Anda di halaman 1dari 15

PROSES BLASTULA PADA BERBAGAI HEWAN

1. Bagaimana proses blastula pada bintang laut?


Jawab:
Tipe telur bintang laut adalah mikrolesital (oligolesital) yaitu telur
yang memiliki kuning telur sangat sedikit dan tersebar merata di
seluruh sitoplasma. Karena jumlah kunir telur yang sedikit, maka
hewan-hewan dengan tipe telur tersebut memperlihatkan dua cara
perkembangan yang berbeda. Cara pertama dengan memiliki tahap
larva yang dapat mencari makan (feeding larva), seperti pada bintang
laut, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama perkembangan
embrio. Cara kedua adalah embrio berkembang di dalam tubuh
induknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama perkembangan
embrio. Pada bintang laut, nukleus sel telur telah menyelesaikan
pembelahan meiosis II pada saat fertilisasi (inti sel telur haploid),
sehingga polar body II (polosit II) telah terbentuk. Sel telur yang belum
dibuahi dapat dibedakan dari zigot dengan terlihatnya inti yang besar
dan anak inti, dan tidak memiliki membrane fertilisasi.

1
Setelah terjadi kontak dan pengenalan antara sperma dan sel
telur, membran sel telur lisis di tempat kepala sperma masuk dan
kemudian diikuti oleh pembentukan membran fertilisasi yang
merupakan fusi dari membran sel sperma dan membran sel telur.
Membran fertilisasi berfungsi sebagai pelindung, dan mencegah
terjadinya polispermi (masuknya sperma lain).
Ruang perivitelina merupakan ruang di antara membran
fertilisasi dan membran sel telur, dan pada ruang tersebut dapat dilihat
polar body II yang bentuknya kecil dan berupa tonjolan. Setelah terjadi
fusi antara membran sel telur dan membran sperma, inti sperma dan
sentriol terpisah dari mitokondria dan flagelumnya dan tertinggal di luar
sel telur. Mitokondria sperma tidak ditemukan pada turunannya, dan
oleh karena itu mitokondria yang diturunkan kepada keturunannya
adalah mitokondria yang berasal dari sel telur. Inti sel telur yang
haploid disebut dengan pronukleus betina dan inti sperma di dalam
sitoplasma telur melakukan dekondensasi membentuk pronukleus
jantan. Selanjutnya, fusi antara pronukleus jantan dan betina terjadi,
membentuk inti zigot yang diploid.

2
Setelah zigot terbentuk, maka zigot akan melakukan cleavage
untuk tumbuh dan berkembang. Pada bintang laut, pola cleavage
adalah holoblastik (cleavage sempurna) artinya celah cleavage meluas
ke seluruh telur, dan simetri cleavage adalah radial. Pada tiga
cleavage pertama, polanya holoblastik ekual menghasilkan 8
blastomer. Pada cleavage ke-4, empat sel di daerah kutub animal
membelah secara vertical menjadi 8 blastomer yang masing-masing
memiliki volume yang hampir sama, yang disebut dengan mesomer.
Empat sel yang lain pada daerah kutub vegetal membelah
menghasilkan 4 sel besar yang disebut makromer dan 4 sel yang kecil
yang disebut mikromer. Pada sediaan, mikromer biasanya jarang
terlihat. Setelah tahapan 16-sel akan didapat tahapan 32-sel.
Pada mikrolesital, blatula memiliki rongga blastocoel yang relatif
besar. Perkembangan selanjutnya adalah blastula lanjut (blastula
akhir). Ciri-ciri yang dapat diamati pada tahapan ini antara lain: pada
daerah vegetal lebih tebal daripada daerah animal, dan bila
diperhatikan dengan seksama pada blastocoel daerah vegetal tampak
sel-sel bebas yang disebut dengan mesenkim primer. Mesenkim ini
berasal dari mikromer yang masuk dan berproliferasi di dalam
blastocoel. Perkembangan selanjutnya dari mesenkim ini, akan
menghasilkan spikula rangka kapur yang merupakan rangka dari larva.

3
Gastrulasi merupakan proses migrasi sel-sel dan jaringan yang
sangat terintegrasi sehingga sel-sel blastula tersusun kembali. Proses
ini akan menghasilkan tiga lapisan germinal yaitu lapisan ektoderm,
mesoderm dan endoderm, serta menghasilkan sumbu tubuh.
Gastrulasi dimulai dengan invaginasi sel-sel di daerah kutub
vegetal, dan membentuk lapisan sel-sel bagian internal yang disebut
sebagai hipoblas atau mesendoderm. Yang kelak akan menjadi
lapisan endoderm dan mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di
permukaan luar gastrula menjadi epiblas (ektoderm). Rongga yang
dihasilkan oleh invaginasi tersebut dikenal sebagai gastrocoel atau
archenteron (usus primitif). Proses tersebut menyebabkan blastocoel
menjadi lebih sempit karena terdesak oleh adanya arkhenteron.
Lubang tempat membukanya arkhenteron di bagian vegetal disebut
blastoporus yang dalam perkembangan selanjutnya menjadi anus.

4
2. Bagaimana proses blastula pada Amphioxlus
Jawab:
Amphioxus termasuk dalam subfilum cephalochordate,
merupakan hewan laut berukuran kecil dengan panjang sekitar 6 cm.
Hewan jantan memiliki 26 pasang katung menyerupai testis, hewan
betina memiliki pasangan kantung menyerupai ovarium dengan jumlah
yang hampir sama.

a. Perkembangan Embrio Amphioxus


Telur Amphioxus berdiameter sekitar 0,1 mm dengan membran
sel (oolemma) yang dilapisi oleh membrane vitelin yang tipis. Telur
amphioxus berdasarkan kandungan yolknya termasuk telur dengan
tipe isolesital yaitu sangat sedikit yolk yang tersebar hampir merata di
daerah sitoplasma luar. Kutub telur yang lebih sedikit mengandung
granula yolk disebut kutub animal, sedangkan yang mengandung lebih
banyak yolk disebut kutub vegetal. Inti sel telur tidak terlihat jelas,
karena tidak memiliki membrane inti.

5
b. Fertilisasi Amphioxus
Fertilisasi eskternal pada amphioxus terjadi di air laut. Sperma
masuk ke dekat vegetal pole yang memberi rangsangan bagi sel telur
untuk menuntaskan meiosis kedua. Polar body memperoleh tekanan
menuju animal pole didalam membrane vitelin. Nucleus jantan dan
betina membentuk nukelus zigot.(Indriawati,2013)
Polar body kedua bertahan sampai permulaan gastrulasi.
Setelah fertilisasi, sitoplasma zigot segera disusun untuk memberi
kehidupan embrio. Sitoplasma kuning telur pada bagian separuh
anterior membentuk ektoderma. Garnular cresent pada ujung posterior
membentuk mesoderma. Ruang pada bagian dorsal terletak di antara
sitoplasma ektodermal dan endodermal yang memuat bahan untuk
notokord.
Sperma memasuki sel telur melalui kutub vegetal dari sel telur.
Fertilisasi amphioxus berlangsung secara eksternal. Umumnya pada
fertilisasi hanya satu sperma yang memasuki sel telur. Jika lebih dari
satu sperma yang memasuki sel telur, hanya satu yang akan berfusi
dengan sel telur, yang lain akan tetap tinggal di dalam ruang
perivitelin. Setelah sperma memasuki sel telur, membrane vitelin telur
menjadi fibrous dan disebut membrane fertilisasi. Membrane fertilisasi
mencegah masuknya lebih dari satu sperma ke dalam sel telur.
Ruangan di antara membrane fertilisasi dan membrane sel dipenuhi
cairan, disebut dengan ruang perivitelin.masuknya sperma ke dalam
sel telur menyebabkan kromosom metafase telur membelah secara
longitudinal dan terbentuk ootid dan sebuah polosit II yang terletak di
antara membrane sel telur dan membrane fertilisasi. Polosit I tang
terbentuk sebelum fertilisasi segera dilepaskan dari sle telur setelah
pembentukannya. Selanjutnya kromosom sperma menyatu dengan

6
kromosom ootid membentuk nucleus tunggal yang diselaputi oleh
membrane nucleus. Dengan demikian ootid menjadi zigot.

Gambar 1.4 Fertilisasi pada Amphioxus

c. Segmentasi dan Blastulasi


Tipe pembelahan zigot amphioxus adalah hiploblastik (total)
hampir equal sehingga blastomer atau sel-sel hasil pembelahannya
hampir sama besar. Pembelahan pertama terjadi sekitar satu jam
setelah fertilisasi, terjadi secara meridional dari kutub animal ke
vegetal, menghasilkan dua blastomer yang sama besar. Pembelahan
kedua terjadi secara meridional tegak lurus bidang pembelahan
pertama, menghasilkan 4 blastomer.
Pembelahan ketiga terjadi secara horisontal (latitudinal) dengan
bidang pembelahan sedikit ditas bidang ekuator, sehingga diasilkan 8
blastomer yang tidak sama besar. Empat blastomer di daerah animal
berukuran lebih kecil dan disebt mikromer, sedangkan 4 blastomer di
daerah vegetal berukuran lebih besar dan disebut makromer.
Pembelahan keempat terjadi secara meridional simultan,
menghasilkan 16 blastomer. Kumpulan blastomer yang massif ini
disebut morula. Pembelahan kelima terjadi secara latitudinal simultan,
menghasilkan 32 blastomer. Pada tingkat ini sel-sel blastomer mulai

7
menyusun diri ke bagian tepi, sehingga mulai terbentuk blastocoel,
morula berubah menjadi blastula. Adanya blastocoel memungkinkan
berlangsungnya gerakan-gerakan morfogenetik untuk reorganisasi sel-
sel embrio pada tahap perkembangan selanjutnya. Pembelahan
keenam terjadi secara meridional simultan, menghasilkan 64
blastomer. Pembelahan selanjutnya terjadi secara tidak beraturan.
Pembelahan mikromer terjadi sedikit lebih cepat dibanding makromer.
Blastomer-blastomer pada blastula menyusun diri sebagai lapisan
tunggal yang mengelilingi blastocoels, yang disebut baltoderm. Pada
akhir segmentasi, blastula amphioxus tersusun atas sekitar 9.000
blastomer.

Gambar 1.5 Segmentasi Amphioxus


Blastula amphioxus merupakan blastula bulat (coeloblastula),
terdiri dari blastoderm berupa selapis sel-sel berbentuk kolumnar yang
mengelilingi sebuah blastocoels yang besar.

8
d. Gastrulasi Amphioxus
Gastrulasi adalah pengaturan kembali sel – sel blastula,
sehingga blastula akan mengalami transformasi menjadi embrio
berlapis 3 yang disebut gastrula. Gastrulasi pada Amphioxus dimulai
saat blastula Amphioxus terdiri dari 800 blastomer.
Gastrulasi pada Amphioxus dimulai dengan memipihnya
blastoderm pada kutub vegetal. Gerakan yang pertama kali pada
proses gastrulasi adalah invaginasi pada daerah entodermal. Lapisan
yang terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkan rongga
blastula dan bertemu dengan lapisan blastomer yang berada di kutub
anima. Hal ini menyebabkan embrio berubah dari bentuk bulat menjadi
bentuk cawan berdinding rangkap. Akhirnya makromer berdampingan
dengan mikromer dan blastocoels terdesak habis. Lapisan luarnya
disebut epiblas terdiri dari bakal epidermis dan bakal sistem saraf dan
hipoblas yang akan membentuk saluran pencernaan dan derivatnya.
Mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinya pelentikan sel-sel
dari luar ke dalam melalui tepi blastoporus. Proses ini disebut involusi.
Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan endoderm.
Bakal notochord dan bakal mesoderm non-notocord yang awalnya
terletak pada bagian marginal cawan, akan berinvolusi sehingga
berada di sebelah dalam. Rongga yang terbentuk akibat
berinvaginasinya endoderm dan berinvolusinya mesoderm disebut
gastrocoel atau arkenteron.
Setelah lapisan – lapisan lembaga tersebut tersusun ke posisi
yang seharusnya, yaitu ectoderm pada permukaan gastrula, kemudian
mesoderm dan endoderm didalam gastrula, tahap perkembangan
embrio selanjutnya dilanjutkan dengan pembentukan bakal – bakal
organ primer. Pada bagian dalam embrio, bakal dari notochord dan
arkenteron saling terpisah. Pada Amphioxus, ketika neural plate

9
berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan bergerak
melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir
dorsal blastophore. Gerakan ini disebut gerakan epiboli. Pelingkupan
ectoderm terjadi, sehingga menutupi bumbung neural didorsal,
berlangsung terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu
neurophore terbentuk pada amphioxus, yakni yang anterior.

Gambar 1.8 Gastrulasi Amphioxus


e. Neurulasi
Neurulasi merupakan proses pembentukan neural dan tubulasi
dari lapisan – lapisan lembaga yang sudah dibentuk pada tahap
gastrulasi. Pembentukan bumbung atau neural tube yang merupakan
bakal sistem saraf. Neurulasi dimulai dengan pendataran dan
penebalan sel-sel ektoderm pada bagian dorsal embrio, membentuk
keping neural (neural plate). Selanjutnya keping neural akan
berdelaminasi atau memisahkan diri sehingga terletak dibawah
ektoderm epidermis. Kemudian bagian kiri-kanan keping neural akan
mengalami pelipatan, disebut lipatan neural (neural fold), dan akhirnya
kedua ujung lipatan neural akan berfusi sehingga terbentuklah
bumbung neural (nerual tube) yang berkembang menjadi otak dan

10
medula spinalis (spinal cord). Seriring dengan itu kedua ujung
ektoderm epidermis yang semula terpisah menjadi menyatu. Neural
tube tidak tertutup sempurna pada ujung anterior, tetapi mempunyai
lubang yang disebut neoroporus anterior, yang masih tetap
dipertahankan sampai perkembangan lanjut.
Bersamaan dengan proses pembentukan mesoderm maka sel-
sel mesentoderm di bagian dorsomedian juga mengadakan
differensisasi. Sel-sel membelah dengan cepat menjadi batang yang
memanjang dari anterior ke posterior. Batang itu disebut notokord atau
korda dorsalis. Pada hewan-hewan vertebrata notokord merupakan
kerangka fase embrional dan selanjutnya akan tereduksi, tetapi pada
Amphioxus, notokord berfungsi sampai dewasa sebaliknya pada
vertebrata digantikan dengan vertebrae.

11
3. Bagaimana proses blastula pada Amphibian?
Jawab:
 Blastulasi pada Katak

Gambar 1: morula

Ilustrasi diatas merupakan gambar morula, yang terdiri


dari kurang lebih 70 sel. Setelah mengalami tahap morula, sel-
sel akan terus aktif membelah hingga terbentuk 128 sel, dimana
sel telah mempunyai rongga. Sebanyak 128 sel yang telah
memiliki rongga tersebut dinamakan blastula, dan rongganya
disebut blastocoel. fungsi rongga blastula adalah membatasi
interaksi antara bakal ektoderemdan sel-sel endoderem pada
cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia
memiliki tipe telur telolesithal, sehingga telur katak akan
membentuk blastula tipe coeloblastula berlapis banyak.

12
Gambar 2: Blastula
Blastula pada katak memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu :
1. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap
blastocoel.Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-
sel ini berukuran kecildan disebut mikromer, mengandung banyak
butir-butir pigmen
2. Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran
besar(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem.
Mengandung banyakbutir-butir yolk.
3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah
kelabu(gray crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-
sel mesoderem (Adnan, 2009).

Selain itu, pada tahap ini ditentukan ‘peta nasib’ bagi calon
lapisan ektoderm dan endoderm, sedangkan untuk hewan tripoblastik
yaitu calon lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm.

13
4. Bagaimana proses blastula pada Aves?
Jawab:

Sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus,


terbentuklah rongga ataupun celah dibawah germinal disc yang
memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama, makim membesar
dan berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki ronnga ini disebut
dengan Blastula. Jenis Blastula juga bermacam-macam, tergantung
tipe telurnya tadi. Tipe Blastula yang dihasilkan pada tahap akhir
pembelahan Aves adalah Discoblastula.

Gambar 1. Discoblastic

Discoblastula atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah


blastula bentuk cakram. Pada Blastula aves, pembagian blastula
terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat dari atas, yaitu area opaca dan
area pelucida.
1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan
merupakan bagian dimana sel-selnya terpisah dari yolk di bawah.

14
2. Area pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau
kental, dan merupakan daerah yang sel-selnya berhubungan
dengan yolk dibawah.

Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini


menjadi Epiblast dan Hypoblast. Epiblast bagian blastomere yang
terletak sebelah atas atau daerah kutub animal, sedangkan Hipoblast
merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah bawah atau
daerah kutub vegetatif.
 Epiblast merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm dan notochord,
sedangkan,
 hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah
rongga blastoceol.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi
anterior embryo lapisan epiblast. Bakal ektoderm saraf berupa sabit
terletak di poeterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan
prechorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di
bagain paling bawah atau bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah
rongga hypoblast ada rongga disebut rongga archenteron.

Gambar 2. Discoblastula

15

Anda mungkin juga menyukai