Anda di halaman 1dari 33

SPSS TIKIM

1. Cara Mengelompokkan Data SPSS dan Analisisnya

Dalam melakukan analisis data, ada kalanya kita menganalisis kasus dengan
kriteria tertentu sebagai suatu kelompok data. Cara mengelompokkan data SPSS
dapat dilakukan dengan melakukan Split File. Sehingga hasil analisis yang
ditampilkan berdasarkan kelompoknya. Misalnya analisis deskriptif dibedakan
berdasarkan jenis kelamin. Hal ini berguna untuk melakukan perbandingan
statistika berdasarkan kriteria tertentu.

A. Perintah Split File pada SPSS

Perintah Split File adalah perintah yang digunakan untuk melakukan “split” atau
mengelompokkan data. Split File dapat diakses melalui menu Data > Split File…
SPSS TIKIM

B. Cara Mengelompokkan Data SPSS dengan Split File

Untuk mempermudah penjelasan, digunakan data kuesioner pada BAB 2 terkait


survey ujian sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 2 kelas. Dilakukan analisis
deskriptif berdasarkan jenis kelasnya (kelas malam dan kelas pagi).

Contoh: Mengelompokkan data berdasarkan kelas pagi dan malam untuk


membandingkan nilai ujian
SPSS TIKIM

Berikut merupakan data survey yang terdiri 37 responden,

1. Klik Data > Split File…

Lakukan perintah Split File melalui menu Data, sehingga muncul


dialog Split File

2. Melakukan konfigurasi Split File

Anda dapat merubah konfigurasi Spilt File dengan memilih salah satu dari
opsi berikut
SPSS TIKIM

o Analyze all cases, do not create groups adalah opsi default


untuk tidak mengelompokkan data.
o Compare groups adalah opsi untuk mengelompokkan data file
dan menampilkan output perbandingan.
o Organize output by groups adalah opsi untuk
mengelompokkan data file dengan output terorganisir atau tabel
terpisah.

3. Pilih Compare groups lalu pilih variabel pengelompokkan data

Pada contoh berikut akan digunakan variabel kelas sebagai pengelompok


data file, berikut ilustrasinya
SPSS TIKIM

o Pilih Compare groups


o Pilih variabel “kelas”

o Klik hingga variabel tersebut berpindah ke kolom “Groups


Bades on:”

4. Klik OK

5. Data telah dikelompokkan

Data yang telah dikelompokkan, ditandai oleh output yang berisi pesan
berikut
SPSS TIKIM

C. Analisis Deskriptif Data Berkelompok

Contoh: Analisis deskriptif nilai ujian_1 dan ujian_2 kelas malam dan pagi.

1. Klik Analyze > Descriptive Statistics > Descriptive…

2. Memilih Variabel
SPSS TIKIM

Pilih variabel yang dilakukan analisis deskriptif, pada contoh berikut


menggunakan variabel ujian_1 dan ujian_2

Pindahkan variabel nilai ujian 1 dan 2 ke kolom Variabel(s) lalu klik OK

3. Hasil analisis ditampilkan pada jendela output

D. Cara Mengembalikan Data Menjadi Tidak Berkelompok (Unsplit)


SPSS TIKIM

Untuk mengembalikan data menjadi tidak berkelompok dapat menggunakan


langkah-langkah B di atas. Hanya saja, saat konfigurasi jendela Split
File pilih Analyze all cases, do not create groups. Kemudian Klik OK. Notifikasi
bahwa data sudak tidak dikelompokkan akan muncul pada jendela output.

2. Central Tendency: Mencari Sum Mean Median Modus pada

SPSS
Central tendency atau tendensi sentral adalah salah satu aspek yang paling penting
untuk menggambarkan distribusi data yang biasa disebut ukuran pemusatan data.
Tendensi sentral terdiri dari sum, mean, median, dan modus untuk
menggambarkan ukuran pemusatan data. Berikut tutorial terkait central tendency
yaitu mencari sum mean median modus pada SPSS.

