terutama digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi adanya antibodi atau antigen
dalam suatu sampel. ELISA menggunakan indikator berupa enzim. Macam-macam enzim
yang bisa digunakan pada teknik ELISA diantaranya adalah Horse Radish Peroxidase (HRP),
alkaline phospatase, dan urease. Enzim pada teknik ELISA berfungsi sebagai konjugat,
selanjutnya enzim akan bereaksi substrat sehingga menghasilkan warna pada hasil reaksi
(Rantam, 2003).
Pada teknik ELISA sejumlah antigen yang tidak dikenal ditempelkan pada suatu permukaan,
selanjutnya antibodi spesifik dicucikan pada permukaan tersebut, sehingga akan berikatan
dengan antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu enzim. Pada tahap terakhir ditambahkan
substrat yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal yang dapat dideteksi. Dalam ELISA
fluoresensi, saat cahaya dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada suatu sampel
maka kompleks antigen atau antibodi akan berfluoresensi sehingga jumlah antigen pada
setidaknya satu antibodi dengan spesifitas untuk antigen tertentu (Rantam, 2003).
Macam-m,acam ELISA yang sering digunakan yaitu Double Antibodi Sandwich ELISA,
direct ELISA, indirect ELISA, dan kompetitif ELISA. Kelebihan metode ELISA
dibandingkan dengan metode yang lain adalah teknik pengerjaan yang relatif sederhana,
reagen yang digunakan cukup stabil, relatif ekonomis karena jenis antibodi yang digunakan
hanya satu saja sehingga menghemat biaya untuk membeli banyak jenis antibodi, cukup
spesifik karena antibodi monoklonal hanya akan melekat pada antigennya, hasil yang
didapatkan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi, dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan antigen walaupun kadar antigen tersebut sangat rendah, lebioh aman karena tidak
menggunakan senyawa radioaktif dan juga dapat digunakan sebagai uji diagnostik berbagai
penyakit yang disebabkan oleh virus mupun bakteri (Baker et al, 2007).
Kelemahan dari metode ELISA yaitu menggunakan antibodi monoklonal yang mahal dan
sulit dicari, dapat terjadi kesalahan deteksi (false positive) jika larutan blocking yang
digunakan tidak efektif jarena dapat menyebabkan perlekatan non-spesifik antara antigen
maupun antar antibodi, reaksi antara enzim dan substrat di dalamnya hanya terjadi dalam
waktu cukup singkat sehingga harus segera dibaca absorbansinya sesuai waktu standar yang
Prinsip
Sampel serum atau plasma yang mengandung HbsAg ditambahkan ke sumuran yang dilapisi
diinkubasi. Maka kompleks antara antibodi-HbsAg dan antibodi peroksidase akan terbentuk
pada sumuran.
Setelah plate mikrotiter dicuci untuk menghilangkan material yang tidak terikat. Kemudian
diinkubasi. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan jumlah HbsAg yang terikat
dengan Anti-HBs.
Reaksi antara enzim dan substrat yaitu antara enzim peroksidase dengan TMB dihentikan
dengan penambahan asam sulfat. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan nilai
absorbansi yang dapat dibaca pada fotometer pada panjang gelombang 450 nm dengan
panjang gelombang referensi yang dapat dipilih yaitu antara 620 sampai 690 nm.
Sampel
Reagen
a. Plate HbsAg : plate mikrotiter yang dilapisi dengan anti-HBs monoklonal tikus (1
480 tes. Konjugat poliklonal Anti-HBs HRP yang diencerkan dalam buffer dengan
c. Kontrol positif HbsAg : 1 botol 1.5 ml untuk 96 tes atau 1 botol 3 ml untuk 480 tes.
Serum manusia yang diinaktivasi positif untuk HbsAg tetapi tidak reaktif untuk anti
HCV dan anti HIV ½ diencerkan dalam buffer dengan stabilisator protein. Pengawet :
d. Kontrol negatif HB : 1 botol 2 ml untuk 96 tes atau 1 botol 3 ml untuk 480 tes. Serum
tidak reaktif untuk penanda HBV, anti-HCV dan anti HIV 1/2 diencerkan dalam
thimerosal.
e. TMB substrat solution A : 1 botol 12 ml untuk 96 tes atau 1 botol 35 ml untuk 480
organik.
f. TMB substrat solution B : 1 botol 12 ml untuk 96 tes atau 1 botol 35 ml untuk 480
g. Washing solution D (20x) : 1 botol 58 ml untuk 96 tes atau 1 botol 250 ml untuk 480
h. 2NH2SO4 : 1 botol 12 ml untuk 96 tes atau 1 botol 50 ml untuk 480 tes. Mengandung
Alat-alat
Waterbath
Plate pencuci
Cara kerja
1. Sebelum reagen dan sampel digunakan terlebih dahulu biarkan pada suhu ruang (20
kontrol atau sampel pada masing-masing sumuran pada plate mikrotiter (3 kontrol
negatif dan 2 kontrol positif). Selalu gunakan tip pipet yang bersih pada masing-
masing sampel
kontaminasi)
tertutup dengan baik. Kemudian inkubasi selama 37˚C pada inkubator atau waterbath
selama 80 menit
6. Pada akhir waktu inkubasi buka dan buang perekat dan cuci plate sesuai dengan
8. Tutup plate dengan cover berwarna hitam dan inkubasi pada suhu ruang selama 30
menit
10. Tentukan absorbansi dari kontrol dan sampel dalam 30 menit dengan menggunakan
Baker GB, Dunn S, Lajtha A, Holt A. 2007. Handbook of neurochemistry and molecular
biology.
Rantam FA. 2003. Metode Imunologi. Cetakan Pertama. Surabaya. Airlangga University
Press.