“ASI perah adalah pilihan terbaik saat bayi tidak bersama ibu”
CARA MEMERAH ASI – Sengaja pembahasan ini saya jadikan satu karena ini adalah 3
tahapan yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, mulai dari memerah, menyimpan
sampai memberikan ASI Perah untuk bayi.
Jika takut memerah asi karena takut payudara jelek (kendur), maaf saya nggak bahas
disini.. hehehe
Tapi untuk para ibu yang masih ragu terkait menyusui hanya dg dipompa coba baca
dulu studi kasus tentang apa ASI akan berhenti bila hanya dipompa biar lebih yakin &
semangat menyusui.
Pemerahan cukup dilakukan dengan tangan, namun cuci tangan terlebih dahulu dengan
benar
Gelas penampung
Botol penyimpan: botol kaca, botol plastik PP, plastik ASI
Label dan spidol
Kulkas / termos es + blue ice
botol penyimpan
asi: botol kaca
1. Letakkan ibu jari 3 cm diatas puting dan jari telunjuk, dan jari tengah di 3 cm dibawah
areola, membentuk huruf C
2. Dorong payudara kearah dada tanpa mengubah posisi jari
3. Lalukan dengan gerakan ke depan memijat jaringan dibawah areola sehingga memerah
ASI dalam saluran ASI. Lakukan gerakan ini sampai pancaran ASI berkurang.
memerah asi dengan tangan
Catatan:
– Hindari memeras puting, karena dapat menymbat saluran payudara
– Jangan menarik puting, karena dapat menyebabkan lecet
Sesekali bunda bisa mencoba teknik LDR untuk meningkatkan hasil ASI perah, cara ini
relatif efektif dan mudah dilakukan. Teknik LDR sangat cocok bagi Anda terutama yang
sering merasa payudara penuh tapi ketika di perah cuma dapat sedikit.
Dengan banyaknya ibu yang beraktifitas di luar rumah/ ibu bekerja maka menjadi
penting untuk menyimpan asi perah dirumah.
Beberapa ibu takut salah dalam menyimpan asi perah karena ditakutkan si kecil
meminum ASI yang sudah tidak dapat di konsumsi (baca: ASI basi).
Pastikan bunda mengikuti panduan berikut ketika akan menyimpan asi peran.
Kalau bisa pilihlah botol kaca karena bisa digunakan beberapa kali dan mudah untuk di
sterilkan.
Sebelum di gunakan, lakukan sterilisasi dengan merebus botol dalam air panas antara 5-
10 menit, atau direndam dengan air dingin sekitar 30 menit, bisa juga dg alat khusus
sterilisasi elektrik.
Jangan lupa mejaga ke kebersihan tangan saat memerah atau menyimpan ASI dalam
kemasan. Cuci tangan sebelum memerah ASI.
Untuk ASI perah yang akan dibebukan, sebaiknya jangan di isi penuh, Isi botol
penyimpanan maksimal ¾ botol karena ASI perah cenderung mengembang dalam
keadaan membeku dan jangan lupa tutup botol dengan rapat.
Jika Bunda memakai kemasan plastik penyimpan ASI perah, maka letakan plastik di
kontainer atau kota kemasan lain baru setelah itu di masukkan ke lemari pendingin. Hal
ini untuk mencegah kebocoran atau kerusakan plastik.
Berikan label berisi tanggal ASI diperah pada botol atau plastik kemasan. Dahulukan ASI
dalam kemasan yang lebih lama.
label ASIP: nama, tanggal dan jam memerah ASI
Untuk penyimpanan di sesuaikan dengan kapan ASI akan digunakan. ASI yang akan
digunakan beberapa har kemudian bisa dimasukan ke lemari pendingn yang tidak
membuatnya beku.
Untuk ASI perah bisa disimpan untuk beberapa jam saja, hingga beberapa bulan
tergantung dari suhu penempatan.
Untuk lebih detailnya silahkan baca tabel daya tahan ASI perah dibawah ini sebagai
pedoman dalam penyimpanan ASIP. Jika akan dibekukan, masukkan dulu ke dalam
kulkas selama 30 menit, baru dimasukkan ke freezer.
Daya Tahan ASI Perah untuk Bayi Cukup Bulan dan Sehat*
Ini adalah perkiraan lama waktu penyimpanan ASI tanpa membuatnya menjadi rusak
atau basi.
