Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 9 No.

3 Oktober 2013

EFEKTIFITAS RELAKSASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA


DI POSYANDU LANSIA ADHI YUSWA RW. X KELURAHAN KRAMAT SELATAN

Saseno1, Pramono Giri Kriswoyo2, Handoyo3


1,2, Prodi Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang
3, Prodi Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK
Pengaruh proses penuaan menimbulkan bebagai masalah baik secara
fisik, mental maupun sosial ekonomi. Kecemasan yang sering dialami oleh lansia
banyak dipengaruhi oleh faktor penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan
potensi seksual, penurunan aspek psikologis, perubahan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Untuk mengatasi
kecemasan lanjut usia dapat dilakukan dengan terapi relaksasi karena terapi
relaksasi dapat memberikan rasa nyaman secara fisik yang akan berpengaruh
terhadap kondisi mental lanjut usia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efktifitas te relaksasi
terhadap tingkat kecemasan lanjut usia. Jenis penelitian ini adalah pre-
eksperimen dengan rancangan One Group Pre-test Post-test design. Subjek
penelitian ini adalah lansia di Posyandu Lansia Adhi Yuswa Kelurahan Kramat
Selatan. Sampel penelitian sebanyak 31 responden diambil dengan teknik
purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating
Scale. Dalam penelitian ini analisis data dengan dengan menggunakan program
SPSS 17 for words dengan tingkat signifikansi 5 %. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah relaksasi efektif terhadap penurunan tingkat kecemasan lanjut usia.

Kata kunci : terapi relaksasi, tingkat kecemasan, lanjut usia.

PENDAHULUAN diperkirakan proporsi lanjut usia


Keberhasilan pembangunan penduduk Indonesia dapat mencapai
nasional memberikan dampak 11,34%. Tahun 2010 proporsi
meningkatnya Umur Harapan Hidup penduduk lanjut usia sudah
(UHH) waktu lahir yaitu dari 68,6 menyamai proporsi penduduk balita.
tahun pada tahun 2004 menjadi Pada saat ini penduduk lansia
70,6 tahun pada tahun 2009. berjumlah sekitar 24 juta dan tahun
Meningkatnya Umur Harapan Hidup 2020 diperkirakan 30-40 juta jiwa
menyebabkan meningkatnya jumlah (Anonim,2010)
lansia, dimana pada tahun 2020 Pengaruh proses penuaan
diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa menimbulkan bebagai masalah baik
Penuaan penduduk telah secara fisik, mental maupun sosial
berlangsung secara pesat terutama ekonomi. Secara umum kondisi fisik
di negara berkembang, pada dekade seseorang yang telah memasuki usia
pertama abad millenium ini. Di lanjut akan mengalami penurunan.
Indonesia tahun 2000 proporsi Lansia lebih rentan terkena berbagai
penduduk lanjut usia adalah 7,18% macam penyakit karena semakin
dan tahun 2010 meningkat sekitar bertambahnya umur maka akan
9,77%, sedangkan tahun 2020 mengalami penurunan fungsi organ.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 9 No.3 Oktober 2013

