Anda di halaman 1dari 11

RESEARCH DESIGN QUALITATIVE &

QUANTITATIVE APPROACHES (Oleh John W. Creswell)


LAPORAN BUKU
RESEARCH DESIGN
QUALITATIVE & QUANTITATIVE APPROACHES
(By John W. Creswell)

Pendahuluan
Pembahasan yang berimbang antara pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif jarang
ditemukan dalam literatur-literatur metodologi penelitian. Buku yang ditulis oleh John W.
Creswell (1994) dengan judul : Research Design Qualitative & Quantitative Approaches
merupakan salah satu buku yang pembahasan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif relatif
berimbang.
Untuk lebih memahami secara mendalam perbedaan kedua model penelitian itu baik paradigma,
dan hal-hal yang berkaitan dengan metodologis lainnya, maka saya tertarik untuk melaporkannya
dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Penelitian dalam Kurikulum dan
Pengajaran ini. Tulisan ini baru terbatas pada pelaporan hasil baca dari buku aslinya secara
tunggal. Walau demikian hal ini sungguh telah menambah wawasan keilmuan terutama dalam
melihat secara tajam perbedaan kedua paradigma penelitian tersebut.
I. Topik dan Paradigma Penelitian :
Pendesainan suatu penelitian biasanya dimulai dengan pemilihan Topik atau fokus dan
Paradigma. Topik atau fokus dari suatu penelitian ilmiah merupakan konsep inti yang menjadi
perhatian sepanjang proses penelitian. Topik penelitian dapat berasal dari hasil baca, hasil
penelitian sebelumnya, hasil diskusi, atau pengalaman praktis di lapangan. Fokuskan topik
tersebut dengan menjelaskannya secara garis besar lalu pertimbangkan bahwa topik terasebut
layak untuk diteliti.
Ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan suatu topik penelitian,
yaitu :
1. Topik tersebut layak diteliti dalam hubungan dengan waktu yang tersedia, sumber dan
ketersediaan data,
2. Topik tersebut menarik perhatian baik bagi peneliti sendiri, maupun pihak lain,
3. Topik tersebut cukup layak untuk dipublikasikan melalui jurnal ilmiah,
4. Penelitian tersebut dapat memenuhi kekosongan, menghasilkan, memperluas dan
mengembangkan ide-ide baru dalam literatur ilmiah.
II. Paradigma Penelitian
Setelah topik ditentukan, maka langkah berikutnya adalah penentuan paradigma penelitian yang
akan membantu peneliti untuk memahami fenomena. Dalam suatu kegiatan penelitian terdapat
dua paradigma yaitu paradigma Kuantitatif (positivist, experimental, empirist paradigm) dan
paradigma Kualitatif (Contstructivist, naturalistic, interpretative approach).
Paradigma kualitatif dan kuantitatif masing-masing memiliki asumsi-asumsi yang berbeda
bedasarkan pendekatan yang dianut oleh kedua paradigma baik dari aspek ontologis,
epistemologi, aksiologi, retorika dan metodologi. Memahami asumsi-asumsi ini merupakan suatu
yang penting untuk memberikan arah dalam mendesain seluruh fase penelitian. Berikut ini
ditampilkan beberapa asumsi dari kedua paradigma :
ASUMSI PARADIGMA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
ASUMSI PERTANYAAN KUANTITATIF KUALITATIF
Asumsi ontologis Apa sifat realitas Realitas itu objektif dan tunggal serta memiliki jarak dengan
peneliti Realitas dipandang bersifat subjektif dan ganda oleh orang yang terlibat dalam penelitian
Asumsi Epistemologis Apa hubungan antara sipeneliti dengan yang diteliti ? Peneliti independen
atau memiliki jarak dengan yang diteliti Peneliti berinteraksi dengan yang ditiliti
Asumsi Aksiologis Apakah peranan nilai-nilai ? Bebas nilai dan tidak bias
Syarat de ngan nilai dan bias
Asumsi Retorik Apakah bahasa penelitian yang digunakan ? Formal
Berdasarkan serangkaian definisi.
Impersonal Voice.
Menggunakan kata-kata kuantitatif (hubungan, perbandingan dll) Informal.
Definisi dikembangkan selama penelitian.
Bahasa yang digunakan bersifat personal.
Menggunakan kata-kata kualitatif (memahami, menemukan, dll)
Asumsi Metodologis Bagaimana proses penelitian berlangsung ? Melalui proses deduktif.
Meneliti tentang penyebab dan pengaruh.
Desain bersifat statis
Kategori-kategori dirumuskan sebelum penelitian.
Bebas konteks.
Generalisasi diarahkan untuk membantu teori, memprediksi, memahami dan menjelaskan
fenomena.
Data dan instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Induktif proses.
Kategori berasal dari informan.
Terikat konteks.
Reliabelitas dan validitas data diverifikasi dengan trianggulasi.

SUMBER: Firestone, Guba dan Lincoln, McCracken (1987, 1988, 1988) dalam Creswell (1994)

Jenis Metode/Pendekatan
Pendekatan kuantitatif terdiri dua jenis yaitu metode ekperimen dan survey. Sedangkan
pendekatan kualitatif terdiri dari empat jenis yaitu : Etnografi, Teori Dasar, Studi Kasus dan
Studi Fenomenologis.
III. Penggunaan Literatur
Tujuan penggunaan literatur adalah : Pertama, Untuk menjelaskan kepada para pembaca
mengenai hasil-hasil penelitian orang lain yang berkenaan dengan penelitian yang dilaporkan.
Kedua, menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih besar dalam literatur tersebut
mengenai suatu topik yang memenuhi gap dan penelitian awal yang sedang berkembang. Ketiga,
dijadikan dasar dalam membangun paradigma (framework) dan sebagai acuan dalam
membandingkan hasil-hasil suatu penelitian dengan temuan-temuan lainnya.
Lieratur Dalam Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
A. Penelitian Kualitatif
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan penggunaan literatur,
yaitu :
1. Literatur yang digunakan harus sesuai dengan asumsi-asumsi metodologis penelitian kualitatif,
yaitu harus digunakan secara induktif sehingga tidak mengarahkan permasalahan-permasalahan
yang dipecahkan oleh peneliti,
2. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat eksploratif bukan penelitian kepustakaan
atau penelitian terhadap topik yang telah ditulis oleh orang lain sebelumnya,
3. Dalam penelitian yang bersifat etnografis, maka literatur mengenai konsep dan teori kritis
budaya diperkenalkan oleh peneliti diawal rencana studi, namun untuk peneliti teori dasar, studi
kasus dan studi fenomenologi maka penggunaan literatur diabaikan atau sedikit digunakan untuk
menyusun langkah penelitian.
Dengan mengacu kepada tiga hal diatas maka dapat digunakan tiga alternatif untuk meletakkan
literatur atau hasil analisis literatur dalam laporan penelitian yaitu :
1. Literatur digunakan sebagai acuan, landasan teori dalam merumuskan masalah penelitian yang
diletakkan dibagian pendahuluan hasil penelitian,
2. Literatur ditempatkan pada bab terpisah sebagai suatu reviu atau analisis literatur,
3. Literatur ditempatkan dibagian akhir hasil penelitian dan dijadikan sebagai dasar dan bahan
acuan untuk memkontraskan dan membandingkan temuan penelitian dengan literatur tersebut.

B. Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif literatur digunakan secara deduktif sebagai dasar untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian atau hipotesis. Literatur digunakan dalam
rangka memperkenalkan, menjelaskan dan membandingkan dengan temuan-temuan penelitian
sebelumnya dan ditempatkan secara terpisah dalam rencana studi kuantitatif. Jika hasil reviu
literatur secara terpisah digunakan, maka perlu dipertimbangkan apakah literatur yang akan
dijelaskan sebagai suatu ringkasan yang terintegratif, atau reviu teoretis atau reviu metodologis.
Biasanya dalam penulisan suatu disertasi dikemukakan secara integratif.
Prioritas dalam Mereviu Literatur
Dalam mereviu literatur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama dalam hubungannya
dengan jenis literatur yang akan direviu dan topik-topik yang menjadi prioritas, yaitu :
1. Mulai dengan mereviu artikel jurnal yang berhubungan dengan hasil penelitian. Mulai dari
artikel hasil penelitian terkini menuju artikel sebelumnya,
2. Lanjutkan dengan mereviu buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian, terutama
pada bagian ringkasan (summaries) literatur ilmiah,
3. Reviu juga makalah-makalah ilmiah mutakhir yang berhubungan dengan topik penelitian,
4. Abstrak dari disertasi merupakan suatu sumber penting yang menunjang sumber-sumber yang
disebutkan sebelumnya.
III. Bagian Pendahuluan
Terdapat beberapa komponen penting yang dimuat di bagian pendahuluan yaitu :
1. Latar belakang masalah,
2. Permasalahan dan isu-isu yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti,
3. Penjelasan mengenai pentingnya permasalahan tersebut diteliti,
4. Memfokuskan pernyataan tujuan pada konsep kunci yang akan dites secara kuantititaf atau
yang akan ditemukan secara kualitatif.
IV. Rumusan Tujuan Penelitian
a. Penelitian Kualitatif
Ada beberapa acuan dalam menulis rumusan tujuan khususnya dalam penelitian kualitatif, antara
lain :
1. Dalam proposal penelitian rumusan tujuan ditulis dalam bentuk masa datang (The Future
Tense), sedangkan dalam disertasi atau tesis ditulis dalam bentuk masa kini (The Present Tense)
dan masa Lampau (The Past Tense).
2. Gunakan kata-kata seperti: Menjelaskan, memahami, mengembangkan, menemukan. Untuk
menggambarkan desain yang tidak kaku karena model proses penelitian dalam desain penelitian
kualitatatif adalah induktif.
3. Hindarkan penggunaan kata-kata yang mengarahkan orientasi penelitian seperti : Sukses,
informasi, bermanfaat. Hindari juga penggunaan kata seperti : Hubungan, perbandingan dan
lainnya yang menunjukkan model kuantitatif.
4. Sebutkan secara tegas konsep inti atau fokus yang akan diteliti.
5. Kemukakan definisi umum ide atau konsep atau fokus utama tersebut. Namun definisi ini
tidak kaku dan bersifat sementara dan dapat berubah selama penelitian berlangsung berdasarkan
informasi dari para responden.
6. Kemukakan kata-kata yang menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan dalam
pengumpulan data, analisis dan proses penelitian seperti : Penelitian Etnografi, Teori Dasar,
Studi Kasus dan Fenomenologi.
7. Jelaskan unit yang akan dianalisis atau diteliti apakah individual, program, budaya, kelas,
organisasi atau peristiwa.
b. Penelitian Kuantitatif
Rumusan tujuan kuantitatif berbeda dengan rumusan tujuan penelitian kualitatif yang hanya
menampilkan hal yang berhubungan dengan asumsi-asumsi paradigma metodologis dan retoris.
Untuk menulis secara tepat rumusan tujuan penelitian kuantitatif perlu memahami variabel
penelitian secara tepat, baik variabel independen, variabel independen maupun variabel
pengganggu.
Hal-hal di bawah ini dapat dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan penelitian kualitatif :
1. Gunakan kata :Tujuan (Objective, intent, purpose) untuk mengawali paragraf seperti yang
dijelaskan pada pendekatan kualitatif.
2. Jelaskan secara umum tentang teori, model atau kerangka konseptual yang akan diuji dalam
penelitian tersebut. Penjelasan secara rinci mengenai teori dapat diraikan pada bab tersendiri.
3. Kemukakan jenis metode tertentu yang akan digunakan dalam penelitian tersebut (Metode
Survey atau eksperimen).
4. Tempatkan variabel-variabel dalam kalimat hubungan atau perbandingan dari variabel
independen ke variabel dependen.
5. Sebutkan unit yang akan dianalisis dalam penelitian tersebut seperti : subjek, populasi, sampel
dan jumlah individu yang diteliti.
6. Kemukakan definisi secara umum tiap-tiap variabel utama dan gunakan definisi yang baku.
V. Permasalahan, Tujuan dan Hipotesis
a. Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif hanya ditemukan istilah Masalah atau Permasalahan untuk menujuk
kepada sesuatu yang menjadi fokus penelitian. Dengan kata lain dalam penelitian kualitatif tidak
mengajukan hipotesis. Berikut ini ada beberapa hal penting yang dapat dijadikan acuan dalam
merumuskan permasalahan atau masalah penelitian antara lain :
1. Rumuskan satu atau dua permasalahan pokok atau umum, kemudian jabarkan ke dalam
pertanyaan penelitian atau masalah yang lebih spesifik (tidak lebih dari lima sampai tujuh
pertanyaan penelitian).
2. Format permasalahan atau pertanyaan penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif
tertentu, seperti : Etnografi, Fenomenologi, Studi Kasus, dan Teori Dasar.
3. Awali pertanyaan atau permasalahan penelitian dengan kata : Apa dan Bagaimana. Dalam
permasalah penelitian tergambar jenis penelitian yang akan dilakukan melalui kata-kata seperti :
Menemukan (untuk teori dasar), Menjelaskan atau mencari pemahaman (untuk etnografi),
Menemukan suatu proses (untuk Studi Kasus) dan Menjelaskan pengalaman (untuk penelitian
Fenomenologi).
4. Kemukakan permasalahan penelitian dengan menggunakan kata nondireksional. Dengan kata
lain permasalahan lebih bersifat menjelaskan, bukan menghubungkan variabel atau
membandingkan kelompok. Hindari kata-kata seperti : Menyebabkan, mempengaruhi,
menentukan dan menghubungkan.
5. Perkirakan bahwa permasalahan penelitian akan berkembang dan berubah selama penelitian
berlangsung sesuai dengan asumsi desain kualitatif yang tidak kaku.
6. Gunakan pertanyaan terbuka tanpa diarahkan oleh teori atau literatur, kecuali memang dituntut
oleh jenis desain kualitatif,
7. Kemukakan tempat penelitian dalam permasalahan penelitian.
b. Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif seperti juga dalam penelitian kualitatif hipotesis atau pertanyaan
penelitian merupakan gambaran yang lebih spesifik rumusan tujuan yang telah dikemukakan.
Hanya dalam penelitian survey pernyataan kembali tujuan ini berbentuk pertanyaan dan tujuan,
sedangkan dalam penelitian eksperimental berbentuk hipotesis. Ada beberapa hal yang dapat
dijadikan acuan dalam merumuskan hipotesis, pertanyaan/permasalahan penelitian dan tujuan
sebagai berikut :
1. Kembangkan hipotesis, pertanyaan dan tujuan penelitian dari teori. Dalam proses penelitian
kuantitatif yang secara metodologis bersifat deduktif, mka teori-teori yang dijadikan acuan
merupakan proposisi yang dapat diuji yang dideduksi dari teori.
2. Tempatkan variabel independen dan dependen terpisah dan ukur variabel tersebut secara
terpisah sehingga memperkuat logika sebab akibat dari penelitian kuantitatif.
3. Ketika menulis bagian ini agar tidak menggabungkan antara hipotesis, permasalahan dan
tujuan, tetapi tetap dalam satu paragraf. Suatu hipotesis menggambarkan pernyataan yang
menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Pertanyaan atau permasalahan penelitian
juga mengemukan hubungan , tetapi pernyataan tersebut dalam bentuk pertanyaan. Sedangkan
tujuan juga menggambarkan hubungan dalam bentuk pernyataan.
4. Jika hipotesis digunakan pertimbangkan bentuk-bentuk alternatif untuk menulis hipotesis dan
tentukan pilihan berdasarkan audiens untuk penelitian tersebut.
5. Terdapat beberapa jenis hipotesis yaitu : Hipotesis nul Literary, Hipotesis Alternatif Literary,
Hipotesis Nul operasional, Hipotesis alternatif operasional.

VI.Penggunaan Teori
Hipotesis, permasalahan penelitian dan tujuan perlu didasari dengan seperangkat pengetahuan
secara teoritis. Penggunaan teori menjadi penting dalam menjelaskan hipotesis, permasalahan
dan tujuan penelitian. Dalam disertasi kuantitatif sebagian dari rencana penelitian sebaiknya
dicurahkan untuk menjelaskan dan menganalisis dasar teori dari penelitian tersebut.
A.Perspektif Kuantitatif dalam Penggunaan Teori
1.Definisi Teori
Kerlinger (1979) mendefinisikan Teori adalah : Serangkaian konstruk (variabel-variabel) yang
saling berhubungan, definisi dan proposisi yang menggambarkan suatu pandangan mengenai
fenomena melalui rincian hubungan diantara variabel dengan tujuan menjelaskan fenomena
alam.
2. Bentuk teori
Hopkins (1964) menampilkan teorinya seperti rangkaian hipotesis. Teori dapat juga digambarkan
dalam bentuk model visual sebagai berikut :

X1 +
Y1
++
X2 Z1
++
_ Y2
X3

Variabel Independen Variabel Antara Variabel Dependen

Selain bentuk visual diatas ada lagi bentuk visual lain dalam bentuk bagan atau skema dan
penggunaannya tergantung sipeneliti dan disesuaikan dengan variabel yang menjadi fokus
penelitian.
3.Penempatan Teori
Penempatan teori dalam penelitian kuantitatif dapat dipilih dari ke empat kemungkinan berikut
ini :
a. Ditempatkan dibagian pendahuluan, sehingga lebih komunikatif dengan pembaca. Penempatan
seperti ini biasanya dilakukan dalam artikel-artikel ilmiah.
b. Ditempatkan pada bagian reviu leteratur dan merupakan bagian integral dari reviu literatur.
c. Ditempatkan setelah hipotesis atau permasalahan penelitian dan berfungsi sebagai penjelas
mengenai bagaimana dan kenapa variabel tertentu di dihubungkan .
d. Ditempatkan pada bab atau bagian tersendiri agar para pembaca dapat mengenali dan
memahami landasan teori dari penelitian tersebut secara lebih mendalam
4.Prosedur dalam menulis Landasan Teori
Dalam buku ini dikemukan empat hal penting yang dapat dijadikan acuan dalam menulis
landasan teori (Perspektif Teoretis) yaitu :
a. Pelajari dan jadikan acuan literatur yang mendasari suatu teori dalam disiplin tersebut. Jika
yang dianalisis adalah individu, maka lihat literatur yang berhubungan dengan psikologi. Jika
kelompok atau organisasi, lihat literatur sosiologi. Jika individu dan kelompok, lihat literatur
psikologi sosial. Disamping literatur yang dekat dengan permasalahan juga didukung oleh
literatur-literatur dari disiplin ilmu lain yang bermanfaat.
b. Pelajari juga penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan erat dengan topik yang akan
diteliti (Teori apa yang digunakan oleh peneliti lain, dll).
c. Masukkan dalam pembahasan teori kuantitatif mengenai teori yang akan digunakan, proposisi
pokok teori, informasi mengenai penggunaan teori terdahulu dan aplikasinya serta pernyataan
yang merefleksikan bagaimana teori tersebut dihubungkan dengan penelitian tersebut.
B.Perspektif Kualitatif dalam Penggunaan Teori
Dalam penelitian kualitatatif penggunaan teori agak kurang tegas dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif. Penggunaan istilah teori menjadi beragam sesuai dengan jenis penelitian
yang dilakukan. Dalam penelitian teori dasar maka teori merupakan produk dari penelitian.
Dalam penelitian etnografi teori digunakan sebagai informasi awal yang berguna bagi proses
penelitian. Pada penelitian studi kasus teori berfungsi sebagai suatu penjelasan atau pola
pemikiran yang berkembang selama penelitian berlangsung atau di lapangan. Teori dalam
penelitian kualitati mengandung konsep-konsep dan hubungan-hubungan yang menyatu tetapi
tidak menuntut pernyataan sebab akibat.
1.Penggunaan dan Penempatan Teori
a. Dalam penelitian kuliatatif penggunaan teori bukan untuk diuji atau diverifikasi. Teori
digunakan dalam proses penelitian sebagai dasar perbandingan dengan teori lain, sebagai dasar
pertimbangan dalam kegiatan peneltian.
b. Buatlah kerangka konseptual yang menjelaskan dimensi-dimensi pokok yang akan diteliti,
seperti faktor-faktor utama, variavel dan hubungan antara variabel. Kerangka teoritis/konseptual
tersebut dapat dalam bentuk grafik, bagan atau naratif. Ada beberapa acuan yang patut
dipertimbangkan dalam menyusun suatu kerangka konseptual seperti yang dikemukakan oleh
Miles dan Hubermen (1984) sebagai berikut :
 Kerangka Konseptual akan lebih baik dibuat dalam bentuk grafik daripada bentuk naratif,
 Dalam studi kasus di banyak tempat anggota tim dapat menciptakan kerangka kerja sendiri
dan kerangka kerja ini dapat dibandingkan.
 Kembangkan kerangka kerja yang sederhana tanpa panah-panah yang mengarah kesemua
arah.
 Ketika melakukan analisis data, maka kembangkan kerangka kerja yang sudah dibuat,
kemudian tambahkan teori dan penelitian empiris ke dalam kerangka kerja tersebut.
VII.Definisi, Pembatasan dan Signifikansi
A.Pendefinisian Istilah
Mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan dalam suatu pelitian merupakan suatu yang
penting. Tujuan pendefinisian istilah (Definisi operasional) untuk memudahkan para pembaca
memahami kata-kata yang digunakan atau makna yang tidak lazim. Hal yang perlu didefinisikan
antara lain variabel utama dan konsep-konsep.
Ada beberapa acuan dalam hubungannya dengan definisi istilah atau definisi operasional :
1. Definisikan istilah-istilah yang sulit dipahami terutama oleh orang di luar bidang kajian
tersebut,
2. Definisikan istilah-istilah yang baru dan tidak lazim digunakan agar para pembaca dapat
memahami dengan mudah,
3. Definisikan istilah-istilah yang digunakan dalam semua bagian rencana penelitian seperti :
Judul, rumusan masalah, rumusan tujuan, hipotesis, pertanyaan dan tujuan, hasil reviu literatur,
landasan teori dan metodologi.
4. Dalam penelitian kualitatif istilah didefinisikan secara tentatif. Dalam penelitian kualitatatif
definisi istilah tidak ditampilkan pada bagian tersendiri secara khusus, tetapi dikemukakan secara
tentatif dan digunakan ketika akan turun ke lapangan dan selama pengumpulan data
5. Dalam penelitian kuantitatif yang beranjak dari pendekatan deduktif menggunakan definisi
diawal rencana penelitian dan menempatkannya pada bagian terpisah atau secara tersendiri dan
detail.
6. Definisi dapat ditulis dalam suatu abstrak atau tingkat operasional. Definisi operasional ditulis
dalam bahasa yang spesifik dan detail sedangkan abstrak dalam bahasa yang umum.
7. Dalam menulis suatu definisi gunakan referensi yang diakui untuk mendefinisikannya.

B. Pembatasan masalah
Hal lain yang menjadi parameter dalam suatu penelitian baik penelitian kuantitatif maupun
kualitatif adalah pembatasan (Delimitations) dan keterbatasanb (Limitations).
Pembatasan (delimitations) berhubungan dengan luasnya cakupan (scope) masalah yang akan
diteliti, baik dari segi tempat, masalah, partisipan dan topiknya. Sedangkan Keterbatasan
(Limitations) berhubungan dengan penjelasan mengenai kelemahan dan kekurang yang terjadi
dalam penelitian.
C. Signifikansi Penelitian
Signikansi dari suatu penelitian biasanya ditempatkan pada bagian tertentu dari tulisan ilmiah.
Signifikansi penelitian dikemukakan untuk para peneliti, praktisi, pembuat kebijakan dan
lainnya. Ada beberapa acuan yang perlu dipertimbangkan dalam menulis signifikansi suatu
penelitian yaitu :
1. Kemukakan beberapa alasan kenapa hasil penelitian tersebut akan memiliki makna secara
ilmiah dan dapat menambah khazanah literatur di bidang tersebut,
2. Ajukan beberapa alasan bagaimana hasil penelitian itu dapat memperbaiki praktek di bidang
yang diteliti,
3. Ajukan beberapa alasan kenapa penelitian tersebut akan memperbaiki kebijakan.

VIII. Metode Kuantitatif


Pada bagian ini dikekmukakan beberapa langkah penting dalam mendesain metode untuk
penelitian kuantitatif terutama metode Survey dan metode Eksperimen.
Secara definitif Survey merupakan suatu metode penelitian yang menyediakan gambaran
angka/kuantitas dari beberapa fraksi dari suatu populasi-sampel- melalui proses pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat. Dari hasil pengumpulana data ini
peneliti dapat mengeneralisasi temuan penelitian dari suatu sampel ke populasi.
Dan metode eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk menguji hubungan sebab akibat di
mana peneliti menetapkan subjek ke dalam kelompok. Kemudian peneliti memanipulasi satu
atau lebih variabel independen untuk menentukan apakah perlakuan tersebut berpengaruh pada
variabel dependen.
A. Komponen-Komponen Desain Metode Survey
Ada beberapa hal yang dibahas pada bagian desain survey antara lain :
1. Pembahasan mengenai tujuan survey dan rasional untuk memilihnya sebagai suatu desain
dalam penelitian yang diusulkan.
2. Jelaskan populasi penelitian tersebut (jumlah popolasi dan responden).
3. Pejelasan mengenai teknik pengambilan sampel.
4. Mengidentifikasi bagaimana indivudu-individu akan diseleksi.
5. Jelaskan mengenai apakah populasi yang dipilih secara random itu akan distratifikasi sehingga
karakteristik khusus ditampilkan dalam sampel dan sampel trsebut merefleksikan karakteristik-
karakteristik yang sesungguhnya.
6. Identifikasi karakteristik yang digunakan dalam strattifikasi populasi yang dipilih secara
random
7. Jelskan prosedur untuk memilih sampel random dari daftar sampling.
8. Jelaskan jumlah orang dalam sampel dan bagaimana julah tersebut ditentukan.
9. Identifikasi instrumen suvey yang akan digunakan
10. Jika orang merencanakan untuk menggunakan instrumen yang sudah ada, maka jelaskan
validitas dan reliabilitas item dan skala mengenai instrumen tersebut.
11. Masukkan item sampel sehimngga pembaca dapat melihat item-item aktual yang digunakan
12. Jelaskan bagian-bagian isi pokok dalam insrumen tersebut
13. Dalam kasus survey yang diposkan, maka identifikasi langkah-langkah yang akan diambil
dalam mengelola dan menindaklanjuti survey tersebut untuk memperoleh tingkat respon yang
tinggi
14. Buatlah suatu tabel yang memuat unsur variabel, pertanyaan penelitian dan item yang akan
disurvey
15. Analisis data penelitian dengan jalan :
a. Jelaskan bahwa informasi yang akan di laporkan mengani jumlah hasil dan yang bukan hasil
survey.
b. Bahas metode yang akan digunakan untuk merespons bias yang akan ditentukan.
c. Laporkan analisis deskriptif semua independen dan dependen variabel dalam penelitian yang
akan dilakukan
d. Bahas bagaimana item survey akan dikombinasikan ke dalam skala mengenai dimensi
dependen dan independen dengan menggunakan analisis faktor.
e. Identifikasi statistik yang akan digunakan untuk membandingkan kelompok atau
menghubungkan variabel dan menjawab pertanyaan riset.
B. Komponen-Komponen Metode Eksperimen :
1.Subjek.
Pada bagian ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain :
a. Jelaskan subjek yang akan dipilih secara random.
b. Jelaskan juga apakah subjek-subjek yang akan ditentukan secara random untuk kelompok
dalam eksperimen.
c. Jelaskan apakah subjek yang akan dihubungkan dan ditentukan secara random untuk
kelompok-kelompok perlakuan (Treatment).
d. Jelaskan mengenai jumlah subjek dalam tiap-tiap kelompok dan prosedur untuk menentukan
jumlah tiap-tiap kelompok.

2. Variabel
a. Identifikasi variabel independen dan faktor-faktor dalam suatu eksperimen.
b. Identifikasi dependen variabel yang alan digunakan dalam penelitisn tersebut.
3. Instrumen dan Materi
a. Jelaskan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tersebut terutama mengenai
reliabilitas dan validitas instrumen.
b. Bahas secara keseluruhan materi yang akan digunakan untuk menciptakan kondisi perlakuan
4. Desain Eksperimen
Hal-hal yang penting dalam hubungannya dengan desain eksperimen antara lain :
a. Jenis Desain yang akan digunakan (Pre Eksperimen, Quasi Eksperimen, Subjek Tunggal atau
Eksperimen Murni)
b. Jelaskan mengenai desain eksperimen dalam hubungannya dengan penggunaan variabel-
veriabel independen.
c. Sediakan suatu diagram untuk menggambarkan desain reset tertentu yang akan digunakan
d. Jelaskan tentang prosedur yang akan digunakan dalam eksperimen

5.Analisis Statistika
a. Jelaskan statistik deskriptif untuk mengobservasi dan mengukur pada tahap-tahap pre tes dan
pos tes desain eksperimen (Mean, Standar Deviasi, Rank)
b. Jelaskan Inferensial Statistik yang akan digunakan untuk menguji hiopotesis dalam penelitian
tersebut.
IX. Prosedur Kualitatif
A. Asumsi-Asumsi Desain Kualitatif
1. Para peneliti kualitatif perhatian pada proses daripada produk,
2. Peneliti kualitatatif tertarik pada makna, bagaimana orang memberikan arti hidup mereka,
pengalaman dan struktur dunia mereka
3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama untuk pengumpulan dan analisis data
4. Penelitian kualitatif merupakan penelitian lapangan yang menuntut peneliti secara fisik pergi
ke masyarakat, lingkungan dan lembaga untuk mencatat tingkah laku dalam lingkungan alamiah.
5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif oleh karena itu peneliti tertarik pada proses, makna dan
pemehaman yang diperoleh melalui kata-kata dan gambar atau benda lainnya.
6. Proses penelitian kualitatif adalah induktif dalam pada itu peneliti membangun abstrak,
konsep, hipotesis dan teori dari detail.

B. Jenis Desain
1. Dalam desain penelitian jelaskan mengenai jenis desain kualitatif seperti pendekatan untuk
mengmpulkan data, analisis dan bentuk laporan tertulis yang akan digunakan,
2. Penjelasan mengenai karakteristik desain
3. Penjelasan mengenai peran peneliti dalam proses penelitian
4. Penjelasan prosedur pengumpulan data melalui observasi, interviu, dokumen dan materi visual
atau teknik lainya.
5. Penjelasan pendekatan yang digunakan dalam pencatatan data
6. Penjelasan mengenai prosedur analisis data
7. Mengemukakan langkah-langkah verifikasi data
X. Kombinasi Desain Kualitatif dan Kuantitatif
Pada bagian ini dikemukakan suatu desain studi yang menggabungkan paradigma kualitatif dan
kuantitatif dalam suatu penelitian tunggal. Uraian secara garis besar mengenai literatur yanhg
mengemukakan penggabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam buku ini dikemukakan
tiga model yang menawarkan prototipe yang bermanfaat untuk menggabungkan desain dan
menyarankan pendekatan untuk menulis pendahuluan, literatur dan teori, rumusan tujuan dan
pertanyaan/hipotesis penelitian serta metode yang menggunakan masing-masing model.
Dalam hubungannya dengan penggabungan metode Campbell dan fisk (1959) berusaha untuk
menggabungkan lebih dari satu metode untuk mengukur suatu sifat psikologis untuk menjamin
bahwa variansi direfleksikan dalam sifat-sifat bukan dalam metode tersebut. Denzin (1978)
menggunakan term Trianggulasi , suatu term yang dipinjam dari navigasi dan strategi militer
untuk membantah kombinasi metodologis dalam studi terhadap fenomena yang sama. Konsep
trianggulasi berdasarkan pada asumsi bahwa beberapa bias ada dalam sumber data tertentu,
investigator dan metode yang akan dinetralisasikan ketika digunakan dalam hubungannya
dengan sumber data lain, investigator dan metode. Dan banyak lagi usaha untuk menggabungkan
kedua pendekatan yang telah dilakukan.
Penulis buku ini mengemukakan tiga model kombinasi desain yang ditemukannya dalam
literatur yaitu :
1. Menguntungkan bagi seorang peneliti untuk mengkombinasikan metode-metode agar
memahami secara lebih baik suatu konsep yang diuji atau diteliti
2. Mempertimbangkan integrasi paradigma-paradigma pada beberapa fase proses penelitian
3. Menggunakan dua fase desain yaitu desain dominan dan kurang dominan atau desain
metodologi campuran untuk mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam satu
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai