PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Memperoleh gambaran secara teoritis dan memahami bagaimana asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami pengertian bayi baru lahir
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri bayi baru lahir
3. Mengetahui dan memahami tujuan perawatan bayi baru lahir
4. Mengetahui dan memahami refleks-refleks pada bayi
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi neonatus normal
6. Mengetahui dan memahami perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan bayi baru lahir
8. Mengetahui dan memahami mekanisme kehilangan panas
9. Mengetahui dan memahami tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
10. Mengetahui dan memahami masalah umum pada bayi baru lahir
11. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TANDA 0 1 2
Warna Kulit Biru, Pucat Tubuh merah Merah muda
muda, seluruhnya
ekstremitas biru
Denyut Jantung Tidak ada < 100 >100
Reaksi Tidak ada Menyeringai Menangis
Rangsangan respon
Tonus Otot Lemah Ekstremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Pernapasan Tidak ada Lambat, Menangis
menangis lemah kuat
Keterangan:
- Nilai APGAR 0-3 : Asifiksia Berat
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen
terkendali.
- Nilai APGAR 4-6 : Asifiksia Sedang
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi
dapat bernapas normal kembali.
- Nilai APGAR 7-10 : Normal
4. Pencegah Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir
belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera lakukan
upaya pencegahan dapat terjadi hipotermi.
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai
berikut:
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
c. Selimuti bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusi bayinya
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
5. Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan yang benar untuk
bayi di dalam kondisi sehat. Hal ini biasanya cukup untuk merangsang
terjadinya pernafasan spontan. Apabila bayi tidak menunjukkan respon
dan tanda-tanda kegawatan segera lakukan tindakan untuk membantu
pernafasan.
6. Memotong dan merawat tali pusat.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
menentukan dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat segera dipotong
untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali
pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan
diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat
dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor.
Sebelum memotong tali pusat . pastikan bahwa tali pusat sudah diklem
dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
7. Memberikan vitamin K.
Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1
mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko tinggi diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
8. Memberikan obat tetes/ salep mata
Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah
5 jam bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena
klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5
% atau tetrasiklin 1 %.
Jika menemukan satu atau lebih dari tanda bahaya dari bayi, usahakan
bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan. Dengan
cara membungkus bayi dengan kain yang tebal.
2.1.11 MASALAH UMUM PADA BAYI BARU LAHIR
1. Prematuritas
Prinsip bayi prematur adalah neonatus kurang bulan, berbeda dengan
BBLR karena BBLR bisa juga sudah cukup bulan dan maturitas sudah
lengkap.
2. Sindrom gawat nafas neonatus
3. Hiperbilirubinemia
4. Infeksi Perinatal
5. Kelainan/ cacat bawaan
6. Gangguan/ penyakit akibat trauma persalinan
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
2. Riwayat Ibu
a. Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia
kehamilan 37 sampai 42 minggu. Keadaan ibu selama hamil baik,
status gizi baik tidak terkena trauma mekanis, zat kimia/ toksin,
tidak terkena radiasi.
b. Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu dengan
persalinan normal atau section sesaria, dengan BB lahir 2500-4000
gram dan tidak mengalami asifiksia.
3. Aktivitas/ Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur. Menangis atau tersenyum adalah bukan tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari-hari rata-rata 20 jam.
4. Keadaan Menangis
Bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif
menangis. Menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman,
lapar dan kesepian. Tangis yang normal adalah kuat dank eras tidak
lemah atau nyaring.
5. Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan karena tipis dan
lapisan lemah sub cutan belum melapasi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang banyak sekalipun.
6. Reflek
Bayi lahir dilengkapi reflek dengan sejumlah reflek-reflek yaitu:
a. Reflek pelindung
- Moro: Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan
terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut dan rileksasi dengan
lambat.
- Tonus leher: Respon “Fencing” postural, kepala, lengan dan
tungkai mengarah ke salah satu sisi, relaksasi dengan lambat.
- Menggenggam: Bayi menggenggam setiap benda yang
diletakkan ke dalam tangannya yang cukup kuat sehingga dapat
menyebabkan tubuhnya terangkat relaks.
- Mata berkedip: Kelopak mata menutup dan membuka ketika
dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
b. Reflek makan
- Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik kedalam
atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
- Rooting : sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala
menoleh pada sentuhan.
- Menelan : otot-otot tenggorokan menutup arachea dan memuka
esophagus ketika makanan berada dalam mulut.
c. Reflek bernafas
- Gerakan pernafasan : otot-otot dada dan abdomen
menyebabkan gerakan otot inspirasi ekspirasi.
- Bersin: Aliran udara yang keras melalui hidung dan
tenggorokan.
- Bentuk: Aliran udara yang kuat melalui tenggorokan dan paru-
paru
7. Pemeriksaan Fisik (Wong, 2008)
a. Kepala
- Fontanela anterior: Bentuk seperti berlian, panjang 2,5- 4cm,
lebar 2-3cm. menutup pada usia 12-18 bulan.
- Fontanela posterior: Bentuk seperti triangular shaped dengan
ukuran 0,5-1cm. menutup pada usia 6-8 minggu.
- Minor Abnormalitas: caput succedaneum: edema jaringan kulit
kepala yang lunak, melewati garis sutura dan isinya adalah
cairan. Cephal hematoma: hematom antara periousteum dan
skull bone yang dibatasi dengan batas khusus dan tidak
melewati garis tengah, isinya darah.
b. Mata
- Kelopak mata edema, mata tertutup, air mata tidak ada, mulai
berfungsi 2-4 minggu.
- Minor Abnormalitas: nystatgmus: gerakan involunter dan jerky
berulang pada bola mata. Strabismus: mata juling.
c. Telinga
Posisi: Bagian atas sejajar dengan outer cantus eye, pinna fleksibel.
d. Hidung
- Passage udara kiri kanan positif
- Septum berada ditengah
- Sekret/ mukus putih, bening
e. Mulut dan Kerongkongan
- Uvula berada di midline
- Saliva tidak ada/ minimal
- Adanya refleks menghisap dan mencari puting susu
f. Leher
Leher bayi biasanya pendek, tebal dan dipenuhi skin fold. Periksa
adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada
fleksus brakhialis. Lakukan perabaab untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
g. Dada
Periksa kesimetrrisan gerakan dada saat bernapas, apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks. Pernapasan
yang normal biasanya dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
degan baik dan tampak simetris.
h. Paru-paru
Respirasi abdominal dominan, bunyi napas bronkial, refleks batuk
muncul 1-2 hari setelah lahir, kecepatan dan irama ireguler.
i. Jantung
Apex berada pada ICS 4-5 perbatasan sternal kiri dengan lateral,
S2 lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1. Sianosis transient
(kulit akan kebiruan saat menangis).
j. Abdomen
Bentuk silindris, hepar teraba 2-3 cm dibawah margin costa kanan,
limpa ujungnya dpaat teraba pada minggu pertama, ginja teraba 1-2
cm diatas umbilikus, puls femoralis dapat teraba didaerah
femoralis. Minor abnormalitas adalah hernia umbilikalis.
k. Genitalia
- Pria
Muara uretra diujung penis dan penis terbuka, testis dapat
teraba pada skrotum, skrotum tampak besar dan tertutup
rugae, miksi dalam 24 jam.
- Wanita
Labia minora dan klitoris tampak edema, meatus uretra
tampak edema, meatus uretra dibelakang klitoris, terdapat
vernix, miksi dalam 24 jam.
l. Punggung dan Perineum
Periksa adanya kelainan ateresia ani dan kaji posisinya. Mekonium
secara umum keluar pada 24 jam pertama. Jika sampai 48 jam
belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
obstruksi saluran pencernaan.
m. Ekstremitas
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya dan bandingkan. Dapat bergerak
secara aktif, jumlah jari lengkap, garis tangan > 3, bila kurang
tanda mongoliad.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia).
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi
prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin,
menandakan fenil ketonuria.
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2
hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
f. Detrosik: Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl, meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir perlu dilakukan penatalaksanaan awal yang meliputi :
- Pencegahan infeksi
- Penilaian awal
- Pencegahan kehilangan panas
- Rangsangan taktil
- Asuhan perawatan tali pusat
- Memulai pemberian ASI
Karena bayi yang dilahirkan juga berada dalam keadaan optimal,
memberi pertolongan dengan segera, aman dan bersih pada bayi baru lahir
adalah bagian esensial dari Asuhan Bayi Baru Lahir
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan maupun mahasiswi kebidanan
hendaknya bisa memberikan penanganan dengan tepat dan cepat pada bayi
baru lahir sehingga angka kematian pada bayi baru lahir semakin
berkurang.
Dengan adanya Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir pembaca dapat
mengerti bagaimana cara penatalaksanaan awal bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA