BAB I
PENDAHULUAN
baik, salah satunya dilihat dari aspek kesehatan. Kesehatan yang baik di suatu
Sikap yang positif dalam menjaga kesehatan bisa diaplikasikan dalam tindakannya
sehingga tidak mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit yang masih
penderita HIV / AIDS di seluruh dunia meningkat jumlahnya hingga mencapai 5,2
juta jiwa. Padahal tahun 2010 hanya 1,2 juta jiwa. Hingga akhir tahun 2010 lalu
data dari Kemenkes menunjukkan ada14.865 penderita HIV dan 3.863 penderita
AIDS di tahun 2009. Sedangkan tahun 2010 penderita HIV ada 15.275 dan AIDS
sejumlah 4.158. secara akumulatif mulai dari April 1987 hingga September 2010
jumlah penderita HIV / AIDS di Indonesia telah mencapai 22.726 kasus dengan
Sampai saat ini, penyakit HIV / AIDS masih merupakan salah satu
penyakit yang menjadi masalah global. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
(UNAIDS), diperkirakan pada tahun 2012 terdapat 35,3 juta orang dengan HIV di
seluruh dunia. Di dunia setiap harinya sekitar 2000 anak usia 15 tahun ke bawah
terinfeksi HIV akibat penularan dari ibu ke bayinya. Sementara itu, sekitar 1400
2014 terdapat 34 juta orang meninggal dan di tahun 2014 tercatat seesar 1,2 juta
orang meninggal karena virus tersebut hingga akhir 2014 jumlah penderita orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) di dunia sebesar 36,9 juta orang. 2
Indonesia sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987
HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten / kota di seluruh provinsi. Pulau Bali
Menurut UNAIDS, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai
tahun 2015. Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15 hingga 49
tahun. Wanita usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan kondisi HIV sekitar 250
ribu jiwa. Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Dengan
demikian terdapat anak – anak yatim piatu akibat kematian orang tua karena AIDS
dengan HIV /AIDS d Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak 735.256 orang
dengan jumlah infeksi baru sebanyak 85.523 orang. Jumlah kasus baru HIV
3
positif yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 30.935 kasus terdapat di
sebelumnya sebanyak 32.711 kasus. Saat ini, ibu rumah tangga merupakan salah
Adapun data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2014
dengan kasus HIV sebanyak 1.075 orang, sedangkan kasus AIDS sebanyak 250
orang (menurut kelompok usia) dan dengan risiko penyakit seperti WPS, LSL,
didapatkan 55,2% penduduk pernah mendengar tentang HIV / AIDS namun baru
17,1% yang berpengetahuan benar, tetapi sudah 40,7% berperilaku benar tentang
perilaku benar tentang HIV / AIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkan
Data dari Dinas Kesehatan Kota Medan sebanyak 597 orang terkena kasus
HIV dan 50 orang terkena kasus AIDS (menurut kelompok usia). WPS
Data dari Puskesmas Padang Bulan, pasien yang terkena HIV sebanyak 68
orang berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Adapun kelompok usia mulai
4
49 thun sebanyak 38 orang laki – laki dan 7 orang perempuan. Dari 68 orang
tersebut terdapat 10 orang WPS, 8 orang waria, 41 orang LSL, dan 9 orang IDU,
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja, orang yang terinfeksi virus
HIVakan menjadi pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya. Selain hal
penderita.
malu, berduka, dan ketidak pastian dengan adaptasi terhadap penyakit. Ketakutan
tertular AIDS karena penyakit tersebut sering dikaitkan dengan homoseksual dan
dan keluarganya beserta juga pacarnyanbsering merasa stigmatis. Hingga saat ini
melahirkan permasalahan serta tindakan yang melukai fisik maupun mental bagi
ODHA tak terkecuali keluarga dan orang – orang terdekatnya. Meskipun penyakit
tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit HIV dan AIDS.
Persepsi negatif masyarakat terhadap HIV dan AIDS berdasarkan informasi yang
mereka terima tentang HIV dan AIDS, sehingga terbentuk stigma dan diskriminasi
masyarakat terhadap penderita HIV dan AIDS. Serta secara umum diakui bahwa
terpelihara.
yang dalam penelitian ini mengumpulkan data terkait dengan pengetahuan dan
sikap tentang HIV dan AIDS. Dilihat dari programnya, pemerintah sendiri telah
mengubah sebutan terhadap pengidap HIV dan AIDS dengan sebutan orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA). Ini sudah termasuk upaya untuk memberi
HIV dan AIDS juga dilakukan dengan lahirnya Perpers Nomor75 Tahun 2006.7
Pasuruan Jawa Timur didapatkan hasil bahwa penyakit HIV merupakan akibat
dari moral yang tidak baik. Masyrakat masih banyak yang menganggap bahwa
HIV dan AIDS itu bisa menular melalui kontak sosial seperti bersalaman, makan
bersama, bertemu dalam ruangan yang sama, menghirup udara di deket ODHA,
dan seterusnya.
6
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mansoden10 tahun 2013
Kelurahan Padang Bulan pada Agustus 2017 didapatkan data bahwa masyarakat
mengatakan takut dengan orang yang menderita HIV /AIDS. Mereka mengatakan
takut karena penyakit HIV / AIDS bisa menularkan mereka dan mereka juga tidak
penelitan ini adalah “apakah ada hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIV/AIDS dan stigma terhadap ODHA, dengan koefisien korelasi 0,890, dengan
sikap tetangga terhadap ODHA, faktor sikap keluarga terhadap ODHA, dan
IMS dan HIV dan akses informasi tentang HIV/AIDS tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan stigma responden terhadap ODHA, nilai p = 0,63 dan nilai
p = 0,96.12
perempuan.
