BAB I
PENDAHULUAN
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, yang memberi kewenangan
daerah yang lain di Indonesia. Salah satu program yang secara khusus ditetapkan
jumlah dan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kesejahteraan ekonomi dari
masyarakat setempat. Kondisi pembangunan fisik dan non-fisik yang sangat tidak
disebut kemiskinan struktural. Konsep kemiskinan ini bukan hanya mengacu pada
2
Papua umumnya hidup menderita karena kurangnya atau bahkan tidak adanya
pelayanan publik seperti telepon, listrik, air, transportasi umum, sarana kesehatan,
pengambilan keputusan sosial, ekonomi, dan politik di tingkat lokal, regional dan
nasional. Kondisi kemiskinan struktural semacam itu terjadi karena orang miskin
sering terpinggirkan dan tidak berdaya dalam mempertahankan hak mereka ketika
dilanggar dan dieksploitasi oleh golongan kaya dan berkuasa (Eid, 2000).
isu yang paling menonjol di kalangan pemerintah daerah dan masyarakat setempat
seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat lokal di Papua. Masyarakat Papua
Papua di daerah perkampungan pedalaman yang terpencil (70%) dan tidak mampu
Sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
setempat untuk mewujudkan keinginan serta harapan hidup yang lebih sejahtera
penanggung ekses pembangunan daerah atau nasional. Dalam hal ini, pelaksanaan
internal dan eksternal dan terintegrasinya masyarakat lokal dan nasional (Suparjan
diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah secara bersama. Pengertian ini bisa juga
dana bantuan (Block Grant) sejumlah Rp100.000.000 per tahun yang dihibahkan
kepada masyarakat untuk setiap kampung. Dana ini bersumber dari Dana Otonomi
4
Khusus, baik dana langsung dari Pusat (APBN) maupun Daerah (APBD), yang
modal usaha bergulir atau kegiatan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.
Program RESPEK adalah Distrik Heram, Kota Jayapura. Setiap penyaluran dana
hibah kepada masyarakat kampung di distrik ini harus sesuai dengan dokumen
dalam hal ini TPK atau staf Unit Pengelola Kegiatan (TPK), di Distrik Heram
lama dan menunjukkan beberapa proses dan hasil pembangunan yang positif dan
masyarakat kampung. Akan tetapi, harus diakui pula bahwa pelaksanaan program
RESPEK di Distrik Heram tidak mudah karena masih banyaknya kesulitan yang
alat transportasi lokal. Bila kesulitan ini tidak ditangani dengan baik, pelaksanaan
Program RESPEK cenderung sangat terhambat dan tidak dapat mencapai tujuan
masyarakat ini sangat penting, dalam hal ini di Distrik Heram, karena program
kebijakan publik yang lebih baik, sehingga proses dan hasil pembangunan daerah
berbagai proyek (= 3,78); dan pencarian dana bagi proyek (= 3,76). Hasil
implementasi program (= 3,80), dan bias gender (= 3,77). Oleh karena itu,
mengumpulkan dana panel tingkat rumah tangga dan desa dengan cakupan
dan konsumsi dari rumah tangga yang lebih kaya sekitar 6,1 sampai 9,2
persen. Penelitian ini juga telah menemukan bukti tata-kelola pada urusan
yang tangga yang lebih kaya di desa dengan para pemimpin yang lebih
yang lebih besar bagi rumah tangga yang lebih kaya maupun lebih miskin.
seluruh dunia, khususnya yang berfokus pada proyek dan program CDD
bilateral dan multilateral untuk menjamin hasil yang lebih positif dari
beberapa penelitian tersebut, yaitu dalam hal tujuan dan metode penelitian. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini masih relevan, orisinal, dan dapat
kebijakan program RESPEK yang lebih baik di masa yang akan datang.
3. Sebagai referensi ilmiah bagi peneliti lain yang memiliki kepedulian dan