A. Pendahuluan
Kegiatan belajar ini akan mengajak peserta untuk memahami dan
menganalisis karakteristik sensor, transduser dan actuator. Peserta diharapkan
dapat menganalisis karakteristik sensor, transduser dan actuator berdasarkan
datasheet. Pemahaman tersebut diharapkan menjadi bekal dalam perancangan
suatu system elektronika untuk fungsi tertentu. Peserta juga diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan prinsip fisis penyensoran pada bagian masukan
sehingga menghasilkan sinyal listrik pada keluaran. Pada materi actuator
diharapkan dapat membedakan sensor berdasarkan gerak yang dihasilkan dan
sumber energi penggerak.
B. Capaian Pembelajaran
Menganalisis karakteristik sensor, transduser dan actuator
Sub Capaian Pembelajaran :
a. Menguraikan karakteristik sensor.
b. Menguraikan karakteristik transduser.
c. Mengklasifikasi actuator berdasarkan prinsip kerja dan gerakan yang
dihasilkan.
C. Materi
1. Sensor dan Prinsip Penyensoran.
a. Pengertian Sensor.
Sensor merupakan sebuah piranti yang berfungsi mendeteksi
suatu besaran atau keadaan dan merubah hasil pendeteksian tersebut
menjadi besaran listrik. Keluaran sensor dapat berupa tegangan atau
arus listik. Pada beberapa jenis sensor keluaran dapat juga berupa fasa,
frekuensi, pulsa dan code.
Beberapa sensor terdiri dari transduser. Transduser adalah suatu
alat yang dapat merubah / mengkonversi suatu energi non listrik menjadi
energi listrik atau sebaliknya. Transduser bisa juga dikatakan sebagai
suatu alat perubah energi dari suatu bentuk energi ke bentuk yang lain.
2. Prinsip Penyensoran.
Bagian ini akan dibahas mengenai beberapa fenomena/hukum fisis
dasar tentang bagaimana sebuah stimulus/rangsangan pada bagian masukan
dirubah sehingga menghasilkan sinyal listrik pada bagian keluaran.
a. Kelistrikan (Electricity).
Atom terdiri dari Proton (+) Elektron (-) dan Neutron (netral).
Atom seimbang memiliki jumlah proton sama dengan electron. Atom
akan menjadi Ion positive ketika memiliki kelebihan jumlah proton.
Atom akan menjadi Ion negative saat memiliki kelebihan jumlah
electron. (gambar 1). Ion positive akan menarik ion negative untuk
mencapai keseimbangan, hal inilah yang kemudian menyebabkan aliran
elektron (aliran listrik).
………………..(2)
ρ0 = resistansi pada suhu t0 ( 0 sampai 25 0C).
Rumus diatas menyatakan bahwa pada suhu yang berbeda dapat
menyebabkan perubahan nilai tahanan. Contoh transduser yang
mengalami prinsip ini adalah Resistor Temperature Coofiisien (RTD)
dan thermistor.
c. Magnetik
Gambar 2. …….
d. Induksi Elektromagnet
Disekitar kawat berarus listrik ada medan magnet. Magnet
ternyata juga dapat menghasilkan arus listrik (percobaan Faraday) . Dari
percobaannya faraday menyebutkan perubahan (fluks) magnetik akan
menimbulkan gaya gerak listrik (GGL). Sifat dan karakteristik dari GGL
induksi inilah yang dapat dimanfaatkan dalam prinsip kerja sensor
e. Kapasitif.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik seperti terlihat pada gambar di
bawah. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
……………………….. (3)
h. Efek Hall
Efek Hall adalah peristiwa berbeloknya aliran listrik (elektron)
dalam pelat konduktor karena pengaruh medan magnet. Tegangan
Listrik yang dihasilkan oleh efek hall inilah yang digunakan dalam
sensor.
3. Karakteristik Sensor
a. Fungsi Transfer (Transfer Function)
Fungsi Transfer adalah bentuk hubungan matematis antara
keluaran dan masukan sensor. Stimulus pada masukan sensor tidak
berbentuk sinyal llistrik, sementara keluaran (respon) berupa besaran
listrik seperti terlihat pada gambar 10. Jika keluaran adalah S dan
masukan adalah s, maka dapat dituliskan transfer functionnya sebagai
berikut :
S= f(s)
dimana S sebagai fungsi s
Ilustrasi
f. Hysteresis.