9
yang tidak bekerja (OR = 1), tidak berbedanya pengetahuan HIV/AIDS pada
informasi yang diperoleh tidak bergantung pada lokasi atau tempat bekerja.
Sehingga informasi dapat diperoleh dari media cetak, media elektronik dan lain-
2.2. HIV-AIDS
2.2.1. Definisi HIV-AIDS
(AIDS) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Perjalanan penyakit ini
lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah terjadinya
infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi. Virus masuk ke dalam tubuh manusia
terutama melalui perantara darah, sperma dan secret vagina. Sebagian besar (75%)
Masa epidemi pada HIV melalui hubungan seksual ( homo, hetero) dari
ibu terinfeksi pada bayi dan melalui darah yang tercemar. Epidemi ini terjadi
secara diam-diam sehingga terjadinya HIV dan penderita memiliki sifat merasa
vertical dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak. Anak-anak terinfeksi HIV dari
ibunya yang terinfeksi HIV kepada janinya sewaktu hamil, sewaktu persalinan
dan setelah melahirkan melalui pemberian ASI. Virus dapat ditemukan dalam ASI
sehingga ASI merupakan perantara penularan HIV dari ibu ke bayi pasca-natal.
cara utama transmisi HIV di berbagai belahan dunia. Virus ini dapat ditemukan
dalam cairan semen, cairan vagina, cairan serviks. Virus akan terkonsentrasi
dalam cairan semen, terutama bila terjadi peningkatan jumlah limfosit dalam
Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang
terinfeksi. Darah dan produk darah adalah media yang sangat baik untuk transmisi
HIV. Untuk bisa menular, cairan tubuh harus masuh secara langsung ke
dalamperedaran darah. HIV pernah ditemukan di dalam air liur atau ludah,
namun hingga saat ini belum ada bukti bahwa HIV bisa menular melalui air ludah.
11
Demikian pula dengan Air Susu Ibu yang mengidap HIV/AIDS. HIV juga tidak
Hal ini dapat terjadi pada individu yang menerima transfusi darah atau
sampai 100% orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar HIV akan
mengalami injeksi. Transmisi ini juga dapat terjadi pada individu pengguna
Gejala orang yang terserang HIV menjadi AIDS bisa dilihat dari gejala
mayor dan gejala minor. Adapun gejala mayor demam berkepanjangan > 3 bulan,
diare kronis > 1 bulan, penurunan berat badan > 10% / 3 bulan dan penurunan
kesadaran dan gangguan neurologis. Dan gejala minor yaitu Batuk kronis > 1
Tahap awal HIV pada individu yang terinfeksi HIV dapat nampak sehat
selama beberapa tahun dan tanda gejala minor dari infeksi HIV mulai tampak.
zoster atau neuropati perifer. Jumlah virus dalam darah akan menunjukkan
peningkatan semantara pada saat yang sama jumlah limfosit CD4 menurun hingga
Kategori B. Tapi keadaan ini bersifat tidak tetap karena dapat berkembang
12
menjadi kategori C apabila kondisinya semakin parah, dan juga tidak dapat
toxoplamosis dan infeksi oportunistik lainnya yang bisa terjadi. Individu dapat
pula mengalami kehilangan ataupun penurunan berat badan, jumlah virus terus
meningkat, jumlah limfosit CD4+ menurun hingga <200sel / µI. Pada keadaan ini
progresif dan infeksi lain yang biasanya terjadi sekunder terhadap, penurunan
sistem imun. Jumlah virus yang sanagat meningkat dan jumlah limfosit CD4+<50
sel/µI. Kematian bisa dikatakan sudah sangat dekat. Sekali kondisi kategori C ini
terjadi, maka individu akan tetap pada kategori ini walaupun ada kemungkinan
Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi dan
virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel limfosit T
CD4+ dan makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan
orang mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini, dimana gejala
13
Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda
lebih. Namun orang tersebut dapat menularkan infeksinya kepada orang lain. Kita
hanya dapat mengetahui bahwa orang tersebut terinfeksi HIV dari pemeriksaan
perusakan sel limfosit T CD dan sel kekebalan lainnya sehingga terjadilah gejala
beberapa faktor seperti usia kurang dari 5 tahun atau di atas 40 tahun, infeksi
terinfeksi HIV. Penyakit yang berkaitan dengan menurunnya daya tahan tubuh
pada orang yang terinfeksi HIV, misalnya infeksi tuberkulosis (TB), herpes zosfer
(HSV), oral hairy cellleukoplakia (OLH), oral candidiasis (OC), popular pruritic
laki- laki. Senggama berati kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal,
14
atau oral antara dua individu. Resiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau
Cara hubungan seksual yang paling rawan bagi penularan HIV dan AIDS
aktif), senggama terputus dengan mitra pengidap HIV dan AIDS dan
2. Melalui transfusi darah yang mengandung virus HIV dengan cara penularan
dari darah dapat terjadi jika darah tidak ditapis ( uji saring ) untuk
pemeriksaan HIV.
3. Melalui jarum suntik, alat tusuk lain ( tusuk jarum, tindik, tatto) pisau cukur,
melalui ibu hamil yang mengidap HIV dan ditularkan kepada janinnya atau
penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum secara
luar tubuh karena terkena air panas, sabun dan pencuci hama. Yang
penerima transfusi darah yang tidak diskrining virus HIV, bayi yang lahir
angka kesakitan dan kematian Ibu, laju infeksi, hamil di luar rahim, bayi lahir
mati, komplikasi masa hamil dan risiko tinggi kanker leher rahim maka
keluar, tidak yakin akan kesembuhan, akibat buruk HIV dan AIDS termasuk
kehilangan pekerjaan, karena stigma dan diskriminasi oleh mitra, teman, sanak
berkurang.
Banyak orang tidak menyadari bahwa telah terinfeksi virus HIV. Kurang
dari 1% penduduk perkotaan di Afrika yang aktif secara seksual telah menjalani
tes HIV dan persentasenya bahkan lebih sedikit di pedesaan. Selain itu hanya
menerima hasil tes mereka. Angka ini bahkan lebih kecil lagi di fasilitas kesehatan
umum pedesaan. Dengan demikian, darah dari para pendonor dan produk darah
yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis harus selalu diperiksa
kontaminasi HIV.
Tes HIV umum, termasuk imunisasi enzim HIV dan pengujian westernblot
dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut,
darah kering, atau urine. Periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi
pelawan infeksi yang dapat dideteksi ( window period ) bagi setiap orang dapat
mengetahui hasil te. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen
(mendeteksi antigen DNA atau RNA ) dan serologis ( mendeteksi antibodi HIV )
tes HIV ) atau ELISA. Pemeriksaan diagnostik tersebut dilakukan secara serial
dengan menggunakan tiga reagen HIV yang berbeda dalam hal preparasi antigen,
17
prinsip tes, dan jenis antigen yang memenuhi kriteria sensivitas dan spesifitas.
Hasil pemeriksaan menyatakan reaktif jika hasil dengan reagen 1(A1), reagen
Kementerian Kesehatan.
Untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV, tes ELISA sangat sensitif, tetapi
tidak selalu spesifik, karena penyakit lain bisa juga menunjukkan hasil positif.
Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan false positif, antara lain adalah
penyakit autoinum, infeksi virus, atau keganasan hematologi. Kehamilan juga bisa
Pada daerah-daerah dimana pravelensi HIV sangat tinggi, dua kali hasil
ELISA positif ditambah gejala klinis bisa digunakan untuk mendiagnosis HIV.
Bila metode ini dipilih, maka akan lebih baik jika dipilih dua tipe ELISA yang
digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA. Jika
tidak ada rantai protein yang ditemukan, berarti hasil tes negatif. Sedangkan bila
hampir atau semua rantai protein ditemukan, berarti Western Blot positif. Tes
Western Blot mungkin juga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV
atau tidak. Oleh karena itu, tes harus diulang lagi setelah dua minggu dengan
sampel yang sama. Jika tes Western Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka tes
18
Western Blot harus di ulang lagi setelah 6 bulan. Jika tes negatif maka pasien
Keuntungan tes ini adalah hasilnya bisa didapat hanya dalam beberapa menit.
PCR ( polymerase chainreaction ) untuk DNA dan RNA virus HIV sangat sensitif
dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini sering digunakan bila hasil tes yang tidak
jelas. Begitu pasien didiagnosis HIV, maka kerusakan kekebalan tubuh yang
untuk mengetahui kuantitas fungsi imunologi pasien. CD4 juga berguna untuk
menetukan stadium klinis HIV. Tetapi bila pemeriksaan CD4 tidak tersedia, total
pasien berdasarkan total limfosit. Pasien yang terinfeksi HIV hampir seluruhnya
disebabkan karena virus itu sendiri atau obat-obatan yang digunakan pada pasien
HIV.17
2.2.7. Diagnosa
1. Diagnosa HIV pada Orang Dewasa
diagnosis negatif atau positif. Tanda dan gejala pada infeksi HIV awal bisa
sangat spesifik dan menyerupai infeksi virus lain yaitu: letargi, malaise, sakit
terbaik untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi virus HIV atau tidak.
beberapa tahun terakhir telah memasuki populasi umum, yakni kaum ibu dan
bayi. Setiap hari hamper 1800 bayi di dunia telah terinfeksi HIV. Di idonesia,
jika ibu tanpa intervensi di perkirakan 3000 bayi lahor dengan HIV per tahun.
faring. Anak usia lebih dari 18 bulan bisa didiagnosa dengan ELISA dan tes
digunakan untuk mendiagnosis bayi dan anak dengan HIV yaitu menurut CDC
dan WHO.15
AIDS yaitu dengan sistem WHO mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi
HIV-1. Stadium I, infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
Stadium II, termasuk menifestasi membrane mukosa kecil dan TBC. Stadium IV,
20
Awalnya CDCtidak memiliki nama resmi untuk penyakit ini sehingga AIDS
limfadenopati. CDC mulai menggunakan kata AIDS pada bulan September tahun
1982 dan mendefinisikan penyakit ini Tahun 1993, CDC memperluas definisi
AIDS dengan memasukkan semua orang yang berjumlah sel T CD4+ dibawah
200/µl darah atau 14% dari seluruh limfosit sebagai pengidap HIV positif.
Waktu antara HIV masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama AIDS
disebut juga masa inkubasi HIV adalah bervariasi antara setengah tahun sampai
lebih dari tujuh tahun. HIV (antigen) hanya dapt dideteksi dalam waktu singkat
kira-kira setengah bulan sampai dengan 2,5 bulan sesudah HIV masuk tubuh.
dianjurkan karena mahal, memakan waktu lama dan hanya dapat ditemukan dalam
waktu terbatas.
21
rata-rata 2 bulan, ini berarti bahwa seseorang dengan infeksi HIV dalam 2 bulan
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan
keparahan infeksi oporutinistik serta penyakit keganasan. Dari semua orang yang
terinfeksi HIV, sebagian sepuluh tahun pertama 50% menjadi AIDS pada tiga
tahun pertama.dan hampir 100% pasien HIV menunjukkan gejala AIDS setelah 13
tahun. Dalam tubuh ODHA partikel virus akan bergabung dengan DNA sel pasien,
sehingga orang yang terinfeksi HIV seumur hidup akan tetap terinfeksi. Sebagian
pasien memperlihatkan gejala tidak khas infeksi seperti demam, nyeri menelan,
pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk 3-6 minggu setelah
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS
sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan
diikuti adanya peningkatan risiko dan derajat keperahan infeksi oporutinistik serta
penyakit keganasan. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagai berkembang
menjadi AIDS pada tiga tahun pertama, 50%menjadi AIDS setelah 13 tahun.2
22
Dalam tubuh ODHA, partikel virus akan bergabung dengan DNA sel
pasien, sehingga pasien yang terinfeksi HIV seumur hidup akan tetap terinfeksi.
Sebagain pasien memperlihatkan gejala tidak khas infeksi seperti demam, nyeri
menelan, pembengkakkan kelenjar getah bening ,ruam, diare, atau batuk 3-6
seseorang yang terinfeksi HIV dengan nilai-nilai negatif yang diberikan oleh
perilaku moral yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Stigma terhadap
ODHA tergambar dalam sikap sinis, perasaan ketakutan yang berlebihan, dan
sendiri. Mereka juga beranggapan bahwa ODHA adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap penularan HIV/AIDS. Hal inilah yang menyebabkan orang dengan
infeksi HIV menerima perlakuan yang tidak adil, diskriminasi, dan stigma karena
penyakit yang diderita. Isolasi sosial, penyebarluasan status HIV dan penolakan
kerja, dan layanan kesehatan merupakan bentuk stigma yang banyak terjadi.
menyembunyikan status.
23
Diskriminasi terkait HIV adalah suatu tindakan yang tidak adil pada seseorang
yang secara nyata atau diduga mengidap HIV stigma utama masyarakat terhadap
bentuk yang “negatif” karena fakta menyebutkan 80% ditularkan melalui hubugan
seksual, sisanya adalah pecandu narkoba dengan jarum suntik, PSK (Pekerja Seks
Komersial), istri yang tertular dari suami dan seorang istri yang melahirkan anak
bebas (hubungan seks bebas), pecandu narkoba, orang yang melanggar norma –
Pandangan ini menempatkan ODHA sebagai manusia yang harus dikasihani dan
mendapat simpati dari semua kalangan. Apalagi melihat realitas, banyak orang
yang tertular HIV dan AIDS berlatar belakang perilaku tidak berisiko. Mereka
tiba-tiba sakit keras dan setelah didiagnosa positif HIV dan AIDS. Misalnya,
seorang ibu-ibu tertular dari suaminya atau seorang anak tertular dari ibunya saat
dilahirkan. Secara perilaku, dalam kasus tertular seperti itu, mereka tidak
melakukan perbuatan negatif yang berisiko terkena HIV dan AIDS, tetapi hanya
alat pencegahan yang efektif dikemas sesuai dengan sasaran upaya pencegahan.
24
rupa sehingga sangat berisiko untuk tertular HIV. Dalam kelompok ini
penyalah guna napza suntik dan pasangannya, waria penjaja seks dan
perilaku aman.
3. Kelompok rentan (vulnerable people)
Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat karena lingkup pekerjaan,
dalam kelompok rentan adalah orang dengan mobilitas tinggi baik sipil
yang efektif dan layak untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Ketika
metode pemberian makanan yang lebih aman, pengobatana ini dapat mengurangi
risiko infeksi anak hingga setengahnya. Regimen ARV khususnya didasarkan pada
Nevirapine diberikan dalam satu dosis kepada ibu saat proses persalinan,
dan dalam satu dosis kepada anak dalam waktu 72 jam setelaah kelahiran.
ibu dalam enam bulan terakhir masa kehamilan dan melalui infuse selama proses
persalinan, dan kepada bayi enam minggu setelah kelahiran. Bahkan bila
zidovudine diberikan saat akhir kehamilan, atau sekitar saat masa persalinan,
regimen obat-obatan akan sirna bila bayi terus terpapar pada HIV melalui
diberikan makanan tinggi kalori tinggi protein, kaya vitamin dan mineral serta
cukup air. Syarat diet pasien HIV/AIDS yaitu kebutuhan gizi di tambah, di
berikan dalam porsi kecil tapi teratur, disesuaikan dengan penyakit infeksi yang
kalori dan 65% protein dari total yang diperlukan oleh tubuh).
memberikan selingan juga 3 kali sehari. Kebutuhan kalori yang berasal dari lemak
dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak yag berasal dari MCT (Medium Chain
mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari karena tidak ada satu
makanan yang mengandung semua zat giziyang diperlukan oleh tubuh. Konsumsi
sumber karbohidrat (nasi, gandum, tepung, kentang, ketla, maizena, dan lain-lain).
Penting sebagai sumber energi. Protein dan sejumlah kecil vitamin dan mineral
27
hijau, kacang almond dan lain-lain). Selain itu protein juga diperoleh dari
konsumsi susu dan sumber protein hewani lainnya secara teratur setiap hari.
hijau tua misalnya bayam, labu, wortel, apricot, papaya dan mangga yang
tubuh dalam melawan infeksi seperti tomat, kubis, jeruk, anggur, lemon, jambu,
nanas, buah berry dan lain-lain), yang dapat dikonsumsi secara bergantian setiap
dan gula.
Kalori yang dihasilkan oleh lemak dan gula dapat membantu meningkatkan
berat badan. Selain itu lemak dan gula juga menambah rasa pada makanan
sehingga bisa meningkatkan nafsu makan. Hal penting lain yang harus dialakukan
adalah dengan meminum banyak air bersih dan aman minimal delapan gelas
menghilangkan cairan tubuh. Bila diperlukan dapat dibrikan zat gizi mikro dalam
2.2.14. Konseling
Voluntary Conseling and Testing ( VCT) adalah salah satu bentuk upaya tersebut.
VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV
28
secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang
mengetahui status HIV. Dalam tahapan VCT, konseling dilakukan dua kali yaitu
AIDS, cara penularan, cara pencegehan dan periode jendela. Kemudian konselor
melakukan penilaian klinis. Pada saat ini klien harus jujur menceritakan kegiatan
suntik, pernah menerima produk darah atau organ, dan sebagainya. Konseling pra
untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang dihadapi. Setelah tahapan pra
konseling, klien akan melakukan tes HIV. Pada saat melakukan tes, darah akan
diambil secukupnya dan pemeriksaan darah ini bisa bisa memakan waktu antara
setengah jam sampai satu minggu tergantung metode tes darahnya. Dalam tes
HIV, diagnosis didasarkan pada antibodi HIV yang ditemukan dalam darah.
Tes antibodi HIV dapat dilakukan dengan tes ELISA, Westren Blot
ataupun Rapid. Setelah klien mengambil hasil tesnya, maka klien akan menjalani
tahapan post konseling. Apabila hasil tes adalah negatif(tidak reaktif) klien belum
yaitu periode dimana orang yang bersangkutan sudah tertular HIV tapi
periode jendela ini sudah bisa menularkan HIV. Kewaspadaan akan periode
jendela itu tergantung pada penilaian resiko pada pre konseling. Apabila klien
mempunyai faktor resiko terkena HIV maka dianjurkan untuk melakukan tes
maka dilakukan pemeriksaan kedua dan ketiga dengan ketentuan beda sensitifitas
dan spesifisitas pada reagen yang digunakan. Apabila tetap reaktif klien bebas
menginformasikan fasilitas untuk tindak lanjut dan dukungan. Misalnya, jika klien
membutuhkan terapi ARV ataupun dukungan dari kelompok sebaya. Selain itu
konselor juga akan memberikan informasi tentang cara hidup sehat dan
pun sangat cepat. Memulai menjalani VCT tidaklah perlu merasa takut
karena konseling dalam VCT dijamin kerahasiaannya dan tes ini merupakan
suatu dialog antara klien dengan petugas kesehatan yang bertujuan agar orang
2.3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “hasil” dan ini terjadi setelah orang
penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
30
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya.19
yaitu:
1.Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek materi terus dapat
dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
31
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
telah ada.19
2.3.3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan adalah cara coba salah (Trial
and Error) yaitu Cara ini dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan
penelitian ilmiah.19
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
c. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan
33
merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
2.4. Sikap
2.4.1. Pengertian Sikap
unsur sikap, baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian yang
kaitannya dengan efek dan perannya dalam pembentukkan karakter dan sistem
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang di berikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3) Mengahargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu indikasi sikap tingkat 3, misalnya seorang mengajak ibu
mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai
resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu
menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau oarang
tuanya sendiri. 19
2.4.3. Faktor-Faktor Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap
antara lain:
1. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang dianggap
konsumennya.
5. Lembaga pendidikan dan agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan –
kuesioner.15
Keadaan objek yang di ukur dimana objek teersebut harus dilihat keadaannya.
Situasi pengukuran yang harus sesuai dengan tempat dimana penelitian itu terjadi.
Alat ukur harus berhubungan dengan judul penelitian yang digunakan. Serta
responden tersebut. Setelah hasil penelitian tersebut selesai maka hal yang
lain:
kontinum dari yang sangat unfavorabel hingga sangat favorabel terhadap suatu
yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap pernyataan
skala.
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut,
kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat
dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variabel yang
netral tersebut, likert menggunakan teknik konstruksi tes yang lain. Masing-
masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point (sangat setuju,
individu atau kelompok tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini dsebut
variabel penelitian yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban
mulai dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata – kata.
menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang
merupakan skala yang digunakan jawaban yang bersifat jelas dan konsisten,
yaitu benar – salah, pernah – tidak pernah, dan ya-tidak. Untuk jawaban
positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1;
sedangkan untuk jawaban negatif seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan
semacamnya diberi skor 0. Skala ini dapat dibuat dengan bentuk centang
pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
dimana jawaban yang sangat postif terletak di bagian kanan garis, dan
jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
suatu obyek.
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu obyek.
adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur
5. Skala Rating
Data-data yang diperoleh melalui tiga skala, yaitu skala Likert, skala
Seperti halnya dengan skala lain, dalam rating scale responden akan memilih
jawaban angka 3, tetapi angka 3 oleh orang tertentu belum tentu sama dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Survei analitik yakni sebuah
dan mengapa suatu fenomena kesehatan bisa terjadi. Dari hasil penggalian
antara fenomena yakni antara faktor risiko dengan faktor efek atau antar faktor
yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari adanya suatu dinamika korelasi
Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Padang Bulan merupakan
kelurahan yang terdekat dengan Puskesmas Padang Bulan yang memiliki layanan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – September 2017, mulai dari
subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda, ataupun peristiwa. Populasi
pada penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang ada di Lingkungan V
Kelurahan Padang Bulan dari Agustus 2017 yang berjumlah 302 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun rumus
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Jumlah populasi
E = Sampling error, yaitu ketidaktelitian kesalahan dalam pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini
Bulan”, yaitu :
sikap.
masyarakat tentangODHA.
2. Sikap masyarakat terhadap ODHA adalah respon masyarakat atau tanggapan
(instrumen), hasil pengukuran, kategori, dan skala yang digunakan untuk menilai
suatu variabel.20
TABEL 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependent
Variabel Jumlah Cara dan Bobot Kategori Skala
Bebas (x) Pertanyaa Alat Ukur Nilai Ukur
n
Pengetahuan 14 Kuesioner a. Jika total skor 11 Baik Ordinal
-14 (3)
Benar
(nilai=1) b. Jika total skor Cukup (2)
8 - 10
Salah Kurang
(nilai=0) c. Jika total skor (1)
<8
Sikap 14 Kuesioner a. Jika total skor Positif Ordinal
masyarakat 37-56 (2)
terhadap Pernyataan
ODHA 1-8 SS=4;
S=3; b. Jika total skor Negatif
TS=2;STS=1 14-36 (1)
Pernyataan
9-15.
SS=1; S=2;
TS=3; STS=
4
43
oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau dokumen
(tergantung tempat penelitian) tentang gambaran umum dan data lainnya yang
mendukung data hasil penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari Puskesmas Padang Bulan tahun 2017 yaitu data pasien HIV / AIDS yang
3. Data Tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah
lain.
Berdasarkan tabel 3.3. diatas bahwa uji validitas sikap pada 20 responden
2. Reliabilitas
butir soal yang sudah valid secara bersama – sama diukur reabilitasnya. Untuk
mengetahui reabilitas jika nilai alpha conbarch > 0,5 maka konsistensi instrumen
Barat.
yang memiliki pengetahuan terdapat 14 yang valid dan sikap masyarakat terhadap
1. Collecting
2. Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolaan data
3. Coding
4. Entering
5. Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputerisasi akan diolah
masyarakat) dan variabel terikat (sikap masyarakat terhadap ODHA). Data yang
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan dan berkorelasi. Penelitian ini menggunakan uji chi – square
terikat (dependent). Pada hasil perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil
perhitungan menunjukkan nilai p <p value (0,05) maka dikatakan (H0) ditolak dan
(Ha) diterima, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang
dan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang. Dalam penelitian ini
BAB IV
Bulan.
2. Sebelah Selatan Brbatasan dengan : Lingkungan IV Kelurahan Padang
Bulan.
3. Sebelah Barat Berbatasan dengan : Lingkungan III Kelurahan Padang
Bulan.
4. Sebelah Timur Berbatasan dengan : Lingkungan I Kelurahan Padang
Bulan.
Kelurahan Padang Bulan merupakan salah satu bagian dari kecamatan
Medan Baru Kota Madya Medan dengan luas wilayah 1,68 km2 atau 168 Ha, dan
responden (53,3%).
dibawah ini :
kelamin perempuan yaitu 42 responden (56,0%) dan lebih sedikit berjenis kelamin
dibawah ini :
No Pendidikan Jumlah
Jumlah 75 100
ini :
No Pekerjaan Jumlah
2. Wiraswasta 40 53,3
3. PNS 9 12,0
Jumlah 75 100
Berdasarkan Tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa responden yang bekerja
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah Total
52
f % f % f %
2. Penularan HIV dapat 52 69,3 23 30,7 75 100
dicegah melalui
menjauhi hubungan seks
yang tidak aman dan
penggunaan kondom
3. Penyebaran HIV berasal 49 65,3 26 34,7 75 100
dari virus
4. Penularan HIV terjadi 50 66,7 25 33,3 75 100
melalui air susu ibu
5. HIV berkembang 56 74,7 19 25,3 75 100
menjadi AIDS selama 10
Tahun
6. AIDS bisa ditularkan 46 61,3 29 38,7 75 100
melalui penggunaab
jarum suntik secara
bergantian
7. Seseorang yang 41 54,7 34 45,3 75 100
menderita diare kronis
dan demam yang
berkepanjangan lebih
dari satu bulan bisa
dicurigai menderita HIV
8. Infeksi yang dapat 49 65,3 26 34,7 75 100
ditularkan HIV adalah
sifilis (raja singa), infeksi
menular seksual, TBC,
infeksi reproduksi
9. HIV dapat disembuhkan 52 69,3 23 30,7 75 100
dengan minum obat
10. Resiko tinggi orang yang 42 56,0 33 44,0 75 100
tertular HIV yaitu
pekerja seks, pengguna
jarum suntik secara
bergantian, transfuse
darah yang tidak steril
11. Penyakit HIV adalah 49 65,3 26 34,7 75 100
penyakit yang tidak
dapat disembuhkan
12. Pemeriksaan HIV 42 56,0 33 44,0 75 100
dilakukan dengan tes
darah
Tabel 4.5. Lanjutan
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah Total
53
f % f % f %
13. Penderita HIV mudah 50 66,7 25 33,3 75 100
terserang penyakit karena
system kekebalan daya
tahan tubuh menurun
14. Gigitan nyamuk dan 35 46,7 40 53,3 75 100
salaman dengan
penderita HIV tidak
dapat menularkan
penyakit HIV
HIV terdapat didalam darah, cairan vagina dan mani bahwa 64% menjawab benar
dan 36% menjawab salah. Untuk pernyataan no 2 tentang Penularan HIV dapat
dicegah melalui menjauhi hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan
kondom yang menjawab benar 52% dan menjawab salah 30,7%, sedangkan
pernyataan no 3 Penyebaran HIV berasal dari virus yang menjawab benar 65,3%
dan yang menjawab salah 34,7%. Dan untuk pernyataan no 4 tentang Penularan
HIV terjadi melalui air susu ibu yang menjawab benar 66,7% sedangkan yang
yang menjawab salah 25,3%, untuk pernyataan 6 tentang AIDS bisa ditularkan
melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian yang menjawab benar 6,3%
diare kronis dan demam yang berkepanjangan lebih dari satu bulan bisa dicurigai
menderita HIV masyarakat yang menjawab benar 54,7% dan yang menjawab
salah 45.3% .
54
menjawab benar dengan 65,3% dan salah 34,7%. Pernyataan no 9 tentang HIV
sebanyak 69,3% dan yang salah sebanyak 30,7%. Untuk penyataan 10 tentang
Resiko tinggi orang yang tertular HIV yaitu pekerja seks, pengguna jarum suntik
secara bergantian, transfuse darah yang tidak steril, masyarakat menjawab benar
yang tidak dapat disembuhkan yang menjawab benar sebanyak 65,3% dan yang
dengan tes darah masyarakat menjawab benar dengan 56% dan salah 44%.
kekebalan daya tahan tubuh menurun masyarakat menjawab benar dengan 66,7%
dan salah 33,3%. Untuk pernyataan terakhir no 14 Gigitan nyamuk dan salaman
NO Pertanyaan Jawaban
SS S TS STS Total
f % f % F % f % f %
1. Selayaknya 13 17,3 10 13,3 46 61,3 6 8,0 75 100
kita
memperlakuk
an penderita
HIV / AIDS
sama seperti
orang lain.
2. Perhatian 12 16,0 15 20,0 35 46,7 13 17,3 75 100
khusus sudah
seharusnya
kita berikan
kepada
penderita
HIV / AIDS
NO Pernyataan Jawaban
SS S TS STS Total
f % f % F % f % f %
3. Menurut anda 10 13,3 11 14,7 42 56,0 12 16,0 75 100
dengan
penggunaan
narkoba
56
suntik dapat
tertular HIV /
AIDS.
4. Penderita 11 14,7 18 24,0 35 46,7 11 14,7 75 100
HIV /AIDS
layak
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang sama
seperti orang
sakit lainnya.
5. Pemerintah 12 16,0 12 16,0 42 56,0 9 12,0 75 100
perlu
membiayai
pengobatan
penderita
HIV / AIDS
karena mahal
dan
berjangka
6 Merawat 6 8,0 13 17,3 48 64,0 8 10,7 75 100
infeksi
penderita
HIV / AIDS
sebaiknya
dengan
memakai alat
pelindung
diri.
7. Pengguunaan 6 8,0 17 22,7 45 60,0 7 9,3 75 100
kondom
dapat
menghindari
resiko
terinfeksi
HIV.
Tabel 4.7. Lanjutan
NO Pernyataan Jawaban
SS S TS STS Total
f % f % F % f % f %
8. Bayi yang 4 5,3 19 25,3 42 56,0 10 13,3 75 100
terinfeksi
HIV / AIDS
harus
57
diberikan
perawatan
seperti bayi
yang lainnya.
9. Penderita 6 8,0 18 24,0 40 53,3 11 14,7 75 100
HIV / AIDS
adalah orang
yang
berperilaku
buruk dalam
kehidupanya.
10. Penderita 9 12,0 12 16,0 41 54,7 13 17,3 75 100
HIV / AIDS
tidak harus
hidup.
11. Bantal atau 11 14,7 12 16,0 45 60,0 7 9,3 75 100
piring yang
digunakan
penderita
HIV / AIDS
tidak harus di
sentuh.
12. Penderita 7 9,3 15 20,0 41 54,7 12 16,0 75 100
HIV / AIDS
harus
dipisahkan
dari keluarga.
13. Penderita 9 12,0 12 16,0 44 58,7 10 13,3 100
HIV / AIDS
harus
dihukum.
NO Pernyataan Jawaban
SS S TS STS Total
f % f % F % f % f %
14. Penderita 4 5,3 16 21,3 39 52,0 16 21,3 75 100
HIV / AIDS
harus
dikarantina
58
supaya tidak
tertular
kepada orang
lain.
penderita HIV / AIDS sama seperti orang lain dengan menjawab Sangat Setuju
sebanyak 17,3%, Setuju sebanyak 13,3%, Tidak Setuju61,3% dan Sangat Tidak
seharusnya kita berikan kepada penderita HIV / AIDS Sangat Setuju sebanyak
16%, Setuju sebanyak 20%, Tidak Setuju 46,7% dan Sangat Tidak Setuju
narkoba suntik dapat tertular HIV / AIDS Sangat Setuju sebanyak 13,3%, Setuju
sebanyak 14,7%, Tidak Setuju 56% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 16% . Dan
kesehatan yang sama seperti orang sakit lainnya Sangat Setuju sebanyak 14,7%,
Setuju sebanyak 24%, Tidak Setuju 46,7% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak
14,7%.
Selanjutnya untuk pernyataan no 5 Pemerintah perlu membiayai
pengobatan penderita HIV / AIDS karena mahal dan berjangka Sangat Setuju
sebanyak 16%, Setuju sebanyak 16%, Tidak Setuju 56% dan Sangat Tidak Setuju
sebanyak 12%, untuk pernyataan 6 tentang Merawat infeksi penderita HIV / AIDS
sebaiknya dengan memakai alat pelindung diri Sangat Setuju sebanyak 8%, Setuju
sebanyak 17,3%, Tidak Setuju 64% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 10,7%.
59
terinfeksi HIV Sangat Setuju sebanyak 8%, Setuju sebanyak 22,7%, Tidak Setuju
60% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 9,3%, lalu pernyataan no 8 Bayi yang
terinfeksi HIV / AIDS harus diberikan perawatan seperti bayi yang lainnya Sangat
Setuju sebanyak 5,3%, Setuju sebanyak 25,3%, Tidak Setuju 56% dan Sangat
adalah orang yang berperilaku buruk dalam kehidupanya Sangat Setuju sebanyak
8%, Setuju sebanyak 24%, Tidak Setuju 53,3% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak
14,7%.
Untuk penyataan 10 tentang Penderita HIV / AIDS tidak harus hidup
Sangat Setuju sebanyak 12%, Setuju sebanyak 16%, Tidak Setuju 54,7% dan
atau piring yang digunakan penderita HIV / AIDS tidak harus di sentuh Sangat
Setuju sebanyak 14,7%, Setuju sebanyak 16%, Tidak Setuju 60% dan Sangat
Sangat Setuju sebanyak 9,3%, Setuju sebanyak 20%, Tidak Setuju 54,7% dan
Sangat Tidak Setuju sebanyak 16%. Pernyataan 13 tentang Penderita HIV / AIDS
harus dihukum Sangat Setuju sebanyak 12%, Setuju sebanyak 16%, Tidak Setuju
58,7% dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 13%. Untuk pernyataan terakhir no 14
Penderita HIV / AIDS harus dikarantina supaya tidak tertular kepada orang lain
Sangat Setuju sebanyak 5,3%, Setuju sebanyak 21,3%, Tidak Setuju 52% dan
No Sikap Jumlah
f %
1. Positif 20 26,7
2. Negatif 55 73,3
Total 75 100
kurang sebanyak 40 responden (53,3%) dan yang bersikap negatif yaitu sebanyak
probabilitas p = 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan
4.5 Pembahasan
4.5.1. Pengetahuan Masyarakat tentang ODHA
Berdasarkan tabel 4.5. hasil penelitian Pengetahuan terhadap ODHA maka
responden (53,3%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ossie
bahwa dari skor maksimal 20 didapatkan mean 16, yang kemudian dijadikan cut
off point untuk menentukan tingkat pengetahuan tentang HIV tinggi dan rendah
Dari data yang diambil terlihat bahwa meskipun sudah banyak pelajar yang telah
62
tetapi ternyata masih banyak pula pelajar yang mempunyai tingkat pengetahuan
pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk dapat secara optimal merawat pasien
ketika pasien berada di rumah sakit dan di rumah. Ada persamaan persepsi antara
pecandu narkoba, orang yang melanggar norma – norma agama dan sosial.17
hubugan seksual, sisanya adalah pecandu narkoba dengan jarum suntik, PSK
Pengetahuan dan persepsi positif tersebut diasumsikan akan dapat ditularkan pada
masyarakat luas. Dengan demikian maka stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
(73,3%).
0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan
sikap tetangga terhadap ODHA, faktor sikap keluarga terhadap ODHA, dan
IMS dan HIV dan akses informasi tentang HIV/AIDS tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan stigma responden terhadap ODHA, nilai p = 0,63 dan nilai
p = 0,96.12
survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Dari penelitian ini didapatkan
nilai p-value 0,014, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative, kedua aspek ini
yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek
sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun non
informal.
saran kepada peneliti agar ODHA harus dijauhi dengan masyarakat yang tidak
minim sehingga mereka sangat takut bahwan HIV bisa menular pada mereka.
ODHA.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang berjudul “Hubungan
Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2017” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada distribusi frekuensi pengetahuan didapatkan masyarakat yang
5.2 Saran
67
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan informasi yang
penyuluhan tentang HIV berupa . Dalam hal ini perlu diikut sertakan lintas
terhadap ODHA. Dalam hal ini juga diperlukan kerjasama dengan ODHA
HIV.
68
DAFTAR PUSTAKA
deteeksi-dan-pencegahan-hivaids; 2013.
3. file://F:/data%20riskesdas%202017.pdf.
4. http://www.depkes.go.id/resource/download/pusdatin/infodatin/Infoda
tin%20AIDS.pdf:2017.
5. Dinas kesehatan. laporan HIV/AIDS. Medan :Dinas Kesehatan Kota
Medan; 2016.
6. Wahyuni T. laporan bulanan HIV/AIDS. Medan: Puskesmas Padang
Bulan, Dinas Kesehatan Kota Medan; 2016.
7. Perpres no 77. upaya intensifikasi penurunan kasus HIVAIDS; 2017.
8. Zainul. Stigma dan Diskriminasi HIV-AIDS pada Orang Dengan HIV-
AIDS di Masyarakat. 2012.
9. Ningsih Y. Efektifitas Pendidikan Kesehatan HIV/AIDS terhadap
Perubahan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat pada ODHA. 2013.
10. Mandosen J, dkk. Perilaku dan Risiko Penyakit HIV-AIDS. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2013. Desember; 13.
11. Parut. Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS dengan Stigma
terhadap ODHA pada Siswa Kelas XI SMK VI Surabaya; 2016.
12. Shaluhiyah ddk. Stigma Masyarakat terhadap Orang dengan HIV-
AIDS; 2015.
13. Oktarina dkk. Hubungan Antara Karakteristik Responden dengan
Pengetahuan dan Sikap terhadap HIV-AIDS; 2011.
14. Kemenkes RI. Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak. Kementerian
Kesehatan; 2013.
15. Sunaryati SS. 14 Penyakit paling sering menyerang dan sangat
mematikan Lubis N, editor. Yogyakarta: Flash Books; 2014.
16. Novianan N. Kesehatan Reproduksi & HIV-AIDS Ismail T, editor.
Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA; 2016.
69
ABSTRAK
FITRIANI SIREGAR
1601032462
Data dari Puskesmas Padang Bulan, pasien yang terkena HIV sebanyak 68
orang berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Dari 68 orang tersebut
terdapat 10 orang WPS, 8 orang waria, 41 orang LSL, dan 9 orang IDU, dimana
penderita terbanyak adalah pria dengan kasus heteroseksual.
70
ABSTRACT
FITRIANI SIREGAR
71
1601032462
The conclusion that the result of the research showed that there is a
correlation between Knowledge with Public Attitudes toward PLWHA in
Environment V Padang Bulan Urban Village in 2017. It is suggested that in the
future it can work together with health facilities and health workers to be able to
conduct counseling to the community, especially counseling about HIV.