Jtptunimus GDL Irmadyahay 6313 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Irmadyahay 6313 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja
yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya; dan
keadaan dimana buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari. Buang air
besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah (Sudoyo, 2002).
ditandai dengan keadaan buang air besar dengan konsistensi encer dengan
6
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Pencernaan Manusia
Sumber : (adam.com)
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan
masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
7
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung,
2. Tenggorokan (Faring)
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan
hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
8
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah.
dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian
penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim
yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
9
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa
lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
10
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
makanan.
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-
2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri
11
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
12
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
1. Faktor Infeksi
a) Infeksi Virus
b) Infeksi Bakteri
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun. Gejala muntah tidak
menonjol.
13
2) Salmonella: Bakteri menembus dinding usus. Gejala yang
sel polos dalam feses, masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5
bulan.
apendicitis.
jamur)
b. Infeksi Parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA),
14
3. Faktor Imun
terutama candida.
D. Patofisiologi
Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan
kedalam lumen usus dan kolon, kolon bereaksi cepat untuk mengeluarkan
2. Faktor Infeksi
15
bisa mati atau tetap hidup, jika masih hidup mikroorganisme tersebut akan
masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak. Didalam usus halus
akan mengeluarkan toksin yang sifatnya merusak vili-vili usus dan dapat
3. Faktor Makanan
zat kimia beracun akan sulit diserap oleh usus halus dan bersifat merusak,
cairan dalam usus yang mengakibatkan diare (Price, 1997; Corwin, 2000)
E. Manifestasi Klinik
antara lain : Diare (frekuensi tinja meningkat dan feses lembek/ cair), demam
16
F. Penatalaksanaan
medikamentosa.
a. Cairan per oral: Cairan yang diberikan peroral berupa cairan yang
b. Cairan Parentral.
125 ml/kgBB/oral.
125ml/kgBB/hari
oral dan gagal mencoba berulang kali saat akses intra vena
2. Medikamentosa
Obat yang perlu diberikan adalah obat anti sekresi, obat anti spasmolitik
G. Komplikasi
17
akibat kerusakan mukosa usus. Adapun dehidrasi sebagai komplikasi
cekung (untuk bayi yang ubun-ubun besarnya belum menutup/ usia kurang
dari 1 tahun), kelopak mata cekung, suara serak, penderita jatuh pre syok
menurun, apatis sampai koma, otot kaku sampai sianosis, keadaan umum
yaitu:
a. Aktivitas / Istirahat
18
b. Integritas Ego
c. Eliminasi
sering tidak terkontrol, flatus lembut dan semi cair : bau busuk dan
d. Nutrisi/ Cairan
kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membran mukosa kering.
e. Hygiene
f. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala: nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan
g. Keamanan
19
h. Interaksi Sosial
2. Pemeriksaan Penunjang
a. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistet
fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
20
I. Pathways Keperawatan
GASTROENTERITIS
Perubahan status
kesehatan
Tubuh kehilangan cairan dan Kerusakan mukosa usus Hiperperistaltik usus
elektrolit
Krisis situasi
Anoreksia, mual, muntah demam Defekasi sering
Cemas
Frekuensi BAB ↑
Defisit volume cairan dan kehilangan ion kalsium, air
elektrolit Defekasi sering
Asidosis metabolik
Feses asam
Penurunan volume
cairan ekstra sel
Pembagian darah tidak merata
Resiko gangguan
Penurunan cairan integritas kulit
interstitial Gangguan sirkulasi
syok
(Price 1997, Corwin 2000)
Hipoksia sianosis,
ekstremitas dingin
21
J. Diagnosa keperawatan
yang berlebih
peristaltik usus
yang berlebihan
Kriteria Hasil: mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
22
Intervensi:
kehilangan yang tidak terlihat seperti berkeringat, ukur berat jenis urin,
observasi oliguria
penggantian cairan
1) Antidiare
23
2) Antiemetik, misal: metoklopramid, ranitidine, ondancentron
eksaserbasi akut
usus yang gundul, area ulkus dan diare dapat juga menimbulkan
Kriteria Hasil: Berat badan ideal atau dalam rentang normal, konjungtiva
elektrolit
Intervensi:
24
b. Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat makan,
fokus pada makanan. Bila staf berespon secara konsisten pasien dapat
yang tepat
d. Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol
penurunan.
25
g. Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai
indikasi
dan aktivitas dapat dipantau. Ini juga memisahkan pasien dari orang
dinikmati
1) Ciprofeptadin (periactin)
26
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang sering
Intervensi:
bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan taburi talk
Kriteria Hasil:
mendekati normal
27
Intervensi:
b. Dorong diet rendah serat sesuai dalam batasan diet, dengan masukan
Rasional: iritasi anal, eksoriasi dan pruritus terjadi karena diare. Pasien
atropin (lomotil)
28
g. Awasi elektrolit serum
Intervensi :
menyebabkan stress
c. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan
29
d. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
memudahkan istirahat
30