Hysteresis adalah pergeseran output sensor pada kondisi (titik) sinyal
masukan tertentu yang dicapai dari arah yang berlawanan. Penyebabnya
bisa diakibatkan bentuk geometri desain, Friction (gesekan), Perubahan
struktur material.
g. Saturation
h. Repeatability Eror
Repeatability Eror adalah ketidakmampuan sensor untuk
memberikan nilai yang sama pada kondisi (penyensoran) yang sama.
Penyebabnya bisa diakibatkan derau panas, plastisitas material, build up
charge dan lain-lain.
Gambar 14. Grafik repeatability error
i. Deadband
j. Resolution
Resolusi dapat diartikan sebagai nilai step kenaikan rangsangan
terkecil yang masih bisa dirasakan sensor. Sebagai contoh pada data di
bawah terlihat bahwa sensor tersebut memiliki resolusi 1 oC.
k. Special Properties
Properties tertentu kadang dibutuhkan pada beberapa sensor, Misal
pada light detector yang sensitif pada bandwidth optik tertentu sehingga
diperlukan spesifikasi tertentu guna medapatkan respon spektral mereka .
l. Impedansi Output.
n. Eksitasi.
p. Faktor Lingkungan
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sensor salah satunya adalah fator
lingkungan, antara lain tempat penyimpanan, perubahan ekstrim lingkungan
dan lain-lain.
q. Reliability
Reliability adalah kemampuan sensor untuk melakukan fungsinya pada
kondisi dan waktu tertentu. Realibility menggambarkan kemungkinan piranti
sensor dapat beroperasi setelah berapa lama atau setelah berapa kali
pemakaian.
r. Karakteristik Aplikasi
Adalah karakteristik mengenai di mana sebuah sensor akan
diaplikasikan. Semakin penting dan khusus aplikasi yang dibuat maka
biasanya akan memerlukan sensor dengan kualitas tinggi dengan
konsekuensi harga juga tinggi.
s. Ketidakpastian
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna termasuk dalam sensor.
Lama pemakaian, kondisi lingkungan, kesalahan manusia, komponen yang
terlibat dan faktor lainnya sangat bisa mempengaruhi kinerja sensor dalm hal
ini adalah merubah sinyal outputnya (meski sangat kecil)
Semua yang telah diketahui adalah kira-kira mulai dari pemodelan
sensor hingga proses manufakturnya. International Committee for Weights
and Measures (CIPM) membagi uncertainty dalam 2 tipe yaitu :Tipe A dan
Tipe B
4. Transduser
a. Pengertian transduser.
Transduser adalah suatu alat yang dapat merubah / mengkonversi
suatu energi non listrik menjadi energi listrik atau sebaliknya. Transduser
bisa juga dikatakan sebagai suatu alat perubah energi dari suatu bentuk
energi ke bentuk yang lain.
Pada sistem elektronika transduser dapat berada pada bagian input
atau output sistem. Pada gambar di bawah, terlihat posisi transduser sebagai
input pada suatu sistem instrumentasi.
5. Actuator.
Aktuator adalah suatu peralatan yang menghasilkan pergerakan dengan
mengkonversi energi atau sinyal dari output suatu system. Dari segi pergerakan
yang dihasilkan, actuator dapat dibedakan menjadi linier dan rotary. Sedangkan
berdasarkan jenis energi penggeraknya, dapat dibedakan menjadi actuator
elektrik, pneumatic, hidrolik dan mekanik.
a. Aktuator linier dan putar.
Aktuator linier adalah jenis actuator yang menghasilkan gerakan
(motion) berbentuk linier atau lurus. Sedangkan actuator putar atau rotary
adalah jenis actuator yang menghasilkan gerakan (motion) berbentuk
gerakan memutar.
b. Aktuator elektrik, pneumatic, hidrolik dan mekanik.
1) Aktuator Elektrik.
Gambar
2) Aktuator Pneumatic
Aktuator Pneumatic adalah jenis actuator yang memanfaatkan tekanan
udara untuk menghasilkan gerakan mekanik linear. Untuk aplikasinya
pneumatic digunakan untuk pekerjaan yang ringan, seperti pada pintu
Bus. Susunan dan konstruksi actuator pneumatic dapat dilihat pada
gambar………
Gambar
3) Aktuator Hidrolik.
Gambar ….
4) Aktuator Mekanik.
Gambar ….
D. Daftar Pustaka
Harinaldi Sudiarso, Sistem fluida, Prinsip Dasar dan Penerapan mesin Fluida,
Sistem Hidrolik dan Sistem Pneumatik, Jakarta : Erlangga.