Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga juga
mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik,
mental/kognitif, dan social), dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan
bangsa. Sebagai asset bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka
masih di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa
(Soetjiningsih¸2014).
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi
sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai
dewasa inilah, anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang.
Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologic.
Tingkat tercapainya potensi biologic seseorang merupakan hasil interaksi antara
factor genetic dan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Proses yang unik dan hasil
akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap anak
(Soetjiningsih¸2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari tumbuh dan kembang?
2. Apa saja ciri – ciri dari tumbuh kembang?
3. Apa saja factor – factor yang mempengaruhi tumbuh kembang?
4. Bagaimana tahap dalam tumbuh kembang?
5. Apa saja kebutuhan dasar pada anak?
6. Apa saja imunisasi yang diberikan pada anak?
7. Bagaimana cara mendeteksi tumbuh kembang pada anak?
8. Bagaimana contoh pengaplikasian asuhan keperawatan tumbuh kembang
anak?

1
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan Umum:
1. Agar mahasiswa mengetahui konsep dan pengaplikasian tumbuh kembang
pada anak.
Tujuan Khusus:
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari tumbuh dan kembang dengan
baik dan benar.
2. Agar mahasiswa mengetahui ciri – ciri dari tumbuh kembang dengan baik
dan benar.
3. Agar mahasiswa mengetahui factor – factor yang mempengaruhi tumbuh
kembang dengan baik dan benar.
4. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana tahap dalam tumbuh kembang
dengan baik dan benar.
5. Agar mahasiswa mengetahui apa saja kebutuhan dasar pada anak dengan baik
dan benar.
6. Agar mahasiswa mengetahui imunisasi yang diberikan pada anak dengan
baik dan benar.
7. Agar mahasiswa mengetahui cara mendeteksi tumbuh kembang pada anak
dengan baik dan benar.
8. Agar mahasiswa mengetahui contoh pengaplikasian asuhan keperawatan
tumbuh kembang anak dengan baik dan benar.

1.4 Manfaat Makalah


Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan
mengenai konsep Keperawatan Pariwisata sehingga dapat diaplikasikan dalam
dunia kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran
dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari
pertumbuhan otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar,
mengingat, dan mempergunakan akalnya. Jadi, anak tumbuh baik secara fisik
dan mental. Petumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat(gram,, pound,
kilogram), ukuran panjang(cm,meter), umur tulang, dan tanda-tanda seks
sekunder (Soetjiningsih¸2014).
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan
menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan system
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, Bahasa, motoric,
emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif,
terarah, dan terpadu/koheren. Progresif mengandung arti bahwa perubahan
yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak
mundur ke belakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya,
dan berikutnya (Soetjiningsih¸2014).

2.2 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak


Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2014), tumbuh kembang anak
mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
1. Perkembangan melibatkan perubahan (Development unvolves changes).

3
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan
selanjutnya(Early development is more critical than later development).
3. Perkembangan adalah hasil dari maturase dan proses
belajar(Development is a product of maturation and learning).
4. Pola perkembangan dapat diramalkan(The development pattern is
predictable).
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat
diramalkan(The development pattern has predictable characteristics).
6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan(There are individual
differences in development).
7. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan(There are periods
in the developmental pattern).
8. Terdapat harapan social untuk setiap periode perkembangan(There are
social expectation for every developmental periods).
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko(Every area of
development has potential hazards).

2.3 Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak


Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu
akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut
dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan.
Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor, diantaranya:
1. Faktor Herediter
Factor herediter merupakan factor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping factor lain. Yang
termasuk factor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku
bangsa. Factor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan
dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

4
2. Faktor Lingkungan
Factor lingkungan merupakan factor yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki.
Yang termasuk factor lingkungan ini dapat meliputi: lingkungan
prenatal (lingkungan yang masih di dalam kandungan) dan lingkungan
postnatal yaitu lingkungan setalah bayi lahir.
a. Lingkungan Pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai komsepsi sampai
lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis
seperti posisi janin dalam uterus, zat kimia atau toksin seperti
penggunaan obat-obatan, alcohol atau kebiasaan merokok ibu hamil,
hormonal seperti adanya hormone somatotropin, plasenta, tiroid,
insulin, dan lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Faktor lingkungan lain yang berpengaruh adalah radiasi yang dapat
menyebabkan kerusakan organ otak pada janin, infeksi dalam
kandungan juga dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan pada janin begitupun juga stress pada ibu hamil, serta
factor imunitas akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin sebab dapat menyebabkan abortus atau kern
icterus. selain itu juga kekurangan oksigen pada janin juga akan
mempengaruhi gangguan dalam plasenta yang dapat menyebabkan
bayi berat badan lahir rendah.
b. Lingkungan Postnatal
Selain factor lingkungan intra uteri terdapat lingkungan setelah lahir
yang juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti,
budaya lingkungan, social ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau
cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan.
 Budaya Lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat. Hal
ini dapat terlihat apabila kehidupan atau berprilaku mengikuti

5
budaya yang ada kemungkinan besar dapat,menghambat dalam
aspek partumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh, anak
dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang
bergizi karena terdapat adat atau budaya tertentu terdapat
makanan yang dilarang.
 Status Sosial Ekonomi
Status social ekonomi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat
anak dengan social ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan
kebutuhan gizi snagat cukup baik dibandingkan dengan anak
dengan social ekonomi yang rendah.
 Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembang selama pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat gizi
yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-
masa tersebut, apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang
terpenuhi maka datap menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
 Iklim/Cuaca
Iklim/cuaca ini dapat berperan dalam peetumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada masa musim tertentu,
kebutuhan gizi dapat mudah diperoleh. Demikian juga terdapat
musim tertentu pula terkadang kesulitan mendapatkan makanan
yang bergizi seperti saat musim kemarau penyediaan air bersih
berkurang atau sumber makanan menipis.
 Olahraga/Latihan Fisik
Olahraga/latihan fisik dapat memacu perkembangan
anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai
oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu latihan juga

6
dapat meningkatkankan stimulasi perkembangan otot dan
pertumbuhan sel. Demikian juga dalam aspek social, anak dapat
mudah berinteraksi dengan temannyasesuai dengan jenis
olahraganya.
 Posisi Anak Dalam Keluarga
Hal ini dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal,
dalam aspek perkembangan secara umum kemampuan
intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering
berinteraksi dengan orang dewasa akan tetapi dalam
perkembangan motoriknya kadang-kadang lambat karena tidak
ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara kandungnya.
 Status Kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
terlihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah, akan tetapi
apabila kondisi status kesehatan kurang maka akan terjadi
perlambatan.
3. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak
antara lain: somatotropin (growth hormone) yang berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi
terjadinya proliferasi sel kartilago dan system skeletal, hormone tiroid
dengan menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan glukokortikoid
yang mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari
testis untuk memproduksi testosterone dan ovarium untuk memproduksi
estrogen selanjutnya hormone tersebut akan menstimulasi
perkembangan seks baik pada anak laik maupun perempuan yang sesuai
dengan peran hormonnya.

7
2.4 Tahap Tumbuh Kembang Anak
Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama
Masa Pranatal (dari konsepsi sampai - Pembentukan struktur tubuh
lahir) dasar dan organ-organ
- Pertumbuhan fisik tercepat
dalam rentang kehidupan
anak
- Sangat peka terhadap
rangsangan
Masa bayi dan masa anak dini (lahir - Bayi baru lahir masih
sampai umur 3 tahun tergantung pada orang lain
(dependent), tetapi
mempunyai kompetensi
(competent)
- Semua pancaindera berfungsi
pada waktu lahir
- Pertumbuhan fisik dan
perkembangan motoric
berlangsung cepat
- Mempunyai kemampuan
belajar dan mengingat,
bahkan pada minggu-minggu
pertama kehidupan
- Kelekatan terhadap orang tua
atau benda lainnya sampai
akhir tahun pertama
- Kesadaran diri (self
awareness) berkembang
dalam tahun kedua

8
- Komprehensi dan Bahasa
berkembang pesat
- Rasa tertarik terhadap anak
lain meningkat
Masa Prasekolah (3 sampai 6 tahun) - Keluarga masih merupakan
focus dalam hidupnya,
walaupun anak lain menjadi
lebih penting
- Keterampilan motoric kasar
dan halus serta kekuatan
meningkat
- Kemandirian, kemampuan
mengontrol diri dan merawat
diri meningkat
- Bermain, kerativitas, dan
imajinasi menjadi lebih
berkembang
- Imaturitas kognitif
mengakibatkan pandangan
yang tidak logis terhadap
dunia sekitarnya
- Perilaku pada umumnya
masih egosentris, tetapi
pengertian terhadap
pandangan orang lain mulai
tumbuh
Masa Praremaja (6 sampai 12 tahun) - Teman sebaya sangat penting
- Anak mulai berpikir logis,
meskipun masih konkrit
operasional
- Egosentris berkurang

9
- Memori dan kemampuan
berbahasa meningkat
- Kemampuan kognitif
meningkat akibat sekolah
formal
- Konsep diri tumbuh, yang
mempengaruhi harga dirinya
- Kekiuatan dan ketrampilan
atletik meningkat
Masa Remaja (12 sampai sekitar 20 - Perubahan fisik cepat dan
tahun) jelas
- Maturitas reproduktif dimulai
sampai mencapai dewasa
- Teman sebaya dapat
mempengaruhi
perkembangan dan konsep
dirinya
- Kemampuan berpikir abstrak
dan ,menggunakan alasan
yang bersifat ilmiah sudah
berkembang
- Sifat egosentris menetap pada
beberapa perilaku
- Hubungan dengan orang tua
pada umumnya baik
Sumber : Hurlock EB, 1984 dalam Soetjiningsih (2014).

10
2.5 Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi 1993) dalam Soetjiningsih (2014) :
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan
terpenting), perawatan kesehatan dasar (antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit),
papan/pemukiman yang layak, kebersihan teratur, sanitasi lingkungan,
sandang, kebugaran jasmani, rekreasi, dan lain-lain.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang,
erat, mesra, dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat
mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental,
maupun psikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan
selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi. Hubungan ini
diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini
mungkin misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah
lahir (insiasi dini). Peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga
keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh
kembang anak. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak secara
fisik, mental, social, emosi, yang disebut sindrom deprivasi maternal. Kasih
sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar(basic trust).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untukproses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
merangsang perkembangan mental psikososial: kecerdasan,ketrampilan.
Kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas,
dan sebagainya.

11
2.6 Imunisasi Pada Anak
A. PENGERTIAN

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak


dengan memasukkan vaksin kekebalan tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalio suntikan seperti vaksin BCG, DPT,
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. Tujuan diberikan imunisasi
adalah diharapkan agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan
akibat penyakit tertentu.

Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh


pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, imunisasi wajib di Indonesia
sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B.
Imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakkan untuk
mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic, atau untuk
kepentingan tertentu (berpergian) seperti jamaah haji seperti imunisasi
meningitis.

Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya terdapat tingginya kadar antibody pada saat
dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian
imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung
dari factor yang memperngaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat
diharapkan pada diri anak tersebut.