Penurunan kondisi fisik inilah yang kecemasan, dan dapat mengurangi


berpengaruh pada kondisi mental kecemasan. Individu dengan tingkat
dan psikososial pada lansia. Masalah kecemasan yang tinggi dapat
mental yang sering dialami oleh menunjukkan efek fisiologis yang
lansia banyak dipengaruhi oleh positif melalui latihan teknik
faktor kesepian, ketergantungan dan relaksasi (Prawitasari, dkk, 2003).
kurang percaya diri sehingga Untuk mengatasi
menyebabkan lansia mengalami ketegangan, kecemasan dan
stress, depresi dan kecemasan. mengurangi stress pada lanjut
Kecemasan adalah usia dapat dilakukan dengan
kebingungan, kekhawatiran pada latihan relaksasi karena dapat
sesuatu yang terjadi dengan memberikan rasa nyaman secara
penyebab yang tidak jelas dan fisik yang akan berpengaruh
dihubungkan dengan perasaan yang terhadap kondisi mental lanjut
tidak dapat dihindarkan dari usia(Ashari, 2011). Menurut UU
kehidupan individu dalam Kesehatan nomor 36 tahun 2009
memelihara keseimbangan. menyebutkan bahwa upaya
Perjalanan kecemasan seseorang untuk meningkatkan dan
tidak sama dalam beberapa situasi memelihara kesehatan
dan hubungan interpersonal masyarakat termasuk lanjut usia
(Suliswati, 2005). Menurut Peplau dilaksanakan berdasarkan
dalam Suliswati, dkk, (2005) ada prinsip non deskriminatif,
empat tingkat kecemasan yang partisipatif dan berkelanjutan.
dialami oleh individu yaitu : ringan, Setiap upaya untuk
sedang, berat dan panik. meningkatkan derajat kesehatan
Menurut Rappoport dalam masyarakat merupakan investasi
Handiono (2001) untuk mengatasi bagi pembangunan negara.
kecemasan dapat dilakukan dengan Terkait dengan hal tersebut
terapi relaksasi yaitu suatu kegiatan Posyandu Lansia Adhi Yuswa di
untuk merelaksasikan tubuh dan RW X, kelurahan Keramat
pikiran. Terapi relaksasi dapat juga Selatan mengadakan berbagai
diartikan sebagai kegiatan macam kegiatan antara lain
mengendorkan otot-otot sehingga senam, penimbangan lansia,
tubuh menjadi lebih rileks dan jalan sehat lansia.
pikiran menjadi lebih tenang Berdasarkan hasil survey
(Lumenta, 2006). Lemone, et.all, pendahulauan yang dilakukan oleh
(1996) menyebutkan bahwa tindakan penulis pada tanggal 27 Oktober
relaksasi mencakup latihan 2012, berdasarkan wawancara
pernafasan diafragma, teknik terstruktur dengan menggunakan
relaksasi progresif, guided imagery Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
dan meditasi. Teknik relaksasi dapat didapatkan dari 40 responden
bermanfaat untuk menghindari terdapat 30 responden mengalami
reaksi yang berlebihan karena kecemasan sedang, 10 mengalami
adanya stress, mengurangi kecemasan ringan. Pengaruh terapi
kemungkinan gangguan yang relaksasi belum diketahui secara
berhubungan dengan stress, pasti dapat menurunkan tingkat
mengontrol anticipatory anxiety kecemasan dan belum pernah
sebelum situasi yang menimbulkan dilakukan pengukuran tingkat
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 9 No.3 Oktober 2013

kecemasan pada lansia di Posyandu mengalami kecemasan pada


Lansia Adhi Yuswa RW. X Kelurahan penelitian ini sebesar 33 orang.
Kramat Selatan. Berdasarkan Sampel adalah bagian dari populasi
fenomena tersebut penulis mencoba yang akan diteliti atau sebagian dari
melakukan penelitian dilapangan jumlah karakteristik yang dimiliki
untuk membuktikan apakah lansia oleh populasi (Alimul, 2003). Sampel
yang mengalami kecemasan setelah pada penelitian ini adalah lansia di
diberikan terapi relaksasi, Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. X
mengalami penurunan tingkat Kelurahan Kramat Selatan.
kecemasannya. Penelitian ini Teknik pengambilan sampel
berjudul : Efektifitas Relaksasi ditentukan secara purposive
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada sampling, yaitu pengambilan sampel
Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Adhi dengan pertimbangan tertentu
Yuswa RW.X Kelurahan Kramat berdasarkan ciri atau sifat-sifat
Selatan. populasi sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal
METODE PENELITIAN sebelumnya berdasarkan kriteria
Penelitian ini adalah jenis inklusi dan eksklusi (Notoatmodjo,
penelitian pre-eksperimen dengan 2002). Berdasarkan rumus solvin
desain penelitian one group pretest - tersebut maka jumlah sampel yang
posttest design. Maksud dari one dipilih sebanyak 31 orang
group pretest - posttest design pada Alat atau instrumen penelitian
penelitian ini adalah rancangan ini adalah skala pengukuran tingkat
penelitian yang berupaya kecemasan dari Hamilton Anxiety
mengungkapkan hubungan sebab- Rating Scale untuk mengukur
akibat pada subjek penelitian yang tingkat kecemasan lansia. Instrumen
diawali dengan melakukan pre-test terdiri dari 14 kelompok gejala dan
kemudian diberikan perlakuan pada berbentuk tabel terdiri dari 3 kolom,
subjek penelitian dan diakhiri yaitu nomor urut, gejala kecemasan
dengan post-test, tanpa ada dan nilai / skor. Adapun cara
kelompok kontrol (Sugiono, 2009). penilaian tingkat kecemasan
Alasan penggunaan design ini menggunakan skala HARS yang
karena peneliti mencoba untuk terdiri dari 4 kelompok gejala,
mengetahui pengaruh terapi masing-masing kelompok diberi
relaksasi (variabel bebas) terhadap bobot nilai 0, 1, 2, 3, dan 4.
tingkat kecemasan (variabel terikat) Selanjutnya masing-masing
pada lansia. Pengujian sebab-akibat nilai score kelompok gejala tersebut
dengan cara membandingkan hasil dijumlahkan dan dari hasil
pre-test dengan post-test pada subjek penjumlahan tersebut dapat
penelitian. diketahui derajat kecemasan
Populasi adalah setiap subjek seseorang dengan menggunakan
yang memenuhi kriteria yang telah pengukuran tingkat kecemasan
ditetapkan (Nursalam, 2003). HARS yaitu < 15 = Tidak ada
Populasi penelitian ini adalah lansia kecemasan, 15 – 20 = Kecemasan
di Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. ringan, 21 – 27 = Kecemasan
X Kelurahan Kramat Selatan. sedanng), 28 – 41 = Kecemasan
Adapun jumlah populasi lansia yang
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 9 No.3 Oktober 2013

