parpa Turut
Terbanding semula Turut Tergugat I, II dan Turut Tergugat III, sehingga Majelis
Hakim Tingkat Banding, tidak menemukan adanya hal-hal baru / fakta-fakta hukum
baru, khususnya tentang adanya kekeliruan atau kesalahan dari Majelis Hakim
Tingkat Pertama dalam menjatuhkan putusan, baik itu dalam penerapan hukum
ataupun pertimbangan hukumnya, atau pun adanya pertimbangan hukum yang tidak
sebagaimana mestinya, sehingga putusan dan pertimbangan hukumnya tidak
mencerminkan rasa keadilan dan kepastian hukum, yang karenanya masih perlu
dipertimbangkan lagi dalam peradilan tingkat banding, sehingga alasan-alasan
memori banding Pembanding semula sebagai Penggugat tersebut, dapat ditolak dan
dikesampingkan, karenanya tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut ;
Menimbang, bahwa sedangkan mengenai Kontra Memori Banding dari
Terbanding dan Turut Terbanding III semula Tergugat dan Turut Tergugat III,

halaman 48 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


karena Terbanding dan Turut Terbanding III semula Tergugat dan Turut Tergugat III
telah setuju dan membenarkan serta sependapat dengan Putusan Pengadilan Tingkat
Pertama, sehingga menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat Banding, Kontra Memori
Banding dari Terbanding dan Turut Terbanding III, semula Tergugat dan Turut
Tergugat III tersebut, tidak perlu dipertimbangkan lebih lannjut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan tersebut
diatas, oleh karena Pengadilan Tinggi telah sependapat dengan pertimbangan-
pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama, maka
pertimbangan-pertimbangan Hakim Tingkat Pertama tersebut, diambil alih dan
dijadikan sebagai dasar pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri, dalam memutus
perkara ini ditingkat banding, sehingga putusan Pengadilan Negeri Kuningan tanggal
1 Agustus 2017, Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, dapat dipertahankan dalam peradilan
tingkat banding, dan oleh karenanya haruslah dikuatkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Pembanding semula sebagai
Penggugat, tetap dipihak yang kalah dalam perkara a quo, maka Pembanding semula
sebagai Penggugat, dihukum pula untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan, dan untuk tingkat banding sebagaimana akan disebutkan dalam
amar putusan dibawah ini ;
Mengingat Peraturan Hukum dari Per-Undang-undangan yang berlaku
khususnya Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
Jo. Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum dan Undang-undang RI
Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura dan Peraturan
Per-Undang-undangan lainnya yang terkait ;

MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding semula sebagai
Penggugat ;
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Kuningan, tanggal 1 Agustus
2017, Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Kng, yang dimohonkan banding
tersebut ;
3. Menghukum Pembanding semula sebagai Penggugat, untuk membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang untuk tingkat
banding sebesar Rp. 150.000,00(seratus lima puluh ribu rupiah);

halaman 49 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.


Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Jawa Barat di Bandung pada hari Senin, tanggal 20 November 2017, oleh
kami TUMPAK SITUMORANG,S.H.,M.H., selaku Hakim Ketua Majleis, dengan
FIRZAL ARZY,S.H.,M.H., dan NELSON PASARIBU,S.H.,M.H., para Hakim
Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat
banding, berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat di
Bandung, tanggal 12 Oktober 2017, Nomor 459/PEN/PDT/2017/PT.BDG, dan
putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga,
Senin, tanggal 20 November 2017 oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh
Hakim-hakim Anggota, serta dibantu SOETJIPTO, Panitera Pengganti pada
Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, tanpa dihadiri oleh para pihak yang
berperkara maupun kuasanya ;

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

Ttd Ttd

1. FIRZAL ARZY,S.H.,M.H., TUMPAK SITUMORANG,S.H.,M.H.

Ttd
.

2. NELSON PASARIBU,S.H.,M.H.

PANITERA PENGGANTI
Ttd

SOETJIPTO.

Perincian biaya perkara :


1. Biaya Materai ..............…………… Rp. 6.000,-
2. Biaya Redaksi putusan ……………. Rp. 5.000,-
3. Biaya Pemberkasan ………………… Rp 139.000,-
J u m l a h …………………………… Rp 150.000,-

halaman 50 dari50 halaman perkara No. 459/PDT/2017/PT.BDG.

Anda mungkin juga menyukai