B. JENIS IMUNISASI

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan
anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan tubuh
secara sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan

12
tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses
mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik
seperti complemen dan makrofag di mana komplemen dan makrofag ini yang
pertama kali akan memberika peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam
tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan pertahanan tubuh yang kedua
yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri dari humoral dan seluler. System
pertahanan tersebut hanya bereaksi terhdap kuman yang mirip dengan
bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut
immunoglobulin (Ig A, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler
terdiri dari Limfosit B dan Limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya
akan menghasilkan satu cell yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau
sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk kedalam tubuh,
kondisi ini yang digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses
tersebut diatas maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan
imunisasi pasif.

a.) IMUNISASI AKTIF

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang
akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
sehingga apabila benar – benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat 4 macam kandungan dalam setiap
vaksinnya, antara lain:

1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida,
taksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.

3. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari


tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

13
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan immunogenitas antigen.

b.) IMUNISASI PASIF

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu zat yang dihasilkan melalui


suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh
yang terinfeksi.

1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang
ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan
imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak TBC Milier
(pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan
vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG
pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2
atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui intradermal.
Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat
terjadi limfadenitis regional, dan reaksi panas.

2. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, akan tetapi masih dapat
merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian imunisasi
DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk
masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan
organ – organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga tersebut zat anti yang
cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11 bulan dengan interval
4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui intra muscular. Efek samping

14
pada imunisasi DPT mempunyai efek ringan dan berat, efek ringan seperti
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikkan, sedangkan efek berat dapat
menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi
kejang, ensefalopati dan syok.

3. Imunisasi Polio

Merupakn imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio
adalah empat kali. Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan
dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui
oral.

4. Imunisasi Campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak
adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9-11 bulan.
Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek sampingnya
adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan terasa panas.

5. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


hepatitis yang kandungannya adalah vaksin HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B
pada umur 0-11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis B ini adalah intra
muscular.

6. Imunisasi MMR (Measles, Mumps dan Rubela)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


campak, gondok, parotis epidemika dan rubella. Dalam imunisasi MMR ini
antigen yang dipakai adalah virus campak strain endmonson yang dilemahkan,

15
virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondok. Vaksin ini tidak dianjurkan pada
bayi usia dibawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan
antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya
diberikan imunisasi campak yang monovalent dahulu pada usia 4-6 bulan atau
9-11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.

7. Imunisasi Varicella

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoster
strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan
suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila diatas usia 13 tahun
dapat diberikan dua kali suntikkan dengan interval 4-8 minggu.

8. Imunisasi Hepatitis A

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit hepatitis A. pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas 6
tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix (isinya virus
hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4
minggu dan boster pada enam bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin
MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan.

9. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenza Tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP:purified
capsular polysaccharide) kuman H. Influenza tipe b, antigen dalam vaksin
tersebut dapat dikonjungsi dengan protein – protein lain seperti toksoid tetanus
(PRP-T), toksoid diphteri (PRP-D) atau dengan kuman menongokokus (PRP-
OMPC). Pada pemberian imunisasi awaldengan PRP-T dilakukan dengan tiga
suntikan dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP-OMPC dilakukan
dengan 2 suntukan dengan interval 2 bulan kemudian bosternya dapat diberikan
pada usia 18 bulan. (Imsoedijanto,2002)

16
10. Imunisasi Tiphus Abdominalis

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


tifus abdominaslis, dalam persendiannya khususnya di Indonesia terdapat tiga
jenis vaksin tifus abdominalis, diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang
dilemahkan (vivotif, berna), dan antigen capsular Vi Poliysaccharide (Typhim
Vi, Pasteur Meriux). Pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk
bayi 6-12 bulan adalah dosisnya 0,1 ml, usia 1-2 tahun dengan dosis 0,2 ml dan
usia 2-12 tahun dengan dosis 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu kemudian penguat setelah satu tahun
kemudian, pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk
capsul enteric coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6
tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia di atas dua tahun dan dapat
diulang tiap 3 tahun.

Tabel 1. Dosis dan cara pemberian imunisasi

Vaksin Dosis Cara pemberian


BCG 0,05 cc Intra cutan
DPT 0,5 cc Intra muscular
Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular
Polio 2 tetes Oral
Campak 0,5 cc Subcutan lengan kiri atas
TT 0,5 cc Intra muscular
(Sumber: Depkes 2000)

17
Tabel 2. Jumlah, interval, waktu pemberian imunisasi

Vaksin Jumlah Interval Waktu


pemberian pemberian
BCG 1 kali 0-11 bulan
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
Hepatitis B 3 kali 4 minggu 0-11 bulan
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
Campak 1 kali 9-11 bulan
(Sumber: Depkes 2000)

RANTAI DINGIN (CHOLD CHAIN)

Merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau
tidak rusak sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan pada
penerimanya, akan tetapi apabila vaksin di luar temperature yang dianjurkan maka
akan mengurangi potensi kekebalannya. Di bawah ini potensi vaksin dalam
temperature:

VAKSIN 0-8 DERAJAT CELCIUS 35-37 DERAJAT CELCIUS


DT 3-7 tahun 6 minggu
Pertusis 18-24 bulan Di bawah 50% dalam 1
minggu
BCG
- Kristal 1 tahun Di bawah 20% dalam 3-14
- Cair Dipakai dala 1x kerja hari
Dipakai dalam 1x kerja
Campak
- Kristal 2 tahun 1 minggu
- Cair Dipakai dalam 1x kerja Dipakai dalam 1x kerja
Polio 6-12 bulan 1-3 hari

18
2.7 Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
1. Penilaian Pertumbuhan Anak
Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang
pada anak, diantaranya cara pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
a. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran antropometrik ini dapat meliputi pengukuran berat
badan, tinggi bandan ( panjang badan, lingkar kepala dan lingkar lengan
atas. Dalam pengukuran antropometrik terdapat dua cara dalam pengukuran
yaitu pengukuran yang berdasarkan umur dan pengukuran tidak
berdasarkan umur, seperti contoh ; pengukuran berdasarkan umur : berat
badan berdasarkan umur, panjang badan berdasarkan umur dan lain-lain,
sedangkan pengukuran tidak berdasarkan umur contohnya adalah: berat
badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi
badan dan lain-lain.
b. Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan ini bagian dari antropometrik yang
digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, cairan tubuh sehingga
akan dapat diketahui status keadaan gizi anak atau tumbuh kembang anak.
Selain menilai status gizi dan tumbuh kembang anak keadaan berat badan
dapat digunakan sebagai dasar penghitungan dosis dan makanan yang
diperlukan dalam tindakan pengobatan. Adapun cara menentukan berat
badan dapat di tentukan dengan melihat grafik ( berat badan berdasarkan
umur di bawah ini sesuai dengan gambar 2.1-2.4)
Penilaian beart badan berdasarkan umur menurut WHO dengan
buku NCHS dengan cara percentil dengan penilaian sebagai berikut:
percentil ke-50-3 dikatakan normal dan kurang atau sama dengan tiga
masuk katagori malnutrisi (abnormal).
Pada penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO
dengan cara persentase dari median dengan penilaian sebagai berikut: antara

19
80-80% malnutrisi sedang dan kurang dari 80% adalah malnutrisi akut
(wasting).
Sedangkan menurut penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan
buku NCHS dengan cara percentil dengan penilain sebagai berikut:
percentil ke 75-25 dikatakan nomal, percentil ke 10-5 dikatakan malnutrisi
sedang dan kurang dari percentil kelima dikatakan malnutrisi berat.
c. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik
yang digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor
genetik. Pengukuran ini dapat dilakukan sangat mudah dalam menilai
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak cara pengukuran dapat
dilihat pada Gambar 2.1-2.4 dibawah ini.
Penilaian tinggi badan berdasarkan umur menurut WHO dengan
buku NCHS dengan cara persentasi dari median dengan penilaian sebagai
berikurt: lebih dari atau sama dengan 90% adalah normal dan kurang dari
90% malnutrisi kronis (abnormal).

20
Gambar 2.1
Kurva Pertumbuhan Anak Laki-laki Usia 0-36 Bulan Menurut Percentil

21
Gambar 2.2
Kurva Pertumbuhan Anak Perempuan Usia 0-36 Bulan Menurut Percentil

22
Gambar 2.3
Kurva Pertumbuhan Anak Laki-laki Usia 2-20 Tahun

23
Gambar 2.4
Kurva Pertumbuhan Anak Perempuan Usia 2-20 Tahun

24
d. Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala ini dapat digunakan untuk menilai
pertumbuhan otak, penilaian ini dapat dilihat apabila pertumbuhan otak
kecil (microsefali)maka menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya
apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada
aliran cairan cerebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kurva lingkar kepala pada Gambar dibawah ini.

25
e. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Pengukuran ini digunakan untuk penilaian jaringan lemak dan otot
akan tetapi penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan
tubuh apabila dibanding dengan berat badan. Penilaian ini dapat dipakai
untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah.
f. Pemeriksaan Fisik
Dalam melakukan penilaian terhadap pertubuhan dan
perkembangan anak dapat ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik,
dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak
lainnya, menentukan jaringan otot engan memeriksa lengan atas, pantat, dan
paha, menentukan jaringan lemak dilakukan pada pemeriksaan triseps,
menentukan pemeriksaan rambut dan gigi geligi.
g. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna menilai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan dengan ststus keadaan penyakit, ataupun pemeriksaan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut pemeriksaan kadar hemoglobin,
pemeriksaan serum protein(albumin dan globulin), hormonal dan lain-lain.
h. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh kembang
seperti umur tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.

26
2.8 Pengaplikasian Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK SEHAT USIA 2 TAHUN 7 BULAN 23 HARI

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
A. Identitas Anak
1. Nama : An.AW
2. Anak yang ke : Kedua
3. Tanggal lahir/umur:4 Mei 2015/ 2 tahun 7 Bulan 23 hari
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Hindu

B. Identitas Orang tua


1. Nama Ayah : Tn.Pr
2. Umur : 25 tahun
3. Pekerjaan : Swasta
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Hindu
6. Alamat : Jl. Suwung,Batan Kendal No.16,Sesetan
7. Nama Ibu : Ny. W
8. Umur : 30 Tahun
9. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
10. Pendidikan : Tidak Sekolah
11. Agama : Hindu
12. Alamat : Jl. Suwung,Batan Kendal No.16,Sesetan

27
C. Genogram

Tn.Pr Ny.W

An.LW

Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= pasien yang diidentifikasi

------- = Tinggal satu rumah

= Ikatan Perkawinan

= Meninggal

28
Diskripsi Genogram:

An. AW berumur 2 tahun 7 bulan 23 hari merupakan anak pertama dari


pasangan Tn.S berumur 25 tahun yang merupakan anak pertama dari 4
bersaudara dan Ny.M berumur 30 tahun yang merupakan anak ketiga dari 3
bersaudara.An.LW tinggal bersama kedua orang tuanya yaitu Tn.S dan
Ny.M.Keluarga An.LW tidak memiliki riwayat penyakit keturunan mereka
tinggal bersama di Jl. Suwung,Batan Kendal No.16,Sesetan.

II. RIWAYAT ANAK (0 – 6 TAHUN)


1. Perawatan dalam masa kandungan :
Ibu mengatakan saat hamil rutin memeriksakan kehamilannya, ibu
tidak pernah menderita penyakit dan di keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan.
2. Perawatan pada waktu kelahiran :
Ibu mengatakan saat melahirkan umur kehamilan 9 bulan, dilahirkan
di Rumah sakit ditolong oleh Bidan, ibu melahirkan Normal proses
persalinan berlangsung kurang lebih >2 jam, keadaan bayi setelah lahir
BB lahir : 3,1 kg, PB : 61 cm, LK : 42 cm
3. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit,
seperti penyakit menurun atau menular.

III. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Bernafas
a. Kesulitan bernafas : tidak
b. Kesulitan dirasakan : tidak ada
c. Keluhan yang dirasa : tidak
d. Suara Nafas : Normal
2. Makan dan minum
 Bayi
a. ASI : ASI diberikan sampai usia 9 bulan

29
b. Makanan Pendamping ASI : Saat anak berusia 6 bulan anak
diberikan bubur
c. Makanan cair ( air buah/sari buah) : diberikan saat berusia 6 bulan
d. Bubur susu : diberikan saat berusia 7 bulan
e. Nasi tim saring : diberikan saat berusia 10 bulan
f. Nasi tim : diberikan saat bayi berusia 10 bulan
g. Makanan tambahan lainnya : anak diberikan makanan ayam, tahu,
tempe dan memulai mengenalkan makanan padat diberikan saat
anak berusia 1 tahun
h. Pola makan : saat anak berusia 6 bulan, diberikan makan 2 kali
sehari sedikit sedikit karena diselingi dengan ASI, setelah diberikan
ASI anak tidak diberikan air putih lagi.
 Anak-anak

Saat ini nafsu makan anak baik, anak makan 3 kali dalam sehari, jenis
makanan pokok yang diberikan nasi disertai sayur atau lauk, anak suka
dengan buah Pisang, tidak terdapat makanan pantangan terhadap anak.
3. Eliminasi (BAB/BAK)
Saat anak ingin BAB/BAK selalu memberitahu ibunya, ibu anak
mengatakan konsistensi BAB pada anak lembek, frekuensi BAB pada
anak cukup banyak, ibu mengatakan saat anak BAK jumlah urin
cukupbanyak ±1000ml/hari.
4. Aktifitas
Ibu mengatakan anak sedang hiperaktifnya, dan saat pengkajian
anak terlihat antusias untuk bermain ayunan.
5. Rekreasi
Keluarga biasa melakukan rekreasi ke kebun binatang atau taman
bermain saat hari libur.
6. Istirahat dan tidur
Ibu biasanya mengajak anaknya untuk buang air kecil dan mencuci
kaki sebelum tidur, anak sudah tidak menggunakan popok, tidur malam
mulai jam 20.00 wita bangun pagi jam 07.00 wita, anak selalu diminta
untuk tidur siang mulai jam 12.00 dan bangun siang jam 14.00 wita.

30
7. Kebersihan diri
Mandi :
a. Mandi sendiri/ dibantu : anak mandi dibantu oleh ibunya dan mandi
di kamar mandi
b. Memakai sabun/ tidak : saat mandi anak memakai sabun
c. Dikeringkan dengan handuk/tidak : setelah mandi badan anak
dikeringkan menggunakan handuk
d. Gosok gigi : saat menggosok gigi anak di bantu ibu, menggunakan
pasta gigi yang memiliki rasa buah, anak menggosok gigi 2 kali,
pagi hari dan malam sebelum tidur.
8. Pengaturan suhu tubuh
Pada saat pengkajian badan anak tidak teraba panas dengan suhu
36,30c.
9. Rasa nyaman
Saat pengkajian anak terlihat nyaman bermain ayunan di puskesmas
dan anak tidak rewel.
10. Rasa aman
Saat berada di puskesmas anak aman karena ada orang tua yang
mendampinginya.
11. Belajar (anak dan orangtua)
Ibu sering mengajarkan anak untuk menggambar, meniru kegiatan-
kegiatan positif di rumah seperti menyapu,membersihkan mainan
setelah digunakan selain itu ibu selalu mengajak anak untuk cuci tangan
sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air kecil.
12. Prestasi
Saat ini belum ada prestasi yang muncul pada anak.
13. Hubungan sosial anak
Ibu mengatakan anaknya dekat dengan semua orang yang ada
dirumah, namun anak lebih dekat dengan ibu dan kakaknya.

31
14. Melaksanakan ibadah
Ibu mengatakan saat melakukan persembahyangan anaknya selalu
diajak untuk sembahyang.

IV. PENGAWASAN KESEHATAN


1. Bila sehat diawasi : anak selalu diawasi saat di rumah
2. Bila sakit minta pertolongan : saat anak sakit, ibu membawa anak ke
puskesmas terdekatatau rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
3. Kunjungan ke posyandu : ya
4. Pengawasan anak di rumah : ibu selalu mengawasi anak di rumah,
karena anak sedang hiperaktifnya dan anak banyak ingin belajar serta
mengenal hal-hal baru.
IMUNISASI (1-5 TAHUN)

Imunisasi Umur Tanggal Reaksi Tempat


diberikan Imunisasi
BCG 1 bulan 08/06/2015 Puskesmas

DPT I,II,III 2 bulan 08/07/2015 Puskesmas


3 bulan 10/08/2015
4 bulan 10/09/2015

Hepatitis B (HB0) Saat lahir 04/05/2015 Puskesmas


HB I,II,III 2 bulan 08/07/2015
3 bulan 10/08/2015
4 bulan 10/09/2015

CAMPAK 9 bulan 11/02/2016 Puskesmas


Tambahan/Anjuran
 DPT-HB- Belum
Hib - -
dilakukan
 Campak

32
I. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

No Jenis Penyakit Akut/Kronis/Menular/ Umur saat lamanya Pertolongan


Tidak sakit
1 Bisul Tidak Akut 1 tahun 5 3 hari Dibawa ke Puskesmas
bulan
2 Panas,Gatal,Batuk, Tidak Akut 2 tahun 1 2 hari Dibawa ke Puskesmas
Pilek bulan

II. KESEHATAN LINGKUNGAN


Ibu mengatakan di rumah terdapat tempat sampah di area
lingkungan rumah, untuk memudahkan mengajarkan anak terbiasa untuk
membuang sampah.

