Anda di halaman 1dari 29

TINJAUAN

KEBIJAKAN MONETER
Ekonomi,Moneter, dan Keuangan

Juli 2018
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-
19 Juli 2018 memutuskan untuk mempertahankan 817-day
Reverse Repo Rate tetap sebesar 5,25%, suku bunga Deposit
Facilitytetap sebesar 4,50%, dan suku bunga Lending Facility
tetap sebesar 6,00%. Keputusan tersebut konsisten dengan
upaya Bank Indonesia mempertahankan daya tarik pasar
keuangan domestik di tengah
ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi sehmgga
dapat menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah.
Pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia
diyakini dapat meningkatkan fleksibilitas manaJemen likuiditas dan
intermedJaSi perbankan bagi pertumbuhan ekonomi. Bank
Indonesia juga meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan
otoritas terkait untuk menjaga stabil itas dan implementasi
reformasi struktural untuk menurunkan defisit transaksi berJaIan,
termasuk peningkatan devisa pariwisata dan pembiayaan
infrastruktur oleh swasta. Ke depan, Bank Indonesia akan terus
mencermati perkembangan dan prospek perekonomian baik
domestik maupun global, untuk memperkuat respons bauran
kebijakan dalam menjaga daya tank pasar keuangan domestik.

Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi. di tengah


dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata.
Ekonomi AS diprakirakan tumbuh tinggi dengan inflasi yang
semakin meningkat, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa
terindi kasi tida k sekuat prakiraan sebelumnya dan pertumbuhan
ekonomi Tiongkok juga belum meningkat. Dinamika ekonomi
dunia tersebut mendorong perlambatan pertumbuhan volume
perdagangan dan harga komoditas. Dengan inflasi yang meningkat,
the Fed diprakirakan akan melanjutkan kenaikan Fed Fund Rate
(FFR). Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok
meningkatkan risiko di pasar keuangan global serta risiko
keberlanjutan pemulihan ekonomi dunia. Berbagai perkembangan
tersebut telah mendorong penguatan mata uang dolar AS terhadap
hampir seluruh mata uang dunia termasuk Rupiah. Ketidakpastian
pasar keuangan global yang tinggi juga mengakibatkan berlanjutnya
pembalikan modal dan emerging market.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 11-2018


diprakirakan tetap baik didukung oleh permintaan domestik
yang tetap kuat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga
diprakirakan terjaga didukung stimulus fiskal, perbaikan penda
patan, mflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen
menengah atas. lnvestasi diprakirakan tetap kuat, yang tida k hanya
didukung oleh proyek infra struktur, tetapi juga oleh proyek
noninfrastruktur, baik di mvestasi bangunan maupun di investasi
nonbangunan. Kuatnya permintaan domestik mendorong kenaikan
pertumbuhan impor, khususnya impor barang modal seperti alat
angkut, mesin, peralatan dan suku cadang. Sementara itu,
pertumbuhan ekspor terindikasi tidak sekuat prakiraan dipengaruhi
tren harga komoditas global yang menurun. Prakiraan net ekspor
yang tidak sekuat prakiraan sebelumnya mempengaruhi prospek
pertumbuhan ekonomi 2018 yang diprakirakan
mendekati batas bawah kisaran proyeksi 5,1-5,5%.

Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 mencatat


surplus didukung surplus neraca perdagangan nonmigas
dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.
Surplus neraca perdagangan nonmigas terutama karena turunnya
impor nonmigas seperti impor mesin dan pesawat mekanik,
mesm dan peralatan listrik, besi dan baja, plastik dan barang dari
plastik, serta bahan kimia organik. Sementara itu, defisit neraca
perdagangan migas yang menurun dipengaruhi meningkatnya
ekspor yang disertai menurunnya impor migas. Perkembangan
ini kemudian mendorong neraca perdagangan Juni 2018
mencatat surplus 1,7 miliar dolar AS, setelah pada bulan
sebelumnya mencatat defisit 1,5 milJar dolar AS. Secara
keseluruhan, surplus neraca perdagangan pada Juni 2018 dapat
mengurangi tekanan defis it transaksi berjalan yang diprakirakan
meningkat pada triwulan 11-2018. Seca ra keseluruhan untuk tahun
201 8, defisit tra nsa ksi berja la n diperkirakan tetap berada dalam
batas yang aman yaitu tida k mel ebihi 3,0% dari PDB. Dengan
kondisi ter sebut, posisi ca dangan devisa pada Juni 2018
tjD BANK INDONESIA
tercatat 119,8 miliar dolar AS, setara dengan pembtayaan 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemenntah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3
bulan impor.

Nilai tukar Rupiah melemah terbatas akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara global. Rupiah
menguat di awa I Juli 2018 sebaga1 respons positif pela ku pasar atas kebijaka n moneter Bl yang pre-
emptive, front loading, dan ahead the curve pada RDG Juni 2018 yang menaikkan BI7DRR sebesar SObps.
Respons tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan, khususnya Surat Berharga
Negara sehingga mendorong penguatan Rupiah. Tekanan terhadap Rupiah kembali meningkat seiring
kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas.
Rupiah pada 18 Juli 2018 tercatat Rp14.405 per dolar AS, sedikit melemah 0,52% (ptp) dibandingkan
dengan level akhir Juni 2018. Dengan perkembangan ini, Rupiah melemah 5,81% (ytd) dibandingkan
dengan level akhtr 2017, lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang
lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki. Ke depan, Bank Indonesia terus
mewaspadai risiko kettdakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah
stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan
dtdukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan. Kebijakan tetap ditopang oleh strategi
1ntervensi ganda dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likutditas khususnya di pasar
uang Rupiah dan pasar swap antarbank.

lnflasi tetap terkendali didukung oleh ekspektasi yang terjaga dan pasokan yang stabil. lnflasi IHK
pada Jun1 2018 tercatat 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,21%
(mtm). Peningkatan dipengaruhi faktor musiman terkait kenaikan permintaan di Hari Raya ldul Fitri.
Meskipun meningkat, inflasi IHK Juni 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
inflasi IHK pada periode ldul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 0,81% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat turun dari 3,23% (yoy) pada bulan lalu menjadi
3,12% (yoy). lnflasi yang terkendali didukung inflasi inti yang stabil sejalan konsistensi kebijakan Bank
Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menJaga pergerakan nilai tukar Rupiah
agar sesuai dengan fundamentalnya. Selain itu, inflasi volatile food tercatat lebth rendah dibandingkan
dengan pola historis inflasi volatile food pada periode ldul Ft tri, dtdukung oleh pasokan yang memadai.
Sementara itu, inflas1 administered pnces meningkat, terutama akibat kenaikan tnflasi angkutan udara dan
angkuta n anta r kota sesuai pola musima n di periode lduI Fitri. Ke depan, tnflasi 2018 diperkirakan berada
dt sekitar angka tengah sasaran tnflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Koordinasi kebijakan antara Pemerintah
Pusat-Daerah dan Bank Indonesia dalam pengendalian tnflasi akan terus dtperkuat.

Stabilitas sistem keua ngan tetap terjaga pada Mei 2018 disertai intermediasi perbankan yang
membaik dan pembiayaan nonbank yang positif. Stabilttas sistem keuangan yang terjaga tercermin pada
rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tinggi mencapai 22,1% dan rasio
likuiditas (AUDPK) yang masth aman yaitu sebesar 20,3% pada Mei 201 8. Selatn itu,rasio kredit bermasalah
(Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,79% (gross) atau 1,28% (net). Stabilitas ststem
keua ngan yang terjaga berkontribusi positif pada perbaikan fungsi intermediasi perbankan. Pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2018 tercatat 6,5% (yoy), turun dibandingk an dengan pertumbuhan
bulan sebelumnya yang mencapai 8,1% (yoy). Penurunan DPK diyakini tidak akan menghambat
pertumbuhan kredit mengingat likutditas perbankan masih baik dan mampu mendukung pembiayaan
pembangunan. Pertumbuhan k redit pada Mei 2018 tercatat sebesar 10,3% (yoy), lebth tinggt
dtbandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,9% (yoy). Dan nonbank, pembiayaan
ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium
Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit(NCD) meningkat 60,2% (yay) pada Mei 2018.
Dengan perbaikan ekonomi dan kemajuan konsolidasi korporasi dan perbankan, Bank Indonesia
memprakirakan pertumbuhan kredit dan DPK akan lebih baik pada 2018, masing-masing dalam kisaran
10,0-12,0% (yay) dan 9,0-11,0% (yoy). Peningkatan intermediasi perbankan didukung pula oleh relaksasi
kebtjaka n makroprudensial yang dilakukan Ba nk Indonesia melalu1 pelonggaran kebijakan Loan to
Value (LTV) serta implementasi kebijak an Rasia lntermediasi Makroprudens tal (RIM), Penyangga
Likuiditas Makroprudensial (PLM) dan G iro Wa jib Minimum (GWM) Rata -rata.
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, di tengah


dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata.
Ekonomi AS diprakirakan tumbuh tinggi dengan inflasi yang
semakin meningkat, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa
terindikasi tidak sekuat prakiraan sebelumnya dan pertumbuhan
ekonomi Tiongkok juga belum meningkat. Dinamika ekonomi
dunia tersebut mendorong perlambatan pertumbuhan volume
perdagangan dan harga komoditas. Dengan inflasi yang men1ngkat,
The Fed d1prakirakan akan melanjutkan kenaikan Fed Fund Rate
(FFR). Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok
meningkatkan ris1ko di pasar keuangan global serta risiko
keberlanjutan pemulihan ekonomi dunia. Berbagai perkembangan
tersebut telah mendorong penguatan mata uang dollar AS
terhadap hampir seluruh mata uang dunia termasuk rupiah.
Ketidakpast1an pasar keuangan global yang tingg1 JUga
mengakibatkan berlanjutnya pembalikan modal dan emerging
market.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi AS diprakirakan terus


berlanjut didukung oleh menguatnya konsumsi dan investasi
serta meningkatnya pengeluaran pemerintah (Grafik 2.1).
Masih kuatnya kinerja konsumsi didukung tmgkat pengangguran
yang rendah dan dampak lanjutan kebijakan fiskal. Konsumsi yang
kuat tenndikasi dari indeks Conference Board Consumer yang
menunjukkan kinerja pos1tif pada triwulan II 2018. D1 sisi lain, kinerja
investas1 pada tnwulan II 2018 diperk1rakan masih positif sejalan
dengan berlanjutnya akselerasi investasi nonresidensial dan indikator
permintaan manufaktur yang terjaga pada level yang tinggi.
Kebijakan fiskal melalui pemotongan rasio pajak korporasi
diperkirakan akan mendukung akselerasi investasi pada triwulan II
2018. Sementara itu, pengeluaran pemerintah AS juga terindikasi
meningkat yang tercermin dari meningkatnya defisit anggaran.
lndikasi positif kinerja produksi d1perkirakan berlanjut pada triwulan
II 2018, terkonfirmasi dari ISM All Economy pada Mei 2018 yang
masih berada pada level yang tingg1 serta PMI Manufaktur dan
kapasitas ut1l1sasi yang melanjutkan tren kena1kan. Akt1vitas ekspor
dan impor pada triwulan II 2018 juga tercatat masih sol1d,
terutama k1nerja impor sejalan dengan meningkatnya aktivitas
konsumsi dan investasi.

Tekanan inflasi AS tetap tinggi dengan ekspektasi inflasi yang


meningkat. lnflasi IHK dan inflasi 1nti AS pada Juni 2018 masing-
masing sebesar 2,9% (yay) dan 2,3% (yay), meningkat dibandingkan
dengan inflasi pada Mei 2018 sebesar 2,8% (yay) dan 2,2% (yoy)
(Grafik 2.2). Meningkatnya tekanan inflasi AS didorong oleh
meningkatnya aktiv1tas perekonomian serta kinerja positif tenaga
kerja dan upah. Di sampmg itu, ekspektasi inflasi dalamjangka
pendek terus meningkat dan berada di atas target 2%. Rata-rata
ekspektasi inflasi AS berdasarkan consensus forecast Juni 2018
tercatat 2,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan Maret dan
Februari 2018 yang masing-masing sebesar 2,4% dan 2,3% (yoy).
tjD BANK INDONESIA

3,5
3,0
1,5
2,0
1,5
1,0
o.
0
-1
-0.5
---- - - ,------ - - ,------ - - ,--
-2
Ill IV II Ill IV II Ill IV I 11-F
2015 201&
2015 2016 2017 2018 PCE Proyeksi - PCE (yoy) -
- P{[ (mtm) PCE Inti{yoy)
Sumber Bloomberg, d1olah Targrl2%
Sumber: Bloomberg, d1olah

Grafik 2.1. Pertumbuhan Ekonomi AS Grafik 2.2. Perkembangan lnflasi AS

Perekonomian Eropa diprakirakan tumbuh melambat sejalan dengan melambatnya aktivitas


konsumsi dan investasi (Grafik 2.3). Melambatnya aktivitas konsumsi tercermin dari indikator penjualan
ntel yang tertahan dan menurunnya tingkat keyakinan konsumen. Aktivitas investasi pada tnwulan II 2018
juga diperkirakan melambat, khususnya investasi mesin, di tengah solidnya investasi konstruksi. Sejalan
dengan hal tersebut, ind1kator produksi pada triwulan II 2018 diperktrakan melambat, terindikasi dari PMI
Manufaktur, indeks produksi, dan kapasitas utilisasi yang menurun. Di sisi lain, neraca perdagangan Eropa
pada triwulan II 2018 diperktrakan kembali meningkat didukung oleh akselerasi ekspor yang lebih tinggi.
Namun, perekonomian Eropa menghadapi ketidakpast1an yang meningkat dipicu eskalasi perang dagang
Eropa-AS, terbentuknya Pemerintah populis di ltalia, serta pembahasan Brex1t yang belum menemui
kesepakatan.

lnflasi Eropa pada Juni 2018 meningkat didorong tingginya harga energi. lnflasi IHK Eropa pada Juni
2018 mencapai 2,0% (yoy) atau berada di level target inflasi IHK ECB yang sebesar 2% (Grafik 2.4).
Kenaikan inflasi tersebut terutama didorong oleh meningkatnya 1nflasi energ1 sebesar 8% sejalan dengan
masih tingginya harga minyak. Sebaliknya, inflasi IHK inti pada Juni 2018 masih tertahan di level yang
rendah yakni sebesar 1,0%, lebih rendah dibandingkan inflasi Mei dan April yang sebesar 1,1% (yoy) dan
0,8% (yoy).

%yoy %
l
4
Target ECB lnflasi CPI2o/o 2,0

Konsumsi •
1 J s 7 9 11 1 J s 7 g 11 1 3 s 7 9 11 1 3 5
• lnvestasi -2
KonsumsiPemerintah • 2015 2016 2017 201S
-PDB NetEkspor 3
II 111 11 111 11 111 11 -F . IHK (mtm)- IHK (y<1f) - IHK Inti lyoy)
2015 I 2016 I 2017 I 2018 I
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Eropa Grafik 2.4. Perkembangan lnflasi Eropa

Ekonomi Jepang diprakirakan tumbuh lebih baik, bersumber dari meningkatnya aktivitas konsumsi.
Setelah tumbuh melambat cukup tajam pada triwulan I 2018, ekonomi Jepang pada triwulan II 2018
dtperkirakan sed1k1t meningkat (Graftk 2.5). Kondtsi tersebut ditopang oleh meningkatnya aktivitas
konsumsi yang tercermin pada peningkatan penjualan ritel dan penjualan kendaraan bermotor.
Meningkatnya aktivitas konsumsi juga didukung oleh menurunnya tingkat pengangguran, meningkatnya
pendapatan, serta a danya kebijakan ref ormasi pajak Jepang ( tax reform FY2018) yang mulai berlaku
tjD BANK INDONESIA
pada
1 Aprtl 2018. Sementara itu, kinerja investasi pada triwulan II 2018 diperkirakan melambat yang terindikasi
dari menurunnya permintaan peralatan mesin dan melambatnya PMI Manufaktur.

lnflasi IHK Jepang terus menurun sejalan dengan inflasi intinya. lnflasi IHK Jepang pada Mei 2018
tercatat sebesar 0,7% (yay), lebih rendah dibandingkan dengan perkembangannya pada awal tahun
(Grafik 2.6). Menurunnya inflasi IHK sejalan dengan menurunnya inflasi barang, bark barang tahan lama
maupun barang tidak tahan lama. Sama halnya dengan inflasi IHK, inflasi inti pada Mei 2018 bergerak
menjauh dari target Bank of Japan yang sebesar 2%, yaitu mencapai 0,7% (yay), lebih rendah
dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,9% (yay) (Grafik 2.6).

