Sistem Utilitas
Sistem Utilitas
Sistem Distribusi Tenaga Listrik pada pabrik Semen Gresik dibagi menjadi beberapa
jaringan sebagai berikut :
1. Jaringan dari Main Substation/gardu induk (Transformator 150 / 20 KV) ke Substation
(Transformator 20 / 6,3 KV) menggunakan tegangan 20 KV.
Trafo I Untuk menyuplai listrik pabrik Tuban I dari crusher sampai kiln Trafo
II Untuk menyuplai listrik ke cement mill
Trafo III Untuk menyuplai listrik pabrik Tuban II dari crusher sampai kiln
Gardu Induk II mempunyai 2 buah tranformator yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi
Tuban III.
2. Jaringan dari Substation/gardu cabang (Transformator 20 / 6,3 KV) kebeban menggunakan tegangan
6,3 KV.
Keterangan :
1. Gardu Induk
2. Gardu Cabang
3. Electric Room
A. Penyediaan Air
Untuk memenuhi kebutuhan air di PT. Semen Gresik Tuban digunakan sumber air dari waduk
Temandang sumur artesis dan Bozem yang di tampung di dalam raw water.
Air dari waduk Temandang dan dari sumur di pompa dan ditampung dalam raw water sebelum
digunakan sebagai air sanitasi dan air proses.
Air Sanitasi
Air dari bak penampung yang dialirkan ke bak pengendapan (primary settling) mengandung
partikel-partikel padat kecil (lumpur, pasir, dan lain-lain). Sebagian partikel mudah mengendap
karena adanya gaya gravitasi, dan sebagian lagi tidak mudah mengendap sehingga dilakukan proses
koagulasi.
Air dari bak pengendapan awal (primary settling) dipompa ke Clarifier lewat tangki aerasi,
diberi larutan alum dan udara yang berfungsi sebagai pengaduk. Sisa kotoran yang terlarut dalam air
dipisahkan dengan flokulasi menggunakan alum dan soda ash, dimana proses koagulasi dilakukan di
tangki aerasi tersebut. Pada proses ini ditambahkan Poli Aluminium Cloride (PAC, pengganti tawas),
SC-500 dan Kaporit. PAC sebagai bahan koagulan,akan menggumpalkan koloid-koloid pengotor air.
Gumpalan koloid itu kemudian diperbesar dengan flokulan SC-500 sehingga mudah mengendap.
Air dari proses flokulasi dan koagulasi masih mengandung mikroba-mikroba yang berbahaya,
maka untuk membunuh kuman-kuman tersebut diberi kaporit (kalsium hypoclorit) yang
mengandung unsur Cl sebagai desinfektan. Efek oksidasi dari klorin akan menghancurkan enzim
yang dibutuhkan oleh kuman-kuman tersebut dan mampu membunuh mikroorganisme dalam air.
Kebutuhan Alum (dalam tawas) sekitar 80 ppm - 100 ppm, tapi jika menggunakan PAC cukup
dengan 30 ppm - 35 ppm dan apabila ditambahkan SC-500 sebagai flokulan menghasilkan air yang
bersih. Volume yang sempit pada tangki aerasi dan hembusan udara, menjadikan air mengalir
ke Clarifier dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi aliran turbulen, dan tidak terjadi pembentukan
flok dalam perpipaan. Air kemudian dialirkan ke bagian tengah (ruang flokulasi) Perbedaan diameter
pipa inlet dengan ruang flokulasi yang sangat besar, menyebabkan rate aliran berubah dari turbulent
menjadi laminer dan dengan pengadukan lambat ( 7 rpm), akan terbentuk inti flok Al(OH)3. Dari
ruang flokulasi air dialirkan ke ruang sedimentasi (diametetr 13,5 m) dimana pada ruang ini inti flok
membentuk flok yang lebih besar dan turun mengendap ke dasar Clarifier. Inti flok dari ruang
flokulasi, sebelum masuk ke ruang sedimentasi akan melewati lapisan endapan, sehingga sistem ini
juga disebut Sludge Blanket Clarifier. Lapisan endapan (sludge) berfungsi juga sebagai filter untuk
flok. Endapan di dasar Clarifier dikumpulkan ke bagian pengeluaran sludge dengan
menggunakan scraper. Scrapper yang di pasang tersebut digerakkan oleh motor dengan putaran
tertentu. Supernatant (filtrat) dari Clarifier di alirkan ke Sand Filter untuk lebih menyempurnakan
pemisahan flok.
Filtrat (air baku) dari Clarifier dialirkan secara gravitasi ke sand filter sebanyak 7 buah
sedangkan yang bekerja efektif 4 buah dengan masing-masing debit maksimum 50 m3/jam sementara
3 buah yang lainnya dilakukan pencucian (backwashing). Air dari Clarifier dialirkan ke bagian inlet
filter diatas media pasir. Secara gravitasi air akan melewati pasir, sehingga flok yang masih terbawa
akan terperangkap (tersaring) diantara media pasir. Selama sand filter masih dalam keadaan baik,
tinggi air diatas lapisan pasir tidak melebihi tinggi air yang sudah ditentukan. Air tersaring dialirkan
dan ditampung pada Clear Water Tank. Pada saat kotoran telah mengisi sebagian besar rongga dari
bed pasir, menyebabkan turunnya efisiensi laju air melalui bed. Untuk pencucian, dipergunakan air
bersih dari Clear Water Tank. Air dari bagian dasar, dialirkan ke arah atas (up-flow) dengan laju
aliran diatur agar lapisan pasir tidak terlalu terangkat sehingga melewati pipa pembuangan. Proses
pencucian dihentikan setelah keadaan air cucian nampak sudah bersih atau pressure drop kembali
seperti semula. Setelah pencucian selesai kondisi semua valve dikembalikan seperti semula untuk
proses penyaringan. Air produk dari Clarifier sementara ditampung dalam Bak penampung.
Untuk alternatif menggantikan sand filter, digunakan filter amiad dengan diameter screen 50
mikron dan mampu menyaring air dari Clarifier pengendapan agar lebih jernih. Amiad adalah filter
air yang bekerja secara otomatis dan secara periodik dapat melakukan back wash secara otomatis.
Untuk otomatis back wash bisa di setting berdasarkan presure atau timer (0.5 bar atau 15 menit
sekali) kondisi yang dicapai terlebih dulu. Dalam perawatan diperlukan pembersihan screen, dan
pengoperasiannya relatif mudah. Filter ini akan bekerja secara baik jika pressure masuk minimun
2bar.
Air kemudian masuk ke Bak Ground dengan kapasitas 546 m3. Dalam setiap harinya proses
Pengendapan air beroperasi 8 s/d 10 jam.Bak Ground merupakan tempat penyimpanan sementara dan
juga sebagai tempat pengendapan lumpur-lumpur yang masih terikut. Bak Air Clear ini untuk
menampung produk dari proses Pengendapan (Clear Water) atau air yang berasal dari sumur air
bawah tanah (ABT). Bak Air Clear ini di beri atap untuk mencegah timbulnya ganggang, sehingga
air tetap terjaga kejernihannya. Kapasitas dari Bak Air Clear ini adalah 1500 m3, dan terbuat dari
beton. Denganmenggunakan pompa, Air Clear di pompakanke ElevatedTank dan
selanjutnyadidistribusikansebagai RawWater prosesPelunakan dan sebagaipersediaan
Air Clear keperkantoran dan unit-unitlain yang memerlukan air
bersih. Elevated inimemilikiketinggian 27 meter diataspermukaantanah dan memilikikapasitas total
500 m3, yang terdiridari 400m3 adalah Air Clear (Sanitasi) dan yang 100 m3 adalah Air Proses (Air
Pendingin).
Gambar 2 Proses pengolahan air sanitasi
Air Proses
Terjadinya kesadahan dalam air alam disebabkan karena bereaksinya air hujan yang mengandung
CO2 dengan batuan/tanah yang mengandung kation-kation penyebab kesadahan.
Ada lima tingkat kesadahan / hardness air, yaitu :
1. jika 15 ppm disebut very soft water
2. jika antara 15 ppm dan 50 ppm disebut soft water
3. jika antara 50 ppm dan 100 ppm disebut medium hard water
4. jika antara 100 dan 200 disebut hard water
5. jika 200 ppm disebut very hard water.
Secara umum ada beberapa cara/ proses yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
kesadahan air/hardness antara lain :
1. proses kapur
2. proses kapur dan soda ash, yang dapat dilakukan pada suhu tinggi maupun suhu rendah
3. proses soda – zeolit
4. proses hydrogen zeolit
5. proses ion exchanger/demineralizer
6. proses magnesium carbonat
7. proses phosphate
Tingkat kesadahan air harus dikurangi karena akan menyebabkan beberapa kerugian antara lain :
1. untuk kebutuhan mencuci maka air dengan tingkat kesadahan yang terlalu tinggi akan menyebabkan
kebutuhan penggunaan sabun menjadi meningkat
2. akan menimbulkan kerak pada alat yang kita gunakan untuk memasak air (ketel) dan dapat
menghambat perpindahan panas
3. menurunkan kadar vitamin yang ada pada air normal, sehingga air yang dikonsumsi tidak mencukupi
untuk pemenuhan kebutuahan vitamin.
Untuk proses produksi di PT. Semen Gresik (PERSERO), Tbk tingkat kesadahan air yang berasal
dari raw water (di atas 300 ppm) harus dikurangi agar apabila digunakan pada proses (air pendingin)
maka tidak akan menimbulkan kerak dan juga untuk menghindari terbentuknya flok-flok pada pipa
saluran air.
Cara yang digunakan oleh bagian pengolahan air PT. Semen Gresik (PERSERO), Tbk ini untuk
mengurangi tingkat kesadahan airnya sesuai dengan keinginan (di bawah 90 ppm), yaitu dengan
proses pelunakan :
Sumber air pada proses pengolahan ini adalah air dari Clear Water atau air yang berasal dari
sumur air bawah tanah (ABT) dan ditampung dalam Bak penampung Raw Water 2. Bak Raw
Water dengan kapasitas 1500 m3 dan terbuat dari beton ini di beri atap untuk mencegah timbulnya
ganggang, sehingga air tetap terjaga kejernihannya. Air dari raw water 2 dipompa
menuju Clarifier untuk dilakukan proses pelunakan dengan proses kapur. Raw Water masuk melalui
bagian bottom sedikit ke atas Clarifier dan produknya keluar melalui over flow bagian atas. Raw
Water memiliki kesadahan total sebesar 350 ppm dan setelah melalui proses pelunakan
kesadahannya 50 ppm.
Kesadahandihilangkandenganmenggunakanbahankimiayaitu :
Cara yang digunakan oleh bagian pengolahan air PT. Semen Gresik (PERSERO), Tbk ini
untuk mengurangi tingkat kesadahan airnya sesuai dengan keinginan (di bawah 90 ppm), yaitu :
Proses Kapur – soda (lime soda softening)
Gambar 3 Proses pengolahan air proses
Proses ini merupakan cara yang termudah dan termurah. Fungsi dari kapur yang digunakan
adalah untuk mengendapkan kation-kation yang terikat dalam bentuk karbonat, sulfat, klorida agar
menjadi bentuk hidroksidanya dan mengendap. Sedangkan fungsi dari soda ash (Na2CO3) adalah
untuk mengikat endapan agar turun di bagian bawah Clarifier water untuk memudahkan pemisahan
antara air yang jernih dengan endapan. Keefektifan proses ini ditentukan oleh banyaknya jumlah
kapur (CaO) dan soda ash yang digunakan. Oleh sebab itu pada awal proses dilakukan jar tes yang
dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya kapur soda optimum yang digunakan untuk menurunkan
kesadahan raw water.
Keuntungan dari proses kapur-soda ini adalah :
a. Hasil dari proses yang dilakukan memuaskan. Dalam arti dengan biaya yang semurah mungkin akan
menghasilkan penurunan tingkat kesadahan air yang memuaskan. Dari harga kesadahan raw
water yang berada di atas 300 ppm maka dengan proses kapur – soda dengan komposisi yang
tepat maka akan didapatkan air dengan kesadahan di bawah 90 ppm. Dengan tingkat kesadahan di
bawah 90 ppm maka air tersebut sudah dapat digunakan untuk proses produksi semen dan untuk
kebutuhan sanitasi.
b. Bahan yang digunakan mudah didapat. Persediaan CaO sebagai tambang dolomit yang banyak
terdapat di alam. Hanya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka harus digunakan kapur
dengan kualitas yang bagus sehingga sebelum ada pembelian kapur maka kapur tersebut harus
memenuhi syarat-syarat khusus terlebih dahulu.
c. Kemampuan remove Ca dan Mg cukupbaik. Denganpenambahankapurmaka ion Ca2+ dan Mg2+ yang
semulaberadadalamkeadaansulfat, karbonat,
maupunkloridanyaakanmudahdiubahmenjadibentukhidroksidanyasehinggamudahuntukdiendapakand
enganpenambahan soda ash.
d. Sludge yang dihasilkanmasihmempunyainilaiekonomis.