Pelaksanaan asuhan keperawatan masa nifas pada post operasi sectio caesaria
melalui pendekatan proses keperawatan dengan melaksanakan
a. Pengkajian
Identitas klien: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, no.MR
Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan nyeri post operasi, tidak nyaman/distensi abdomen dan kandung kemih, mulut
kering, sulit BAB dan BAK. Jika ada perdarahan banyak maka muncul keluhan nyeri,
sakit kepala, kelemahan, anemia.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit saluran urogenital seperti herpes virus, riwayat Seksio klasik, preeklamsi dan
eklamsia selama masa kehamilan atau kehamilan dahulu, riwyat partus abnormal atau
dengan bantuan pada kelahiran yang lalu. Riwayat tumor jalan lahir, riwayat stenosis
serviks/vagina pada persalinan dahulu. Riwayat primapara tua.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat DM, hipertensi, jantung, ginjal, penyakit menular.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: bervariasi, baik sampai sedang
Kesadaran: bervariasai, dapat compos mentis sampai somnolen
TTV: TD dapat sedikit meningkat atau turun jika terjadi perdarahan, nadi meningkat
bila perdarahan, suhu biasanya normal, jika meningkat mengindikasikan infeksi, nafas
biasanya normal.
1. Keadaan Umum
1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu
36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan;
pendengaran, dan leher.
a. Rambut : rambut dapat bersih
atau kotor, warna bervariasi sesuai dengan ras, rambut tidak mudah/mudah dicabut.
b. Mata : penglihatan baik,
konjungtiva dapat anemis/tidak anemis, sklera tidak ikterik
c. Wajah : kloasma gravidarum
dapat ada/menghilang
d. Hidung : hidung simetris,
bersih, sekret (-), polip (-)
e. Mulut : lidah bersih, mukosa
dapat kring/lembab, carries bias ada atau tidak
f. Leher : tidak ada
pembengkakan kelenjer tiroid dan getah bening, hiperpigmentasi pada kulit (-)
2. Pemeriksaan Thorak
Paru : Inspeksi:
simetris kiri = kanan
Auskultasi: suara napas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Palpaasi: Fremitus kiri = kanan
Jantung : Inspeksi:
iktus kordis tidak terlihat
Auskultasi: bunyi jantung murni, Bising (-)
Palpasi: iktus cordis tidak teraba
3. Payudara
Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu,
stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak. inspeksi
kesimetrisan kiri = kanan, hiperpigmentasi areola dan papila (+), papila dapat
menonjol/tidak, striae dapat ada atau tidak, kelenjer montgomery ada. dan palpasi
apakah ada nyeri tekan, teraba atau tidaknya massa, produksi ASI bervariasi, sudah
sudah ada dan belum, jika sudah ada payudara teraba padat.
4. Abdomen
Inspeksi : abdomen mungkin masih membesar, linea nigra bisa ada, bisa tidak, striae bisa ada, bisa
tidak, terdapat luka operasi tertutup perban.
Palpasi : nyeri pada luka operasi, TFU di umbilicus setelah janin lahir, turun 1-2 jari tiap 24 jam,
posisi di tengah, kontraksi baik. Terdapat diastasis rektus abdominis. Kandung kemih
bisa distensi, bisa tidak (kosong).
Auskultasi : BU bisa tidak ada/menurun
5. Genetalia
Perineum bersih, jumlah lokhea sedikit. Tidak terdapat laserasi pada perineum/jalan
lahir.
6. Ekstremitas bawah
Varises ada atau tidak, edema ada atau tidak, tanda Homan dapat positif atau negative.
Refleks Patella: positif.
Pemeriksaan Psikologis
Pada hari 1-2 Ibu berada pada fase taking-in dimana ibu mengharapkan semua
kebutuhannya dipenuhi oleh orang lain. Pada hari ke 3 ibu mulai berada pada fase
taking-holk dimana ibu mempunyai keinginan untuk merawat bayinya secara mandiri
dan juga ingin kebutuhannya dipenuhi. Keinginan tersebut muncul silih berganti.
Pemeriksaan diagnostik
Jumlah darah lengkap, Hb/Ht: mengkaji perubahan dari kadar praoperasi dan mengevalusi efek
kehilangan darah pada pembedahan. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam
post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
Urinalisis; kultur urine, darah,vaginal dan lokea: pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan
individual
b. Diagnosa
contoh diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan post operasi sectio
caesaria yaitu ;
Resiko infeksi b.d prosedur invasif
Nyeri b.d kondisi pasca operasi.
Konstipasi b.d kelemahan otot, penurunan motilitas traktus urinarius
Resiko gangguan pola eliminasi urine b.d kerusakan sensorik motorik (manipulasi
dan/atau trauma sekunder terhadap sectio caesaria).
Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan melalui rute abnornal (perdarahan),
intake tidak adekuat
Resiko cidera b.d efek-efek anestesi, imobilisasi
Ansietas b.d krisis situasional, ancaman konsep diri, perubahan status peran
Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang perawatan melahirkan caesar.
Monitor tanda-tanda
dan gejala sistemik
dan local dari
infeksi.
Monitor daerah yang
mudah terinfeksi.
Monitor jumlah
granulosit, WBC,
dan perbedaan nilai.
Ikuti kewaspadaan
neutropenic.
Batasi pengunjung.
Lindungi semua
pengunjung dari
penyakit menular.
Pertahankan teknik
asepsis untuk pasien
yang berisiko.
Pertahankan teknik
isolasi.
Lakukan perawatan
kulit untuk area
yang oedem.
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
yang memerah,
panas, atau kering.
Inspeksi kondisi dari
luka operasi
Tingkatkan intake
nutrisi yang cukup.
Anjurkan intake
cairan.
Anjurkan istirahat.
Monitor perubahan
tingkat energi /
malaise.
Anjurkan peningkatan
mobilitas dan
latihan.
Anjurkan nafas dalam
dan batuk efektif.
Beri agen imun.
Instruksi pasien untuk
mendapatkan
antibiotik sesuai
resep.
Ajari pasien dan
keluarga tentang
tanda dan gejala dari
infeksi dan kapan
mereka dapat
melaporkan untuk
mendapatkan
perawatan
kesehatan.
Ajari pasien dan
anggota keluarga
bagaimana
menghindari infeksi.
Hindari buah, sayuran,
dan lada / merica
dari diet pasien
dengan neutropenia.
Hindari bunga dan
tumbuhan segar dari
area tempat pasien
berada.
Berikan ruangan
privasi jika
dibutuhkan.
Laporkan
kemungkinan
adanya infeksi
dalam upaya
pengendalian
infeksi.
Laporkan kebiasaan
positif dalam
mengendalikan
infeksi.
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Nama : Ny. L
Umur : 30 Tahun
No.MR : 88.57.74
Tanggal Masuk : 20 Oktober 2014
Tanggal Pengkajian: 21 Oktober 2014
Alamat : Jl. Berok Nipah No 18 Padang
Diagnosa Medis : Post SC
ANALISA DATA
CATATAN PERKEMBANGAN
No Implementasi Evaluasi
1 Nyeri nyeri Melakukan penilaian S
akut b.d agen nyeri secar - Klien mengatakan nyeri pada
cedera komprehensif bekas oprasi sudah berkurang
fisik(insisi Memberikan posisi - Klien mengatakan nyeri
cectio caesaria yang nyaman untuk masih terasa jika berpindah
istirahat posisi
Memberikan analgetik O
asam mepenamat - Skla nyeri = 5
500mg/oral - Tampak luka oprasi insesi
Ajarkan teknik napas sectio caesaria tertutup perban
dalam dengan panjang ±12 cm
- Luka bekas oprasi kering
tidak ada pus
A
- Nyeri akut teratasi sebagian
P
- Intervensi dilanjutkan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada Ny. L dengan post sestio caesaria hari ke 2, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian adalah masih terasa nyeri
pada luka operasi, nyeri bertambah saat banyak gerak; klien belum mampu
menyusui secara efektif. Selain itu klien juga butuh informasi tentang perawatan
diri bayi.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a. Nyeri b.d luka post SC
b. Menyusui tidak efektif b.d kurang pengatahuan ibu
c. Kurang pengetahuan (tentang perawatan diri dan bayi) b.d keterbatasan paparan
informasi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan intake kurang.
e. Gangguan pola tidur b.d nyeri dan asing dengan lingkungan
f. Resiko infesi b.d personal hygiene yang kurang
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan prioritas
masalah yang muncul pada klien.
4. Tindakan yang dilakukan diaplikasikan secara mandiri dan kolaborasi
sesuai dengan prioritas masalah klien.
5. Selama 3 hari dilakukan intervensi keperawatan, dari 6 masalah yang
muncul pada klien, masalah nyeri teratasi, masalah menyusui tidak efektif
teratasi, masalah gangguan pola tidur teratasi, masalah resiko infeksi teratasi
sebagian, masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian dan masalah nutrisi
tidak teratasi.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat untuk mengajarkan dan mendorong pasien dengan post
sectio caesaria untuk melakukan mobilisasi dini, selain itu pasien juga diinformasikan
tentang nutrisi setelah operasi karena masih ada mispersepsi tentang nutrisi setelah
operasi.
Diharapkan kepada perawat untuk tetap mempertahankan pengajaran perawatan bayi
pada pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa keperawatan khususnya yang sedang atau akan melakukan praktek di
rumah sakit agar mampu melakukan asuhan keperawatan secara holistik dengan
melakukan pengkajian secara jeli dan mendalam terkait kasus yang ditemui, mampu
menentukan masalah keperawatan sesuai prioritas berdasarkan data yang diperoleh pada
pengkajian, mampu menyusun rencana keperawatan terkait masalah yang ditemui dan
mampu melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang telah disusun serta
mampu melakukan evaluasi terhadap masalah berdasarkan implementasi yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: EGC.
McCloskey dan Bulecheck. (2006). Nursing intervention classification (NIC). Mosby: United
State of America.
Hamilton, P. M. (2006). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Johnson, M. dan Moorhead. (2000). Nursing outcomes classification (NOC). Mosby: United
State of America.
Wilkinson, M, W. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.