DI SUSUN OLEH :
INDRAWAN
1501200090
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Intra Natal Care pada Ny Ll dengan G1
P0000 AB000 di ruang Bersalin RSUD Dr SOEDARSONO, disusun oleh :
Nama : Indrawan
NIM : 1501200090
Indrawan
1501200090
Kepala Ruang
LAPORAN PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
(Saifuddin, 2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi persalinan menjadi 3 yaitu :
persalinan spontan bila perssalinan berlangsung dengan tenaga sendiri, persalinan buatan bila
persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan dan persalinan
anjuran. (Manuaba, 1998)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
2. TUJUAN PENGAWASAN PERSALINAN
1) Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan persalinan dan sebagai
dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya.
2) Mengetahui kelainan – kelainan yang mungkin dapatmengganggu kelancaran persalinan
atau segera mengetahui persalinan beresiko.
3) Memberikan asuhan yangmemadai selama persalianan dalam upaya mencapaipertolong
an persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayangibu dan sayang
bayi.
3. JENIS PERSALINAN
1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan
4. TAHAP PERSALINAN
Menurut Saifuddin (2002), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2
fase, yaitu :
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10 sampai 12 jam pada
primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum
5. ETIOLOGI
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor
humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi
mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan biofisika seperti penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus. Keadaan
uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini
mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan segera
dikeluarkan. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak
dibelakang serviks dapat membangkitkan kontraksi uterus. (Wiknjosastro, 2005)
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun
dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi
persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat
menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin merupakan induksi persalinan.
Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. (Manuaba. 1998)
6. TANDA DAN GEJALA
1) Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu yang ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan oleh :
1. Kontraksi braxton hicks
2. Ketegangan dinding perut
3. Ketegangan ligamentum rontumdum
4. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
5. Masuknya kepala bayi ke PAP dirasakan ibu hamil :
a. Terasa ringan di bagian atas, terasa sesaknya berkurang
b. Dibagian bawah terasa sesak
c. Terjadi kesulitan berjalan
6. Sering miksi
b. Terjadi his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini terjadi
karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron dan memberikan kesempatan
rangsangan oksitosin. Dengan semakin tua kehamilan, pengeluaran progesteron
berkurang sehingga oksitosin menimbulkan kontraksi lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his palsu atau permulaan :
1. Rasa nyeri ringan dibagian bawah
2. Datangnya tidak teratur
3. Tidak ada perubahan pada serviks
4. Durasinya pendek
5. Tidak bertambah bila beraktivitas
2) Tanda persalinan
a. Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatanya semakin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. (Manuaba,
Ida Bagus, 1998)
7. MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin melalui
panggul ibu. Ada enam gerakan dengan overlapping yang jelas yaitu :
1) Penurunan
Penurunan Yang Meliputi Engagement Pada Diameter Obliqua Kanan panggul,
berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu janin melalui jalan lahir.
Serakan-serakan lainnya menyertai penurunan ini. Pada primigravida sebelum persalinan
mulai sudah harus terjadi penurunan kepala yang jelas dalam proses engagement.
Penurunan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus ke bawah dan pada kala II dibantu
oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit oleh gaya berat.
2) Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh karena ini merupakan
sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan terhadap penurunan kepala menyebabkan
bertambahnya fleksi. Occiput turun mendahului sinsiput, UUK lebih rendah dari bregma
dan dagu janin mendekati dadanya. Biasanya ini terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru
sempurna setelah bagian terendah mencapai dasar panggul. Efek dari fleksi adalah untuk
merubah diameter terendah dari occipitofrontalis (11,0 cm) menjadi suboccipito
bregamatika (9,5 cm) yang lebih kecil dan lebih bulat, oleh karena persesuaian antara
kepala janin dengan panggul ibu mungkin ketat, pengurangan 1,5 cm dalam diameter
terendah adalah penting.
3) Putar Paksi Dalam
Sebagian besar panggul mempunyai PAP berbentuk oval melintang, diameter
anteroposterior PTP sedikit lebih panjang dari pada diameter transversal. PBP berbentuk
oval anteroposterior seperti kepala janin. Sumbu panjang kepala janin harus sesuai
dengan sumbu panjang panggul ibu. Karenanya kepala janin yang masuk PAP pada
diameter transversal atau obliqua harus berputar kediameter anteroposterior supaya dapat
lahir. UUK masuk PTP tempat ia berhubungan dengan dasar panggul (musculus dan
fascia levator ani). Disini UUK berputar 450 ke kanan (menuju garis tengah). Sutura
sagitalis pindah dari diameter obbliqua kanan ke diameter anterioposterior panggul : LOA
ke OA. UUK mendekati sympisis pubis dan cinciput mendekati sakrum. Kepala berputar
dari diameter obliqua kanan kediameter anteroposterior panggul. Tetapi bahu tetap pada
diameter obliqua kiri. Dengan demikian hubungan normal antara sumbu panjang kepala
dengan sumbu panjang bahu berubah, dan leher berputar 450. keadaan ini terus
berlangsung selama kepala masih berada dalam panggul. Putar paksi dalam yang awal
sering terjadi pada multipara dan pada pasien dengan kontraksi uterus yang efisien.
Umumnya putar paksi dalam terjadi pada kala II.
4) Ekstensi
Ekstensi pada dasarnya disebabkan oleh kedua kekuatan yaitu : kontraksi uterus
yang menimbulkan tekanan ke bawah dan dasar panggul yang memberikan tahanan.
Dinding depan panggul (pubis) panjangnya hanya 4 sampai 5 cm, sedangkan dinding
belakang (sakrum) 10 sampai 15 cm. Dengan demikian sinsiput harus menempuh jarak
yang lebih panjang daripada ociput. Dengan semakin turunnya kepala terjadilah
penurunan perineum diikuti dengan kepala membuka pintu (crowing). Ociput lewat
melalui PAP perlahan-lahan dan tengkuk menjadi titik putar di angulus subpubicus.
Kemudian dengan proses ekstensi yang cepat sinsiput menelurus sepanjang sakrum dan
berturut-turut lahirlah bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu melalui perineum.
5) Restitusi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul, maka bahu memasuki panggul. Oleh
karena panggul tetap berada pada diameter obbliqua sedangkan kepala berputar kedepan,
maka leher ikut berputar kembali dan kepala mengadakan restitusi kembali 450 (OA dan
menjadi LOA) sehingga hubungannya dengan bahu dan kedudukannya dalam panggul
menjadi normal kembali.
6) Putar paksi luar
Putar paksi luar kepala sebenarnya merupakan manifestasi putar paksi dari dalam
dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang lebih rendah
berputar ke depan di bawah simpisis dan diameter bisacromialis berputar dari diameter
obliqua kiri menjadi diameter anterioposterior panggul. Dengan demikian maka diameter
panjang bahu dapat sesuai dengan diameter memanjang PBP. Kepala yang telah berputar
kembali 450 untuk mengembalikan hubungan normal dengan bahu, sekarang berputar 450
lagi untuk memprtahankannya : LOA menjadi TOA. (Harry, Wiliam, 1986)
8. PATHWAY
Proses persalinan
Kala I
Kala II
Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan
Vesika urinaria Rektum His Blood Show Dilatasi Serviks Engagement Tonjolan
Ketuban
Vulva membuka
Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku
Episiotomi
Kontraksi uterus
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya trauma
jalan lahir
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama.........., infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Bebas dari tanda-tanda infeksi
Cairan amnion jernih, tidak berwarna dan berbau
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik selama 1. Membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan
perawatan vagina mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva dan 2. Daerah vulva yang kotor dapat memicu
menjaga kebersihannya perkembangan mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik jika di 3. Antibiotik dapat menghambat indikasi bakteri
indikasikan
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan yang
banyak pada persalinan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......., tidak terjadi hyvopolemi, cairan
tubuh seimbang.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai indikator
dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala 2. Dapat membantu mengetahui sejauhmana
kehilangan cairan berlebih kehilangan cairan/dehidrasi yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat 3. Penarikan yang terlalu kuat dapat
secara berlebihan/terlalu kuat menyebabkan terputusnya tali pusat dan
retensi fragmen placenta yang dapat
meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai 4. Dapat memenuhi cairan yang kurang sesuai
advis dosis
Abdul bari saifuddin, 2001, Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Abdul bari saifuddin, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2001, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana, EGC, Jakarta.