Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Liken Planus adalah penyakit kronik, inflamasi, autoimun yang

mempengaruhi kulit, mukosa mulut, mukosa genital, kulit kepala, dan kuku. Liken

planus (leichen dalam bahasa Yunani berarti “pohon lumut” ; planus dalam bahasa

Latin berarti “datar”) merupakan suatu kelainan yang unik, suatu penyakit

inflamasi yang berefek ke kulit, membran mukosa, kuku, dan rambut. Lesi yang

tampak pada lichen planus-like atau dermatitis lichenoidtampak seperti ketombe,

beralur halus, kotoran yang kering dari tumbuh-tumbuhan simbiosis yang dikenal

sebagai liken. Walaupun morfologi ini mungkin sulit untuk dibandingkan, liken

planus merupakan suatu kesatuan yang khusus dengan bentuk papul “lichenoid”

yang menunjukkan warna dan morfologi yang khusus, berkembang di lokasi yang

khas, dan pola perkembangan juga mempunyai karakteristik yang khas.1,2

LP tersebar di seluruh dunia tanpa memandang ras. Terjadi pada 0,1-4

persen dari populasi umum, paling sering pada wanita perimenopause. Liken

planus dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi sebagian besar kasus terjadi

antara 30 dan 60 tahun. LP mewakili 1,2% dari semua pasien baru di London dan

Turin, 0,9% di Kopenhagen dan 0,38% di India.Kasus hypertrophic dilaporkan

umum di Nigeria.LP oral dan LP kulit jarang dilaporkan di masa kecil.Kasus

familial dicatat (lihat di atas).Terdapat keterwakilan dari Asia Selatan dalam

serangkaian kasus anak di Birmingham, Inggris.1,3

1
Etiologi dan patogenesis terjadinya liken planus belum diketahui secara

pasti. Diduga terjadi oleh karena virus, kelainan imunologik, gangguan

neurologik, dan stres emosi. Liken planus ditandai dengan timbulnya papul yang

mempunyai warna dan konfigurasi berwarna merah biru, skuama dan berbentuk

poligonal. Liken planus sering ditemukan pada ekstremitas superior, kulit kepala,

kuku, genitalia, dan membran mukosa. Liken planus memiliki bermacam-macam

bentuk seperti hipertrofi, folikular, vesikular, dan sebagainya4,5

Penatalaksanaan liken planus umumnya kurang memuaskan. Pengobatan

yang diberikan dapat berupa topikal, sistemik, fotokemoterapi serta kombinasi.

Prognosis dari penyakit ini dapat sembuh sendiri.4

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Liken planus (leichen dalam bahasa Yunani berarti “tumbuhan lumut” ;

planus dalam bahasa Latin berarti “datar”) merupakan suatu penyakit inflamasi

yang berefek ke kulit, membran mukosa, kuku, dan rambut. Pada tahun 1869

Erismus Wilson pertama kali memperkenalkan istilah Likenplanus. Liken planus

diklasifikasikan sebagai penyakit papulosquamous.Liken Planus sel limfosit T

auto-sitoksik mencetuskan terjadinya apoptosis pada sel epitel yang menyebabkan

inflamasi kronik.4

Liken Planus merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan timbulnya

papul-papul yang memiliki warna dan konfigurasi yang khas. Papul berwarna

ungu, berskuama dan berbentuk siku-siku. Lokasi terletak di ekstremitas bagian

fleksor, selaput lendir, dan gentalia. Sangat gatal dan umumnya membaik dalam

waktu satu atau dua tahun. Dapat terjadi lichen planus-like eruption karena bahan

dari luar atau penyakit sistemik.6

2.2 Klasifikasi

A. Variasi Menurut Bentuk Lesi


1. Annular Liken Planus

Dikatakan variasi annular jika terdapat penampakan papul-papul

menyebar ke perifer dengan bagian central yang telah sembuh.

Umumnyapapulamembentukgambarancincin.Tepi lesi annular sedikit

3
meninggi dan berwarna ungu keputihan. Bentuk lain dariannuler liken

planusterjadiketikalesimembesardengan diameter 2-3 cm disertai bagian

tengah lesi hiperpigmentasi. Paling sering ditemukan di axilla, penis,

ekstremitas, kelopak mata, punggung, pinggang serta lipatan

paha.Annular Liken Planus lebih banyak mengenai ras Kaukasian pasa

kisaran umur 24-76.9,10

Gambar 2.1 Annular Liken Planus pada batang penis

2. Linear Liken Planus

Biasa terjadi akibat trauma garukan oleh pasien (akibat Koebner’s

Fenomena). Papul dapat membentuk konfigurasi linear sebagai bentuk

sekunder terhadap trauma, atau pada kasus yang sangat jarang, sebagai

erupsi spontan anterisolasi. Biasanya terjadi pada ekstremitas.

4
Gambar 2.2 Linear Variant Liken Planus

B. Variasi Menurut Morfologi yang Terlihat


1. Actinic Liken Planus

Gambar 2.3 Actinic Liken Planus dengan lesi berbatas tegas,


hiperpigmentasi pada wajah

Dapat disebut juga LP actinicus, LP subtropicus, LP tropicus dan

lichenoid melanodermatitis. Jenis ini lebih banyak ditemukan pada

golongan dewasa muda dan anak-anak, dan umumnya pada daerah yang

paling sering terekspos sinar matahari seperti dahi, wajah, sampai dengan

lengan dan leher bagian belakang. Efflorosensi yang tampak berupa plak

merah-kecoklatan dengam bentuk annular.9

5
2. Atrophic Liken Planus

Biasa muncul pada fase penyembuhan, dengan penampakan

papul-papul yang menyatu membentuk plak yang besar dan banyak

dengan sisa-sisa hiperpigmentasi. Pada gambaran klinis lebih terlihat

sebagai hasil dari penebalan epidermis.9

3. Erosiulceratif Liken Planus

Dapat terjadi pada lesi palmoplantar Liken Planus. Jenis ini

termasuk jarang terjadi. Biasa pasien akan merasa amat perih, dan lesi ini

mudah berkembang menjadi Squamous Cell Carcinoma.9

Gambar 2.4 Erosi-ulceratif Liken Planus menunjukan erosi, ulkus,

jaringan granulasi dan sikatriks

4. Folikular Liken Planus

Terdiri dari bintik-bintik keratotik tipis yang biasa menyebar.

Tempat predileksi di daerah kepala yang biasa menyebabkan alopesia.

6
Gambar 2.5 Follikular Liken Planus

5. Hipertropik Liken Planus

Pada beberapa pasien, Liken Planus dapat berkembang menjadi

tebal dan hipertropi disertai perasaan yang amat gatal. Di sebut juga LP

Verrucosus. Tempat predileksi di daerah lengan bawah dan biasa disalah

artikan sebagai liken simpleks.9,11

Gambar 2.6 Hipertropik Liken Planus

6. Vesicobullous Liken Planus

Termasuk jenis Liken Planus yang jarang ditemukan. Dapat

muncul dengan 2 bentuk, bula maupun lepuhan semata pada kulit

normal. Liken Planus ini memiliki gambaran Histopatologi menyerupai

Pemphigoides Liken Planus. Akhir-akhir ini VesicobullousLiken Planus

7
dapat timbul akibat reaksi Captopril, dimana dapat pula menimbulkan

reaksi Non-Bullous Lichenoid.9

Gambar 2.7 Bullous Liken Planus

C. Variasi Menurut Lokasi


1. Liken planuspada kuku

Liken Planus dapat meyebabkan inflamasi bahkan kerusakan pada

kuku. Permukaan kuku yang menipis merupakan karakteristik dari kuku

yang abnormal, ridging longitudinal dan adanya retakan atau celah.Dasar

kuku mengalami perubahan, akan tetapi non spesifik seperti kuning

karena adanya kerusakan pada warna kuku, onikolisis dan hyperkeratosis

subungual. Matriks kuku rusak akibat inflamasi dan digantikan dengan

fibrosis. Jenis ini bisa menjadi irreversible oleh karena itu diperlukan

terapi yang agresif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.11

Gambar 2.8 Kerusakan kuku oleh Liken Planus

8
2. Liken planus pada kulit kepala

Liken planus dapat mengenai kulit kepala, terutama jenis

planopapilaris dan folikularis liken planus. Gambaran yang Nampak

akan khas dengan kehilangan rambut pada uni/multifocal lesi. Menurut

laporan, jenis ini lebih banyak diderita wanita dari pada pria. Pada stage

akhir dari jenis liken planus ini akan nampak gambaran alopesia tidak

jelas dengan sikatriks pada kepala yang akan mengarahkan kita pada

kecurigaan liken planopapilaris, folikulitis decalvans dan Graham-Little

Sindrom.4

Gambar 2.9 Liken planus pada kulit kepala

3. Liken planus pada mukosa

Liken planus dapat mengenai mukosa permukaan mulut, vagina,

esophagus, konjungtiva, uretra, anus, hidung, maupun laring. Telah

dilaporkan beberapa bentuk liken planus pada mukosa yaitu reticular,

plaque-like, atrophic, papuler, erosive-ulceratif, dan bentuk bulosa.

Namun ada kemungkinan 2 macam bentuk akan timbul sekaligus.

Harus dihindari pasien dengan kecurigaan perokok berat yang akan

memberikan diagnosis positif palsu karena penampakan “smokers’s

9
patches”. Ciri utamanya adalah eritema dan erosi pada lidah, kadang-

kadang ada plak putih dengan rasa nyeri dan tidak nyaman. Deskuamasi

dan erosi pada vulva dan vagina disertai dengan rasa terbakar,

dyspareunia.

Pada genitalia pria, utamanya lesi timbul pada batang penis,

glands, preputium dan scrotum. Pada genitalia wanita lebih sering pada

daerah vulva. Sering didapatkan pada wanita, lesi yang timbul hanya

satu namun disertai dengan lesi pada mukosa oral.

Gambar 2.10 Liken Planus mengenai mukosa oral dan vagina

2.3 Etiologi

Etiologi terjadinya liken planus belum diketahui secara pasti. Ada

hipotesis yang mengatakan oleh virus berdasarkan adanya initial lichenoma

mendahului meluasnya penyakit setelah beberapa bulan. Dugaan lain adalah

10
didasarkan kelainan imunologik, gangguan neurologik, dan stres emosional, serta

adanya infeksi virus hepatitis C. Etiologi dari liken planus di rongga mulut telah

diteliti secara ekstensif. Berbagai agen infeksius, termasuk organisme bakteri,

jamur (Candida) dan virus telah terlibat sebagai agen etiologi liken planus oral. Di

antara virus, human papilloma virus (HPV) juga telah ditemukan di liken planus

oral. Infeksi HPV adalah umum di serviks, perannya dalam penyebab liken planus

serviks perlu dievaluasi setelah lebih banyak kasus liken planus serviks

ditambahkan dalam literatur.6,8

2.4 Epidemiologi

Tidak ada perbedaan pada ras, jenis kelamin, geografik, distribusi umur

rata-rata 30-60 tahun. Distribusi LP ditemukan di seluruh dunia dengan

predisposisi tidak berdasarkan ras walaupun variasinya sering terjadi. Kira-kira

sebagian pasien dengan lesi pada kulit memiliki lesi oral yaitu sekitar 25 %. Liken

planus tidak memiliki predisposisi yang kuat untuk setiap jenis kelamin. Beberapa

penulis menemukan 60% kasus LP pada wanita. Ini berarti wanita lebih banyak

daripada pria dengan ratio 2:3 dan predominan terjadi pada orang dewasa di usia

lebih dari 40 tahun. Pada daerah tropis dan subtropis kelompok umur muda juga

menderita LP. Prevalensi oral liken planus sekitar 1-2% dan lebih sering pada

perempuan dengan usia > 40 tahun. Di Jepang prevalensinya sekitar 0,5%, 1,9%

di Swedia, 2,6% di India, dan 0,38% di Malaysia.7

2.5 FaktorRisiko

11
Faktor risiko yang terkait dengan kejadian liken planu adalah :

1. Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit serupa


2. Memiliki riwayat infeksi virus seperti hepatitis C
3. Faktor cuaca dan lingkungan
4. Keadaan imunosupresif (Lupus Eritematosa)
5. Terpapar bahan kimia tertentu yang berperan sebagai alergen. Alergen

ini diantaranya :
 Antibiotik
 Emas
 Arsenik
 Diuretik
 Beberapajeniszatpewarna
 Obat-obatan

2.6 Diagnosa

2.6.1 Anamnesa

Tanda klinis yang biasa didapatkan yaitu gatal, umumnya setelah satu

atau beberapa minggu sejak kelainan pertama timbul diikuti oleh penyebaran

lesi.Lesi bersifat akut atau insidious (jika lesi sudahberminggu-minggu). Lesi

bisa berlangsung asimptomatik, berbulan-bulan atau bertahun-tahun, kadang

juga dijumpai pruritus yang berat. Lesi pada membrane mukosa biasanya

sangat nyeri terutama jika terjadi ulserasi. Tempat predileksi kelainan pertama

adalah pada ekstremitas. Terdapat fenomena Kobner (isomorfik). Pada selaput

lendir dapat terbentuk kelainan, tetapi tidak menimbulkankeluhan. Kelainan

yang khas terdiri atas papul yang poligonal, datar dan berkilat, kadang-

kadangada cekungan di sentral (delle). Garis-garis anyaman berwarna putih

(strie-Wickham) dapat dilihat pada permukaan papul.Kelainan di mukosa

sangat patognomonik, letaknya di bukal, lidah, bibir, dan seluruh saluran

12
gastrointestinal. Pada vagina dan vesika urinaria terdapat gambaranretikular

serupa jala yang terdiri atas garis-garis putih atau striae abu-abu.8

Gambaran klinis Liken Planus dikelompokkan menurut konfigurasi lesi,

morfologi lesi dan lokasi. Biasanya dijelaskan dengan 6 P, yaitu pruritus

poligonal, planar, purple (ungu), papul, dan plak. Onset biasanya akut,

mempengaruhi permukaan fleksor pergelangan tangan, lengan, dan

kaki. Meskipun liken planus sering terjadi hanya pada permukaan kulit, juga

dapat melibatkan mukosa mulut, mukosa genital, kulit kepala, atau kuku.1

2.6.2 Pemeriksaan Dermatologi

Kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnanya, permukaan kuku

menebal, dibawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen

jamur. Pada infeksi ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di

permukaan kuku (leukonikia).

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium

Belum ada analisis pemeriksaan yang spesifik untuk melihat

liken planus. Jumlah total limfosit dansel darah putih menurun. Hal ini

dikarenakan adanya pengaruh dari aktivitas sitokin di jaringan kulit.

Pada setengah dari jumlahkasus Liken Planus didapatkan hasil sensitif

terhadap bahan merkuri dan emas pada pemeriksaan Patch Test.4

13
Pemeriksaan histopatologis

Pada epidermis yang tipis terlihat hiperkeratosis,

akantosistakteratur, penebalanstratumgranulosum setempat, degenerasi

membran basalis, dan hilangnya stratum basalis. Stria wickham

mungkin ada hubungan dengan bertambahnya aktivitas fokal liken

planus karena penebalan lapisan granular. Terdapat beberapa

perubahan pada lamina basalis yang akan menyebabkan penurunan

jumlah melanin serta pembentukan bula.4,12

Temuan paling awal adalah peningkatan sel langerhans di

epidermis, disertai dengan infiltrasi perivaskular superfisial dari

limfosit dan histiosit, yang mengenai ikatan antara dermis-epidermis.

Spongiosis ringan diikuti dengan pergantian vakuolar dan clefting

sepanjang ikatan dermal-epidermal, dengan akumulasi nekrotik

keratinosit (badan koloid).12

Perubahan karakteristik secara histologi terlihat pada biopsi

papul liken planus. Bagian tengah dari papul memperlihatkan akantosis

irregular dari epidermis, penipisan yang irregular pada lapisan

granular, dan pemadatan hiperkeratosisis. Parakeratosis cukup jarang

ditemukan pada liken planus idiopatik, dalam kontras untuk beberapa

obat yang menyebabkan reaksi jaringan likenoid. Sebuah peningkatan

fokal pada penipisan lapisan granular dan infiltrasi berdampak

timbulnya stria wickham. Degenerasi sel basal epidermis

14
ditransformasikan kedalam badan koloid dengan kemunculan satu per

satu. IgM dan fibrin terdapat pada dermis papilar pada lesi yang aktif.12

Patologi Anatomi

Terdapat 2 gambaran utama pada liken planus yaitu kerusakan

Basal Epidermal Keratinosit dan reakis likenoid-interface limfositik.

Perubahan Epidermal yang terjadi berupa hyperkeratosis,

hipergranulasi dengan area Wedge-Shape dan elongasi dari rete-

ridgeyang menyerupai gerigi. Sel-sel apoptosis multiple atau Colloid

Hyaline Body terlihat pada dermal-epidermal junction dan Eosinofillic

Colloid Body terlihat pada papillary dermis. Akan terlihat banyak

histiosit dan sel plasma yang akan lebih prominen pada specimen

membrane mukosa.4

2.7 Patofisiologi

Dinyatakan etiologi dari liken planus masih belum jelas, namun terdapat

beberapa hubungan dengan beberapa penyakit sistemik seperti diabetes melitus,

penyakit kolagen, infeksi virus dan stress emosional. Pada liken planus

ditemukan adanya peningkatan sitokin TH1, hal ini diinduksi oleh genetik, dan

polimorfisme genetik akan mempengaruhi perkembangan lesi yang terjadi. Pada

lesi di mulut saja berhubungan dengan IFN-γ (interferon gamma) dan TNF-α

(tumor nekrosis factor-alpha) berhubungan dengan lesi pada mulut dan kulit.13

15
Untuk lesi pada mulut, sel T aktif akan bermigrasi ke epithelium mulut,

lebih lanjut ditarik oleh molekul adhesi interseluler (ICAM-1 dan VCAM),

upregulation dari protein matriks ekstraseluler membrana basalis epitel ,

termasuk didalamnya kolagen tipe IV dan VII, laminin dan integrin, dan

kemungkinan oleh jalur signal CXCR3 dan CCR5. Kemotaksis limfosit dapat

diakibatkan oleh sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh keratinosit seperti TNF-α,

interleukin (IL)-1, IL-8,IL-10, dan IL-12. Kemudian akan terjadi ikatan antara

sel T dengan keratinosit dan IFN-γ. Kemudian akan terjadi apoptosis sel-sel

epitel basal karena proses upregulation dari p53, matriks metalloproteinase 1

(MMP 1) dan MMP3. Proses kronis diakibatkan karena terjadinya aktivasi dari

mediator inflamasi NF-κB (nuclear factor kappa B), dan proses penghambatan

oleh jalur control factor tranformasi pertumbuhan (TGF-beta/smad) yang

menyebabkan keratinosit mengalami hiperproliferasi yang mengakibatkan lesi

putih.13

Ekspresi antigen keratinosit mungkin menjadi awal terbentuknya lesi.

Selanjutnya antigen liken planus ini akan dikenali oleh sel T spesifik antigen

yang bersirkulasi di epithelium mulut atau sel T yang tertarik ke epithelium

mulut oleh kemokin yang terbentuk dari keratinosit. Ekspresi antigen keratinosit

dan sekresi kemokin dapat distimulasi oleh infeksi virus khususnya infeksi virus

hepatitis C karena terdapat sel T spesifik HCV, produk dari bakteri, trauma

mekanik, obat sistemik atau sensitivitas kontak.14

2.8 Patogenesis

16
LP adalah penyakit autoimun yang dimediasi sel T dimana sel CD8 + T

sitotoksik memicu apoptosis sel basal epitel oral. Kejadian awal dalam mekanisme

penyakit melibatkan ekspresi antigen keratinosit atau membuka kedok antigen

yang mungkin merupakan peptida atau protein kejutan panas. Setelah ini, sel T

(kebanyakan CD8 +, dan beberapa sel CD4 +) bermigrasi ke epitel baik karena

pertemuan acak antigen selama surveilans rutin atau migrasi yang dimediasi

kemokin menuju keratinosit basal. Sel CD8 + yang bermigrasi ini diaktifkan

secara langsung oleh antigen yang mengikat kompleks histokompatibilitas mayor

(MHC) -1 pada keratinosit atau melalui limfosit CD4 + yang diaktifkan. Selain

itu, jumlah sel Langerhans pada lesi OLP meningkat seiring dengan tingginya

ekspresi MHC-II; Presentasi antigen berikutnya terhadap sel CD4 dan interleukin

(IL) -12 mengaktifkan sel CD4 + T yang mengaktifkan sel CD8 + melalui

interaksi reseptor, interferon γ (INF-γ) dan IL-2. Sel CD8 + T yang diaktifkan

pada gilirannya membunuh keratinosit basal melalui faktor nekrosis tumor (TNF)

-α, apoptosis yang diobati dengan Fas-Fas atau granzyme B.

2.9 Diagnosis Banding

Mengenai kelainan kulitnya dibedakan dengan : psoriasis, granuloma

anulare, nevus unius lateris, atau liken stratus. Kelainan mukosa dapat menyerupai

: leukoplakia, kandidiosis, atau sifilis II. Jika pada alat kelamin hendaknya

dibedakan psoriasis, dermatitis seboroik,dan skabies.Jikapada kuku dapat

menyerupai onikomikosis, psioriasis kuku. LP bentuk hipertrofi dibedakan dengan

neuro dermatosis atau amiloi-dosis.6


17
2.10 Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan yang memuaskan untuk liken planus, pengobatan

biasanya hanya bertujuan untuk meringankan gejala dan mengurangi efek

peradangan. Kasus-kasus liken planus yang ringan pada umumnya tidak

memerlukan pengobatan. Penatalaksanaan liken planus dapat berupa pengobatan

topikal, sistemik, fotokemoterapi ataupun kombinasi.4

2.10.1 Farmakologi

Liken planus di kulit

Terapi topikal dan sistemik bisa digunakan untuk liken planus

di kulit, tetapi penggunaannya tergantung tingkat kroniknya penyakit,

gejala-gejalanya dan respon terhadap pengobatan.4

 Topikal

Steroid topikal yang paten dengan atau tanpa oklusi bermanfaat

bagi liken planus di kulit. Dioleskan 1-2 kali/hari. Penggunaan

triamcinolon asetonide intralesi (5-10 mg/mL) efektif dalam

mengobati liken planus di kulit. Triamcinolon asetonide juga efektif

pada liken planus yang terjadi di kuku dengan injeksi di lipatan

proksimal kuku setiap 4 minggu dan regresi terjadi dalam 3-4 bulan.

Untuk liken planus hipertrofi, diperlukan konsentrasi steroid intralesi

yang lebih tinggi (10-20 mg/ml).4


18
 Sistemik

Steroid sistemik sangat berguna dan efektif dengan

penggunaan dosis lebih dari 20 mg/hari (30-80 mg prednisone) untuk

4-6 minggu dan dilanjutkan dosis yang dikurangi selama 4-6 minggu.

Etretinat dosis rendah sebanyak 10-20 mg/hari selama 4-6 bulan bagus

untuk remisi pada liken planus kulit. Respon yag cepat didapatkan

dengan penggunaan 75 mg/hari atretinat. 4

2.10.2 Non Farmakologi

Fotokemoterapi

Fotokemoterapi (psoralen dan ultraviolet) sangat bermanfaat

pada liken planus di kulit yang sifatnya generalisata.Penggunaan

dikombinasi dengan kortikosteroid sistemik untuk mempercepat

respon. Fototerapi dapat meliputi UVB dan UVA. 4

UVB (Ultraviolet B)

Yang paling umum untuk fototerapi liken planus ialah

menggunakan ultraviolet B (UVB) cahaya, yang hanya menembus

lapisan atas kulit (epidermis). Risiko fototerapi ini ialah kulit

terbakar.

UVA(Ultraviolet A)

19
Terapi untuk liken planus menggunakan sinar ultraviolet A

(UVA) dapat menembus jauh ke dalam kulit. Terapi ini biasanya

digunakan dalam kombinasi dengan psoralen oral atau topikal obat

yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar UVA. Efek samping

jangka pendek dari terapi ini adalah mual, sakit kepala dan gatal-gatal.

Untuk menghindari sunburn, hendaklah menghindari paparan sinar

matahari selama beberapa hari setelah dilakukan fototerapi. 4

2.10.3 Edukasi

• Lichen planus pada kulit. Gunakan air bersih hangat tanpa

sabun untuk membersihkan bagian kulit yang terinfeksi,

usahakan agar sampo tidak mengenai kulit yang terinfeksi saat

keramas, dan pakailah pelembap untuk kulit.

• Lichen planus pada mulut. Hindari konsumsi minuman

beralkohol, apa pun yang terasa pedas, serta asam karena bisa

mengiritasi lichen planus. Hindari pula makanan yang garing

atau memiliki bagian tepi yang tajam. Hentikan dulu

penggunaan obat kumur beralkohol, serta berkonsultasilah

secara rutin dengan dokter gigi.

• Lichen planus pada alat kelamin. Jangan bersihkan alat

kelamin dengan sabun, selalu gunakan pelembap sebelum dan

sesudah buang air kecil, dan kompres dengan es batu untuk

20
mengurangi rasa gatal dan pembengkakan. Khusus bagi wanita,

disarankan tidak mengenakan celana ketat untuk sementar

• Lichen planuspada kuku. Hindari daerah yang basah. Seperti

penggunaan sepatu dengan rendaman air. Disarankan

menghidari bertelanjang kaki saat berjalan di daerah terbuka,

seperti kamar hotel, kolam renang, dan tempat fitness. Kenakan

sepatu dari bahan kulit agar kaki mudah bernapas. Hindari

memakai sepatu orang lain.

2.10 Komplikasi

a. Rambut

Alopecia jarang di LP, tetapi paling sering terjadi di daerah-daerah kecil di

kulit kepala, menghasilkan bercak alopesi asikatri sialatrofi. 3

b. Kuku

Pada kuku, terjadi pada hingga 10% kasus, tetapi biasanya sebagai

gambaran minor penyakit. Kuku sebagian dapa ttumbuh kembali atau

hilang secara permanen kuku dari jari-jari kaki besar adalah orang-orang

yang paling sering terkena. 3

c. Selaput lender

Kanker sel skuamosa yang berkembang pada lesi mulut jarang terjadi,

tetapi berpotensi berbahaya, terutama dengan lesi ulserasi, meskipun

insiden bervariasi dalam seri yang berbeda. Lesi dapat terjadi di bibir.

21
2.12 Prognosis
Penyakit ini dapat sembuh sendiri. Prognosisnya bergantung pada

luasnya dan bentuknya, yang mempengaruhi waktu penyembuhan cepat atau

lambat. Hasil pengamatan Tompkins menunjukan bahwa kelainan kulit saja

sembuh dalam 11bulan, bila kulit dan selaput lendir 17 bulan, selaput lendir

mulut saja 4,5 tahun, dan lesi yang hipertrofik 8 tahun 7 bulan. Kekambuhan

yang terjadi sejumlah 12-20 %.6

BAB III

KESIMPULAN

Liken Planus merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan timbulnya

papul-papul yang memiliki warna dan konfigurasi yang khas. Papul berwarna

ungu, berskuama dan berbentuk siku-siku. Lokasi terletak di ekstremitas bagian

fleksor,kulit kepala,kuku,selaput lendir, dan gentalia. Sangat gatal dan umumnya

membaik dalam waktu satu atau dua tahun. Dapat terjadi lichen planus-like

eruption karena bahan dari luar atau penyakit sistemik. Liken planus merupakan

penyakit kulit yang gatal, mukokutaneus yang mengalami erupsi dan anak-anak

jarang mengalaminya daripada orang dewasa dengan histologi yang

pasti. Sekurang-kurangnya 2-3 dengan kasus LP terjadi pada umur antara 30 dan

60. Diagnosis penyakit ini berdasarkan gambaran klinis dan dibantu dengan
22
pemeriksaan histopatologis. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya

bergantung luas dan bentuk lesi. Pengobatan umumnya mengecewakan namun

obat kortikosteroid topikal dan sistemik, serta krim vitamin A 0,05% dapat

membantu mempercepat penyembuhan.

23

Anda mungkin juga menyukai