Anda di halaman 1dari 15

1.

Gambar keselamatan kesehatan kerja


2. Gambar kasus-kasus K3 dan lingkungan
3.Warna-warna yang menunjukan rambu-rambu keselamatan kerja

Warna Rambu K3

Warna dapat membantu pekerja menentukan klasifikasi bahaya di area kerja. Warna rambu K3
juga akan membantu mengarahkan pekerja terkait tindakan yang harus mereka lakukan sesuai
warna rambu

yang mereka lihat. Berikut ragam warna yang terdapat dalam rambu K3 berdasarkan standar
internasional:

1. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/ KEBAKARAN, dan


STOP. Paling sering digunakan untuk identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency
stop, dan alat pemadam kebakaran. Sedangkan warna merah yang mengindikasikan bahaya
digunakan untuk menunjukkan adanya situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau
cedera serius.

Source: safetysign.co.id

2. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/ AWAS. Digunakan untuk


menunjukkan situasi bahaya yang bisa menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya
sering dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti benda tajam, pisau berputar, mesin
gerinda, dll.

Bahaya Benda Tajam

Source: safetysign.co.id
3. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA. Digunakan untuk menunjukkan
situasi bahaya (seperti tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang
mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka ringan atau sedang.

Bahaya Terpeleset dan Tersandung

Source: safetysign.co.id

4. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY. Digunakan untuk menunjukkan


lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan
P3K. Serta, instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan praktik kerja yang aman.

Direction Sign- Exit

Source: safetysign.co.id

5. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk menunjukkan


instruksi tindakan/ informasi keselamatan (bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau
kebijakan perusahaan.

4. Alat pemadam kebakaran dan saat digunakan


Segitiga Api

Terjadinya suatu kebakaran pasti memiliki sebab sehingga kebakaran itu bisa terjadi.
Dengan mengetahui penyebab terjadinya kebakaran, setidaknya kita bisa meminimalisasi
kebakaran itu supaya tidak terjadi.

Bagaimana api bisa terbentuk disebabkan oleh 3 faktor dibawah ini :

1. Adanya bahan yang mudah terbakar seperti benda berbahan padat, cair, maupun gas (bensin,
minyak, kertas, kayu, textil, dan lain-lain).
2. Terdapat suhu yang tinggi di suatu tempat yang disebabkan oleh sumber panas seperti sinar
matahari, kortsluiting dan gesekan listrik, reaksi kimia, dan lainnya.
3. Terdapat Oksigen (O2) yang memiliki kandungan cukup untuk terjadinya suatu reaksi api.
Kandungan kadar O2 ditentukan dengan persentasi (%), semakin besar kadar kandungan
oksigen dalam udara, maka nyala api akan semakin besar. Pada kadar oksigen kurang dari 12%,
tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen di udara bebas
berkisar 21%, sehingga udara bebas memiliki keaktifan pembakaran yang cukup untuk
terjadinya kebakaran.

Ketiga faktor tersebut dikenal dengan istilah SEGITIGA API. Artinya jika ketiga faktor ini
terpenuhi maka api akan muncul. Namun, jika salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak tersedia,
maka kebakaran tidak akan terjadi.

Sehingga, dari faktor penyebabnya, kita dapat menemukan cara memadamkan api dengan 3 cara
yaitu:

1. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari sumber api.


2. Menurunkan suhu udara dibawah suhu kebakaran.
3. Menghilangkan zat asam/ kadar oksigen.

Jenis Klasifikasi Kebakaran

Kebakaran yang terjadi, itu memiliki klasifikasi dalam jenis kebakarannya. National Fire
Protection Association (NFPA) menetapkan 5 kategori jenis penyebab kebakaran, yaitu kelas A,
B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara menetapkan tambahan klasikasi dengan kelas E.
Klasifikasi tersebut adalah:

1. Kebakaran Klas A

Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh: Kebakaran
kayu, kertas, plastik, dsb.

Media pemadam:

Media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan: tepung
pemadam, pasir, tanah/lumpur, foam (busa) dan air.

2. Kebakaran Klas B

Adalah ebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh: Premium (bensin),
kerosine, solar, LPG/LNG, dsb.

Media Pemadam:

Alat pemadam yang dapat digunakan pada kebakaran tersebut adalah dengan: Tepung pemadam
(dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.

3. Kebakaran Klas C

Adalah kebakaran instalasi listrik bertegangan. Contoh: Breaker listrik dan alat rumah tangga
yang menggunakan listrik.

Media Pemadam:

Alat Pemadam yang dapat digunakan adalah dengan: Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry
chemical). Dalam pemadaman ini tidak boleh menggunakan media air.

4. Kebakaran Klas D

Adalah kebakaran pada benda-benda logam padat, contoh: Natrium, magnesium, alumunium,
kalium, dsb.

Media Pemadam:
Alat pemadam yang digunakan adalah dengan: pasir halus dan kering, dry powder khusus.

5. Kebakaran Klas K

Adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran
jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Klas B.

6. Kebakaran kelas E

Adalah kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan
elektronik.

Media Pemadam:

Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini dengan:
menggunakan tepung kimia kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan
peralatan elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Namun, anda juga dapat
menggunakan pemadam api berbahan clean agent yang lebih cocok.

Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

1. Alat Pemadam Berbahan Air

Alat pemadam kebakaran ini menggunakan air dan karbon dioksida sebagai media pemadam.
Jenis alat pemadam berbahan air biasanya digunakan untuk memadamkan api yang membakar
kayu dan kertas.

Namun, yang perlu anda perhatikan ialah larangan penggunaan alat pemadam ini yang tidak
boleh digunakan pada area-area yang terdapat peralatan listrik atau cairan kimia organik yang
tidak bisa larut di dalam air.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, alat pemadam kebakaran yang menggunakan air
mulai diinovasikan dengan kandungan foaming agent (bahan pembentuk busa) yang dikenal
dengan AFFF, sehingga dapat digunakan untuk kebakaran pada peralatan listrik dan cairan kimia
mudah terbakar.

2. Alat Pemadam Berbahan Debu Kering (Dry Powder)

Debu? Apa bisa memadamkan api? Maksud dari debu kering ialah alat pemadam kebakaran ini
mengandung serbuk kering yang bersifat inert seperti serbuk silica yang dicampur dengan serbuk
sodium bikarbonat.

Cara kerja alat ini ialah dengan dipompanya serbuk yang keluar dari tabung pemadam kabakaran
dengan bantuan gas karbon dioksida yang berasal dari pemompa.

Serbuk yang dikeluarkan dari alat pemadam akan menyelimuti bahan yang terbakar. Nantinya,
serbuk tersebut akan memisahkan oksigen yang menjadi salah satu kompenen penyebab
kebakaran, sehingga api pun dapat dipadamkan.

Namun, yang perlu anda perhatikan ialah larangan penggunaan alat pemadam ini yang tidak
boleh digunakan pada area peralatan produksi atau instrument produksi yang sangat bernilai,
karena serbuk-serbuk alat pemadam kebakaran dapat merusak komponen-komponen peralatan
tersebut.

Pemadam ini merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena
dapat mematikan api kelas A, B, dan C.

3. Alat Pemadam Berbahan Carbon Dioxide (CO2)


Pemadam ini merupakan pemadam yang menggunakan Carbon Dioxide (CO2) sebagai bahan
pemadam. Alat pemadan ini akan mengeluarkan gas karbon dioksida dan partikel COP padat
pada saat digunakan.

Dimana anda bisa menggunakan alat ini? Pemadam jenis ini digunakan untuk area yang terdapat
peralatan elektronik, sehingga saat terjadi penyemprotan, peralatan tersebut tidak rusak, seperti
komputer, server, dan lain sebagainya.

Adakah larangan pada penggunaan pemadam ini? Jenis pemadam ini tidak boleh digunakan pada
bahan logam dan metal serta dilarang digunakan pada area basemen karena gas karbon dioksida
dapat membahayakan bagi pemadam kebakaran itu sendiri. bahan logam atau metal.

Pemadam ini merupakan media pemadam api serbaguna, aman, dan

berdaya guna efektif serta bersih karena dapat mematikan api kelas B, dan C.

4. Alat Pemadam Berbahan Gas Halon

Sesuai dengan namanya, alat pemadam api ini menggunakan gas Halon sebagai bahan pemadam.
Gas halotron adalah senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon (HCFC).

Alat pemadam jenis ini biasanya digunakan di pabrik, laboratorium atau area workshop yang
terdapat minyak mudah terbakar. Namun, pemadam ini tidak bisa digunakan pada area yang
terdapat peralatan elektronik.

Seiring dengan berjalannya waktu, jenis pemadam ini dikembangkan untuk memadam kebakaran
pada pesawat udara. Alat pemadam ini mengeluarkan uap dan gas yang menyelimuti api dan
menyingkirkan oksigen sehingga dapat memadamkan api.

Namun, yang perlu anda ingat adalah kelemahan dari jenis pemadam ini, dimana jika terdapat
logam yang terbakar maka BCF dapat terdegradasi dan membentuk hydrogen halide
yang bersifat beracun dan korosif.

Jenis pemadam ini sangat efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran
A, B dan C serta menjadi pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan sisa.
5. Alat Pemadam Busa (Foam)

Alat Pemadam Api Jenis AFF Foam (Busa) merupakan alat pemadam api yang menggunakan
bahan kimia yang dapat membentuk busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada
saat keluar dari tabung. AFF Foam (busa) yang keluar akan menyelimuti bahan yang terbakar
sehingga dapat memadamkan api karean oksigen tidak bisa masuk untuk proses kebakaran.

Dimana alat ini dapat berfungsi? Alat ini dapat berfungsi pada daerah yang tidak bisa
dipadamkan dengan air, seperti pada area yang terdapat minyak.

Alcohol resistant aqueous film forming foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap
reaksi dari alkohol, dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau
disemprotkan.

Pemadam ini merupakan media pemadam api serbaguna, aman, dan berdaya guna efektif karena
dapat mematikan api kelas A dan B, dan tidak bisa dipakai pada api kelas C.
1. PENGERTIAN
Hati nurani berasal dari kata bahasa Latin Conscientia yang berarti kesadaran.
Conscientia terdiri dari dua kata yaitu CON dan SCIRE. Con berarti bersama-sama
dan Scire berarti mengetahui. Jadi Conscientia berarti mengetahui secara bersama-
sama/turut mengetahui. Artinya, bukan saja saya mengenal seseorang tetapi saya
juga turut mengetahui bahwa sayalah yang mengenal. Atau, sambil mengenal, saya
(subyek) sadar akan diri (obyek) sebagai subyek yang mengenal.

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan dua arti dan makna hati nurani yaitu:

v Arti luas:

Hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati
manusia

v Arti sempit:

Hati nurani berarti penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret

1. SEGI-SEGI HATI NURANI


a) Segi Waktu

 Hati nurani dapat berperan SEBELUM suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan
menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk
 Hati nurani dapat berperan PADA SAAT suatu tindakan. Ia akan terus
menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk.
 Hati nurani dapat berperan SESUDAH suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan
memuji jika perbuatan itu baik dan menyesal jika perbuatan itu buruk.
b) Segi Benar-Tidaknya

 Hati nurani benar jika kata hati kita cocok dengan norma objektif
 Hati nurani keliru jika kata hati kita tidak cocok dengan norma objektif
c) Segi Pasti-Tidaknya

 Hati nurani yang pasti artinya secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani
tidak keliru
 Hati nurani yang bimbang artinya masih ada keraguan
1. PEDOMAN YANG DAPAT DIPEGANG DALAM HIDUP
Dalam keseharian hidup, begitu sering kita menemukan atau mengalami banyak
hal. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipegang sebagai panduan hidup.

 Jika kata hati nurani yang benar dan pasti maka:


Perbuatan yang baik dan harus dilakukan

Perbuatan yang buruk harus dielakkan

 Jika kata hati nurani pasti tetapi keliru maka:


Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan

Contoh: seorang remaja merasa pasti bahwa hari senin adalah hari puasa kaka ia
harus berpuasa, walaupun keliru.

Perbuatan yang buruk harus dielakan

Contoh: seorang remaja merasa pasti bahwa mencium kekasihnya adalah dosa,
maka ia harus mengelakkannnya walaupun pandangannya itu keliru.

 Jika kata hati nurani yang tidak pasti maka:


Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan (minus-malum=yang paling
sedikit keburukannya)

Jika menyangkut nyawa manusia, maka keselamatan nyawa itu harus didahulukan.

1. FUNGSI HATI NURANI


 Sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah
tindakan itu baik atau buruk.
 Sebagai pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-
hari
 Menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.
1. SIKAP KITA TERHADAP HATI NURANI
 Menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita
 Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani
 Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang
dikatakan oleh hati nurani
 Melaksanakan apa yang disuruh oleh hati nurani
1. PANDANGAN GEREJA
 Santo Paulus menegaskan bahwa dalam diri setiap orang ada dua hukum yang
saling bertentangan satu sama lain yaitu hukum ALLAH dan hukum DOSA.
Hukum Allah mengajarkan kebaikan dan hukum dosa mengajarkan kejahatan.
Jadi di dalam diri setiap orang selalu ada pergulatan antara baik dan jahat.
 Menurut Konsili Vatikan II dalam dokumen Gaudium et Spes (kegembiraan
dan harapan) artikel 16: “Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan
hukum yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri melainkan harus ditaati.
Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan
melaksanakan apa yang baik dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu,
suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya: jalankan ini dan elakkan itu. Hati
nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar suci di situ ia seorang
diri bersama Allah, yang pesanNya menggema dalam hatinya. Berkat hati
nurani dikenallah secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih
terhadap Allah dan terhadap sesama.”
1. BEBERAPA HAL YANG MEMBUAT HATI NURANI
TUMPUL/BUTA/MATI
Dalam kalangan remaja, ada banyak hal yang membuat hati nuraninya tumpul,
misalnya:

Kebiasaan nyontek, free sex, menipu, egois, jarang mengikuti kegiatan rohani, rasa
takut, rasa marah, dll.

1. CARA MEMBINA SUARA HATI


Ada beberapa cara membina suarah hati/hati nurani yaitu:

 Mengikuti suara hati dalam segala hal


Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan hati nuraninya, hati nuraninya akan
semakin terang dan berwibawa

Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinan akan menjadi
sehat dan kuat.

 Mencari keterangan pada sumber yang baik


Membaca bacaan rohani: Kitab Suci, dokumen gereja dan buku-buku rohani
lainnya
Bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang dapat
dipercaya

Mengikuti kegiatan rohani: rekoleksi, retret, perayaan ekaristi, dll.

 Koreksi diri atau introspeksi diri


Secara rutin mengevaluasi diri dan pengalaman setiap hari, entah itu pengalaman
positif maupun sebaliknya.

1. Santo Paulus dalam surat kepada jemaat di Galatia 5: 17 mengatakan bahwa


kita harus memberikan diri dipimpin oleh Roh. Kita harus berusaha
memenangkan hati nurani kita dan mengalahkan kecenderungan kita yang
menyesatkan. Kita harus peka terhadap sapaan dan rahmat Allah.
Selanjutnya dalam Konsili Vatikan II khususnya dalam Gaudium et Spes artikel
16, dikatakan bahwa manusia tidak boleh tunduk dan mengalah pada situasi yang
membelenggu suara hati. Dengan bantuan Roh Allah, kita dimampukan untuk
mengalahkan kekuatan dahsyat yang menguasai suara hati kita yang oleh Santo
Paulus disebut kuasa atau keinginan daging.

Anda mungkin juga menyukai