III. PERKEMBANGAN ANAK (0-6 TAHUN)


(MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, BAHASA, PERSONAL
SOSIAL)

Pada saat ini An.R berusia 2 tahun 7 bulan 23 hari sehingga KSPSP yang
digunakan yaitu KPSP pada anak umur 3 0bulan.

No. Pemeriksaan Ya Tidak


1 Dapatkah anak melepas pakaiannya Sosialisasi&kemandirian 
seperti:baju,rok,sosialisasi & atau celananya?
(topi dan kaos kaki)
2 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri?Jawab YA jika ia Gerak kasar 
naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga.Jawa TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang
3 Tanpa bimbingan,petunjuk atau bantuan anda,dapatkah anak Bicara & bahasa 
menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya
(rambut,mata,hidung,mulut,atau bagian badan lainnya)

33
4 Dapatkah anak makan nasi tanpa banyak tumpah sosialisasi & kemandirian 
5 Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara dan bahasa 
membantu mengangkat piring jika diminta
6 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis ) Gerak kasar 
Gerak kasar kedepan tanpa berpegangan pada apapun
Mendorong tidak ikut dinilai
7 Bila diberi pensil,apakah anak mencoret-coret kertas tanpa Gerak halus 
bantuan/petunjuk
8 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas Gerak halus 
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2,5 cm-5 cm
9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara Bicara & bahasa
seperti “minta minum”,”mau tidur”,”Terima kasih” dan
“Dadag” tidak ikut dinilai
10 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini Bicara & bahasa 
tanpa bantuan?

 Kesimpulan Hasil KPSP An.LW: Terdapat 9 jawaban “Ya” sehingga


perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya ( S )

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Kesan umum : Anak terlihat bersih, pergerakan aktif,
bentuk tubuh normal, dan gizi baik
b. Warna kulit : warna kulit normal, kulit bersih
c. Suara waktu menangis : saat pengkajian anak tidak menangis
d. Tonus otot : Saat dilakukan pemeriksaan otot, kekuatan
otot anak baik
e. Turgor kulit : normal

34
f. Udema : Tidak terdapat edema
g. Kepala : Bentuk kepala normal, rambut hitam, kulit
kepala bersih, tidak terdapat kelainan
h. Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
i. Hidung : Saat pemeriksaan fisik, tidak terdapat
adanya secret, tidak terdapat pergerakan cuping hidung, tidak terjadi
suara nafas tambahan, serta tidak terdapat gangguan lain.
j. Telinga : Telinga anak terlihat bersih, alat
pendengaran pada anak baik.
k. Mulut : Keadaan mulut anak bersih, mukosa bibir
lembab, gusi merah muda, dan gigi bersih.
l. Leher :Tidak terjadi pembesaran kelenjar, tidak ada
kaku kuduk, pergerakan leher normal
m. Thoraks :bentuk dada simetris, tidak terdapat
penggunaan otot bantu nafas, tidak terdapat suara nafas tambahan.
n. Abdomen : simetris, tidak ada nyeri tekan
o. Ekstremitas : tidak ada kelainan ekstremitas, tidak
kesulitan bergerak
p. Alat kelamin : Normal
q. Anus : normal

V. ANTROPOMETRI (UKURAN PERTUMBUHAN)


1. BB = 10 kg
2. TB = 89 cm
3. Lingkar Kepala :45 cm

VI. GEJALA KARDINAL


1. Suhu : 36,30c
2. Pernafasan : 24 x/menit
3. Nadi : 96 x/menit

35
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

VIII. HASIL OBSERVASI


1. Interaksi dengan orang tua : sangat baik
2. Bentuk/arah komunikasi : terjadi 2 arah
3. Ambivalensi/kontraindikasi prilaku : tidak terdapat kontraindikasi pada
prilaku anak
4. Rasa aman anak : anak terlihat aman berada dekat dengan ibunya

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Analisa Data

Tgl/ Jam Data Fokus Interpretasi/penyebab Masalah


27/12/201 DS : Ibu mengatakan ingin Kurang informasi dan Kesiapan meningkatkan
7 mencegah anak sakit melalui pengetahuan mengenai manajemen kesehatan
11.00 imunisasi peningkatan status
Wita DO :Ibu pasien nampak kesehatan anak
antusias bertanya tentang
cara meningkatkan status
kesehatan anak melalui
imunisasi
27/12/ DS : Ibu mengatakan hanya Kurang informasi dan Defisiensi pengetahuan
2017 tau tentang imunisasi dasar pengetahuan
11.00 saja dan belum mengetahui
Wita tentang adanya imunisasi
tambahan/anjuran
DO :Pasien datang ke
puskesmas dengan ibunya
untuk ke ruang imunisasi

36
 Rumusan Diagnosa Keperawatan:
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan ditandai dengan
mengekspresikan keinginan untuk memenuhi status imunisasi.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
ditandai dengan kurangnya pengetahuan terhadap imunisasi.
 Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas:

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal TTD


muncul teratasi
1 27/12/2017 Defisiensi pengetahuan 27/12/2017
berhubungan dengan
kurang informasi ditandai
dengan kurangnya
pengetahuan terhadap
imunisasi.

