Pemberdayaan : Empowerment
Power artinya yang punya kekuatan untuk
memberdayakan.
Pemberdayaan: memberi kemampuan kepada
orang yang lemah (Sobahi dan Suhana, 2011)
Definisi Pemberdayaan
Menurut Para Ahli
Kindervatter
“People gaining and understanding of and control
over social, economic, and/or political forces in
order to improve their standing in society”.
Wallerstein (1992)
“Empowerment is a social action process that
pramates participation of people, organizations, and
communities, toward the goal of increasing
individual and community control, political
effeciency, improved quality of community life and
social justice”.
Chambers (1995)
8. Better 2. Better
community action
6. Better 4. Better
environment business
5. Better
income
TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
BIDANG KESEHATAN
acceptable
accountable
profitable
sustainable
replicable
PRINSIP PEMBERDAYAAN
1. Kesukarelaan
2. Otonom
3. Keswadayaan
4. Partisipatif
5. Egaliter/setara
6. Demokratis
7. Keterbukaan
8. Kebersamaan
9. Akuntabilitas
10. Desentralisasi
DOMAIN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LAVERACK)
Community participation
Problem assessment
Local leadership
Organisational structures
Resource mobilization
DOMAIN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LAVERACK)
Program management
SEJAK
Identifikasi masalah
Pengambilan keputusan
Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan
Pemantauan
Evaluasi
Pemanfaatan hasil kegiatan
Partisipatif pasif = Partisipatif aktif =
indv, kelg, masy ikut ambil bagian, keterlibatan indv,kelg, masy
tp inisiatif cara, wadah, sarana, thd keg dg inisiatif dr masy
aturan, kontrol oleh orang lain. & dibimbing pola pikir masy
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI SIKLUS PEMECAHAN MASALAH
MENGIDENTIFIKASI
FASILITASI MASALAH
& PENYEBABNYA FASILITASI
PROSES
PEMBELAJARAN
MEMANTAU & MASY DESA MERUMUSKAN
EVALUASI UTK BINA (SPIRAL PEME- ALTERNATIF2
KELESTARIAN CAHAN PEMECAHAN
MASALAH)
FASILITASI MENETAPKAN
& MELAKSANAKAN
PEMECAHAN FASILITASI
Kemandirian
Kemandirian Marterial:
• Kemampuan Produktif memenuhi kebutuhan
materi
Kemandirian Intelektual:
• Pengetahuan yg otonom mampu menerima,
mengembangkan, lestarikan pengetahuan, ide-ide/
daya cipta, kritik membangun. Berdaya
Kemandirian Manajerial:
• Mampu membina, koordinir, Berperan
menjalani & kelola sendiri aktif
(perenc, pelaks, monev). Terlibat
Mau ikut
Tidak Peduli
peduli Dari tidak berdaya
jadi BERDAYA…
PARTISIPASI MASYARAKAT
Definisi:
Keikutsertaan seluruh anggota masy (individu, kelp), utk
bersama2 ambil tanggungjawab, mengembangkan
kemandirian, menggerakkan & melaksanakan upaya
kes (Dep.kes,1990)
Berupa:
Tindakan, Inisiatif dari keluarga/masyarakat
Dibimbing oleh cara/ pola pikir sendiri
Ada sarana/wahana/aturan partisipasi
Ada mekanisme/ proses
Angtdpt mengontrol thd peran, sarana & proses
Tolok Ukur Partisipasi Masy:
Ada penerimaan Masy thd Program yg dilaksanakan
Partisipasi dapat terwujud dg syarat :
Salingpercaya antar anggota masy
Ada ajakan & kesempatan berperan aktif
Ada manfaat yg dapat & segera dapat dirasakan
oleh masy
Ada contoh & teladan dari tokoh/ pemimpin masy
Pendekatan partisipasi
1. Pendekatan dari atas ke bawah
2. Pengembangan dari bawah ke atas
3. Pengarahan dari atas disertai
pengembangan dari bawah
Pendekatan dari atas.
Kelemahan: Keuntungan
Tidak beri kesempatan pd segera dapat dinikmati
masy utk ambil inisiatif, krn hasil fisiknya, krn proses
sudah diambil alih oleh berjalan sesuai rencana
petugas sejak awal & mudah dikoordinasikan
1. Access to Information
2. Inclusion and Participation
3. Accountability
4. Local organizational capacity
1. ACCESS TO INFORMATION
aliran informasi tidak tersumbat (masyarakat -
masyarakat lain, masyarakat – pemerintah)
Informasi meliputi ilmu pengetahuan, program dan
kinerja pemerintah, hak & kewajiban dalam
bermasyarakat, ketentuan pelayanan umum, dsb
Masyarakat pedesaan terpencil : tidak mempunyai
akses terhadap semua informasi karena hambatan
bahasa, budaya dan jarak fisik. masyarakat yang
informed, mempunyai peluang memanfaatkan akses
pelayanan umum dan menggunakan hak-haknya
2. INCLUSION AND PARTICIPATION
Inklusi berfokus pada pertanyaan siapa yang
diberdayakan
Partisipasi berfokus pada bagaimana mereka
diberdayakan dan peran apa yang mereka
mainkan setelah mereka menjadi bagian dari
kelompok yang diberdayakan.
Menyediakan ruang partisipasi bagi masyarakat
adalah memberi mereka otoritas dan kontrol atas
keputusan mengenai sumber daya (dana,
prasarana/sarana, tenaga ahli, dll) yang tersedia
guna menjamin pengalokasian yang sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas masyarakat tersebut
3. ACCOUNTABILITY
Pelaku pemberdaya juga harus mampu
mempertanggungjawabkan kebijakan dan
tindakannya pada kehidupan masyarakat.
Pelaku pemberdaya: LSM, pemerintah, fasilitator
4. LOCAL ORGANIZATIONAL CAPACITY
KETENTUAN DISKUSI
Semua anggota harus terlibat aktif
Semua pendapat dihargai dan diterima
Ada Notulen diskusi
REFERENSI
J, Nasikun, 1995, Mencari Suatu Strategi Pembangunan
Masyarakat Desa Berparadigma Ganda, dalam Jefta Leibo,
Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta : Andi Offset.
Kutut Suwondo, 2005, Civil Society Di Aras Lokal: Perkembangan
Hubungan Antara Rakyat dan Negara di Pedesaan Jawa,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar & Percik.
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, Bandung : Fokus Media.
Sunyoto Usman,2004, Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sutoro Eko, 2002, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat
Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan
Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember 2002.
Dr. H Karna SobahiM.MPd & Dr. Cucu Suhana M.MPd. 2011.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendidikan Di Era Otonomi
Daerah. Bandung: CV Cakra
https://www.youtube.com/watch?v=xNIatwhIy5c
https://www.youtube.com/watch?v=GdBrNb9GNCs