Anda di halaman 1dari 3

Brandon : fadlan

Tommy : Reja

Ivan : aul

Anna : dewi

Elsa : ica

Helen : milah

DIALOG

Brandon : Pesen yang banyak deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian harus makan sampe
kenyang.

Tommy : Baru gajian ya? Kok royal banget sih?

Brandon : Bawel ah! Mau ditraktir nggak nih?

Anna : Ya jelas mau lah! Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.

Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit dari toilet
untuk menerima telepon.

Ivan : Iya kenapa sih, Sa? Dompetmu hilang?

Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tesebut.

Elsa : Mamaku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut. Semua rumah, mobil dan tabungan di
bank ludes. (Terisak pelan) kami harus pindah ke tempat tinggal yang lebih kumuh. Parahnya lagi
semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan sekarang dia menjadi buronan polisi
(Menangis)

Anna : Kamu jatuh miskin sekarang, Sa?


Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada Elsa
yang sedang menangis.

Elsa : Aku sudah nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan sama aku? Kita
kan bersahabat sejak lima tahun lalu.

Tommy : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu, Sa.

Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka dengan tatapan
yang sangat sedih.

Elsa : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kalian menempakku begitu
saja!

Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya. Kemudian ia
meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.

Ivan : Gila si Elsa, masa kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia udah melarat. Aku jadi
nggak nafsu makan.

Helen yang baru saja datang menghampiri mereka dan melihat elsa pergi jadi kebingungan.

Helen : eh kalian baru aja ngapain elsa ? Kok dia pergi?

Anna : yah pikir aja deh len, siapa sih yang mau temenan sama orang yang udah gapunya duit

Helen : tapi kalian gaboleh gitu dong, masa pertemenan kita selama 5 tahun ini hilang gitu aja karna
temen kita jatuh miskin

Brandon : len len uang tuh gaada saudaranya.

Sementara Elsa pergi, helen mengejar elsa.

Helen : sa, kamu yang sabar ya. Aku tau masalah kamu ga gampang. Kalo mereka ga mau temenan
sama kamu, masih ada aku kok.
Elsa : makasih ya helen

Helen : keluargaku siap sedia bantu kamu kalo kamu butuh apa-apa kok.

2 tahun kemudian

Brandon menghampiri seseorang perempuan yang sedang berdiri di balik meja kantor tempat
dimana ia akan wawancara kerja yang berlokasi di pusat kota.

Brandon : hah? Elsa?

Elsa : brandon ya? Sudah lama ya kita ga ketemu. Apa kabar kamu?

Brandon : sa, aku mohon maaf sebesar-besarnya soal waktu itu.

Elsa : Tidak perlu minta maaf terus menerus brandon. Sejak saat itu aku sadar kok kalo uang itu
bukan segalanya dan aku tidak bisa menyerah sama keadaan. Aku sangat mengerti karena sejak kecil
ia hidup dengan bergelimang harta. Tapi kita harus tau jika harta itu hanya sesaat dan bukan milik
kita tapi orang tua kita.

Brandon takjub akan kebesaran hati Elsa dan semenjak itu mereka bertekad untuk lebih menghargai
orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.

Anda mungkin juga menyukai