2 27/12/2017 Kesiapan meningkatkan 27/12/2017


manajemen kesehatan
ditandai dengan
mengekspresikan
keinginan untuk
memenuhi status imunisasi

37
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tgl/ No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional TTD


jam Dx Keperawatan Hasil
1 27-12- I Setelah diberikan NIC :
Defisiensi
2017 pengetahuan asuhan keperawatan  Health
11.00 selama 1x30 Education
berhubungan
Wita menit,diharapkan 1. Mengkaji tingkat
dengan kurang 1. Mengetahui sejauh
pengetahuan bertambah pengetahuan
informasi mana pengetahuan
dengan kriteria hasil : keluarga mengenai
ditandai keluarga tentang
dengan NOC jadwal, jenis, dan gejala yang
kurangnya 1. Knowledge: health gejala yang dapat
muncul tiba-tiba
pengetahuan promotion timbul setelah
a. Keluarga pasien imunisasi
terhadap
dapat memahami 2. Memberikan
imunisasi. 2. Menambah
gejala yang timbul Health education
informasi yang
setelah imunisasi kepada orang tua diketahui agar
dilakukan anak mengenai
dapat melakukan
jenis imunisasi imunisasi secara
Keluarga pasien
dasar yang harus
lengkap dan tepat
mengetahui imunisasi
didapatkan pada
yang direkomendasikan
anak serta waktu
untuk anak sesuai usia
pemberian dan
cara pemberian
3. Jelaskan mengapa 3. Memberikan
gejal-gejala
pengetahuan
imunisasi tersebut kepada orang tua
muncul
pasien mengenai
gejala-gejala yang
muncul tiba-tiba
serta penyebabnya

38
4. Memberikan health 4. Mengajarkan
education tentang penanganan
penanganan efek sederhana yang
imunasasi yaitu tepat untuk
apa yang dapat mengatasi hal
dilakukan ibu di tersebut
rumah

2 27-12- II Kesiapan Setelah diberikan NIC :


2017 meningkatkan asuhan keperawatan ImmunizationManag
09.30 manajemen selama ement
wita kesehatan 1x60,diharapkan 1. Kaji kesiapan 1. peran serta
ditandai pengetahuan bertambah keluarga dalam keluarga akan
dengan dengan kriteria hasil : meningkatkan sangat membantu
mengekspresik NOC : status imunisasi pemberian
an keinginan  Immune Status anak. imunisasi pada
untuk  Immunization anak.
memenuhi Behavior 2. Kaji hambatan - 2. Hambatan dapat
status Setelah diberikan hambatan yang menjadi indikator
imunisasi asuhan keperawatan dihadapi keluarga sejauh mana
selama waktu yang telah saat imunisasi anak keberhasilan
direncanakan, sebelum- imunisasi telah
diharapkan kesiapan sebelumnya. tercapai.
keluargadapat optimal
dalam meningkatkan 3. Kaji respon dan 3. Efek ikutan sering
status imunisasi, dengan penanganan yang timbul pada
kriteria evaluasi: dilakukan keluarga beberapa kasus
a. Klien dapat dalam mengurangi/ imunisasi,
meningkatkan menghilangkan penanganan yang
perilaku mencegah efek ikutan yang tepat sangat
panyakit infeksi. timbul akibat diperlukan.
imunisasi.

39
b. Klien dapat 4. Berikan dukungan 4. Apresiasi akan
meningkatkan terhadap perilaku meningkatkan
pengenalan terhadap keluarga yang telah semangat dalam
kemungkinan melakukan usaha pencegahan
masalah yang imunisasi sebagai penyakit dan
berkaitan dengan pencegahan dini keluarga akan
imunisasi. terhadap penyakit merasa telah
c. Klien dapat dan perbaiki melakukan hal
meningkatkan pemahaman yang yang baik untuk
pengenalan terhadap menyimpang anaknya.
pemberi imunisasi. tentang imunisasi.
d. Klien dapat 5. Tingkatkan 5. Imunisasi yang
meningkatkan status kesiapan keluarga teratur dapat
imunisasi. dalam perilaku ditumbuhkan
e. Klien dapat pencegahan dini sejak dini sebagai
meningkatkan penyakit misalnya bagian dalam
pengetahuan tentang melalui imunisasi usaha preventif
standar imunisasi. selanjutnya dan terhadap penyakit
f. Klien dapat pengenalan lebih infeksi.
meningkatkan lanjut mengenai
pencatatan tentang imunisasi.
imunisasi. 6. Berikan gambaran 6. Gambaran umum
jadwal imunisasi imunisasi yang
anak sesuai usia. wajib serta
anjuran untuk
anak dapat
membantu orang
tua dalam rangka
penentuan dan
pencatatantentang
imunisasi anak.

