0
.'a^-''
I\ l{1
.qp,, -\
pux I xEI,IENTRIAN pENDtDtKAN NAstoNAL
MODUL
PRAKTEK
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I TINJAUAN MATA KULIAH 1
Diskripsi Singkat 1
ii
3.3.2
Petunjuk Umum 25
3.3.3
Langkah Kerja 26
IV MENGUKUR JARAK MENDATAR DI LAPANGAN 29
4.1 Pendahuluan 29
4.1.1 Relevansi Terhadap Pengetahuan Mahasiswa 29
4.1.2 Learning Objective (LO) 29
4.2 Pengukuran Bertahap 29
4.3 PelaksanaanPraktek 30
4,3"1 Peralatan 30
4.3.2 Petunjuk Umum 30
4.3.3 Langkah Kerja 30
11t
8.1.2 Leaming Objective (LO) 47
8.2 Beda Tinggi 47
8.2.1 $yarat Pengukuran Waterpass Memanjang 48
8.2.2 Pengukuran Beda TinggiAntara Dua Titik 48
8.2.3 Sipat Datar Berantai 51
8.3 PelaksanaanPraktek 52
8.3.1 Peralatan 52
8.3.2 Petunjuk Umum 52
8.3.3 Langkah Keria 53
DAFTAR PUSTAKA 59
1V
Modul Praktek / llmu Ukur Tanah I
BAB I
TINJAUAN MATA KULIAH
Tujuan Mata Kuliah : Setelah mengikuti kuliah llmu Ukur Tanah I ini, siswa
dapat mengukur jarak lurus, membuat sudut siku-
siku, dapat menentukan koordinat tititk dan
menghitung beda tinggi dan jarak di lapangan.
Definisi Ukur Tanah (Surveying) : ilmu dan seni menentukan letak nisbi dari
titik-titik di atas dan di bawah permukaan bumi.
atau
Ukur tanah dapat dianggap sebagai disiplin ilmu yang meliputi semua
metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi
dan lingkungan fisis.
a. Jarak.
Dapat diukur dengan mistar, pita ukur dan alat optis seperti
Pesawat Penyipat Datar (PPD), Theodolite, Electronic Distance
Measuring (EDM) dan Total Station.
b. Ketinggian.
Dapat diukur dengan waterpass, rambu ukur, altimeter dan alat
optis seperti Pesawat Penyipat Datar (PPD).
c. Sudut.
Dapat diukur dengan busur derajad, penta prisma dan alat optis
seperti Theodolite.
a) Kesalahan Alamiah.
Kesalahan ini timbul karena disebabkan oleh perubahan-
perubahan angin, suhu, kelengasan udara, biasan dan gaya
berat.
contoh : panjang pita ukur baja berubah karena perubahan
suhu.
b) Kesalahan lnstrumental.
Kesalahan yang timbul dari ketidak sempurnaan konstruksi
atau penyetelan instrumen.
contoh : pengecatan warna-warna pembagian skala rambu
ukur mungkin tidak sama jaraknya atau rambu itu
sendiri bengkok.
c) Kesalahan Pribadi.
Kesalahan ini terutama timbul dari keterbatasan manusia dalam
merasa, melihat dan meraba.
1 Desimeter dm 0,1
1 Centimeter cm 0,01
1 Millimeter mm 0.001
L
FJ
ru
Kumpulkan Tidsk Pindahkan
Jalon haik jalon
BAB II
PENGUKURAN JARAK (LINIER)
2.1 Pendahuluan.
Pengukuran jarak adalah cara dasar yang paling banyak dilakukan di
dalam pekerjaan pengukuran, yang pada dasarnya menitik beratkan
kepada ketelitian menentukan panjang.
Pada pekerjaan ukur tanah, sebagian besar dari garis yang akan diukur
biasanya sangat panjang dan lebih panjang dari panjang pita ukur itu
sendiri.
Untuk pengukuran seperti ini, diperlukan peralatan tambahan yaitu jalon,
pen dan kaki segitiga.
a. Jalon.
Jalon mempunyai panjang 2 m, bulat terbuat dari tongkat kayu, besi
atau alumunium, salah satu ujungnya runcing dan mempunyai
tingkatan sampai 200 mm yang di cat selang-seling dengan warna
merah dan putih.
b. Pen.
Pen terbuat dari besi bulat sepanjang 400 mm, mempunyai tingkatan
sampai 50 mm yang di cat selang-seling dengan warna merah dan
putih, runcing pada salah satu ujungnya dan ujung lainnya
dilingkarkan untuk tempat mengikatkan pita warna, sehingga mudah
terlihat dari kejahuhan.
rBoo,l
r
I 5
Panjang 2 meter
Gambar2.1 J a lo n
Diatasnya diberi
Pita berutarns
I
400 mm
I
I
l
Gambar2.2 Pen
z-r??-
I T
Rata-rata =
pito ukur
ll
e
PA Bc0 j
G
iri
GAMBAR l.lo 1
GAMBAR l.lo 2
Nr.
/At
/=2
%
A titik yong diketohui
GAMBAR
{
r
.-\\, .\\
-
GAMBAR
Nr.
IB MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN
Nama:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
politeknik neqeri kupanq Kelas: I Tanggal,
BAB III
MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN DENGAN RINTANGAN
3.1 Pendahuluan.
Banyak masalah-masalah yang dijumpai dalam membuat garis lurus
maupun untuk pengukuran jarak, sering dijumpai rintangan-rintangan
sepanjang garis tersebut dilapangan, misalnya :
a) Pohon-pohon,
b) Bukit-bukit,
c) Perbedaan kemiringan tanah,
d) Sungai,
e) Bangunan gedung-gedung dan lain sebagainya.
BC
Gambar 3.2 SegiTiga Siku-siku (Prinsip Phytagoras)
lr
L--..i
lt salib sumbu.
/i
rl
L_j
tipe b aru.
Cermin double-.
pentaprisma.
Y
bayangan
n
Gambar 3.5 Cermin Sudut dan Prisma
3.2.4 Rintangan.
Secara garis besar rintangan tersebut dapat dibagi dalam
beberapa kelompok diantaranya :
AABD - A CBD
CDIBD = BDIAD
CD = BD2IAD
CD =CA+AD
Jadi:
CA+AD = BD2/AD
CA =BD2/AD-AD
.!-
!€ tb, *.
Perismo tunggot
A ;-gBl{.
Nr.
IA MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN DENGAN
RINTANGAN
Nama
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kelas Tanggal,
politeknik neqeri kupang
BAB IV
MENGUKUR JARAK MENDATAR DI LAPANGAN
4.1 Pendahuluan,
Salah satu cara untuk pengukuran jarak mendatar di lapangan adalah
cara pengukuran bertahap. Cara ini adalah cara yang paling sederhana
untuk mengukur jarak mendatar pada bidang miring.
BAB V
PENGUKURAN LENGKUNG MENDATAR SEDERHANA
5.1 Pendahuluan.
Dalam teknik sipil konstruksi bangunan, lengkungan sederhana
digunakan pada bangunan jalan raya, sungai, saluran, jalan kereta api
dan sebagainya.
1) Lengkungan Sederhana.
2) Lengkungan Majemuk.
3) LengkungBolak-balik.
4) Lengkung Spiral.
R = Jari-jari (radius)
u = Sudut Pusat
p = Sudut Depleksi
Tr = Tz = Titik Singgung
S - Tr = S-Tz = JarakSinggung
S - M =Jarakluar
M - D =OrdinatTengah
Tr - M -Tz= PanjangLengkung(busur)
Tr - D - Tz =Tali Busur
M - D = R(1- cosal2)
q
Tr - M -Tz= :--- nR
1900
Tr-D-Tz=2RsinYzs
5.3 PelaksanaanPraktek
5.3.1 Peralatan
1) Penta prisma
2) Pita ukur
3) Jalon
4) Kaki segitiga
5) Penlpatok
6) Palu
7) Unting-unting atau plubling road
8) Alat tulis.
BAB VI
MENGUKUR SITUASI DENGAN KOORDINAT SIKU-SIKU
6,1 Pendahuluan.
Pengukuran siku-siku atau empat persegi panjang ini adalah suatu cara
pengukuran obyek empat persegi panjang yang diproyeksikan tegak
lurus kepada suatu garis ukur yang dipilih sedemikian rupa, sehingga
jarak-jarak yang harus diukur dan yang merupakan salah satu dari
koordinat titik-titik itu tidak terlalu panhajang. Maka garis ukur sebaiknya
letak memanjang dengan daerah yang diukur.
Dengan mempergunakan prisma sudut siku-siku bisa ditentukan sudut
siku dengan teliti, ketelitian kurang lebih 1 menit. Dengan jarak 100 m
maka ketidak telitiannya kurang lebih 3 cm. Tetapi jika digunakan untuk
pengukuran-pengukuran kecil untuk maksud-maksud sederhana cukup
dengan hanya mempunyai prisma sudut siku-siku, pita ukur dan
beberapa jalon.
4.2
tA .fFr qP
v.. .'i:-"
;a)
3
B
-o
J
. --/ --/ --
-1-
', lt
,-'-
t', qTi
6
,'''-.'/ ,-{ ' -:
','."tlA b
g ? -/t d\.a
'2:-" ol1 '. r--:=--,
A
Contoh:
Jika ada suatu daerah dengan bentuk yang tidak teratur, sebuah garis
ukur harus dipilih yang mana semua titik-titk detail dapat diukur tegak
lurus.
Untuk pengontrolon panjang dari batas-batas tersebut diukur, sekarang
dimungkinkan untuk dapat menggambar satuan dari sudut tersebut.
Absis dan ordinat membagi detail kedalam bentuk segitiga dan
trapesium.
A 0.00 0.00
H 1,61 1,61 17.94 17,90 28,82
G 22.32 20.71 39.87 57.77 1196.42
F 34.44 12.12 22,50 62.37 755,92
E 63.08 28.64 0.00 22.sCI 644,40 2625.56
2F 4178.97
F 2089,48
ta
Nr.
PENGUKURAN SITUASI DENGAN CARA
KOORD]NAT SIKU.SIKU
Nama:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kelas: Tanggal,
politeknik negeri kupans
BAB VII
ALAT - ALAT WATERPASS
7.1 Pendahuluan.
Pada bab ini diterangkan mengenai alat sipat datar berupa komponen-
komponennya, serta alat tambahan yang menunjang atau melengkapi
peralatan sipat datar.
Dalam bab ini juga diterangkan secara singkat mengenai optik, sebab
peralatan banyak dijumpai lensa, prisma, cermin yang menunjang
pengertian dalam penggunaan alat sipat datar.
7.1.1 Relevansi Terhadap Pengetahuan Mahasiswa :
1) Lensa.
2) Diafragma
3) Teropong,
4) Nivo.
contoh :
BT = 1.500
BA = 1.600
BB = 1.402 atau 1.398
7.3.2 Persiapan.
1) Mendirikan Statif.
a. Jarak antara kaki statif membentuk segitiga sama sisi.
Lingk amn
-1_-
f \-'lo/'F
0 etarn buns
o o
A I
Gambar 7.1 Penyetelan Nivo
7.3.3 Penggunaan.
1) Memasang Rambu Ukur.
a. Memasang rambu ukur pada tempatnya dengan posisi
tegak dan kuat.
Gambar
ii
7.2 Pemasangan Rambu Ukur
Ba
Bt
Bb
Ba= 1.045
Bt= 1.000
Bb= 0.955
BAB VIII
PENGUKURAN PROFIL
8.1 Pendahuluan.
Jika dua titik atau lebih mempunyai ketinggian yang berbeda, dikatakan
mempunyai beda tinggi, beda tinggi tersebut dapat diukur dengan
beberapa cara.
Baak uk'.r
Penting !
Semua pengukuran dengan sipat datar harus dilakukan dua kali untuk kontral (dengan
melakukan pengukuran jalu r tertutup).
sioac datar
\ oi-cik
Tabel B Beda
Titik Bacaan Rambu Beda Tinqqi Tinggi Jar Ket.
R. Belakano R. Muka Naik Turun Titik ak
A 4.244 23.900 A perm tanah
X 4.150 0.700 3.500 27.400 X titik bantu
Y 2.500 0.550 3.600 31.000 Y titik bantu
B 3.700 1.2AO 29.800 B perm tanah
r 10.850 I 4.950 I 7.100 I {.200 29.800
- 4.900 - 1.200 - 23.900
Kontrol 5.9A0 5.904 5.900
Tinggi Titik Akhir = tinggi titik awal + semua beda tinggi (naik) -
semua beda tinggi (turun).
Atau
Tinggi Titik Akhir = tinggi titik awal + jumlah beda tinggi (naik) -
jumlah beda tinggi (turun).
slag-slag berikutnya.
2t b.Pengukuran Jarak Rantai.
a) Tempatkan dan setel pesawat kira-kira di tengah-
tengah antara Tr dan T2 (slag l).
B. Profil Melintang.
1) Tentukan posisi dari profil tersebut terhadap travers yang
telah ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tempatkan dan setel pesawat pada titik travers yang
akan diukur profilnya sedemikian rupa sehingga
sumbu I tepat di atas titik tersebut.
misaltitik T1.
lrow =
right -d-*oy stoke row
/
s umbu orof il n€mon /g
I
l_
T1
-=-f3-
/ -'-- --*"c'".
t'.
{-__\.\ t..
\.-\
i| -
/
ir
/
/
o*,,
d'z
Dz
-*
-------f
Nr.
01 TRAVERSING / PROFIL MEMANJANG
Nama:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kelas: Tanggal,
politeknik neqeri kupanq
+*E*-i'-.-,=
r2 IL T5 T6
Iinggi tonoh
Tinggi rencono
Kemirineon
Pon jong
Nr.
a2 TRAVERSING / PROFIL MEMANJANG
Nama:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kelas: Tanggal,
politeknik neqeri kupanq
(s
u{
l).o
H
bT
c
ll il I F{s
-oE
-an -Ol
l/i fr
i
:l-{'-rp I
i
4E
-tH I
(It
E
6
(t
t,
/lo
/'4
o-
G)
.\--____-_Llg I.
ftt
z (lJ
1to
E
_o
A>. C
I|.' /-- (J
z{
,-r
i< a-
;KA:
A. -l
l- m|4
!t =&
-o
A _t ztil
tsl C
d
u
Il(J
E1 tr;l
C
l-Z
ZV
sr
t-
o
<=
rn3
L-
o =ra
5 r-,"
3
___*o
F5
ro
c (5
o
z
Oi
-:<
:ll
I
F
?l
(J
(-l)
I
EI
z
C,
ol
r
I
J
rJ]
6i
O:
I
'r
cr
ol
'-l
ol
El c'l
r
61l J
71trs. i f&
,'/ t\r'i}.. c)
7'/l\\Ir\ &
// i i\)t'"'. t,
l*.
trt'.,t...,
/' i
,'1l\i r\ \ \!
t- - -\-o
--L--: -.!pr--
o.o'-o()u Fl-
z
L
Modut Praktek / llmu Ukur Tanah I
DATTAR PUSTAKA