ASI yang
ASI beku yang Sisa
Penyimpanan ASI Segar sudah
sudah dicairkan Minum
dihangatkan
3-4 jam
(optimal)
Suhu ruangan 1 jam
(16° C – 29° C) 6-8 jam (jika segera masih
4 jam
kondisi diminumkan sisa,
sangat buang
bersih)
Cooler Bag + Es
Batu/ Ice Pack 24 jam tidak disarankan tidak disarankan buang
(4° C – 15° C)
3 hari
(optimal)
8 hari (jika 24 jam, lebih dari
Lemari es kondisi itu tidak diketahui 4 jam buang
(0° C – 4° C) sangat keamananya
bersih)
Lemari ES 1
tidak boleh tidak boleh
pintu 2 minggu buang
dibekukan dibekukan
(-15° C)
3 bulan
(optimal
Lemari ES 2
tidak boleh tidak boleh
pintu 6 bulan buang
dibekukan dibekukan
(-18° C) (dapat
diterima)
6 bulan
(optimal)
12 bulan tidak boleh tidak boleh
Freezer tunggal buang
(dapat dibekukan dibekukan
diterima)
1. ASI perah dengan jadwal memerah yang berbeda dapat digabungkan dengan syarat:
jarak waktu memerah maksimal 24 jam. dinginkan hasil perahan minimal 1 jam dalam
lemari es (bukan freezer) sebelum digabungkan
2. Jangan menggabungkan ASI hangat atau baru perah dengan ASI yang sudah dingin
atau beku
3. Jika terjadi mati listrik, tambahkan es batu sebanyak mungkin ke dalam freezer. Sesama
botol ASI juga akan saling mendinginkan. Biarkan pintu freezer terttup selama mungkin.
ASI yang mencair jika masih ada inti bekunya masih bisa dibekukan kembali. Jika
mencair sama sekali masih dapat digunakan sampai 24 jam setelah mencair seluruhnya.
Proses pembekuan ASI perah besar kemungkinan akan menghilangkan beberapa zat
yang penting untuk menghalau infeksi pada bayi. semakin lama ASI di dinginan atau di
bekukan makan dapat menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI.
Tapi tenang, ASI perah yang sudah dibekukan nilai gizinya tetap jauh lebih baik
dibandingkan dengan susu formula.
Hal ini penting diterapkan guna mempertahankan nutrisi dan antibodi yang terkandung
dalam ASI beku. Cara yang benar dalam mencairkan ASI beku, yaitu:
Jika bunda sudah banyak menyimpan ASI dalam pendingin, pilih ASI yang sudah lama
berada di dalam pendingin untuk dipakai terlebih dahulu.
Pada tahap awal kita sudah menandai ASI dengan label berisi tanggal diperah. Hal ini
sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out), di mana bunda harus mengeluarkan atau
memakai ASI yang dimasukkan lebih dulu.
Untuk ASI yang telah beku, cairkan dengan memindahkannya ke kulkas semalam
(sekitar 12 jam) sebelum diberikan, atau mencairkannya dengan merendamnya di air
hangat.
Hangatkan ASI dengan menempatkan wadah pada air hangat yang mengalir atau
rendam dalam mangkuk berisi air hangat dengan suhu tidak lebih dari 40° C.
Goyangkan botol dengan ringan agar ASI bercampur (homogen).
Suhu maksimal untuk memanaskan ASI adalah hanya sebesar 40°C, yang bagi kita tidak
terlalu hangat. Jika ASI dipanaskan dengan suhu di atas 40°C, maka nutrisi dan antibodi
yang ada di dalamnya bisa mulai menurun.
Suhu yang sangat panas dapat menghilangkan nutrisi dan merusak antibodi yang
terkandung dalam susu, sehingga menjadi percuma jika ASI diberikan untuk bayi.
Jadi, jangan mencairkan ASI dalam air panas, dengan microwave atau langsung di atas
api/ kompor. Juga, jangan sesekali merebus ASI yang beku.
Memanaskan ASI dengan air sangat panas atau dalam microwave juga dapat
menciptakan hot spot atau bagian panas dalam ASI, sehingga mulut bayi bisa terbakar.
4. Kocok ASI yang sudah mencair dengan perlahan
Setelah ASI cair, mungkin bunda akan melihat dua lapisan susu, yaitu lapisan lemak
yang ada di atas dan lapisan cairan yang ada di bawahnya. Ini adalah hal yang normal
terjadi.
Untuk menggabungkan kedua lapisan tersebut, bunda perlu mengaduk susu atau
mengocok botol susu bayi sebelum memberikannya pada bayi. Kocok dengan lembut,
jangan mengocoknya terlalu kuat.
ASI yang sudah dihangatkan hanya untuk 1x minum, tidak boleh di simpan kembali.
Jangan membekukan lagi ASI yang sudah dicairkan, karena itu baiknya ibu menyimpan
ASI dalam wadah terpisan untuk porsi sekali minum (60 s/d 125 ml).
ASI beku yang sudah dicairkan dapat bertahan sampai 24 jam di dalam kulkas dan
hanya bertahan sampai 4 jam dalam suhu ruang. Jika ASI beku sudah cair tapi tidak jadi
terpakai segera buang.
ASI yang sudah diberikan pada bayi dan tidak habis hanya dapat bertahan sampai 1-2
jam. Jika bayi tidak segera menghabiskannya, maka segera buang.
Jika bunda bingung atau lupa, gunakan tabel daya tahan ASI perah sebagai panduan.
Dilapangan masih banyak kejadian si Ibu merasa bahwa hasil pompa kurang, si kecil
masih lapar. Biasanya alternatif yang di tempuh adalah dengan diberi ASI juga diberi
Sufor.
Jika saat ini bunda masih melakukan hal tersebut baiknya bunda baca dulu artikel
tentang bolehkah mengombinasi ASI dengan susu formula? supaya bisa lebih berhati-
hati, minimal buat jaga-jaga.
Kembali lagi ke topik utama tentang cara pemberian ASI perah, sebagian besar pasti
berfikir “ya dikasih pakai dot” padahal memberikan ASI perah melalui media dot itu
kurang baik.
Yang jadi pertanyaan besar, memang apa manfaatnya memberikan ASIP melalui media
selain botol dan dot
1. Bayi terhindar dari bingung puting
Bingung puting adalah keadaan dimana bayi memilih untuk menggunakan botol dan
dot karena cara kerja meminum ASI dari botol dan dot dan payudara berbeda. Melalui
botol dan dot bayi tidak harus suckling melainkan hanya sucking.
Minum ASI dengan botol dan dot bayi hanya menyedot dan ASIP sudah keluar dengan
derasnya. Sedangkan pada payudara bayi harus menggunakan lidahnya untuk
merangsang keluarnya ASI, butuh usaha lebih.
Jika diteruskan bayi jadi males minum ASI melalui payudara karena ASI lebih mudah
didapatkan melalui botol dan dot dari pada melalui payudara, itulah sebabnya mulut
bayi baru di tempel puting dia sudah meronta tidak mau/ nangis karena ASI tidak
keluar-keluar, ini biasa disebut ‘bayi bingung puting’.
Bayi mendapatkan kepuasan oral hanya dari puting payudara ibunya tidak dari puting
botol dan dot. Ketika ibu pulang dari bepergian atau bekerja, bayi akan bersemangat
untuk menyusu langsung ke payudara ibunya.
Ini sangat bermanfaat karena bonding dengan ibu tetap terjalin kuat meskipun ibu tidak
bisa selalu berada bersama bayi. Selain itu dengan menyusui langsung saat dirumah
juga membuat produksi asi jadi lancar.
3. Penggunaan botol dan dot meningkatkan resiko infeksi telinga pada bayi
Menyapih anak dari botol dan dot lebih sulit dibanding menyapih dari payudara.
Sedangkan bayi yang tidak menggunakan botol dan dot kita tidak usah memikirkan
bagaimana menyapih dari gelas kan? Karena seumur hidup kita minum pake gelas.
minum asi perah pakai cup feeder, jangan pakai botol/dot
Untuk memberikan ASI perah pada bayi bisa dengan menggunakan cangkir/ gelas kecil,
sendok bayi, pipet atau ‘semprit’ (tabung suntik ukuran 25cc). Hindari penggunaan
botol dan dot.
Penting
Jangan tunggu bayi menangis atau terlalu lapar, khusus saat ‘latihan’ atau bayi belum
mahir
Lakukan ‘latihan’ secara bertahap dan dari jauh-jauh hari, pengasuh tidak merasa
terdesak
Mulai latihan dengan satu sesi minum ASIP (ASI Perah) lanjutkan dua sesi, tiga sesi, dst
Sediakan berbagai alternatif media agar pengasuh dan bayi dapat memilih yang paling
nyaman
Saat ‘latihan’ ibu sebaiknya tidak berada dekat bayi
Terakhir, kadang kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi hasil memerah asi
kurang maksimal, hanya dapat sedikit. Jika ini hal terjadi untuk membantu
supaya ASI keluar lebih banyak bunda bisa minum teh pelancar asi Mama Asix.
Peran teh Mama Asix disini adalah membantu supaya proses produksi ASI menjadi lebih
cepat dan lebih banyak karena kandungn (komposisi) didalamnya yang mampu
mempengaruhi kondisi hormon prolaktin (hormon yg memproduksi asi) untuk lebih
banyak dan cepat dalam memproduksi asi.
Informasi lengkap teh Mama Asix silahkan klik disini
Semoga sharing cara memerah ASI ini bermanfaat dan bunda bisa lancar
terus menyusui sampai si kecil berusia dua tahun. Aamiin