40
D. IMPLEMENTASI
Catatan Perkembangan

Tanggal No Jam Implementasi Evaluasi TTD


diagnosa
2712/2017 I 11.10 Mengkaji tingkat pengetahuan DS : Ibu mengatakan hanya tau
keluarga mengenai jadwal, jenis, jadwal imunisasi dasar sampai umur
dan gejala yang dapat timbul 9 bulan dan ibu mengatakan efek
setelah imunisasi yang muncul setelah imunisasi
adalah panas atau demam
DO : Ibu nampak antusias
menjawab pertayaan saat
pengkajian tingkat pengetahuannya

I 11.20 Memberikan Health education DS : Ibu mengatakan baru tahu


kepada orang tua anak mengenai adanya imunisasi lanjutan atau
jenis imunisasi lanjutan atau anjuran untuk meningkatkan status
anjuran yang diperlukan kesehatan anak tersebut
DO : Ibu nampak antusias dan
dampak mengulang kembali
informasi yang telah diberikan

I 11.30 Menjelaskan mengapa gejala- DS : Ibu mengatakan mengerti


gejala imunisasi tersebut muncul dengan penjelasan perawat
Dan memberikan health DO : Ibu nampak antusias dan
education tentang penanganan dampak mengulang kembali
efek imunasasi

II 11.40 Mengkaji kesiapan keluarga DS : Ibu mengatakan ingin


dalam meningkatkan status mengetahui lebih lanjut tentang
imunisasi anak. imunisasi lanjutan atau anjuran dan

41
jenis perlindungan lainnya untuk
meningkatkan status kesehatan anak
DO : Ibu nampak antusias dan
kooperatif

II 11.50 Mengkaji hambatan - hambatan DS : Ibu mengatakan ingin


yang dihadapi keluarga saat hambatan yang pernah dialami
imunisasi anak sebelum- adalah kondisi anak yang kurang
sebelumnya. sehat sehingga imunisasi tidak
sesuai dengan tanggal yang
dijadwalkan
DO : Ibu nampak antusias dan
kooperatif

II 12.00 Mengkaji respon dan DS : Ibu mengatakan saat anak


penanganan yang dilakukan demam setelah imunisasi ibu
keluarga dalam mengurangi/ melakukan kompres hangat kepada
menghilangkan efek ikutan yang anaknya
timbul akibat imunisasi. DO : Ibu nampak antusias dan
kooperatif

II 12.10 Memberikan dukungan terhadap DS : Ibu mengatakan melakukan


perilaku keluarga yang telah imunisasi agar kesehatan anaknya
melakukan imunisasi sebagai meningkat
pencegahan dini terhadap DO : Ibu nampak antusias dan
penyakit kooperatif

II 12.20 Meningkatkan kesiapan keluarga DS : Ibu mengatakan melakukan


dalam perilaku pencegahan dini imunisasi agar kesehatan anaknya
penyakit meningkat
DO : Ibu nampak antusias dan
kooperatif

42
II 12.30 Memberikan gambaran jadwal DS : Ibu mengatakan akan segera
imunisasi anak sesuai usia dan melakukan imunisasi anjuran atau
imunisasi anjuran atau lanjutan lanjutan lainnya untuk
yang dapat diberikn. meningkatkan status kesehatan
anaknya
DO : Ibu nampak antusias dan
kooperatif serta mampu mengulang
kembali gambaran yang telah
diberikan

E. EVALUASI

No Tgl/jam No. Evaluasi Paraf


Dx
1 27/12/2017 I S : Ibu mengatakan sudah mengerti
12.30 wita terkait adanya imunisasi lanjutan atau
anjuran dan bagaiamana efek dan cara
penangganannya

O: Ibu nampak antusias,kooperatif dan


dapat mengulang informasi yang
diberikan

A : Defisiensi pengetahuan berhubungan


dengan kurang informasi ditandai dengan
kurangnya pengetahuan terhadap
imunisasi.teratasi.

43
P : Pertahankan status kesehatan anak
2 27/12/2017 II S: Ibu mengatakan memahami tentang
12.30 wita tindakan untuk meningkatkan kesehatan
anak yang salah satunya adalah dengan
imunisasi

O: Ibu mengerti dengan yang


disampaikan perawat dan mampu
mengulangi kembali informasi yang
telah diberikan

A : Kesiapan meningkatkan manajemen


kesehatan ditandai dengan
mengekspresikan keinginan untuk
memenuhi status imunisasi teratasi

P : Pertahankan kesehatan anak

44
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Konsep dasar tumbuh kembang anak perlu dipahami oleh setiap tenaga
medis dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Tumbuh
kembang adalah proses yang kontinu mulai sejak konsepsi sampai dewasa
serta mempunyai ciri-ciri dan pola tertentu. Tumbuh kembang pada awal
kehidupan sangat penting. Karena itu, sangat perlu dilakukan deteksi dini
dengan cara skrining yang teratur dan stimulasi dini. Red flag pada
milestone perkembangan anak dapat dipakai sebagai petunjuk awal sebelum
skrining: demikian pula pemantauan perkembangan fisik dengan
menggunakan KMS/grow chart.

3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah diatas, keluarga mampu merawat
sang buah hati dengan baik dan benar, sehingga membantu dalam proses
tumbuh dan kembangnya secara optimal.

45
DAFTAR PUSTAKA

Corry S Matondang dkk (2000), Diagnosis Fisi pada Anak, PT Sagung Seto, Jakarta
Depkes RI (2000), Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia, Jakarta,
Sudirektorat Imunisasi Drijen P2M PLP.
Gartinah T, dkk (1999), Keperawatan dan Praktik Keperawatan, DPP PPNI,
Jakarta.
Hurlock EB. Child development. 6th ed. Auckland:McGraw-Hill; 1984. H.22-47
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: EGC
Ismoedijanto (2002), Bunga Rampai Pediatri, FK Unair Surabaya.
Ismoedijanto (2003), Pengembangan Praktik Imunisasi pada Anak, Pertemuan
Ilmiah Tahunan I Perkani Surabaya.
Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak, ECG, Jakarta.
Titi S. Sularyo. “Pertumbuhan linier (stature) anak dan upaya pemantauannya
dengan minat pada perawakan pendek pada anak dan remaja, Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXVIII, FKUI, Jakarta
16-17 Februari 1993, h29-48
Wong, D.L (1995), Nursing Care of Infants and Children, St Louis Mosby.

46

Anda mungkin juga menyukai