3
%yoy TokyoiHK
Konsumsi • lnvestasi • Pengelua ran Pemenntah • Net
Ekspor - Total 2,5 - IHK
- IHKSelaln Makanan Segar 1
- IHK SelainMakanan dan Energi
1,5
1
0,5
0

1 2-F -1
1 3 5 7 9 11 1 3 s 7 9 11 1 3 s 7 9 11 4 6
2016 2017 2018
2015 2016 2017 2018
Sumber: Bloomberg,d1olah Sumber:Bbomberg
Grafik 2.5. Pertumbuhan Ekonomi Jepang Grafik 2.6. Perkembangan lnflasi Jepang

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diprakirakan melambat, yang terutama bersumber dari


melambatnya investasi. Pertumbuhan investasi (Fixed Asset Investment-FA!) melambat disebabkan oleh
berlanjutnya perlambatan FAI infrastruktur seirrng dengan pengetatan pembiayaan pemerintah daerah
da lam rangka deleveraging (G rafik 2.7). Sementara rtu, FAI manufaktur dan real estate drperkirakan tetap
kuat sejalan dengan krnerja manufaktur dan dukungan proyek shan tytown redevelopment. Permintaan
ekspor berisiko menurun terindikasi dari menurunnya PMI New Export Order. Hal itu mencerminkan mulai
terlihatnya risika perang dagang. Di sisi lain, kinerja konsumsi diperkirakan masih kuat meskipun mulai
melemah pada Mei 2018 yang terkonfirmasi dari menurunnya pinjaman rumah tangga dan melambatnya
penjualan ritel.

lnflasi Tiongkok pada Mei 2018 relatif stabil didukung menurunnya inflasi pangan. lnflasi IHK Tiongkok
pada Mei 2018 tercatat stabil 1,8%, sama dengan bulan sebelumnya dan berada di bawah rata-rata 5
tahun terakhir sebesar 2% (Grafik 2.8). lnflasi tersebut juga berada di bawah target pemerintah yang
sebesar 3%. Relatif stabilnya rnflasi IHK Tiongkok sejalan dengan menurunnya rnfla si pangan (food)
drtengah meningkatnya inflas r nanpangan ( non-food) terutama pada kelompok transpor yang terkena
dampak dari kenarkan harga energi.
% )'"Y
8
- IHK Pangan
--·IHK 6

-2

-4

5 1
2015
9 11 1 3 5 1
2016
9 11 II J 5 7
2017
9 11 I
2018
3 5
----
57 911 13 5
---------,---------,--
79
-6

2015 2016 2017 2018

Ket data merupakan data kumulatlf


Sumber: Bloomberg,d1olah Sumber. BPS, diolah
Grafik 2.7. Fixed Asset Investment (FAI)
Grafik 2.8. Perkembangan lnflasi Tiongkok
Berdasarkan Sektor
lndeks Yield Miliar Dolar AS
60
Arus Utang •ArusSaham -Arus Total
so
40
30
20
10
0
-10
- oxv- us Yield
10Yr
-20
-30
3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 4 6
2016 2017
2018

Sumber: Bloomberg Sumber:Bloomberg


Grafik 2.11. Perkembangan Yield UST-DXY Grafik 2.12. Aliran Modal Negara EM

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Dinamika ekonomi global berdampak pada volume perdagangan dunia dan harga komoditas global
yang berpotensi lebih rendah dari perkiraan. Volume perdagangan dunia pada tahun 2018 berpotensi
tumbuh lebih rendah dari perkiraan sejalan dengan berlanjutnya perlambatan Eropa serta adanya
kekhawatiran proteks1onisme akibat peningkatan tensi perang dagang. Selain itu, berlanjutnya
perlambatan tmpor Advanced Economies (AE) yang tercermin dart PMI Eropa dan Jepang yang menurun
juga dapat berpotens1 menekan perdagangan dunia.

Sebagian besar harga komoditas non-energi menurun dipengaruhi oleh pasokan yang meningkat.
Rata-rata bulanan harga CPO menurun pada Juni 2018 seirtng dengan permintaan yang terbatas. Halttu
d1pengaruhi oleh terbatasnya perm1ntaan India dan menurunnya 1mpor Tiongkok akibat meningkatnya
pasokan komoditas subtitus1. Disamping itu, pasokan CPO meningkat yang berasal dart Malaysia.
Sementara itu, harga karet menurun d1sebabkan oleh pertumbuhan produksi karet dunia yang lebih tinggi
dari pertumbuhan konsumsi. Selain itu, kekhawatiran dampak perang dagang pada perekonomian
Tiongkok juga diperkirakan akan menekan harga karet. Di sisi lain, harga tembaga, timah, dan alumunium
menurun disebabkan oleh sentimen negatif atas potensi perlambatan ekonomi dan investasi Tiongkok,
sentimen perang dagang AS-Tiongkok, serta mulai diberlakukanya tarif impor 25% ol eh AS kepada
Kanada, EU, dan Meksiko. Namun, harga nikel meningkat sejalan dengan masih tinggtnya permintaan
untuk baterai mobillistrik di Tiongkok .

Harga batu bara masih meningkat, namun diperkirakan bersifat sementara. Harga batubara meningkat
sejak Mei 2018 seiring meningkatnya permintaan di tiga negara konsumen utama batubara Asia yakni
Tiongkok, India, dan Jepang. Peningkatan permintaan tersebut bersamaan dengan terjadinya gangguan
pasokan (Grafik 2.13). Gangguan pasokan terutama terjadi di Ttongkok karena turunnya produksi aktbat
peningkatan tnspekst keamanan pada beberapa tambang dan dt lndt a akibat monsoon (badai huJan).
Namun, upaya Tiongkok dan India untuk mengkonversi batubara ke sumber energi yang lebih bersih, serta
upaya India mengurangi impor batubara untuk perbaikan Current Account Deficit (CAD) akan menekan
permintaan batubara lebih lanjut.

Di sisi lain, harga minyak pada Juni 2018 masih bertahan tinggi seiring dengan pasokan yang
menurun. Harga minyak Brent di bulan J uni 2018 berta han tinggi denga n ha rga rata-rata USD75,2/ba rei
dan tetap tinggi pada bulan Juli dengan rata-rata harga sebesar USD7 5,4/bar el (Grafik 2.14). Tetap
tingginya harga minyak tersebut seiring dengan terus menurunnya pasokan minyak dunia yang tercermin
pada data stok minyak OECD yang berada di bawah rata-rata 5 tahun terakhir. Pertumbuhan produksi
minyak AS juga sedikit melambat karena peningkatan produktivitas yang terbatas serta adanya bottleneck
pipeline di Permta n Bas tn. Sela in itu, adanya sanksi AS terha dap Iran serta gangguan produk si dt
Libya, Kana da, Former Sovtet Union (FSU)-tidak termasuk Rusia, dan negara lainnya juga turut menekan
pasokan
minyak. Ketidakpastian harga minyak di 2018-2019 juga diperkirakan masih tetap tinggi seiring
menyemp1tnya spare capacity OPEC sebagai upaya pen1ngkatan produksi.
D al ar A SI M Dolar AS per Barel
r------------------------- - - - - - - 80
T -Harga Minyak
,1 Brent
110
-Rata-Rata Triwulanan 70

" 100
90 60
80
50
70
60 Jao-18 69,0 40
Feb-18 65,4
50 Mar-18 66,4
Apt-18 71,6 30
40 Mei-18 lM
3 6 9 12 3 6 Sumber:Bloomberg Juo-18 75,2
20
2017 2018 2015 2016 2017 2018
Sumber: Bloomberg Sumber:Bloomberg, diolah

Grafik 2.13 Perkembangan Harga Batu Bara Grafik 2.14 Perkembangan Harga Minyak

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2018 diprakirakan tetap baik didukung oleh
permintaan domestik yang tetap kuat (label 2.1). Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh
meningkat didukung oleh stimulus fiskal, perbaikan pendapatan, inflasi yang terjaga, serta kenaikan
keyakinan konsumen menengah atas. lnvestasi diprakirakan tetap kuat, yang tidak hanya didukung oleh
proyek infrastruktur, tetapi juga oleh proyek noninfrastruktur, baik di investasi bangunan maupun di
investasi nonbangunan. Kuatnya permintaan domestik mendorong kenaikan pertumbuhan impor,
khususnya impor barang modal seperti alat angkut mesin, peralatan dan suku cadang. Sementara itu,
pertumbuhan ekspor terindikasi tidak sekuat prak1raan d1pengaruhi tren harga komoditas global yang
menurun. Prakiraan net ek spor yang tidak sekuat prakiraan sebelumnya memengaruhi prospek
pertumbuhan ekonom1 2018 yang dipra kirakan mendekati batas bawah kisara n proyeksi 5,1-5,5%.

Tabel2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

2017
Komponcn PDB Pcngcluar<Jn
I II Ill IV

Konsurrsi Rumah T ngg<l 5,01 4,94 4,95 4,J3 4.97 4,95 4,95
Konsurrsi Lembaa Nonprof i:ivlel,yani Rumah Tangga G,G4 8,07 8.52 G,8Z 5,24 6,91 8,09
Konsurrsi Pemerintah -0,14 2,69 -1,92 3.48 3.81 2.14 2.73
lnvestasi 4,47 4,77 5.34 7,JB 7,27 6,15 7,95
lnves.asi Bongunan 5,18 5,87 6.07 6,28 6,68 6,24 6,16
lnvp-,.,; Nc.nhilngunen 7.4' 1.4fi .1,7.1 'l,47 'l.Oi S,'lO n,c6
Ekspor -1,57 8,41 2.80 17,01 8,50 9,09 6,17
Impor -2.45 4,81 0,20 1 5.L6 11.81 8.06 12.75
PDB 5,03 5,01 5,01 5,06 5,1P 5,07 5,06
Sumber: BPS

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan terjaga didukung stimulus fiskal, perbaikan
pendapatan, inflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen menengah atas. Konsumsi
rumah tangga tumbuh meningkat didukung oleh daya beli yang membaik sejalan dengan pendapatan
rumah tangga, baik kelompok bawah maupun kelompok menengah, yang meningkat di tengah inflasi
yang terJaga pada level yang rendah. Pendapatan rumah tangga kelompok bawah yang membaik
terindikasi dari nilai tukar petani (NTP) dan upah riil buruh tani yang tumbuh positif hingga Juni 2018 (Grafik
2.1 5). Perba1 ka n penda patan turut d1dukung oleh stimulus fiskal dalam bentuk bantuan sos ia l (bansos)
Pemerintah yang berlanjut pada triwulan II 2018. Sementara itu, pendapatan kelas menengah khususnya
gajt karyawan swasta terindrkasi membark, tercermin pada kenarkan beban braya gaji korporasi (salary
expense) pada triwulan 1-2018 (Gra fik 2.16). Pendapatan pegawai sektor publik juga terindikasi meningkat
yang berasal dari kenaikan Tunjangan Hari Raya (THR), sejalan dengan perluasan komponen THR dan
cakupan penerimaan THR, dan program remunerasi kementerian dan lembaga. Kinerja positif konsumsi
rumah tangga sejalan dengan tingkat keyakinan konsumen khususnya kelompok menengah-atas yang
menguat. lndeks keyakinan konsumen (IKK) menengah ke atas (pengeluaran di atas 2 JUta) menunjukkan
perbaikan pada triwulan 11-2018, ditopang oleh keyakinan akan kondisr ekonomi saat rni. Sementara itu,
keyakinan konsumen kelompok menengah ke bawah cenderung stabil (Grafrk 2.17).

Konsumsi yang tetap kuat tercermin dari penjualan eceran dan penjualan kendaraan bermotor yang
membaik. Perbaikan konsumsi terindikasi dari penjualan ritel yang meningkat pada trrwulan II 2018,
drtopang oleh penjualan kelompok pakaian, peralatan rumah tangga, dan makanan dan mrnuman.
PenJualan ritel yang meningkat tersebut sesuar dengan pola musiman hart raya ldul Frtri. lndikasr konsumsi
yang membark tercermin juga pada penjualan kendaraan bermotor yang meningkat pada triwulan 11-2018,
drtopang oleh penjualan kendaraan Jenis kendaraan penumpang sejalan dengan aktivitas pembangunan
infrastruktur dan terkait kebutuhan mudrk lebaran. Sejalan dengan penjualan mobil, penjualan sepeda
motor juga tumbuh positif (Grafik 2.18).

% yoy % yoy
16 ,-------------------------------. 10
- NilaITukiuPetanl -UpahBuruh TanI(rill)
14
2 - Salary Expenl<' (Riil)
12 - Disposable Income(Ril)l - skala kanan
10

-1

-2
-2

-3 4 ------------------,---------
123456 21 4 5 6 7 rn w
2017 2018
2018
Sumber: BPS, diolah Sumber: Bloomberg

Grafik 2.15. NTP dan Upah Buruh Tani Grafik 2.16. Salary Expense dan Disposable
Income
lndek5
%yoy
135 60

VfJ
130
125 - Penjualan 40
Mobil
120 30
- Penjualan
Motor 20
115
10
110
105 -10
-20
100
-30
95 I -40
I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I II 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 61
I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I
II
2014 2015 2016 2017 2018 2018
2015 2016 2017 2018 2018
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia,Gaikindo, AISI

Grafik 2.17. lndeks Keyakinan Konsumen


Grafik 2.18. Penjualan Eceran dan Kendaraan
Bermotor
lnvestasi diprakirakan tetap kuat, yang tidak hanya didukung oleh proyek infrastruktur, tetapi juga
oleh proyek non-infrastruktur, baik di investasi bangunan maupun di investasi nonbangunan. Di s1si
investasi bangunan, realisasi proyek infrastruktur fisik baik oleh pemerintah maupun swasta tercatat
tumbuh tinggi hingga Juni 2018. Realisasi proyek infrastruktur tersebut didukung oleh percepatan
penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) terutama proyek jalan, perkeretaapian, bandara, dan irigasi.
Di luar PSN, penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur dipercepat dalam rangka memperlancar arus mudik
ldul Fitn 2018, salah satunya adalah proyek jalan tal Pasuruan-Probolinggo. Selain itu, kinerja investasi
bangunan d1dukung oleh pemulihan secara bertahap pasar properti swasta, khususnya jenis properti
residensial. Penmgkatan akt1vitas konstruksi tersebut dikonf1rmasi oleh data impor barang terkait
infrastruktur yang tumbuh meningkat (Grafik 2 .19).

Akselerasi investasi diprakirakan juga bersumber dari investasi nonbangunan terkait infrastruktur,
pertambangan, dan industri pengolahan. Hal tersebut terindikasi dari penjualan alat berat pada triwulan
II 2018 yang masih tinggi, khususnya untuk sektor pertamba ngan dan infrastruktur (G rafik 2.20).
Perkembangan tersebut seiring dengan ekspansi korporasi untuk mengantisipas1 permintaan terkait ekspor
komod1tas dan pembangunan mfrastruktur. Selain itu, ekspansi korporasi juga terindikasi d1 sektor industri
pengolahan seinng meningkatnya ekspor manufaktur dan tingginya permintaan domestik. Hal tersebut
sejalan dengan 1ndikator PM! manufaktur yang berada dalam fase ekspansi. lnvestasi nonbangunan yang
tetap tinggi seJalan dengan impor barang modal dalam bentuk mesin peralatan dan alat angkut yang
meningkat (Grafik 2.21). Selain itu, prospek investasi didukung oleh tendensi bisnis yang membaik sejalan
dengan iklim bisnis/investasi yang semakin kondusif.

Kuatnya permintaan domestik mendorong kenaikan pertumbuhan impor, khususnya impor barang
modal seperti alat angkut, mesin, peralatan dan suku cadang. Pertumbuhan impor diprakirakan
meningkat terutama bersumber dari jenis barang modal dan barang konsumsi di tengah stabilnya impor
bahan baku. Kenaikan impor dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas infrastruktur sejalan dengan
pembangunan proyek ketenagalistrikan dan transportasi, yaitu pada kelompok: (i) impor alat angkut seperti
traktor Jalan, gerbong kereta ap1; (11) impor non-alat angkut sepert1 mesm pengolah bes1, mesm pengeruk
tanah, peralatan mesm pembangkit listrik, dan peralatan telekomunikasi; serta (1ii) impor suku cadang dan
peralatan antara lain pengolahan metal dasar. Sementara itu, impor bahan baku yang digunakan dalam
pembangunan infrastruktur juga meningkat, antara lain bahan baku untuk produk besi dan baja serta
produk metal nonbesi dan nonbaja. Sejalan dengan impor terkait infrastruktur, impor barang modal yang
t1dak terkait 1nfrastruktur Juga terindikas1 meningkat khususnya di sektor manufaktur- subsektor kimia dan
tekstil serta sektor pertambangan.

100 600

- Diperkriakan turut dipengaruhiproyek Kehutanan


80 500
infrastruktur •Kons1ruksi
- Diperkriakan tidak dipengaruhiproyek 60 •Pertanian
infrastruktur: •Pertambangan
IT 400

!:! [ 300
20

0 100

lilhll
-20 100

-40
I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I II Ill IV I 1 J 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 J 5
II*
2013 2014 2015 2016 2017 2018 1015 1016 1017 1018

Sumber Ban< Indonesia Sumber Un1te<J Tractors

Grafik 2.19. lmpor Barang Modal terkait Grafik 2.20. Penjualan Alat Berat
lnfrastruktur
%yoy
40
- Barang Konsumsi
- Barang Modal 30

20

10

-10

-10

-30
II Ill IV II Ill IV II Ill IV
2015 2016 2017 2018
Sumber:Bank Indonesia

Grafik 2.21. lmpor Nonmigas Riil

Belanja pemerintah pada triwulan 112018 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya_ Berdasarkan realisasi anggaran hingga Juni 2018, lebih tingginya konsumsi
pemerintah bersumber terutama dari belanJa pemerintah pusat dalam bentuk belanja barang dan belanja
pegawai. Belanja pemerintah juga diperkirakan lebih baik dengan adanya akselerasi penyaluran bansos.
Sementara itu, transfer ke daerah tumbuh melambat disebabkan oleh realisasi Dana Desa yang turun.

Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor terindikasi tidak sekuat prakiraan dipengaruhi tren harga
komoditas global yang menurun_ Pertumbuhan ekspor yang lebih rendah disebabkan oleh penurunan
ekspor pertanian, di tengah ekspor manufaktur dan pertambangan yang meningkat (Grafik 2.22)_ Kinerja
ekspor pertanian terutama bersumber dari ekspor CPO yang menurun sejalan dengan penurunan harga
CPO global (Grafik 2.23). Melemahnya ekspor CPO juga d1sebabkan oleh pelemahan permintaan_
Sementara itu, ekspor manufa ktur hingga Mei 2018 meningkat didukung oleh ekspor kimia dan besi baja.
Di sisi lain, ekspor pertambangan masih kuat didukung ekspor minerallogam dan batubara.

% yoy % yoy 50
40
Total -
Pertanian 40
30
- Pertambangan -
30
Manufaktur
20
20
10 10

0
-10
-10 Total -
Manufaktur -20
- Pertambangan - -30
Pertanian
-20
2016 2017 2018 2018
Ill IV Ill IV
Sumber Bank IndoneSia 2016 2017
Sumber: Bank Indonesia

Grafik 2.22. Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Grafik 2.23_ Pertumbuhan Harga Ekspor
Riil Nonmigas

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 mencatat surplus 1.7 miliar dolar AS, berbalik dari
defisit 1,5 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didukung oleh surplus neraca
perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas (Grafik 2.24). Dengan
perkembanga n tersebut, secara kumulatif Ja nuar1-J uni 2018, neraca perdaganga n Indonesia
mencatat
defis1t 1,0 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang bahwa k1nerja neraca perdagangan Juni 2018 pos1tif
dalam mendukung kinerja transaks1 berjalan.

Neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus 2,1 miliar dolar AS pada Juni 2018, terutama karena
turunnya impor nonmigas. Penurunan impor nonm1gas tercatat 5,7 m1liar dolar AS (mtm), terutama
d1dorong menurunnya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, plastik
dan barang dan plastik, serta bahan kimia organik. Sementara itu, ekspor nonmigas turun 3,3 miliar dollar
AS (mtm) terutama karena menurunnya ekspor kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik,
mesin dan pesawat mekanik, kayu dan barang dari kayu, serta karet dan barang dari karet. Secara kumulatif
Januari-Juni 2018, neraca perdagangan nonmigas masih mencatat surplus yakni 4.4 miliar dolar AS.

Defisit neraca perdagangan migas menurun seiring meningkatnya ekspor yang disertai menurunnya
impor. Defisit neraca perdagangan migas tercatat 0.4 miliar dolar AS pada Juni 2018, turun dari 1,2 miliar
dolar AS pada Mei 2018. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas sebesar 0,1
miliar dolar AS (mtm) yang disertai dengan penurunan impor migas sebesar 0,7 miliar dolar AS (mtm).
Secara kumulatif Januari-Juni 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit 5.4 miliar dolar AS, lebih
t1nggi dari defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapa1 4,0 miliar dolar AS.

lnvestasi portofolio mencatat penurunan aliran keluar dana nonresiden pada Juni 2018. Aliran dana
keluar tercatat sebesar 889 juta dolar AS pada Juni 2018, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang
tercatat 1,3 miliar dolar AS. Berdasarkan jenis instrumen, aliran keluar dana nonresiden terjadi terutama
pada instrumen Saham maupun SUN (Graf1k 2.25). Tekanan aliran keluar dana nonresiden pada saham
terjadi sejalan dengan tekanan pada indeks saham AS yang juga masih cukup kuat seiring r1siko kenaikan
yield AS dan penguatan dolar. Sementara 1tu, aliran keluar dana nonresiden pada SUN terutama terjadi
setelah keputusan FOMC pada Jun1 2018 dan meningkatnya isu perang dagang (trade war). D1 sisi lain,
instrumen SBSN mencatat al1ran masuk modal as1ng pada Juni 2018. Pada awal Juli 2018, aliran dana
nonresiden tercatat masuk terutama pada SUN dan SBSN, sementara saham masih mengalami tekanan
aliran dana keluar.
MlllardolarAS
MlllardolarAS Rupiah perdoiarAS
3 14.500
- Total 4
2 3
14.000
2

13.500
1

0 13.000
-1
-1
-Saha111
-2 12.500
-2 - SBI

- IDR/USD(dlala kanan) data s.d. 29 Juni 18


-3 -3 12.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101111 2 3 4 5 6 7 8 9 10111 1 2 3 4 5 6
3 5 7 9 11 11 3 5 7 9 11 11 3 5 7 9 11 11 3 5
2o16 I 2011 2o18 2015 2016 2017 2018
Sumber BPS, d1olah
Sumber: Bank indonesia, iDX, Bloomberg, d1olah
Grafik 2.24. Neraca Perdagangan Grafik 2.25. Aliran Dana Nonresiden

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2018 cukup
tinggi. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2018 tercatat 119,8 miliar dolar AS, meskipun lebih
rendah dibandingkan dengan akhir Mei 2018 sebesar 122,9 miliar dolar AS (Grafik 2.26). Posisi cadangan
devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan 1mpor.
Penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri
pemerintah dan stabil1sasi nilai tukar rupiah d1 tengah ket1dakpastian pasar keuangan global yang masih
t1nggi. Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap
stab1litas dan prospek perekonomian domest1k yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap posit1f.
MiliarOo&arAS
Bulan

90

60

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2016 2017 2018

Cadangan Oevisa
- Bulan lmpor dan Pembayaran Utang Pemerlntah (Skala
kanan)

Sumb€r: Bank Indonesia

Grafik 2.26. Perkembangan Cadangan Devisa

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah melemah terbatas akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara global. Rupiah
menguat di awa I Juli 2018 sebagar respons positif pela ku pasar atas kebijakan moneter Bl yang pre-
emptive, front loading, dan ahead the curve pada RDG Juni 2018 yang menaikkan Bl-70RR sebesar SObps.
Respons tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan, khususnya Surat Berharga
Negara sehingga mendorong penguatan Rupiah. Tekanan terhadap Ruprah kembali meningkat seiring
kuatnya ketrdakpastian pasar keuangan globa l yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas.

---
JullvsJunl2018

IUOO JPY

KRW
14.200

--
CNY
Oatas.d 18Joli2018
..... EUR

IDR
13.801
MYR

. .......... ]
:
IUIXl
SGD
INR point-to-point
' IUOO
PHP •Rata-rata

R -- -- --
3 I -4 ·3 ·2 ·I 0
2018

Sumber: Reuters. Sumber Reuters,Bloomberg, diolah


diolah
Grafik 2.27. Nilai Tukar Rupiah Grafik 2.28. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar
Kawasan

Penguatan dolar AS secara meluas menyebabkan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang
dunia. Rupiah pada 18 Juli 2018 tercatat Rp14.405 per dolar AS, sedikit melemah 0,52% (ptp)
drbandingkan dengan level akhir Juni 2018 (Grafik 2.27). Depresiasi nilai tukar rupiah secara point-to-point
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers lain, di antaranya China Yuan 1,49%
Korea Won 1,56%, Jepang Yen 1,98% (Grafik 2.28). Sementara itu, sejak awa l tahun hingga 18 Juli 2018,
Rupiah melemah 5,81% (ytd) bila dibandingkan dengan nilai tukar pada akhir Desember 2017. Depresiasi
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara-negara peers, di antaranya Peso
Filipina 6,81 %, Rupee India 6,92%, Rand Afrika Selatan 7,15%, Real Brazil13,99%, dan Lira Turki 20,68%
(Grafik 2.29). Dari sisi pergerakannya, volatilitas rupiah hingga 18 Juli 2018 meningkat sejalan dengan
tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Meskipun secara tahunan volatilitas rupiah berada di atas rata-rata
kawasan, namun lebrh rendah drbandingkan dengan Won Korea (Grafrk 2.30).
YTD2018vs2017
Data s.d. 18 Juli 2018
TRY 2017
SRL - vro2o1a
--- Rata-rata YTD-18
ZAR ,7
INR

PHP

KRW

EUR polnt·IO·poln
t
CNY
• Rata·rata

·25 ·20 ·15 ·10 · 10 15


5
II
Sumber Reuters.Bloomberg. d1olah

Grafik 2.29. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar


Kawasan (YTD)

Kondisi penawaran dan permintaan valuta asing pada Juli 2018 mengalami net demand seiring
dengan meningkatnya permintaan residen. Peningkatan permintaan valas residen terutama didorong
oleh kebutuhan impor BBM yang terdampak oleh kenaikan harga minyak (Grafik 2.31). Di sisi lain, pelaku
nonresiden mencatatkan net supp/yvaluta asing seiring dengan al1ran dana nonresiden yang masuk pada
instrumen SUN dan SBSN. Namun, tekanan aliran keluar modal asing dari pasar saham masih terjadi se1ring
dengan tekanan pada 1ndeks sa ham AS yang juga kuat.
Mlllardoal rAS IDR/USD
,--------------------r 14.500
4 14.300
3 14.100
13.900
13.700
0 1rl-1..-:.rh-..d-.rl.......,.__'-"-'t'frr............nvi'""'P-rt.......... 13.500
·1 13.300
u
·3 12.900
4
·5 12.500

2015

Sumber Bank IndoneSia. diolah


Grafik 2 .31. Permintaa n-Penawara n Neto
Valas di Pasar Spot
Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global. Langkah
langkah stabiltsast tetap dilakukan untuk menjaga nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya. Selain itu, Bank
Indonesia juga tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan
pasar keuangan. Kebijakan tetap ditopang oleh strategi intervensi ganda dan strategi operasi moneter
untuk menjaga kecukupan likuiditas k hususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank.

INFLASI

lnflasi lndeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2018 tetap terkendali atau berada dalam kisaran
sasaran 3,5%±1% (yay). lnflasi IHK pada Juni 2018 mencapa1 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan
dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,21% (mtm). Peningkatan tersebut dipengaruhi permintaan terkait Hari
Raya ldul Fitri. Meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK pada Juni 2018 secara historis lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata IHK pada periode ldul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 0,81%
(mtm). Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen
inflasi sesua1 dengan pola musimannya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK telah mencapai 1,90%
(ytd) ata u seca ra ta hunan mencapai 3,12 % (yoy), lebih renda h dari 3,23% (yay) pa da bulan
sebelumnya (G rafik 2 .32).
'll yoy
20
IHK - Inti - Volatile Food -
Administered Prices
16

12

-4
1 3 5 7 9 11 1 1 3 5 7 9 11 11 3 5 7 9 11 1 1 3 5
2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS, d1olah


Grafik 2.32. Perkembangan lnflasi

lnflasi inti tetap stabil sehingga mendukung terkendalinya inflasi IHK. lnflasi inti tercatat sebesar 0,24%
(mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi inti bulan lalu sebesar 0,21% (mtm), namun lebih rendah
dari rata-rata inflasi inti pada periode ldul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 0,37% (mtm) (Grafik
2.33). Meningkatnya inflasi mti pada bulan tni dtsumbang oleh inflasi inti kelompok non-traded di tengah
menurunnya inflasi inti kelompok traded. Secara bulanan, inflas1 inti non-traded bersumber dan kelompok
makanan maupun nonmakanan. lnflasi inti non-traded kelompok makanan terutama bersumber dari
komodttas nasi dengan lauk seiring dengan kenaikan permintaan pada Lebaran. Sementara ttu, dari
kelompok nonmakanan, inflasi sewa rumah menjadi penyumbang terbesar inflasi inti non-traded secara
bulanan. Di sisi lain, tnflasi inti kelompok traded secara bulanan menurun sejalan dengan perkembangan
eksternal, antara lain, harga emas. Secara tahunan, inflasi intt tercatat sebesar 2,72% (yoy), lebih rendah
dari 2.75% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.32). Terkendalinya inflasi inti hingga Juni 2018 tidak
terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam
menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya (Grafik 2.34).

'llmbn %yoy
6,0
Survel Proyeksllndikator Makro
Inti - IntiTraded - 1'Non-Traded Ekonomi
5,5
• Consensus Forecast
5,0

4,5

4,0

3,5

3,0
13 579 1113 57 911135 79 11135 Ill IV

2015 2016 2017 2018 2016


Sumber BPS. diolah Sumber Bank lndonesid dan Consensus Forecdst
Grafik 2.33. Inti Tradedvs Non-Traded Grafik 2.34. Ekspektasi lnflasi CF dan SPIME

Kelompok volatile food pada Juni 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan
dengan historis inflasi volatile food pada periode ldul Fitri. lnflasi volatile food tercatat sebesar 0,90%
(mtm), lebth tmggi dibandingkan dengan inflasi volatile food bulan lalu sebesar 0,19% (mtm) (Grafik
2.35). Pentngkatan inflasi tersebut sejalan dengan adanya perayaan ldul Fitri, meskipun lebih rendah
dibandingkan dengan rata -rata inflasi volatile food pada penode ldul Fttri dalam empat tahun terakhir
sebesar 1,50% (mtm). lnflasi terutama bersumber dari komodttas daging ayam ras, cabai raw tt, ik an sega r,
sayur-sayuran, kelapa, bawang merah, dagtng sap t, ayam hidup, dan daging ayam kampung (Tabel
2.2). Har ga aneka
daging dan cabai rawit mengalami inflasi didorong oleh terbatasnya pasokan di tengah meningkatnya
permintaan saat ldul Fitri. Sementara itu, komoditas telur ayam ras, cabai merah, beras dan bawang putih
mencatat deflasi didukung stabilnya pasokan. Secara tahunan, inflasi volatile food terc atat 4,60% (yay),
lebi h tinggi dari 4,33% (yay) pada bulan sebelumnya . Tren kenaikan inflasi volatile food dari awal tahun
terutama d1sumbang oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas utama serta tren kenaikan harga
volatile food global.
% % label 2.2. Penyumbang lnflasi/Deflasi
12 .--------------------------------, 12
Volatile food (mtm)- skala kanan - Volatile food (yoy) Komoditas Volatile Food
10
?.:: :1-
8 I ,V L .U1
,:,,.'1 :··,:·,,
::l-1, '03 :1,:1'1
6 C·.;. ll "). :;,.p; t . ::>-1 :.1..11
........... h<:.k.lf.> 10.1 :1,:11
:.;, C1C· :J, n
4 - ·-:)1
),1/ :"l_f"ll
r,, ::uH
2 1;:> li._..,...._IV<'n
4,1'
LB
::_11
:1,()1
l'
i, :,1 :.v.11
1:.l 8<m:-k!··gtt:,JIIJ
....... :·l,fll
0 14 L.l·.tri?'L..""J'>N
6,1<'. :J:.n:
l, N :_1,1.11
l , bJ - :.J 1
,, ,- ••t
-2 17
u._,..,
25S J,01

1!: T "'lr ;o t <;"' ·.r


--- --
-3,7 •:J,:J:l
-1..',4 -:J,:J)

---' -:1 :1

Sumber BPS, d1olah


Sumber BPS, d1olah
Grafik 2.35. Perkembangan lnflasi Volatile Food

lnflasi kelompok administered prices meningkat, bersumber dari tarif subkelompok transpor. lnflasi
administered prices pada bulan Juni 2018 mencapai 1,38% (mtm) leb1h tinggi dari 0,27% (mtm) pada bulan
sebelumnya (Graf1k 2.36). lnflasi bulanan kelompok administered prices tersebut leb1h rendah dari histom
ldul Fitri empat tahun terakhir, terutama disebabkan oleh lebih rendahnya inflas1 angkutan antar kota. lnflasi
administered prices terutama didorong oleh kena ika n inflasi angkutan udara da n angkutan antar kota
seiring dengan mudik lebaran (Tabel2.3). Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi
sebesar 2,88% (yoy), lebih rendah da ri 3,61% (yoy) pada bulan sebelumnya.

label 2.3. Penyumbang lnflasi/Deflasi


% % Administered Prices
15 15

lnflasil Sumbangan
10 10 No KornQ(Jita s Dcf la s1 (%)
(% rntm)
INFLASI
5 5 I An gkuta n U da ra 14,91 0,1 6
Anykutan Antar Koto 1 1 Al 0,08
Rokok Krelek Filter 0,61 0,01
0 0 4 Tarif Kereta Apt 5,99 0.01
5 Rokok Kretek 1,01 0,01
-5 -5 Sumb€r: BPS, diolah
Administered Prices(%,mtm)- Skala Kanan
- Administered Prices(%,yoy)
-10 -10
1 3 5 7
2015 2018
Sumber BPS, d1olah

Grafik 2.36. Perkembangan lnflasi


Administered Prices

Secara spasial, terkendalinya inflasi terjadi di seluruh daerah. lnfla si tertinggi terjadi d1 KTI (0,98%, mtm),
disusul Sumatera (0,58%, mtm) dan Jawa (0,48%, mtm). lnflasi di wilayah KTI dan Sumatera disebabkan
oleh terbatasnya pasokan beberapa komoditas utama dan tingginya biaya angkutan yang belum kembali
normal pascalebaran. Sementara itu, inflasi di wilayah Jawa didorong oleh menurunnya volume produksi
komod1tas di sejumlah daerah terkait dengan hari kerJa yang lebih pendek seiring dengan libur lebaran.
Diba ndingkan dengan bulan sebelumnya, mfla s1 pada Jun1 201 8 tercatat meningkat di semua
daerah, kecua li d1 Maluku dan Gorontalo yang cenderung menurun. Dengan perkemba ngan ter sebut.
realisasi
inflasi secara tahunan di berbagat daerah masih dalam rentang sasaran tnflasi nastonal sebesar 3,5%±1%
pada 2018. lnflasi terendah berturut-turut terJadi di KTI (3,14% yay), Jawa (3,04% yay), dan Sumatera
(3,38% yoy) (Gambar 2.1).

••m J.n.
. ,,,\.<ld<:'-I}Yl:. JAWA Bllnla11 3,0

·
.1,)\Sid<2.M
O'!: Irf < UK
='::..1 3,1 .kw1 Tenta.1
IIWaTm..,z,•

f>III'.DU:li"5, Cifclltll

Sumber BPS, diolah

Gambar 2.1. Peta lnflasi Daerah Juni 2018 (%,yoy)

PASAR KEUANGAN

Transmisi kebijakan moneter mulai berdampak melalui jalur suku bunga. Hal 1ni tercermtn dari mulai
meningkatnya suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) 0/N dan indikasi pembalikan arah suku bunga
depos1to pada Juni 2018 merespon kenaikan BI-7DRR. Suku bunga PUAB 0/N meningkat namun tetap
terkendal1 seiring dengan masih memadainya likuiditias perbankan untuk memenuhi pentngkatan
kebutuhan likuiditas jangka pendek. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam art1 luas (M2)
tumbuh melambat yang dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aktiva luar negen bersih.
lntermediast perbankan membaik sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan yang meningkat disertai
dengan ristko kredtt yang tetap terjaga. Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan,
seperti penerbitan saham, obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of
Deposit (NCD) tetap meningkat.

Transmisi Suku Bunga

Suku bunga PUAB 0/N pada Juni 2018 meningkat namun tetap terkendali di tengah tingginya
kebutuhan likuiditas dan kenaikan suku bunga kebijakan. Merespon kenaikan BI-7DRR pada Mei dan
Juni 2018 serta kebutuhan likuiditas yang meningkat, rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB 0/N pada
Juni 2018 tercatat 4.45%, lebih tinggi dibandtngkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,02% (Grafik
2.37). Sementara itu, spread suku bunga DF - PUAB 0/N pada Juni 2018 hanya mengalami kenaikan tipis
sebesar 2 bps menjadi 41 bps dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Rendahnya kenaikan spread DF
PUAB 0/N tersebut menunjukkan masih terpenuhinya kebutuhan likuiditas per bankan di tengah kondisi
likuiditas yang cenderung ketat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan jangka pendek menghadapi
penarikan uang kartal yang t1nggi menjelang lebaran da n libur panjang.

Volatilitas suku bunga PUAB 0/N meningkat didorong oleh penyesuaian suku bunga kebijakan dan
peningkatan kebutuhan likuiditas. Peningkatan volatilitas suku bunga PUAB 0/N tercermin dari spread
min-max RRH suku bunga PUAB 0/N yang melebar menjadt 46 bps pada Juni 2018, lebih tinggi dari bulan
sebelumnya dengan spread 37 bps. Kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR mendorong terjadinya
penyesua1an pricing sehingga divergensi suku bunga PUAB 0/N melebar. Peningkatan volatilitas tertinggi
terjadi pada puncak kebutuhan likuiditas rupiah menjelang memasuki masa libur panjang. Kebutuhan
likuidita s rupiah yang t1nggi didukung oleh volume PUAB yang JUga tingg1, dengan RRH volume PUAB
mencapai Rp17,8 triliun pada Juni 2 018 (G rafik 2.38).
Rplriliun
.----------------------. 11 .-------------------,
8,0 • VolPUAB (skala kanan)
- 5uku 8unga PUAB0/N - B170RR Rate -
OF Rate ,
7 5 10
• VolPUAB 0/N (<kala kanan) 25
- LFRate - 81Rate
- Suku Bunga PUAB 0/N
7,0
6,5 20
6,0
15
5,5
5,0 10
4,5
4,0
3,5
1-------.----------.----13,0
1 3579 111 3579111357
2016 2011 2018 2016 2011 2018

Sumber: Bank lndonesra Sumber: Bank lndonesra

Grafik 2.37_ Suku Bunga Kebijakan dan Grafik 2.38. Suku Bunga dan Volume PUAB
PUAB 0/N 0/N

Penurunan suku bunga deposito mulai terbatas pada Mei 2018. Kenaikan suku bunga kebijakan BI-
7DRR pada Mei 2018 serta ekspektasi perbankan terhadap kenaikan suku bunga kebijakan leb1h lanjut
pada Juni 2018 mulai berdampak pada suku bunga deposito. Rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga
deposito pada Mei 2018 hanya menurun 1 bps menJadi 5,80%, lebih rendah dibandingkan dengan
penurunan RRT suku bunga deposito pada bulan sebelumnya sebesar 3 bps (Grafik 2.39)_ Sebagian besar
perbankan, terutama kelompok bank BUKU 3 dan BUKU 4 telah mulai menaikkan suku bunga deposito.
Hal ini mengindikasikan mulai terjadinya pembalikan arah suku bunga depsito sejak pelonggaran kebijakan
moneter yang ditempuh pada Januari 2016_ Sepanjang periode Januari 2016 hingga Mei 2018, penurunan
suku bunga deposito secara kumulatif telah mencapai 214 bps, atau turun 107% dari 200 bps penurunan
suku bunga kebijakan pada periode tersebut.

Respon suku bunga kredit terhadap kenaikan suku bunga kebijakan belum terlihat pada Mei 2018_
Secara keseluruhan, RRT suku bunga kredit masih menurun sebesar 4 bps menjadi 11,08% pada Mei 2018
(Grafik 2.40). Penurunan suku bunga terjadi pada semuajenis kredit. Suku bunga kredit modal kerja (KMK),
kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK) masing-masing mengalami penurunan sebesar 3, 1, dan 6 bps
pada Mei 2018. Dengan perkembangan tersebut, akumulasi penurunan suku bunga kredit telah mencapai
176 bps atau mencapai 88% dari total penurunan suku bunga kebljakan pada periode Januari 2016- Mei
2018.

16 ,---------------.
Spread Skb Kredit -Oepoto (Skala kanan)
"'
.---------------15
1--------.-
- RRT luku Bunga l<redit - S..ku BungaKMK
14 RRT Suku Bunga Deposito

-
- luku Bunga K1 - luku Bung•KK
RRT Suku Ounga Kred 14
11

10 ------
1 l 5 7 9 11 11 3 5 7 9 11 3 5 7 9 11 11 3 t
2015 2016 2017 2018 2015 1016 1017 1018
Sumber Bank lndonesra Surnber: Bank Indonesia

Grafik 2.39_ Selisih Suku Bunga Perbankan Grafik 2.40_ Suku Bunga Jenis Kredit
Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat dipengaruhi
turunnya pertumbuhan uang kuasi. Posisi M2 tercatat Rp5.436,6 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy) pada
Mei 2018, lebih rendah dibandingkan dengan 7,5% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.41).
Perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi aleh komponen uang kuasi yang memiliki pangsa terbesar,
yaitu 73,9% dan total uang beredar. Uang kuasi tumbuh 4,8% (yay) pada Met 2018, lebih rendah dari
6,6% (yay) pada bulan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan uang kuasi tersebut sejalan dengan
pertumbuhan Dana Pthak Ketiga (DPK) perbankan yang melambat pada Met 2018. 01 sisi latn, M 1 tumbuh
relatif stabil pada Mei 2018 meskipun sed1k1t melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari
semula tumbuh 10,2% (yay) menjadt 10,1% (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh perlambatan
pertumbuhan simpanan giro rupiah di tengah peningkatan pertumbuhan uang kartal. Simpanan gtra
rupiah tercatat tumbuh melambat dari 7,9% (yay) pada April 2018 menjadi 4,2% (yoy) pada Mei 2018.
Sementara itu,pertumbuhan uang kartal meningkat menjadi 19,7% (yoy) pada Mei 2018, dari 13,8% (yoy)
pada bulan sebelumnya, seiring dengan peningkatan kebutuhan uang kartal menjelang perayaan Hari Raya
ldul Fttri.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi


oleh aktiva luar negeri bersih (Net Foreign Assets atau NFA) yang tumbuh melambat pada Mei 2018.
Pertumbuhan NFA sebesar 0,4% (yay) pada Mei 2018, lebih rendah dibandingkan dengan 6,4% (yay) pada
bulan sebelumnya (Graftk 2.42). Perlambatan pertumbuhan NFA tersebut dtdorong oleh tagihan luar negeri
yang tumbuh lebih rendah terutama pada instrumen surat berharga asing, sebagaimana tercermin pada
aliran keluar dana nonresiden pada instrumen saham maupun SUN. Di sisi lain, aktiva dalam negen bersih
(Net Domestic Assets atau NDA) tumbuh meningkat menjadi 8,3% (yoy) pada Mei 2018, dari 7,9% (yay)
pada bulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan NDA didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit
perbankan yang mentngkat di tengah operasi keuangan Pemerintah yang mengalami kontraksi pada Mei
2018.

- NFA - NOA - M1

-5
1-------.-------,-----.----i -10
1 3 5 7 9 11 1 J 5 1 9 11 1
2015 2016 2017 2018 1015 1016 2011 1018
Sumber Bank IndoneSia Sumber Bank Indonesia

Grafik 2.41. Uang Beredar M2 Grafik 2.42. Faktor yang Memengaruhi M2

lntermediasi Perba nkan

lntermediasi perbankan membaik seiring dengan pertumbuhan kredit yang meningkat. Penyaluran
kredit oleh perbankan pada Mei 2018 tumbuh sebesar 10,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
8,9% (yoy) pada bulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit pada semua jenis
penggunaan (Grafik 2.43). Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) pada
Mei 2018 tumbuh meningkat dari 8,7% (yoy) menjadi 10,9% (yoy), kredit investasi (KI) tumbuh meningkat
dari 6,9% (yay) menjadi 7,4% (yay), dan pertumbuhan kredit kansumst (KK) meningkat dari 11,2% (yay)
menjadi 11,9% (yay). Pertumbuhan kredit yang mentngkat tersebut sejalan dengan perkembangan
ekonomi Indonesia pada triwulan II 2018 yang diperkirakan tetap terJaga dtdukung oleh permintaan
damestik yang tetap kuat.
Dari sisi sektoral, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan utamanya ditopang oleh peningkatan
kredit ke sektor perdagangan_ Penyaluran kredit dr sektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar,
yaitu 21% dari total kredit. pada Mei 2018 tercatat tumbuh 9,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
7,1% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.44). Sementara itu, penyaluran kredit di sektor industri yang
memiliki pangsa kedua terbesar (17% dari total kredit) mulai tumbuh meningkat dari bulan sebelumnya
sebesar 4,8% (yoy) menjadi 5,2% (yoy) pada Mei 2018. Di samping itu, pertumbuhan kredit yang menguat
juga ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kredit ke sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor
pengangkutan dan sektor listrik, air, dan gas. Pertumbuhan kredit pada 2018 diprakrrakan akan berada
dalam kisaran 10,0-12,0% (yay), drdukung oleh perbarkan ekonomi, kemajuan konsolrdasi korporasi dan
perbankan, serta kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

J'IY
.-----------------------------
TobiKt.dit - I!MK - KI - KK 18 Total
16 listrik
14 Pertambangan -10,6
12 -IS,IB Jasa Sosial
10 Ja;a Dunia Usaha
8 Pertanian
Konslruksi •Apr-18
Pengangkutan N-18
lndustri

-- ------ - -
Lain-lain
Perdagangan
1015 1016 17 1018 -11 -10 -11 -10 0 10 15
-5 5 10 15
Sumber Bank Indonesia Sumber Bank Indonesia

Grafik 2.43. Kredit Menurut Penggunaan Grafik 2.44. Kredit Menurut Sektor Ekonomi

Pertumbuhan DPK perbankan menurun dipengaruhi melambatnya pertumbuhan deposito dan giro.
Pertumbuhan DPK tercatat 6,5% (yay) pada Mei 2018, lebih rendah dibandrngkan dengan 8,1% (yay) pada
bulan sebelumnya (Grafik 2 .45). Berdasarkan jenis srmpana n, pelemahan pertumbuhan DPK terutama
berasal dari pertumbuhan deposrto dan giro yang melambat. Pertumbuhan deposito dan giro pada Mei
2018 masing-masing tumbuh 2,1% (yoy) dan 7,6% (yoy), lebih rendah dibandrngkan dengan 5,3% (yoy)
dan 10,0% (yoy) pada bulan sebelumnya_ Perlambatan pertumbuhan deposrto dipengaruhr oleh
menurunnya DPK valuta asing (valas), sementara perlambatan pertumbuhan grro didorong oleh penurunan
grro mrlik Pemerintah. Berdasarkan jenrs mata uang, DPK rupiah maupun valas tumbuh melambat pada
Mei 2018. Pelemahan pertumbuhan DPK tersebut diperkirakan tidak akan menghambat pertumbuhan
kredit mengingat likuiditas perbankan mencukupi dan mampu mendukung pembiayaan pembangunan.
Ke depa n, pertumbuhan DPK pada tahun 2018 diprakirakan berada dalam kisaran 9,0-11,0% (yoy)_

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga tercermin dari rasio kecukupan modal yang tinggi dan rasio
likuiditas yang masih aman. Rasia kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tetap tinggi
mencapai 22,1% pada Mei 2018 (Grafik 2.46). Ketahanan likuiditas perbankan juga tetap kuat,
sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuditas (AUDPK) yang berada pada level 20,3% pada Mei 2018.
Rasia rni menunjukkan bahwa likurdita s perbankan tetap mampu mendukung pembiayaan pembangunan
meskipun perkiraan pertumbuhan DPK pada 2018 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit. Selain
itu, ra s io kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah, yaitu sebesar 2,79% (gross) atau
1,28% (net) pada bulan yang sama.
yo y30 26
Total DPK 24
25
- Giro 22
- Depos o 20
15
18
10 16
14
0 -AUDPK -CAR 12
10
-5
1 3 5 7 3 5
2015 2016 11)17 2018 2015 2016 2017 2018
Sumber Bank lndonesra Sumber: Bank Indonesia. drolah

Grafik 2A5. Dana Pihak Ketiga Grafik 2A6. Rasio Kecukupan Modal dan
Rasio Likuiditas

Pembiayaan NonPerbankan

Pembiayaan dari pasar keuangan menunjukkan perkembangan positif_ Pembiayaan ekonomi melalui
pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes
(MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) pada Mei 2018 lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya (Tabel 2.4). Pembiayaan melalui instrumen sa ham tetap mengalami kenaikan di tengah kinerja
pasar sekunder yang mengalami koreksi. Hal ini mengmdikasikan mas1h adanya ekspektasi positif korporasi
terhadap kinerja pasar saham dan perba1kan ekonom1 domestik ke depan. Namun dem1k1an, kenaikan
pembiayaan melalui obligasi korporasi mulai melambat seiring dengan ekspektasi kenaikan cost of fund
pembiayaan di pasar keuangan yang mengikuti tren kenaikan yie/dSBN. Di samping itu, spreadsuku bunga
obligasi korporasi denga n suku bunga kredit cenderung sema kin menyempit, sehingga berpotensi
menurunkan preferensi korporasi terhadap pembiayaan melalui pasar keuangan.

Tabel 2.4. Pembiayaan NonPerbankan


Rp Triiun

2016 2017 2018


Total I II Ill IV Total 1 2 3 I 4 s Total
Total Pembiayaan Non Bank 234,4 44,1 118,9 59,8 313,5 2,0 24,0 16,9 42,8 35,0 100,0
.6 22.2
Total o/w Emi ten Sektor Keuangan 126,6 28,7 47,7 27,8 27,3 131,5 0,0 15,4 10,7 26,2 14,5 15,4 56,1
Saham B,9
79,2 10,1 47,5 11,2 29,1 97,8 0,5 0,2 1,1 1,8 2.4 19,8
o/w &niten Sektor Keuangan
14,8 1,3 7,6 1,0 1,5 11,5 0,0 0,0 0.1 0,1 0,2 6,4 6.7
li si 116,2 25,9 61,3 168,5 0,0 21,3 8,1 29,4 13,3 10,5 53,3
41,3 4Q,O
o/w &n iten SektorKeuangan MIN dan
as,5 20,0 33,5 22.1 14,6 .2 0,0 14,6 6,6 21,2 11,3 7,1 39,7
Promissory Notes+ NCO o/w &n iten Sektor 22,8
39,0 8,2 10.0 7,4 21,5 47,1 1,5 2.6 7,6 11.7 6,5 4,7
Keuangan 25,3 6,3 6,6 4,7 11,2 0,9 4,0 3,0 1,9 9,7
28,8 0,0 4,9

Pasar Saham

Kinerja lndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami koreksi pada Juni 2018 seiring
ketidakpastian di pasar keuangan global yang terus berlanjut. IHSG pada akhir Juni 2018 mengalami
koreks1 3,1% (mtm) dan berada pada level 5.799,24 (Grafik 2.47). Berlanjutnya tekanan d1 pasar saham
d1pengaruhi oleh meningkatnya ris1ko global terutama terkait dengan kenaikan FFR yang masih akan
berlanjut dan 1su perang dagang (trade war) yang semakin mengemuka. Pada Juni 2018, investor
nonresiden mencatatkan net jual sebesar Rp9,1 triliun, lebih tinggi dibandingk an dengan Rp6,4 tnliun pada
bulan sebelumnya. Denga n perkembangan tersebut, porsi investor nonresiden dalam perdaganga n sa ham
menja di 37,8% pada J uni 201 8, tur un dari bul a n sebelumnya sebesar 42,0% (G ra fik 2.48).
% (mtm) % (mtm)
Net jual SBN oleh investor nonresiden lebih terbatas pada Juni 2018. Investor nonresiden melakukan
net jual SBN sebesar Rp3,64 triliun, leb1h terbatas dibandingkan dengan net jual SBN sebesar Rp14,42
triliun pada bulan sebelumnya. Secara kumulatif pada periode sepanjang Januari- Juni 2018 terjadi net
jual SBN sebesar Rp5,98 triliun. Dengan perkembangan tersebut, pangsa kepemilikan investor nonresiden
di pasar SBN tercatat 37,1% pada Juni 2018, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar
37,5% (Grafik 2.52).

12
96
Hft JUiiiBtliAsing (Sbll b n) -
Rplrili111

YiddSBN10bhlll
50 2.500
Trililn
p.,gso Asi1g I• boon) - Total Asing -
"
TotoiS811
45
40 40
10 2.000
30 35
30
20 1.500
25
10
20
1.000
15
-10 10
!m
-20
-30
1 3 5 7 9 11 1 4 6 1 3 5 7 9 11 1 4 6
2015 1016 1017 2018 1011 2016 2017 m
Data s.d. Junr 20 18 Data s.d. Junr 2018
Sumber: Bloomberg,drolah Sumber Bloomberg, drolah

Grafik 2.51. SBN dan Net Juai/Beli Asing Grafik 2.52. Kepemilikan SBN
Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah
Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober dan
Desember. Laporan in1 dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk
memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen
dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang
dtpublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei,
Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluas1 atas perkembangan terkini
mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan
moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Perry WarJtyo- Gubernur

Grup Kebijakan Moneter Mirza Ad1tyaswara- Deputi Gubernur Senior

Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Erwin Rijanto- Deputi Gubernur

Telp: +62 21 2981 6836/5919 Sugeng- Deputi Gubernur

Fax: +62 21 345 2489 Rosmaya Ha di- Deputi

Email: qkm k omunikasi@bi.q o .td Gubernur

Website: http//www.bi.go.id Dody Budi Waluyo - Deputi Gubernur

Anda mungkin juga menyukai