Makalah Pengecoran Logam
Makalah Pengecoran Logam
PROSES PRODUKSI
Disusun Oleh :
Nama : Erfhan Ibrahim Risyad
NIM : 2014250037
JURUSAN : Teknik Mesin
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu teknik Pengecoran Logam adalah salah satu teknik produksi dimana
di indonesia masih memerlukan banyak usaha dalam pembinanya yang lebih
terarah, sehingga kualitas produk, kemampuan produksi dan biaya produksi dalam
proses memproduksi benda-benda coran akan dapat menyaingi benda-benda coran
buatan luar negeri.
Dalam hal ini Perlu pembinaan dilakukan, oleh karena itu ahli ilmu pengecoran
harus mampu mengembangkan industri pengecoran di Indonesia yang mana salah
satu caranya adalah dengan memberikan dasar ilmu pengetahuan yang baik
kepada Perguruan Tinggi yang mengambil program studi teknik produksi.
Dalam pengecoran, kita juga memerlukan pola gatting system, yaitu sistem
aliran untuk mengalirkan logam cair ke dalam cetakan benda coran. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2. Gatting system dibagi atas 4 bagian, yaitu:
1. Cawan tuang
2. Saluran turun
3. Saluran pengalir
4. Saluran masuk
Tujuan dari gatting system ini adalah untuk mengatur kecepatan aliran
logam
cair ke dalam rongga cetakan, sehingga rongga cetakan terisi secara sempurna.
Dan juga
agar slag logam cair tidak ikut masuk kedalam rongga cetakan.
Selain pola benda coran dan pola gatting system kita juga memerlukan pola riser
atau pola penambah. Riser atau penambah juga diperlukan untuk mengimbangi
penyusutan (Shrinkage) pada saat logam cair tersebut membeku. Karena setiap
logam
mempunyai nilai penyusutan tersendiri.
Contoh macam-macam saluran tuang yang dipakai dalam pengecoran. Lihat
gambar 3, yaitu:
1. saluran pisah
2. saluran langsung
3. saluran bawah
4. saluran cincin
5. saluran terompet
6. saluran bertingkat
7. saluran baji
BAB III
PEMBAHASAN
Oleh karena itu kedalaman cawan tuang biasanya 5 sampai 6 kali diameternya.
Ada cawan tuang yang diperlengkapi dengan inti pemisah seperti ditunjukkan
pada
Gambar, dimana logam cair dituangkan di sebelah kiri dari saluran turun. Dengan
demikian inti pemisah akan menahan terak atau kotoran, sedangkan logam bersih
akan
lewat di bawahnya kemudian masuk ke saluran turun.
Kadang-kadang satu sumbat ditempatkan pada jalan masuk dari saluran turun
agar aliran logam cair pada saluran masuk cawan tuang selalu terisi oleh logam
(lihatGambar). Dengan demikian kotoran dan terak akan terapung pada
permukaan dan
terhalang untuk masuk ke dalam saluran turun. Kalau cawan tuangnya terlalu
kecil
dibandingkan dengan coran, maka logam cair harus diberikan di tengahnya
beberapa
kali. Kadang-kadang cawan tuang dibuat besar agar logam cair tinggal di
dalamnya
setelah rongga cetakan terisi oleh logam. Gambar menunjukkan sumbat saluran
turun
yang dibuat dari grafit dengan pegangan batang baja liat yang menyaring saluran
turun
dan terapung setelah penuangan.
3.2 Saluran Turun
Saluran turun adalah saluran yang pertama yang membawa cairan logam
dari cawan
tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Saluran turun dibuat lurus dan tegak
dengan irisan berupa lingkaran. Kadang kadang irisannya sama dari atas sampai
bawah dipakai kalau dibutuhkan pengisian yang
cepat dan lancar atau mengecil dari atas ke bawah dipakai apabila diperlukan
penahanan
kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun dibuat dengan melubangi cetakan
dengan
mempergunakan satu batang atau dengan memasang bumbung tahan panas yang
dibuat
dari samot (batu tahan api). Samot ini cocok untuk membuat saluran turun yang
panjang.
3.3 Pengalir
Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke
bagian-bagian yang cocok pada cetakan. Pengalir biasanya mempunyai irisan
seperti trapezium atau setengah lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat
pada permukaan pisah, lagi pula pengalir mempunyai luas permukaan yang
terkecil untuk satu luas irisan tertentu, sehingga lebih efektip untuk pendinginan
yang lambat.Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk
melambatkan pendinginan logam cair. Tetapi kalau terlalu besar tidak ekonomis.
Karena itu ukuran yang cocok harus dipilih sesuai dengan panjangnya.
Logam cair dalam pengalir masih membawa kotoran yang terapung, terutama
pada permulaan penuangan, sehingga harus dipertimbangkan untuk membuang
kotoran
tersebut, sekalipun logam cair sudah ada di dalam pengalir. Ada beberapa cara
untuk itu
yaitu sebagai berikut :
1. Perpanjangan pemisah dibuat pada ujung saluran pengalir. Logam cair
yangpertama masuk akan berkumpul di sini bersama kotoran yang terbawa
(Gambar).
2. Membuat kolam putaran pada saluran masuk seperti pada Gambar. Logam cair
memasukikolam secara tangetial dan berputarsehingga kotoran berkumpul di
tengah kolam.
Gambar 3.3.2 : Pola pengalir
3. Saluran turun bantu seperti ditunjukkan dalam Gambar. Logam cair yang
pertama
masuk bersama kotorannya akan tertampung di sini. Saluran turun bantu ini
ditempatkan di tengah-tengah
4. Penyaring, dipasang seperti pada Gambar. Kotoran akan ditahan di sini kalau
logam
cair meialui inti penyaring atau piring saringan dengan lubang-lubang kecil, yang
sebaiknya terbuat dari keramik. Piring ini kadang-kadang dipasang pada pintu
masuk
dari saluran turun.
Daftar Pustaka
1. Tata surdia., Prof. Ir, M.Sc.Met dan Kenji Chijiiwa, Prof. Dr, Teknik pengecoran
logam, Jakarta, 1982.
2. Reinal Rachmavial,Ir.,MT.Met, Skripsi Pengaruh Perubahan sistem Saluran
Tuang Terhadap Produk Coran, Trisakti, Jakarta, 1997.
3. Hastono Reksotenejo., Ir, M.Sc.Eng.Met, Teknologi Cor Gravity Teori Dasar
dan Aplikasi, Jakarta, 1992.
4. Foundry technology by Beeley, P.R
5. Casting by ASM Handbook Vol 15
6. Casting By John Campbell
7. High Performance Casting by Elihu F. Bradley
8. The Principle of Material Selection for Engeneering Design by L. Pat mangonon
9. Alumunium Casting Technology by American Foundrymen’s Society,Inc
10. Manufacturing Engeneering And Technology by Serope Kalpakjian