Anda di halaman 1dari 4

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

RIVIEW JURNAL INTERNASINAL


“AMANITA MUSCARIA”

Disusun oleh :

Ulfa Nurzila 101611123065


Elsida Imakullata 101611123066
Fawandi Eta Rachmawati 101611123068
Ratna Cahyaningtyas 101611123071

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
Keracunan paling parah dan mengancam jiwa dari mengkomsumsi jamur liar adalah
dengan spesies Amanita. Amanita Muscaria (fly agaric) dan Amanita Pantherina (panther cap)
keracunan dengan gejala neurologis (saraf) dan disebabkan neurotoksik isoxazole asam ibotenik
dan muskimol juga umum di Slovenia. Setelah asam ibotenik dan muskimol jamur tertelan
masuk ke dlaam saluran pencernaan, secara cepat akan diserap oleh sistem pencernaan dan bisa
terdeteksi dalam urine dengan waktu 1 jam. Asam ibotenik dan muskimol dengan mudah dapat
menembus lapisan otak darah melalui sistem transport aktif dan menggunakan efeknya pertama
kali pada sistem saraf pusat, dimana asam ibotenik dan muskimol bertindak sebagai agonis
neurotransmitter. Asam ibotenik bertindak sebagai perangsang asam amino pada reseptor
glutamat, sementara muskimol adalah reseptor agonis asam gamma aminobutyric (GABA) dan
oleh karena itu memilikki efek depresan pada sistem saraf pusat.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada rumah sakit di Slovenia menyebutkan bahwa
gejala keracunan jamur amanira muscaria pertama muncul 30 menit sampai 2 jam setelah
mengkonsumsi jamur tersebut. Gejala yang timbul setelah mengkonsumsi jamur ini adalah
sebagai berikut:
1. Kebingungan
2. Gelisah
3. Muntah
4. Somnolen/ menurunnya kesadaran
5. Halusinasi
6. Mioklonik
7. Diare
8. Kejang
9. Koma
Pada keracunan dengan jamur amanita muscaria frekuensi somnolen muncul setelah
gejala lain bermunculan seperti kebingungan, gelisah, halusinasi, dan senang yang berlebihan.
Gejala yang sering muncul pada keracunan jamur amanita muscaria adalah rasa gelisah dan
kebingungan, hal ini terkait efek rangsangan dari asam ibotenik pada sistem saraf pusat dan
konentrasinya yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi muskimol yang mempunyai
efek depresan. Selain itu, banyaknya pasien yang mengalami somnolen pada keracunan jamur
amanita muscaria, kemungkinan terkait dengan fakta bahwa asam ibotenik secara spontan
berdekabosilase menjadi muskimol di otak. Amanita muscaria juga mengandung muscazone,
yang merupakan isomer laktam dari muskimol yang bekerja dalam periode laten yang panjang.
Gejala yang timbul karena keracuanan amanita muscaria hampir sama dengan gejala
akibat keracunan jamur amanita pantherina (panther cap), namun pada keracunan jamur amanita
muscaria frekuensi kejadian koma lebih tinggi dibandingkan dengan keracunan amanita
muscaria. Hal ini karena amanita pantherina mengandung lebih banyak muskimol yang bersifat
inhibitor (penghambat) dibandingka dengan amanita muscaria yang mengandung lebih banyak
rangsangan asam ibotenik.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Dalam penelitian ini terdaftar 49 terdiri dari : pasien terdaftar dalam penelitian ini: 32
kasus keracunan A.Muscaria dan 17 kasus keracunan A.Phanterina yang di konfirmasi dengan
analisis mikologi. Berdasarkan studi kohort usia rata – rata 45 tahun dengan kisaran usia 19 – 17
tahun terdiri dari 21 perempuan dan 28 laki-laki hanya dalam kasus A. muscaria dengan cara
tertelan dengan sengaja yang menimbulkan efek halusinogen. Dalam kasus lain A. muscaria
terdapat jenis jamur yang salah untuk di makan dan 75% pasien mengaku telah menelan yaitu
Amanita caesarea (Jamur Caesar's). Dalam semua kasus keracunan A. pantherina disebabkan
banyaknya kesalahan menkonsumsi jenis jamur, 7 dari 17 kasus 41% pasien mengaku telah
menelan Amanita rubescens (blusher), 3 pasien mengira A. pantherina untuk macrolepiota
procera dan yang satu untuk agaricus .Semua keracunan Ini terjadi antara juli dan oktober .
Gejala pertama muncul 30 menit sampai 2 jam setelah menelan jamur, pasien yang
keracunan A.muscaria secara signifikan 26 dari 32 kasus dengan p = 0.001 sering bingung dan
20 dari 32 kasus p = 0,03 gelisah di bandingkan dengan keracunan A. pantherina sebanyak 8 dari
17 kasus mengalami kebingungan dan 5 dari 17 kasus mengalami gelisah. Gejala koma tidak ada
perbedaan pasien keracunan A.pantherina lebih banyak 5 dari 17 kasus di bandingkan kasus
keracunan A. muscaria 2 dari 32 kasus. Untuk keadaan mengantuk pasien keracunan A. muscaria
terdiri dari 13 dari 32 kasus dan pasien keracunan A. pantherina 5 dari 17 kasus. Tidak ada
perbedaan pada pasien keracunan dengan A. muscaria halusinasi 10 dari 32 kasus, mioklonus
6 dari 32 kasus konvulsi (4/32), muntah (18/32) dan diare 5 dari 32 kasus di bandingkan dengan
(5/32) dibandingkan dengan pasien yang keracunan A. pantherina 7 dari 17 kasus halusinasi , 6
dari 17 kasus miklonus , 2 dari 17 kasus konvulsi, 11 dari 17 kasus muntah dan 4 dari 17 kasus
diare dengan p value > 0.05. Gejala kolinergik dan antikolinergik tidak diamati pada pasien
melainkan di obati dengan perawatan pendukung dan dekontaminasi lambung. Pasien yang
mengalami depresi diobati dengan benzodiazepin 10 dari 31 kasus keracunan A. muscaria dan 5
dari 17 kasus keracunan A. pantherina.

Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai