Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam melakukan analisis data, ada kalanya kita menganalisis kasus dengan
kriteria tertentu sebagai suatu kelompok data. Cara mengelompokkan data SPSS
dapat dilakukan dengan melakukan Split File. Sehingga hasil analisis yang
ditampilkan berdasarkan kelompoknya. Misalnya analisis deskriptif dibedakan
berdasarkan jenis kelamin. Hal ini berguna untuk melakukan perbandingan
statistika berdasarkan kriteria tertentu.
Perintah Split File adalah perintah yang digunakan untuk melakukan “split” atau
mengelompokkan data. Split File dapat diakses melalui menu Data > Split File…
SPSS TIKIM
Anda dapat merubah konfigurasi Spilt File dengan memilih salah satu dari
opsi berikut
SPSS TIKIM
4. Klik OK
Data yang telah dikelompokkan, ditandai oleh output yang berisi pesan
berikut
SPSS TIKIM
Contoh: Analisis deskriptif nilai ujian_1 dan ujian_2 kelas malam dan pagi.
2. Memilih Variabel
SPSS TIKIM
SPSS
Central tendency atau tendensi sentral adalah salah satu aspek yang paling penting
untuk menggambarkan distribusi data yang biasa disebut ukuran pemusatan data.
Tendensi sentral terdiri dari sum, mean, median, dan modus untuk
menggambarkan ukuran pemusatan data. Berikut tutorial terkait central tendency
yaitu mencari sum mean median modus pada SPSS.
Misalkan dihitung ukuran pemusatan data dari nilai ujian statistika dasar 10
mahasiswa yaitu 78 78 87 77 88 67 84 74 70 81. Berikut langkah-langkah
menghitung ukuran pemusatan data tersebut,
Setelah langkah di atas dilakukan, maka hasil analisis akan muncul pada jendela
output. Berikut ilustrasinya,
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Secara fundamental, data yang berdistribusi normal dapat
diketahui melalui bentuk histogram seperti lonceng. Terdapat banyak uji normalitas
untuk mengetahui distribusi data. Berikut cara uji normalitas SPSS
Uji Normalitas Shapiro Wilk adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebaran data acak suatu sampel kecil. Dalam 2 seminar paper yang dilakukan
Shapiro, Wilk tahun 1958 dan Shapiro, Wilk, Chen 1968 digunakan simulasi data
yang tidak lebih dari 50 sampel. Sehingga disarankan untuk menggunakan uji
shapiro wilk untuk sampel data kurang dari 50 sampel (N<50). Dalam pengujian,
suatu data dikatakan berdisitribusi normal apabila nilai signifikansi >0.05 (sig.
>0.05).
Diketahui pada Data View berikut (menggunakan tampilan value labels) berisi
data nilai ujian matematika dari 20 siswa suatu kelas.
3. Klik Plots.. pada jendela Explore dan centang Normality plot with tests
Nilai signifikansi (p) pada uji kolmogorov-smirnov adalah 0.2 ( p > 0.05), sehingga
berdasarkan uji normalitas kolomogorov-smirnov data berdistribusi normal.
Nilai signifikansi (p) pada uji shapiro-wilk adalah 0.853 ( p > 0.05), sehingga
berdasarkan uji normalitas shapiro-wilk data berdistribusi normal.
Histogram Data
SPSS TIKIM
Q-Q Plot baik digunakan dengan data N≥20 untuk melihat keragaman sebaran data
univariat (1 variabel).
Dari perhitungan korelasi didapat nilai koefisien korelasi setiap item yang
menunjukkan bagaimana derajat validitas item tersebut. Kemudian untuk
menentukan kelayakan item dalam kuesioner dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi. Menurut Azwar (1986), item dikatakan valid saat nilai signifikansi lebih
dari 0.05 (>0.05) yang kemudian disesuaikan dengan r tabel menurut jumlah
responden (N).
Terdapat banyak metode uji validitas kuesioner. Pada artikel ini dijelaskan metode
uji validitas yang paling populer yaitu metode Bivariate Pearson. Metode ini juga
disebut metode Korelasi Produk Momen Pearson.
SPSS TIKIM
Klik OK
Pada jendela Bivariate Correlate pilih item yang dianalisis dengan memindahkannya
ke kolom kanan. Untuk mempercepat pemilihan, dapat digunakan ctrl+shift.
SPSS TIKIM
Klik OK
Uji Levene merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir sama
dengan uji Bartlett. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa data
yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus
kontinue.
Nilai signifikansi (p) > 0.05 menunjukkan kelompok data berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)
Nilai signifikansi (p) < 0.05 menunjukkan masing-masing kelompok data
berasal dari populasi dengan varians yang berbeda (tidak homogen)
Pada artikel ini dijelaskan cara melakukan uji homogenitas berdasarkan penelitian
yang dilakukan “I Kadek Gunawan” dari IKIP PGRI Bali terkait “Peningkatan
Kekuatan Otot Kelompok Kontrol Tanpa Pelatihan dan Kelompok Perlakuan
dengan Pelatihan Angkat Dumbell”
SPSS TIKIM
Data berisi 3 variabel yaitu Nama (Nominal String), Tes_awal (Scale Numerik), dan
Tes_akhir (Scale Numerik) yang terdiri dari 15 sampel kontrol dan 15 sampel
perlakuan. Dilakukan uji homogenitas pada data Tes_awal dan Tes_akhir untuk
memastikan data kedua kelompok berasal dari populasi yang sama.
5. Klik OK