Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama
periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat
menakjubkan. Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang
akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam
kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan
nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan
setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut periode transisi.
Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk
beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah
pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam
kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Memperoleh gambaran secara teoritis dan memahami bagaimana asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami pengertian bayi baru lahir
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri bayi baru lahir
3. Mengetahui dan memahami tujuan perawatan bayi baru lahir
4. Mengetahui dan memahami refleks-refleks pada bayi
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi neonatus normal
6. Mengetahui dan memahami perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan bayi baru lahir
8. Mengetahui dan memahami mekanisme kehilangan panas
9. Mengetahui dan memahami tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
10. Mengetahui dan memahami masalah umum pada bayi baru lahir
11. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR MEDIK


2.1.1 PENGERTIAN BAYI BARU LAHIR
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine kehidupan ekstra
uterine (Nelson, 1999).
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (Maemunah,
2005).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau
42 minggu dan berat lahir 2500 gram-4000 gram (Bobak, 2004).
Jadi, bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badan 2500-4000 gram.

2.1.2 CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR NORMAL


1. Menangis spontan setelah lahir (dalam 30 detik pertama)
2. Lahir dari kehamilan 37-42 minggu
3. Berat badan 2500-4000 gram
4. Panjang badan lahir 48-53 cm
5. Lingkar dada 30,5-33 cm
6. Lingkar kepala 33-35 cm
7. Lingkar lengan atas > 95 cm
8. Bunyi jantung pada menit-menit pertama kecepatan kira-kira 180 x/
mnt, kemudian menurun 120-140x/ mnt
9. Suhu 36,5-37,5ºC
10. Respirasi 40-60 x/ mnt

2.1.3 TUJUAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


1. Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap
(dibasuh) dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat
penting dijaga kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera
memberitahu jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada tali pusat.
2. Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal
ini dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan
kebutaan.
3. Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi
akan segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal
biasanya sekitar 40 pernapasan permenit.
4. Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah
2.5 kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang
bulan memerlukan perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap
hangat. Berikan bayi ASI yang cukup.
5. Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir
mungkin ada bahan lengket dikulit yang disebut verniks. Verniks dapat
dibersihkan secara hati-hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada
hari kedua. Atau biasa juga dibiarkan sampai mengelupas sendiri
secara bertahap saat mandi.
6. Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman.
Warna feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya.
7. Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari
pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk
hari-hari pertama payudara mengeluarkan kolostrum.

2.1.4 REFLEKS-REFLEKS PADA BAYI (Maryunani, 2010)


1. Rooting Reflex (Refleks Mencari Puting Susu)
Refleks rooting berkaitan erat dengan refleks menghisap. Dapat dilihat
pada saat pergerakan kepala, mulut dan lidah ke arah sentuhan di sudut
mulut atau pipi.
2. Sucking Reflex (Refleks Menghisap)
Yaitu dengan memasukkan puting susu ibu/ dot, maka bayi akan
menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi. Refleks
ini berlangsung selama masa infasi.
3. Moro Reflex (Refleks Meregang)
Yaitu kegiatan atau perubahan tiba-tiba yang menyebabkan ekstensi
dan abduksi ekstremitas yang tiba-tiba serta mengipaskan jari, dengan
jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan flexi dan
abduksi ekstremitas. Hilang usia 3-4 bulan.
4. Tonic Neck Reflex (Refleks Tonus Leher)
Caranya telungkupkan bayi, putar kepala dengan cepat ke satu sisi.
Normalnya, bayi akan melakukan perubahan posisi bila kepala di putar
ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan
fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya refleks ini tidak terjadi
setiap kali kepala di putar. Hilang usia 3-4 bulan.
5. Neck Righting Reflex
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan
batang tubuh membalik kearah tersebut, diikuti dengan pelvis. Hilang
usia 10 bulan.
6. Palmar Grasp (Refleks Menggenggam)
Caranya letakkan jari di telapak tangan bayi atau benda pada
tangannya, maka tangannya akan tertutup, juga pada telapak kaki yang
lebih lama hilangnya. Pada tangan hilang usia 3-6 bulan, sedang pada
kaki hilang 6-12 bulan.
7. Babinski Reflex (Refleks Babinski)
Caranya sentuh telapak kaki sepanjang tepi luar. Dimulai dari tumit.
Pada bayi normal, jari kaki mengembang/ melebar dan ibu jari kaki
dorsoflexi. Hilang usia 2 tahun.
8. Corneal Reflex (Reflex Mengedip)
Caranya dengan menyorotkan cahaya terang ke mata bayi, normalnya
bayi akan mengedip.
9. Pupil Reflex (Refleks Pupil)
Pupil berkontriksi ketika diberi cahaya. Berlangsung seumur hidup.
10. Doll Eye Reflex (Refleks Mata Boneka)
Bila kepala digerakkan perlahan-lahan ke kiri/ kanan, mata tidak
bergerak bersama kepala.
11. Startle Reflex (Refleks Kaget)
Dengan menimbulkan suara keras secara mendadak siku flexi dan
tangan menggenggam. Hilang usia 4 bulan.
12. Gag Reflex (Refleks Muntah)
Stimulasi pada postrerior pharynx oleh makanan, tube atau suction
akan muntah. Berlangsung seumur hidup.
13. Extrusion Reflex
Bila lidah disentuh/ ditekan maka bayi akan mendorong lidah ke luar.
Hilang usia 4 bulan.
14. Crawling Reflex (Refleks Merangkak)
Bila ditempatkan pada posisi telungkup membuat gerakan merangkak
dengan tangan dan kaki. Hilang usia 3-4 minggu.
15. Glabellar Reflex (Refleks Glabelar)
Mengetuk glabella dengan cepat, mata menutup rapat.
16. Ankle Clonus Reflex
Dorsofleksi telapak kaki yang cepat yang cepat ketika menopang lutut
pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu atau dua
gerakan oksilasi (denyutan).
17. Scarf Sign
Bayi telentang, tahan kepala dalam garis tengah dengan satu tangan
kemudian gunakan tangan lain untuk mendorong lengan bayi melewati
bahu sehingga tangan bayi menyentuh bahu yang lain.
18. Galant Reflex (Refleks Pelengkungan Tubuh)
Caranya gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu
sampai bokong. Punggung bayi akan bergerak ke samping bila
distimulasi. Keadaan ini dijumpai pada umur bayi 4-8 minggu.
2.1.5 KLASIFIKASI NEONATUS NORMAL (Bobak, 2004)
1. Klasifikasi Neonatus Menurut Masa Gestasi
a. Kurang Bulan (Preterm Infant) : Kurang dari 259 hari (37
minggu).
b. Cukup Bulan (Term Infant) : 259-294 hari (37-42
minggu).
c. Lebih Bulan (Postterm Infant) : Lebih dari 294 hari (42
minggu).
2. Klasifikasi Neonatal Menurut Berat Lahir
a. Berat Lahir Rendah : Kurang dari 2500 gram
b. Berat Lahir Cukup : Antara 2500 gram – 4000 gram
c. Berat Lahir Berat : Lebih dari 4000 gram
d. Berat Lahir Sangat Rendah : Kurang dari 1500 gram
2.1.6 PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
1. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-
paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks
sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan
menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk
mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit
(Maryunani, 2009).
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal
dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta
melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya
mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium
merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang
berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah
dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Termoregulasi
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat)
yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara
penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari
permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang
lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan
cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru
dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan
kontak secara langsung.
7. Sistem Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk
banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E
diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
8. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8
minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan
akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi
pada usia kehamilan 3 bulan.
9. Sistem Hematopoiesis
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih
tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5
gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.
Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5%
pada minggu ke 20.
10. Sistem Muskuloskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Terbukti pada
pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan
berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang
daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang
jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium
dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas
harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak
tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
11. Sistem Reproduksi
a. Perempuan
- Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel
primodial)
- Peningkatan estrogen selama kehamilan diikuti dengan
penurunan yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan
terjadinya pengeluaran darah atau mukus dari vagina
disebut pseudomenstruasi.
- Genitalia eksterna edema dan hiperpigmentasi
- Labia mayora dan minora sudah menutupi vestibulum
- Vernix caseosa terdapat di kedua labia
b. Laki-laki
- Pada 90% bayi, testis sudah turun kedalam scrotum
- Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas
- Sering terjadi akumulasi cairan disekitar testis dan bisa
sembuh sendiri
12. Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan
sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.

2.1.7 MEKANISME HOMEOSTASIS BAYI BARU LAHIR (Hutahaean,


2009)
SISTEM INTRA UTERIN EKSTRA UTERIN
A. Respirasi/ Sirkulasi
1. Pernafasan Volunter Belum Berfungsi Berfungsi
2. Alveoli Kolaps Berkembang
3. Vaskularisasi Paru Belum Aktif Aktif
4. Intake Oksigen Tinggi dari plasenta (ibu) Rendah dari paru (bayi)
5. Pengeluaran Co2 Di Plasenta Di Paru
6. Sirkulasi Paru Tidak Berkembang Berkembang Banyak
7. Sirkulasi Sistematik Resistensi Perifer Rendah Resistensi Perifer Tinggi
8. Denyut Jantung Lebih Cepat Lebih Lambat
B. Saluran Cerna
1. Absorbsi Nutrien Belum Aktif Aktif
2. Kolarisasi Kuman Belum Segera
3. Feses Mekonium Diatas Hari Ke-4, Feses
biasa
4. Enzim Pencernaan Belum Aktif Aktif
2.1.8 PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR (Prawirohardjo, 2005)
1. Membersihkan jalan nafas.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan.
Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher
bayi lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini
biasanya bayi akan segera menangis.
e. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan mulut dan hidung
bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya meconium dalam
hidung atau mulut.
f. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
2. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum
menangani bayi baru lahir pastikan penolonng telah melakukan upaya
pencegahan infeksi berikut:
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah bersentuhan
dengan bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan terutam klem,
gunting, pengisap lendir dan benang tali pusar disterilkan
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
dalam keadaan bersih.
3. Penilaian Awal (APGAR Score)

TANDA 0 1 2
Warna Kulit Biru, Pucat Tubuh merah Merah muda
muda, seluruhnya
ekstremitas biru
Denyut Jantung Tidak ada < 100 >100
Reaksi Tidak ada Menyeringai Menangis
Rangsangan respon
Tonus Otot Lemah Ekstremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Pernapasan Tidak ada Lambat, Menangis
menangis lemah kuat

Keterangan:
- Nilai APGAR 0-3 : Asifiksia Berat
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen
terkendali.
- Nilai APGAR 4-6 : Asifiksia Sedang
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi
dapat bernapas normal kembali.
- Nilai APGAR 7-10 : Normal
4. Pencegah Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir
belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera lakukan
upaya pencegahan dapat terjadi hipotermi.
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai
berikut:
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
c. Selimuti bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusi bayinya
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
5. Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan yang benar untuk
bayi di dalam kondisi sehat. Hal ini biasanya cukup untuk merangsang
terjadinya pernafasan spontan. Apabila bayi tidak menunjukkan respon
dan tanda-tanda kegawatan segera lakukan tindakan untuk membantu
pernafasan.
6. Memotong dan merawat tali pusat.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
menentukan dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat segera dipotong
untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali
pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan
diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat
dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor.
Sebelum memotong tali pusat . pastikan bahwa tali pusat sudah diklem
dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
7. Memberikan vitamin K.
Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1
mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko tinggi diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
8. Memberikan obat tetes/ salep mata
Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah
5 jam bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena
klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5
% atau tetrasiklin 1 %.

9. Identifikasi bayi baru lahir


Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat
penerimaan pasien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan
yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan tidak
melukai, tidak mudah robek dan tidak mudah lepas.
10. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infrksi hepatitis
B terhadap bayi terutama penularan ibu dan bayi.

2.1.9 MEKANISME KEHILANGAN PANAS


Menurut Sarwono (2010), bayi baru lahir dapat kehilangan panas
tubuhnya melalui cara-cara berikut:
1. Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama bagi bayi kehilangan panas.
Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,
tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Permukaan yang
dingin akan menyerap panas tubuh bayi.
3. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh bayi yang terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi ynag dilahirkan
atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas.
4. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih
rendah dari suhu tubuh bayi.

2.1.10 TANDA-TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR


1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum.
2. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan
dengan gerakan normal. Jika gejala tersebut berulang-ulang seperti
menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip dan kaki
seperti mengayuh sepeda yang tidak berhenti kemungkinan bayi
kejang.
3. Bayi elmah. Bergerak jika hanya dipegang. Ini tandanaya bayi sakit
berat.
4. Sesak nafas 60 kali per menit
5. Bayi merintih
6. Pusar keemrahan sampai dinding perut. Jika kemerahansudah sampai
dinding perut tandanya sudah terjadi infeksi berat.
7. Demam. Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5ºC atau tubuh teraba dingin
36,5ºC.
8. Bayi daire, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat. Ini tandanya bayi dehidrasi.
9. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul
pada hari pertama atau muncul setelah kurang dari 24 jam setelah lahir.
10. Buang air besar atau kotoran bayi berwarna pucat.

Jika menemukan satu atau lebih dari tanda bahaya dari bayi, usahakan
bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan. Dengan
cara membungkus bayi dengan kain yang tebal.
2.1.11 MASALAH UMUM PADA BAYI BARU LAHIR
1. Prematuritas
Prinsip bayi prematur adalah neonatus kurang bulan, berbeda dengan
BBLR karena BBLR bisa juga sudah cukup bulan dan maturitas sudah
lengkap.
2. Sindrom gawat nafas neonatus
3. Hiperbilirubinemia
4. Infeksi Perinatal
5. Kelainan/ cacat bawaan
6. Gangguan/ penyakit akibat trauma persalinan
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
2. Riwayat Ibu
a. Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia
kehamilan 37 sampai 42 minggu. Keadaan ibu selama hamil baik,
status gizi baik tidak terkena trauma mekanis, zat kimia/ toksin,
tidak terkena radiasi.
b. Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu dengan
persalinan normal atau section sesaria, dengan BB lahir 2500-4000
gram dan tidak mengalami asifiksia.
3. Aktivitas/ Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur. Menangis atau tersenyum adalah bukan tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari-hari rata-rata 20 jam.
4. Keadaan Menangis
Bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif
menangis. Menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman,
lapar dan kesepian. Tangis yang normal adalah kuat dank eras tidak
lemah atau nyaring.
5. Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan karena tipis dan
lapisan lemah sub cutan belum melapasi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang banyak sekalipun.
6. Reflek
Bayi lahir dilengkapi reflek dengan sejumlah reflek-reflek yaitu:
a. Reflek pelindung
- Moro: Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan
terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut dan rileksasi dengan
lambat.
- Tonus leher: Respon “Fencing” postural, kepala, lengan dan
tungkai mengarah ke salah satu sisi, relaksasi dengan lambat.
- Menggenggam: Bayi menggenggam setiap benda yang
diletakkan ke dalam tangannya yang cukup kuat sehingga dapat
menyebabkan tubuhnya terangkat relaks.
- Mata berkedip: Kelopak mata menutup dan membuka ketika
dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
b. Reflek makan
- Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik kedalam
atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
- Rooting : sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala
menoleh pada sentuhan.
- Menelan : otot-otot tenggorokan menutup arachea dan memuka
esophagus ketika makanan berada dalam mulut.

c. Reflek bernafas
- Gerakan pernafasan : otot-otot dada dan abdomen
menyebabkan gerakan otot inspirasi ekspirasi.
- Bersin: Aliran udara yang keras melalui hidung dan
tenggorokan.
- Bentuk: Aliran udara yang kuat melalui tenggorokan dan paru-
paru
7. Pemeriksaan Fisik (Wong, 2008)
a. Kepala
- Fontanela anterior: Bentuk seperti berlian, panjang 2,5- 4cm,
lebar 2-3cm. menutup pada usia 12-18 bulan.
- Fontanela posterior: Bentuk seperti triangular shaped dengan
ukuran 0,5-1cm. menutup pada usia 6-8 minggu.
- Minor Abnormalitas: caput succedaneum: edema jaringan kulit
kepala yang lunak, melewati garis sutura dan isinya adalah
cairan. Cephal hematoma: hematom antara periousteum dan
skull bone yang dibatasi dengan batas khusus dan tidak
melewati garis tengah, isinya darah.
b. Mata
- Kelopak mata edema, mata tertutup, air mata tidak ada, mulai
berfungsi 2-4 minggu.
- Minor Abnormalitas: nystatgmus: gerakan involunter dan jerky
berulang pada bola mata. Strabismus: mata juling.
c. Telinga
Posisi: Bagian atas sejajar dengan outer cantus eye, pinna fleksibel.
d. Hidung
- Passage udara kiri kanan positif
- Septum berada ditengah
- Sekret/ mukus putih, bening
e. Mulut dan Kerongkongan
- Uvula berada di midline
- Saliva tidak ada/ minimal
- Adanya refleks menghisap dan mencari puting susu
f. Leher
Leher bayi biasanya pendek, tebal dan dipenuhi skin fold. Periksa
adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada
fleksus brakhialis. Lakukan perabaab untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
g. Dada
Periksa kesimetrrisan gerakan dada saat bernapas, apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks. Pernapasan
yang normal biasanya dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
degan baik dan tampak simetris.
h. Paru-paru
Respirasi abdominal dominan, bunyi napas bronkial, refleks batuk
muncul 1-2 hari setelah lahir, kecepatan dan irama ireguler.
i. Jantung
Apex berada pada ICS 4-5 perbatasan sternal kiri dengan lateral,
S2 lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1. Sianosis transient
(kulit akan kebiruan saat menangis).
j. Abdomen
Bentuk silindris, hepar teraba 2-3 cm dibawah margin costa kanan,
limpa ujungnya dpaat teraba pada minggu pertama, ginja teraba 1-2
cm diatas umbilikus, puls femoralis dapat teraba didaerah
femoralis. Minor abnormalitas adalah hernia umbilikalis.
k. Genitalia
- Pria
Muara uretra diujung penis dan penis terbuka, testis dapat
teraba pada skrotum, skrotum tampak besar dan tertutup
rugae, miksi dalam 24 jam.
- Wanita
Labia minora dan klitoris tampak edema, meatus uretra
tampak edema, meatus uretra dibelakang klitoris, terdapat
vernix, miksi dalam 24 jam.
l. Punggung dan Perineum
Periksa adanya kelainan ateresia ani dan kaji posisinya. Mekonium
secara umum keluar pada 24 jam pertama. Jika sampai 48 jam
belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
obstruksi saluran pencernaan.
m. Ekstremitas
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya dan bandingkan. Dapat bergerak
secara aktif, jumlah jari lengkap, garis tangan > 3, bila kurang
tanda mongoliad.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia).
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi
prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin,
menandakan fenil ketonuria.
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2
hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
f. Detrosik: Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl, meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3.

2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan akibat pemotongan tali pusat.
3. Kurang pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan kurang terpapar
dengan cara merawat bayi.

2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit
diharapkan tidak terjadi perubahan suhu tubuh, dengan kriteria hasil:
- Suhu tubuh normal 36,5º-37,5ºC
- Bebas dari tanda-tanda stres, dingin, sianosis dan pucat

Intervensi dan Rasional:


a. Pastikan obat-obat yang diminum ibu selama hamil dan persalinan
R/ Pemakai Demerol oleh ibu menyebabkan penurunan suhu tubuh
sangat berarti. Magnesium sulfat dapat menyebabkan vasodilatasi
dan mempengaruhi kemampuan bayi untuk menyerap panas.
b. Keringkan tubuh bayi dengan selimut, kepala ditutupi
R/ Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara dan membatasi
stress akibat perpindahan lingkungan.
c. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat, hangatkan obyek yang
kontak dengan bayi
R/ Mencegah kehilangan panas melalui konduksi.
d. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu kulit secara kontinyu
R/ Suhu kulit dipertahankan mendekati 36,5ºC suhu inti (rectal)
0,5ºC kali lebih tinggi dari suhu kulit.
e. Observasi bayi terhadap tanda-tanda stress dingin (yaitu penurunan
suhu inti, peningkatan aktifitas ekstremitas, fleksi, belang-belang
atau pucat dan kulit tangan/ kaki).
R/ Bila suhu lingkugan turun, bagi meningkatkan tingkat aktifitas
(metabolisme dan konsumsi O2), ekstremitas menurunkan besar
permukaan tubuh akan melepaskan ketekolanin adrenal, yang
meningkatkan pelepasan vasokontriksi, selanjutnya mendinginkan
kulit.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas


jaringan akibat pemotongan tali pusat.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit
diharapkan tidak terjadi perubahan tanda-tanda infeksi, dengan kriteria
hasil:
- Tali pusat tidak berbau
Intervensi dan Rasional:
a. Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R/ Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
b. Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
R/ Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat
c. Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R/ Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi
d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
kemerahan disekitar tali pusat.
R/ Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat
menunjukkan adanya infeksi
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial
f. Jaga lingkungan tetap bersih
R/ Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin

2.2.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi keperawatan dilakukan mengacu pada rencana keperawatan
yang telah dibuat.

2.2.5 EVALUASI KEPERAWATAN


Evaluasi keperawatan dibuat untuk menilai apakah masalah keperawatan
telah teratasi, teratasi sebagian atau tidak teratasi dengan mengacu pada
kriteria hasil.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir perlu dilakukan penatalaksanaan awal yang meliputi :

- Pencegahan infeksi
- Penilaian awal
- Pencegahan kehilangan panas
- Rangsangan taktil
- Asuhan perawatan tali pusat
- Memulai pemberian ASI
Karena bayi yang dilahirkan juga berada dalam keadaan optimal,
memberi pertolongan dengan segera, aman dan bersih pada bayi baru lahir
adalah bagian esensial dari Asuhan Bayi Baru Lahir

B. Saran
 Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan maupun mahasiswi kebidanan
hendaknya bisa memberikan penanganan dengan tepat dan cepat pada bayi
baru lahir sehingga angka kematian pada bayi baru lahir semakin
berkurang.
 Dengan adanya Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir pembaca dapat
mengerti bagaimana cara penatalaksanaan awal bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit


Media Aesculapius. Jakarta

Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku


Kedokteran, EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku


Kedokteran, EGC. Jakarta

Wilkinson, J. 2012. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis Nanda Intervensi NIC


dan Kriteria Hasil NOC. Penerbit Buku Kedokteran, ECG: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai