1) Pengertian Pariwisata
Menurut Didi Atmadilaga, pariwisata adalah suatu sistem yang
mengikutsertakan berbagai pihak dalam keterpaduan kaitan fungsional yang serasi, dan
mendorong berlangsungnya dinamika fenomena mobilitas manusia untuk melakukan
perjalanan sementara waktu secara sendiri maupun kelompok, menuju suatu tempat
(Oka Yoeti, 2000: 35).
Kemudian definisi lain mengatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan rekreasi
di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain
sebagai suatu aktivitasyang telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar
masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang (Janianton
Damanik, 2006: 1).
Dalam kegiatan wisata, wisatawan mengharapkan terpenuhinya
kebutuhankebutuhan dasarnya tidak jauh berbeda dengan kebutuhannya di lingkungan
tempat tinggal. Dari beberapa definisi pariwisata di atas terdapat beberapa kesamaan
yang dapat kita ambil kesimpulan yaitu pariwisata adalah kegiatan yang berhubungan
dengan semua aktivitas wisata di mana di situ terdapat usaha-usaha pendukung wisata
yang diperuntukkan untuk masyarakat luas dalam sementara waktu. Apapun motivasi
orang atau sekelompok orang tersebut, ada kesamaan tujuannya yaitu memperoleh
pengalaman, kesenangan dan kepuasan yang diperlukan mahluk sosial. Oleh karena itu,
kelancaran kegiatan wisata melibatkan kerjasama yang baik antara wisatawan itu
sendiri, pramuwisata, dan masyarakat setempat.
2) Elemen Pariwisata
Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis.Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam
Cooper et.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut
bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu :
a. Wisatawan
Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah
pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan
masa-masa di dalam kehidupan.
b. Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.
1. Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas
itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW,
seseorang dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang
diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
2. Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh
wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun
penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit,
bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti
Singapura dan Hong Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi,
yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah Tujuan Wista.
3. Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata.
Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan
perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan,
DTW merupakan pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan
permintaan untuk perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre
atau alasan utama perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang
berbeda dengan rutinitas wisatawan.
c. Industri pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata.
Industri yang menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang
merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di
ketiga area geografi tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa
ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan balk di
daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan
di daerah tujuan wisata.
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak
pendekatan. Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan dijelaskan bahwa:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank
wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan
pemerintah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan pengusaha.
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
7. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
3) Jenis-jenis Pariwisata
a. Pariwisata budaya, seperti kunjungan ke candi, masjid agung, museum, dan
keraton.
b. Pariwisata olahraga, seperti mendaki gunung, berenang di pantai, dan mendayung
di telaga.
c. Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau pariwisata petualangan, seperti
menjelajah rimba, mengarungi samudera, dan napak tilas.
d. Pariwisata yang hanya untuk tujuan rekreasi, seperti kunjungan ke taman rekreasi
dan pantai.
e. Pariwisata sambil mengadakan pertemuan atau konferensi, seperti konferensi
PATA dan KTT ASEAN yang dilaksanakan di Bali.
f. Pariwisata sambil berdagang.
4) Faktor-faktor Pendukung Dunia Pariwisata
Faktor-faktor pendukung pariwisata di Indonesia sebagai berikut.
a. Memiliki banyak objek pariwisata di berbagai daerah.
b. Memiliki alam yang sangat indah.
c. Memiliki berbagai peninggalan sejarah pada masa lalu.
d. Memiliki berbagai budaya yang unik.
e. Rakyat yang ramah tamah.
5) Manfaat Pariwisata
Manfaat pariwisata sebagai berikut.
a. Menciptakan lapangan kerja.
b. Meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, baik dari pelayanan jasa maupun dari
penjualan barang cinderamata.
c. Meningkatkan pendapatan negara.
d. Mendorong pembangunan daerah.
e. Menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.
6) Pengertian Budaya
Kenyataan bahwa tidak ada masyarakat di dunia ini yang tidak memiliki budaya
menunjukkan bahwa setiap kelompok manusia membutuhkan budaya untuk memenuhi segala
kebutuhan jasmani dan rohaninya. Budaya menjadi suatu konsep diri dalam setiap kelompok
manusia untuk membuat ketentuan-ketentuan dalam mengatur hidupnya. Tanpa ini semua,
maka timbullah keadaan yang saling bertentangan dari berbagai pihak dan berakibat tidak
terealisasinya kehidupan masyarakat yang damai dan penuh kebersamaan. Seperti yang
dikatakan Croydon (1973: 4) “Culture is a system of integrated patterns, most of which remain
below the threshold of consciousness, yet all of which goven human behaviour just surely as
the manipulated strings of a puppet control its motion”.
Budaya pada dasarnya memiliki aspek materi dan nonmateri. Aspek materi meliputi
benda-benda nyata yang seiring dengan perkembangan waktu mengalami perubahan bentuk
maupun fungsi. Misalnya, kereta kuda sebagai alat transportasi mengalami perubahan fungsi
menjadi bukan alat transportasi, karena sudah digantikan oleh kereta listrik dan mobil. Aspek
budaya yang berupa nonmateri mencakup semua pola hidup yang nyata dibuat manusia. Aspek
tersebut antara lain:
a. Folkways
Folkways merupakan cara-cara berpikir, merasa, bertindak yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Ketika cara-cara berpikir atau bertindak tersebut sudah mengakar kuat, maka
ia akan dipatuhi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Folkways ini memang
berkembang sebagai cara yang efektif untuk berbuat atau berpikir. Folkways dapat tidak
memaksa suatu kelompok masyarakat untuk mengikutinya, kecuali apabila folkways ini
sudah menjadi hal yang mapan dan mengakar kuat dalam masyarakat.
b. Mores
Mores (adat kebiasaan) dianggap satusatunya cara yang benar untuk melakukan suatu
fungsi tertentu dalam masyarakat dan dianggap perlu untuk mensejahterakan suatu
kelompok masyarakat. Adat kebiasaan menjadi tolok ukur kegiatan dan pikiran manusia.
Bedanya dengan folkways, adat kebiasaan mengukur sesuatu itu benar atau salah, dan harus
diikuti apabila tidak, maka orang yang melanggar dapat diberi sanksi adat, bahkan dibuang
dari komunitasnya.
c. Hukum
Apabila kebudayaan suatu kelompok tumbuh semakin maju, maka mores atau adat
kebiasaan yang keras cenderung menjadi hukum yang tertulis. Aturan dirancang
berdasarkan adat kebiasaan tersebut untuk mengikat seluruh komunitas dalam masyarakat.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/23-41-1-SM.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/2009-ppm-kasongan-pemahaman-lintas-budaya-bagi-
pelaku-industri-pariwisata.pdf