BAB 1 PENDAHULUAN
dibentuk dari reaksi antara iodine dengan etanol / aseton dan asetaldehida
dalam suasana basa. Iodoformadalah zat padat kuning dengan bau yang khas.
Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu
sebagai antiseptik terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang
dapat membunuh bakteri. Selain itu juga masih dalam bidang kedokteran
iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah
pertumbuhan bakteri (Carey, 2006).
Iodoform sangat sukar larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol.
Senyawa ini di dekomposisi oleh cahaya, alkalis, tannin, dan Merkuri klorida
lemah. Senyawa ini juga incompatible dengan Merkuri oksida. Jika suatu
senyawa iodida direaksikan dengan larutan perak nitrat, akan terjadi endapan
kuning pucat, yang tidak larut dalam asam nitrat encer dan larutan amonia.
Untuk membedakanya dari perak klorida dan perak bromida adalah bahwa
perak iodida tidak membentuk kompleks perak diamin yang larut dengan
amonia. Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan asam encer dan kalium
bikromet, akan terjadi iod yang mudah larut dalam kloroform dengan warna
violet kemerahan. Daam larutan asam, iodida dioksidasi menjadi iod yang
larut dalam senyawa hidrogen karbon dan hidrogen karbon yang
terhalogenasi dengan warna violet kemerahan(Carey,2006).
Iod adalah pembunuh kuman, fungi dan virus yang terkuat dengan
daya kerja cepat. Begitu pula spora-spora jamur dinaikkan, walaupun
diperlukan waktu yang lebih lama: 2% dalam 2-3 jam. Sebagai efek
sampingnya timbul warna coklat dan adakalanya radang kulit (dermatitis).
Tingtur iod 2% dalam alkohol 50% tidak digunakan lagi karena bersifat
merangsang (Tan, 2010).
Iodoform merupakan senyawa halo alkana yang penting. Iodoform
berupa zat padat berwarna kuning mempunyai efek melumpuhkan syaraf
pernapasan. Iodoform digunakan untuk identifikasi etanol dalam suatu bahan
dan sebagai bahan antiseptik (Sunardi, 2006).
Iod dan kompleks iod. Iod masih merupakan salah satu desinfektan
yang terpenting, karena kerjanya cepat dan dapat dipercaya. Pada
penanganannya senyawa iod juga lebih nyaman ndaripada senyawa halogen
lain dan tidak begitu merangsang kulit (Mustchler, 2006).
Pada bidang farmasi, iodoform adalah salah satu zat berkhasiat
terkenal, merupakan antiseptik yang sangat efektif untuk kulit. Maka sebagian
tinktur iod digunakan sebelum injeksi. Efek samping warna coklat dan kadang
terjadi dermatitis, hamper semua kuman pathogen termasuk fungi di usus
dimatikan oleh iodium (Tan,2010).
Iodoform adalah turunan trihalogen sederhana metana lainnya.
Iodoform diperoleh dengan mensubtitusikan 3 atom hydrogen dari metana
oleh 3 atom iodium. Iodoform adalah Kristal kuning padat dengan
karakteristik bau yang tidak menyenangkan. Iodoform meleleh pada suhu 392
K ( 119oC) (Arora, 2006).
Reaksi alkana dengan halogen disebut halogenasi. Halogenasi pada
dasarnya adalah reaksi substitusi (pergantian) karena atom halogen
menggantikan posisi hidrogen dalam struktur. Hasil eksperimen menunjukkan
bahwa dalam proses halogenasi, reaksi berlangsung dalam beberapa langkah
yang disebut reaksi rantai radikal bebas. Yaitu (Ebel, 1992) :
1. Tahap inisiasi, adalah proses pemecahan ikatan molekul halogen menjadi
dua atom radikal bebas yang reaktif
2. Tahap propagasi, radikal halogen berinteraksi dengan molekul metana,
kemudian membentuk hidrogen dan radikal metil
3. Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi.
Pada halogenasi aldehid dan keton, reaksi dapat dipercepat dengan
penambahan asam atau basa. Telah ditemukan bahwa kecepatan halogenasi
suatu keton berbanding langsung dengan konsentrasi asam yang ditambahkan,
tetapi tidak bergantung pada konsentrasi atau jenis halogen yang digunakan
(klor, brom, atau iod). (Fessenden, 1992).
b. Perhitungan
Berat teori :
1 mol I2 setara dgn 1 CHI3
𝐺𝑟𝑎𝑚 𝐼₂
𝑚𝑜𝑙 𝐼₂ = 𝐵𝑀 𝐼₂
4, 0163 𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 =
253,8 𝑔𝑟/𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙 𝑖𝑜𝑑 = 0,0158 mol
Berat CHI3 secara teoritis = 1/3 mol CHI3 x BM CHI3
= 1/3 X 0,0158 x 393,717
= 2,073 gram
Berat filtrat = 1,4082 gram
= 67,93 %
c. Reaksi
CH3 – CO – CH3 + 3I2 CH3 – CO – CI3 + 3HI
CH3 – CO – CI3 + NaOH CHI3 + CH3 – COONa
3NaOH + 3HI 3NaI + 3H2O
4.2 Pembahasan
Iodoform adalah suatu senyawa yang cukup berperan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini dapat diperoleh dengan mensintesis sendiri dengan
menggunakan beberapa bahan kimia lainnya. Iodoform diperoleh dengan
mensintesis senyawa iodine dengan aseton dengan bantuan katalisator NaOH
(basa kuat) yang mana reaksinya disebut juga dengan reaksi hologenasi.
Telah diketahui bahwa iodium adalah suatu senyawa yang dapat
dimanfaatkan khususnya dalam farmasi. Namun senyawa ini juga merupakan
bahan yang cukup berbahaya, karena dapat mempengaruhi system pernapasan
jika terhirup. Sehingga dalam mereaksikannya dibutuhkan kehati-hatian.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menghasilkan
senyawa halogen yaitu senyawa iodoform dari reaksi pembentukan antara
iodium dengan aseton.
Adapun cara penggerjaan untuk praktikum sintesa iodoform yaitu
pertama-tama,siapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang 4 gram iodine
dan ditambahkan dengan aseton dengan nilai yang sama 4 mL. Kemudian
dimasukkan kedalam labu alas bulat.dimasukkan dalam labu alas bulat untuk
lebih mempermudah dalam homogenisasinya. Penambahan aseton berfungsi
sebagai penghasil warna merah kecoklatan pada larutan yang menandakan
reaksi halogenasi. Dihomogenkan dikocok selama kurang lebih 1 jam.
Langkah selanjutnya ditambahkan NaOH sedikit-demi sedikit. NaOH
berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi kristalisasi, yang
memberikan warna merah dan terbentuk Kristal kuning. Setelah terbentuk
kristal, selanjutnya ditambahkan dengan aquadest 120 mL yang berfungsi
untuk mengencerkan NaOH sehingga dapat mengurangi kecepatan hidrolisis
iodoform. Kemudian larutan di saring pada corong Buchner, dan residu yang
diperoleh selanjutnya di keringkan untuk memperoleh senyawa iodoform
dalam bentuk serbuk. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan berat filtrat
sebesar 1,4082 dan persen rendamen 67,93%.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
sintesa iodoform yang dibuat dengan cara mereaksikan antara iodine dengan
aseton berdasarkan reaksi halogenasi diperoleh hasil persen rendamen yaitu
67, 93 %.
5.2 Saran
Diharapkan kepada asisten untuk mempertahankan cara bimbingannya
dalam praktikum, dan diharap tuntunannya selalu pada praktikum
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ebel, S.,1992, Obat Sintetik . Buku Ajar Dan Buku Pegangan, Gadjah Mada
University Press :Yogyakarta.
Fessenden & Fessenden, 1992, Kimia Organik, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga :
Jakarta.
Susanti,S., dkk, 2003, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, Fakultas Farmasi UMI:
Makassar.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Ditimbang 4 gr iodine dan ditambah 4 mL aseton
Campuran dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dikocok hingga larut
Dititrasi perlahan campuran iodium + aseton tadi dengan NaOH hingga terbentuk
kristal kuning
Ditambahkan air suling ± 120 mL, hingga suasananya tidak basa lagi
Setelah endapan kristal kuning tersebut kering, ditimbang dan dicatat hasilnya
Dihitung rendamennya
GAMBAR