A. Fungsi Central Tendency pada SPSS

Fungsi central tendency terdapat pada menu Analyze › Descriptive Statistics ›


Frequencies
SPSS TIKIM

B. Cara Mencari Sum Mean Median Modus pada SPSS

Misalkan dihitung ukuran pemusatan data dari nilai ujian statistika dasar 10
mahasiswa yaitu 78 78 87 77 88 67 84 74 70 81. Berikut langkah-langkah
menghitung ukuran pemusatan data tersebut,

1. Membuat Variabel pada Variable View

Data kasus yang tersebut menggunakan measure pengukuran scale dan


dengan tipe variabel numerik. Sehinga dapat dibuat variabel, misalnya
bernama “statistika” dengan label “Nilai Statistika”.

o Buka aplikasi SPSS Statistics dan arahkan ke Variable View


o Sorot salah satu sel
o Klik Edit › Insert Variable
o Sunting variabel dengan konfigurasi di atas

2. Memasukkan Data Kasus melalui Data View

Setelah variabel “nilai” telah dibuat dengan langkah diatas. Kemudian


dapat dimasukkan data nilai ujian statistika 10 mahasiswa. Kasus yang
ada di variabel baris pertama di Variable View, dapat diinput melalui
kolom pertama di Data View.

o Arahkan aplikasi SPSS ke Data View


o Input data kasus pada kolom “nilai”
o Seperti ilustrasi berikut
SPSS TIKIM

3. Melakukan Analisis Central Tendency (Sum, Mean, Median, Modus)

Berikut langkah-langkah untuk melakukan analisis central tendency,

o Klik menu bar Analyze › Descriptive Statistics › Frequencies…

o Memilih variabel yang akan dianalisis pada jendela Frequencies


SPSS TIKIM

o Klik tombol Statistics… pada jendela Frequencies


SPSS TIKIM

o Pilih ukuran pemusatan data yang akan dianalisis pada


kolom Central Tendency

Pada ilustrasi berikut, dipilih keempat ukuran pemusatan data


yang tersedia,
SPSS TIKIM

Kemudian, klik Continue.

o Klik OK pada jendela Frequencies.

4. Hasil analisis akan ditampilan pada jendela output


SPSS TIKIM

C. Membaca Analisis Central Tendency Pada SPSS

Setelah langkah di atas dilakukan, maka hasil analisis akan muncul pada jendela
output. Berikut ilustrasinya,

Sehingga diperoleh informasi dari output yang ditampilkan

 N (banyak data kasus) = Data valid 10 dan missing (kosong) 0


 Mean (nilai rata-rata) = 78,40
 Median (nilai tengah) = 78,00
 Mode (modus/nilai yang sering muncul) = 78,00
 Sum (jumlah data) = 784,00
SPSS TIKIM

3. Cara Uji Normalitas SPSS Shapiro Wilk dan Kolmogorov Smirnov

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Secara fundamental, data yang berdistribusi normal dapat
diketahui melalui bentuk histogram seperti lonceng. Terdapat banyak uji normalitas
untuk mengetahui distribusi data. Berikut cara uji normalitas SPSS

A. Pengertian Uji Normalitas Shapiro Wilk

Uji Normalitas Shapiro Wilk adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebaran data acak suatu sampel kecil. Dalam 2 seminar paper yang dilakukan
Shapiro, Wilk tahun 1958 dan Shapiro, Wilk, Chen 1968 digunakan simulasi data
yang tidak lebih dari 50 sampel. Sehingga disarankan untuk menggunakan uji
shapiro wilk untuk sampel data kurang dari 50 sampel (N<50). Dalam pengujian,
suatu data dikatakan berdisitribusi normal apabila nilai signifikansi >0.05 (sig.
>0.05).

B. Pengertian Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov adalah uji yang dilakukan untuk


mengetahui sebaran data acak dan spesifik pada suatu populasi (Chakravart, Laha,
and Roy, 1967). Berdasarkan pengujian yang dilakukan National Institute of
Standars and Technology, uji kolmogorov smirnov menghasilkan performa yang
baik untuk ukuran data 20-1000. Namun dalam penelitian pada umumnya,
pengujian kolmogorov smirnov masih digunakan untuk sampel data yang
berukuran lebih dari 2000 sampel. Sehingga disarankan untuk menggunakan uji
kolmogorov smirnov untuk data diatas 50 sampel (20≤N≤1000). Dalam pengujian,
suatu data dikatakan berdisitribusi normal apabila nilai signifikansi >0.05 (sig.
>0.05).

C. Cara Uji Normalitas SPSS beserta Grafiknya

Contoh: Melakukan Uji Normalitas keseluruhan data


SPSS TIKIM

Diketahui pada Data View berikut (menggunakan tampilan value labels) berisi
data nilai ujian matematika dari 20 siswa suatu kelas.

Dengan variabel pada data SPSS

Berikut langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas pada SPSS,

1. Klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore…


SPSS TIKIM

2. Masukkan variabel yang dilakukan pengujian normalitas pada jendela


Explore

Masukkan variabel dilakukan pengujian ke kolom Dependent List. Kita


juga dapat memasukkan variabel ke Factor List untuk melakukan
pengujian berdasarkan kriteria tertentu, misalnya uji normalitas data yang
dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
SPSS TIKIM

Catatan: Anda dapat memasukkan beberapa variabel sekaligus


di Dependent List untuk menguji normalitas masing-masing varibel,
misalnya uji normalitas 2 variabel atau 3 variabel.

3. Klik Plots.. pada jendela Explore dan centang Normality plot with tests

o Boxplots: Untuk membuat Boxplot data


o Descriptive: Untuk melakukan analisis deskriptif serta membuat
grafik Steam-and-leaf atau Histogramnya (centang jika
diperlukan)
o Normality plots with tests: untuk melakukan pengujian normalitas

4. Klik Continue lalu klik OK

5. Hasil pengujian ditampilkan pada jendela output

D. Membaca Hasil Uji Normalitas SPSS

Untuk mempermudah membaca hasil analisis anda dapat menggunakan panel


navigasi pada jendela ouput.
SPSS TIKIM

Hasil Pengujian Normalitas (Test of Normality)

Nilai signifikansi (p) pada uji kolmogorov-smirnov adalah 0.2 ( p > 0.05), sehingga
berdasarkan uji normalitas kolomogorov-smirnov data berdistribusi normal.

Nilai signifikansi (p) pada uji shapiro-wilk adalah 0.853 ( p > 0.05), sehingga
berdasarkan uji normalitas shapiro-wilk data berdistribusi normal.

Histogram Data
SPSS TIKIM

Terlihat bentuk histogram data hampir menyerupai lonceng.

Normal Q-Q Plot


SPSS TIKIM

Q-Q Plot baik digunakan dengan data N≥20 untuk melihat keragaman sebaran data
univariat (1 variabel).

4. Cara Uji Validitas SPSS berdasarkan Data Kuesioner


Menurut Azwar (1986), uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengukur ketepatan dan kecermatan suatu variabel terkait fungsinya dalam suatu
penelitian. Validitas dalam penelitian adalah derajat ketepatan alat ukur terhadap
objek yang diukur (Sugiaharto dan Sitinjak, 2006). Kemudian Ghazali (2009)
menyatakan bahwa uji validitas menunjukkan sah atau tidaknya suatu kuesioner
dalam penelitian.

Terdapat 2 uji validitas pada kuesioner, yaitu

1. Uji Validitas Faktor

Validitas faktor adalah pengujian yang dilakukan apabila pengukuran lebih


dari satu faktor yaitu antara item satu dengan lainnya memiliki kesamaan.
Uji validitas faktor dilakukan dengan menganalisis korelasi antara skor
faktor dengan skor faktor total.

2. Uji Validitas Item

Validitas item ditunjukkan apabila terdapat korelasi terhadap item total


(skor total), hal ini dilakukan dengan melakukan analisis korelasi skor item
dengan skor total. Jika kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor faktor. Kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).

A. Penentuan Validitas Kuesioner


SPSS TIKIM

Dari perhitungan korelasi didapat nilai koefisien korelasi setiap item yang
menunjukkan bagaimana derajat validitas item tersebut. Kemudian untuk
menentukan kelayakan item dalam kuesioner dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi. Menurut Azwar (1986), item dikatakan valid saat nilai signifikansi lebih
dari 0.05 (>0.05) yang kemudian disesuaikan dengan r tabel menurut jumlah
responden (N).

B. Cara Uji Validitas SPSS

Terdapat banyak metode uji validitas kuesioner. Pada artikel ini dijelaskan metode
uji validitas yang paling populer yaitu metode Bivariate Pearson. Metode ini juga
disebut metode Korelasi Produk Momen Pearson.

Rumus Korelasi Product Momen Pearson

Data berikut merupakan sebagain data kuesioner yang berisi persepsi 50


responden terkait kemanfaatan sektor periwisata terhadap aspek perekonomian.
Terdiri dari 10 variabel yang bernilai 1 (Sangat Tidak Setuju), 2 (Tidak Setuju), 3
(Moderat), 4 (Setuju), dan 5 (Sangat Setuju). Sehingga digunakan tipe data
numerik dengan nilai desimal 0.
SPSS TIKIM

01 Pariwisata menyebabkan bertambahnya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal

Pariwisata menyebabkan bertambahnya kesempatan berusaha bagi masyarakat


02
lokal

03 Pariwisata menyebabkan bertambahnya penghasilan (income) masyarakat lokal

04 Pariwisata menyebabkan meningkatnya kualitas fasilitas publik

05 Pariwisata menyebabkan meningkatnya kuantitas fasilitas publik

06 Pariwisata menyebabkan meningkatnya harga kebutuhan pokok rumah tangga

07 Pariwisata menyebabkan meningkatnya harga lahan/tanah

08 Pariwisata menyebabkan meningkatnya persaingan usaha

09 Pariwisata menyebabkan bangkrutnya usaha tradisional masyarakat

Pariwisata menyebabkan beralihnya pekerjaan anggota masyarakat dari


10
pertanian/ nelayan menjadi pekerja usaha pariwisata

Berikut langkah-langkah uji validitas SPSS:

1. Membuat variabel total

Sebelum memulai langkah pengujian, perlu dibuat variabel total yang


merupakan nilai jumlahan tiap item. Pada contoh ini Total =
PAE01+PAE02+PAE03+PAE04+PAE05+PAE06+PAE07+PAE08+PA
E09+PAE10

o Buat Variabel Total yang bersesuaian terhadap data yang diukur


SPSS TIKIM

o Klik Transform > Compute Variable…

 
SPSS TIKIM

Masukkan Target Variable dan Numeric Expression pada jendela Compute

 Klik OK

 Variabel Total berhasil dibuat


SPSS TIKIM

 Klik Correlate > Bivariate

 Memilih item yang dianalisis

Pada jendela Bivariate Correlate pilih item yang dianalisis dengan memindahkannya
ke kolom kanan. Untuk mempercepat pemilihan, dapat digunakan ctrl+shift.
SPSS TIKIM

Pada opsi Correlation Coefficients: centang Pearson. Pada opsi Test of


Significance: centangTwo-tailed. Centang juga Flag significant correlations

 Klik OK

Hasil analisis ditampilkan pada jendela output.

C. Membaca Hasil Uji Validitas


SPSS TIKIM

5. Cara Uji Homogenitas dengan SPSS (Levene Test)


Uji homogenitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa dua
atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians sama
(homogen). Dalam buku yang ditulis Sudjana (2005:250), uji homogenitas dapat
dilakukan dengan uji levene, fisher atau uji bartlett. Pengujian ini merupakan
persyaratan sebelum melakukan pengujian lain, misalnya T Test dan Anova.
Pengujian ini digunakan untuk meyakinkan bahwa kelompok data memang berasal
dari sampel yang sama.
SPSS TIKIM

Uji Levene merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir sama
dengan uji Bartlett. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa data
yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus
kontinue.

A. Penentuan Homogenitas Data

Data yang dilakukan pengujian dikatakan homogen berdasarkan nilai


signifikansinya.

 Nilai signifikansi (p) > 0.05 menunjukkan kelompok data berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)
 Nilai signifikansi (p) < 0.05 menunjukkan masing-masing kelompok data
berasal dari populasi dengan varians yang berbeda (tidak homogen)

B. Cara Uji Homogenitas SPSS

Pada artikel ini dijelaskan cara melakukan uji homogenitas berdasarkan penelitian
yang dilakukan “I Kadek Gunawan” dari IKIP PGRI Bali terkait “Peningkatan
Kekuatan Otot Kelompok Kontrol Tanpa Pelatihan dan Kelompok Perlakuan
dengan Pelatihan Angkat Dumbell”
SPSS TIKIM

Data berisi 3 variabel yaitu Nama (Nominal String), Tes_awal (Scale Numerik), dan
Tes_akhir (Scale Numerik) yang terdiri dari 15 sampel kontrol dan 15 sampel
perlakuan. Dilakukan uji homogenitas pada data Tes_awal dan Tes_akhir untuk
memastikan data kedua kelompok berasal dari populasi yang sama.

Langkah-langkah uji homogenitas SPSS:

1. Klik Compare Means > One-Way ANOVA..


SPSS TIKIM

2. Masukkan variabel yang diujikan pada kolom Dependent List:

Pada contoh Dependent Test: Tes_awal dan Tes_akhir.

3. Masukan variabel yang membedakan kelompok ke kolom Factor

Kolom Factor diisi dengan variabel kriteria yang membedakan kelompok


data, misalnya pada contoh dibedakan dengan kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.

Pada contoh Factor: Tipe Responden.

4. Klik Options… lalu centang Homogeneity of variance test


SPSS TIKIM

5. Klik OK

Hasil analisis ditampilkan pada jendela output

C. Cara Membaca Uji Homogenitas SPSS

 Homogenitas variabel Tes Awal

Signifikansi homogenitas 0.151 (>0.05) menunjukkan variabel Tes Awal


pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah homogen, dengan Levene
Statistic 2.184.

 Homogenitas variabel Tes Akhir

Signifikansi homogenitas 0.112 (>0.05) menunjukkan variabel Tes Akhir


pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah homogen, dengan Levene
Statistic 2.688.
SPSS TIKIM

Anda mungkin juga menyukai