berat, 42 – 56 = Kecemasan berat sebelum dan setelah terapi relaksasi


sekali (panik). dengan menggunakan uji Shapiro-
Data hasil skala pengukuran Wilk karena sampel kurang dari 50.
tingkat kecemasan selanjutnya Hasil uji normalitas sebaran data
dianalisis dengan cara deskriptif didapatkan nilai ρ = 0.000 (ρ < 0.05),
dengan menggunakan tabel sehingga dapat dikatakan sebaran
distribusi frekuensi dari variabel data berdistribusi tidak normal.
yang diukur dan dikonfirmasikan Selanjutnya analisis uji staistik
dalam bentuk angka frekuensi. menggunakan uji statistik Wilcoxon
Sebelum dilakukan analisis bivariat, spaired test karena data
terlebih dahulu dilakukan uji berdistribusi tidak normal.
normalitas data tingkat kecemasan

HASIL DAN BAHASAN lain yang ikut bergabung di


Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu ini.
Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. X
Kelurahan Kramat Selatan Tingkat Kecemasan Responden
Posyandu Lansia memiliki beberapa Sebelum Dan Setelah Terapi
kegiatan seperti penimbangan berat Relaksasi
badan dan pengukuran tinggi badan, Dari hasil penelitian tingkat
jalan sehat lansia, senam lansia. kecemasan responden sebelum dan
Tidak sedikit lansia yang setelah terapi relaksasi dapat dilihat
memanfaatkan fasilitas Posyandu pada tabel 1 sebagai berikut :
ini, bahkan ada lansia dari wilayah

Tabel 1 Distribusi frekuensi hasil penilaian pretest dan postest dengan


instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).

Tingkat Pre test Post test


kecemasan Jumlah % Jumlah %

Tidak cemas 0 0% 26 83,9 %


Ringan 21 67,7 % 4 12,9 %
Sedang 10 32,3 % 1 3,2 %
Berat 0 0% 0 0%
Sumber : Data primer, Nopember 2012
Berdasarkan tabel 1 dapat Efektifitas relaksasi terhadap
diinterpretasikan bahwa hasil tingkat kecemasan responden
penilaian pretest menunjukkan Penurunan tingkat kecemasan
responden yang mengalami dalam rentang nilai kecemasan
kecemasan sedang sebanyak 10 kemudian dianalisis dengan
orang atau 32,3 %. Pada saat postest menggunakan uji statistik Wilcoxon
responden yang mengalami spaired test. Adapun hasil analisis
kecemasan ringan yaitu sebanyak 4 uji statistik dapat dilihat pada tabel
responden atau 12,9 %. sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai