PERATURAN DIREKTUR
RS ROYAL PROGRESS
NOMOR 092/PER/DIR/XI/2014
TENTANG PEDOMAN KERJA
PANITIA TB DOTS
BAB I
PENDAHULUAN
3.4 Falsafah, Nilai, dan Tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Insani
BAB IV
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN
PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DOTS
BAB V
URAIAN TIM DOTS
Tugas Tim DOTS di Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Insani
Menjamin terselenggaranya pelayanan TB dengan membentuk unit DOTS di rumah sakit
sesuai dengan strategi DOTS termasuk sistem jejaring internal dan eksternal.
Uraian tugas
Perencanaan terhadap semua kebutuhan bagi terselenggaranya pelayanan TB di
Rumah Sakit Royal Progress, meliputi :
a. Tenaga terlatih
b. Anggaran
c. Obat- obatan
d. Reagensia
e. Peralatan
f. Pencatatatan dan pelaporan
Pelaksanaan
Tim DOTS Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Insanimengadakan rapat rutin untuk
membicarakan semua hal temuan terkait dengan pelaksanaan pelayanan terhadap
pasien TB di Rumah Sakit Royal Progress.
Monitoring dan Evaluasi
Tim DOTS menyeenggarakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan DOTS di Rumah Sakit Royal Progress.Dalam pelaksanaannya Tim
DOTS berkoordinasi dengan setiap SMF dan Unit DOTS.
Hal- hal penting yang perlu diperhatikan dalam monitoring dan evaluasi :
1. Kepatuhan terhadap tatalaksana penegakan diagnosis dengan menggunakan
pemeriksaan mikroskopis.
2. Kepatuhan dokter menerapkan ISTC dan SPO dalam pengobatan TB (standar
diagnosis, terapi dan tanggung jawab kesehatan masyarakat).
3. Monotoring terhadap keteraturan pasien TB untuk menyelesaikan pengobtan.
4. Monitoring terhadap pelaksanaan SPO bagi Pengawas Menelan Obat (PMO).
5. Kepatuhan melaksanakan SPO jejaring internal dan eksternal.
6. Rujukan pasien dan hasil umpan baliknya.
7. Ketersediaan logistik OAT dan non OAT, yang dibutuhkan dalam pelayanan
terhadap pasien TB di rumah sakit.
8. Kepatuhan terhadap pencatatan dan pelaporan (pengisian formulir TB) serta
ketersediaannya tepat waktu.
9. Kepatuhan staf rumah sakit terhadap pelaksanaan semua kebijakan yang
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Royal Progress.
10. Setiap pasien TB dicatat dengan pencatatan dan pelaporan tersendri termasuk
laboratorium dan menggunakan formulir TB dari 01,02,03 UPK,
04,05,06,09,10.
11. Pencatatan pasien TB terkait dengan kasus rujukan dan kasus mangkir.
Menyusun laporan hasil pertemuan dan hasil monitoring evaluasi dan disampaikan
secara tertulis kepada Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Insanisetiap
triwulan untuk diketahui atau ditindaklanjuti.
BAB III
STANDAR FASILITAS
LEMARI
MEJA
TEMPAT
TIDUR PERAWAT + KIE
PERIKSA
PASIEN
MEJA DOKTER
2. Jejaring Eksternal
Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, rumah sakit,
puskesmas dan UPK lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS.
Tujuan jejaring eksternal :
a. Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang berkualitas, mulai
dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.
b. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien sehingga mengurangi
jumlah pasien yang putus berobat.
Dinas kesehatan berfungsi :
a. Koordinasi antara rumah sakit dan UPK lain
b. Menyusun protap jejaring penanganan pasien TB
c. Koordinasi sistem surveilans
d. Menyusun perencanaan, memantau, melakukan supervisi dan mengevaluasi
penerapan strategi DOTS di rumah sakit.
e. Menyediakan petugas untuk mengumpulkan laporan.
Alur Rujukan Pasien TB antar UPK dalam Satu Unit Registrasi (1Kab/Kota)
4.5 Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien dan Dokter
Rumah sakit mempunyai beberapa pilihan dalam penanganan pasien TB sesuai dengan
kemampuan masing-masing seperti terlihat di bawah ini :
Semua unit pelayanan yang menemukan suspek TB, memberikan informasi kepada yang
bersangkutan untuk membantu menentukan pilihan dalam mendapatkan pelayanan
(diagnosis dan pengobatan), serta menawarkan pilihan yang sesuai dengan beberapa
pertimbangan :
1. Tingkat sosial ekonomi pasien
2. Biaya konsultasi
3. Lokasi tempat tinggal
4. Biaya transportasi
5. Kemampuan RS
Pilihan 1 : RS menjaring suspek TB, menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta
melakukan pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas/ UPK lain untuk melanjutkan
pengobatan tetapi pasien kembali ke RS untuk konsultasi keadaan klinis/ periksa ulang.
Pilihan 2 : RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi, kemudian
merujuk ke puskesmas.
Pilihan 3 : RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta
memulai pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas.
Pilihan 4 : RS melakukan seluruh kegiatan pelayanan DOTS.
BAB V
LOGISTIK
2. Indikator Program TB
Untuk menilai kemajuan atau keberhasilan penanggulangan TB digunakanbeberapa
indikator. Indikator penanggulangan TB secara Nasional ada 2 yaitu:
a. Angka Penemuan Pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate = CDR)dan
b. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate = SR).
Di samping itu ada beberapa indikator proses untuk mencapai indikator Nasional
tersebut di atas, yaitu:
a. Angka Penjaringan Suspek
b. Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara Suspek yang diperiksadahaknya
c. Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB paru
d. Proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien
e. Angka Notifikasi Kasus (CNR)
f. Angka Konversi
g. Angka Kesembuhan
h. Angka Kesalahan Laboratorium
Untuk mempermudah analisis data diperlukan indikator sebagai alat ukurkemajuan
(marker of progress).
Indikator yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti:
a. Sahih (valid)
b. Sensitif dan Spesifik (sensitive and specific)
c. Dapat dipercaya (realiable)
d. Dapat diukur (measureable)
e. Dapat dicapai (achievable)
Analisa dapat dilakukan dengan :
a. Membandingkan data antara satu dengan yang lain untuk melihat
besarnyaperbedaan.
b. Melihat kecenderungan (trend) dari waktu ke waktu.
Untuk tiap tingkat administrasi memiliki indikator sebagaimana pada tabelberikut:
3. Cara Menghitung Dan Analisa Indikator
a. Angka Penjaringan Suspek
Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000 pendudukpada
suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan untukmengetahui upaya
penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, denganmemperhatikan
kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan)
Jumlah suspek yang diperiksa bisa didapatkan dari buku daftar suspek (TB.06).
UPK yang tidak mempunyai wilayah cakupan penduduk, misalnya rumahsakit, BP4
atau dokter praktek swasta, indikator ini tidak dapat dihitung.
b. Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek
Adalah prosentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruhsuspek yang
diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dariproses penemuan sampai
diagnosis pasien, serta kepekaan menetapkankriteria suspek.
Rumus:
Angka ini sekitar 5 - 15%. Bila angka ini terlalu kecil ( < 5 % )
kemungkinandisebabkan :
1) Penjaringan suspek terlalu longgar. Banyak orang yang tidak memenuhikriteria
suspek, atau
2) Ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium ( negatif palsu ).
Bila angka ini terlalu besar ( > 15 % ) kemungkinan disebabkan :
1) Penjaringan terlalu ketat atau
2) Ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium ( positif palsu).
c. Tercatat/diobati
Adalah prosentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif diantara semuapasien
Tuberkulosis paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritaspenemuan pasien
Tuberkulosis yang menular diantara seluruh pasienTuberkulosis paru yang diobati.
Rumus:
Jumlah pasien TB BTA positif (baru + kambuh)
X 100%
Jumlah seluruh pasien TB (semua tipe)
Angka ini sebaiknya jangan kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah,
itu berarti mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan prioritasuntuk
menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).
d. Proporsi pasien TB Anak diantara seluruh pasien TB
Adalah prosentase pasien TB anak (<15 tahun) diantara seluruh pasien TBtercatat.
Rumus :
Di UPK, indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien TB.01, yaitu dengancara
mereview seluruh kartu pasien baru BTA Positif yang mulai berobatdalam 3-6
bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yanghasil pemeriksaan
dahak negatif, setelah pengobatan intensif (2 bulan).
Di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat, angka ini dengan mudah dapatdihitung
dari laporan TB.11.Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%.
h. Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan prosentase pasienbaru TB
paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan,diantara pasien
baru TB paru BTA positif yang tercatat.
Angka kesembuhan dihitung juga untuk pasien BTA positif pengobatanulang
dengan tujuan:
1) Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan kekebalan terhadapobat terjadi
di komunitas, hal ini harus dipastikan dengan surveilanskekebalan obat.
2) Untuk mengambil keputusan program pada pengobatan menggunakanobat baris
kedua (second-line drugs).
3) Menunjukan prevalens HIV, karena biasanya kasus pengobatan ulangterjadi
pada pasien dengan HIV.
Cara menghitung angka kesembuhan untuk pasien baru BTA positif.
Di UPK, indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien TB.01, yaitu dengancara
mereview seluruh kartu pasien baru BTA Positif yang mulai berobatdalam 9 - 12
bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranyayang sembuh setelah
selesai pengobatan.
Di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat, angka ini dapat dihitung darilaporan
TB.08. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angkakesembuhan
digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan.
Walaupun angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatanlainnya tetap
perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasilpengobatan lengkap,
meninggal, gagal, default, dan pindah.
1) Angka default tidak boleh lebih dari 10%, karena akan menghasilkanproporsi
kasus retreatment yang tinggi dimasa yang akan datang yangdisebabkan karena
ketidak-efektifan dari pengendalian Tuberkulosis.
2) Menurunnya angka default karena peningkatan kualitaspenanggulangan TB
akan menurunkan proporsi kasus pengobatanulang antara 10-20 % dalam
beberapa tahun
Sedangkan angka gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari4% untuk daerah
yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak bolehlebih besar dari 10% untuk daerah yang
sudah ada masalah resistensi obat.
i. Angka Keberhasilan Pengobatan
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan prosentase pasienbaru TB
paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yangsembuh maupun
pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTApositif yang tercatat.
Dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari angkakesembuhan dan
angka pengobatan lengkap.
Cara perhitungan untuk pasien baru BTA positif dengan pengobatankategori 1.