Laporan Kasus Agis
Laporan Kasus Agis
PPOK
Disusunoleh :
Pembimbing
dr. Fatah Abdul Yasir
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan Internsip RS PKU Muhammadiyah
Gombong. Presentasi kasus dengan judul :
Oleh:
dr. Harlina Nurlita
I. DATA PASIEN
Nama : Bp. YP
Usia : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Dokter hewan
Alamat : Mergosono 4/5 Buayan, Kebumen
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1 Profesi
No RM : 325XXX
Tanggal Masuk RS : 24 Januari 2017 Pukul 10.30
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan utama kaku pada rahang dan perut.
B. Keluhan Tambahan
Keluhan tambahan berupa luka pada kaki kiri karena tertusuk paku sedalam 7 cm pada
1Minggu SMRS
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki-laki, 47 tahun, datang ke UGD RSU PKU Muhammadiyah
Gombong (24 Januari 2017, pukul 10.30 WIB) diantar keluarga dengan keluhan kaku
pada rahang sejak 5 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengaku 1 minggu yang
lalu tertusuk paku pada kaki kiri saat membersihkan gudang. Setelah itu pasien dibawa
ke klinik terdekat pasien mengaku luka dibersihkan karena sebelumnya luka tersebut
kotor namun tidak mendapat suntikan anti tetanus. 5 jam sebelum masuk rumah sakit
pasien mengeluhkan rahang kaku dan perut kaku. Pasien mengeluhkan agak sulit untuk
menelan Pasien juga mengeluh seluruh tubuh terasa nyeri. nafas sesak disangkal.
Kejang tanpa rangsangan disangkal. Kaku pada anggota gerak disangkal. Mual atau
muntah, penurunan kesadaran, demam, pilek, atau diare disangkal. Pada lokasi luka
pasien mengatakan luka bernanah (+), bengkak (+).
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan dan penyakit yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit
diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, paru , ginjal, stroke, asma, alergi
disangkal.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien sudah meninggal karena penyakit jantung pada usia 62 tahun. Pada Ibu dan
Ayah pasien tidak didapatkan penyakit DM, hipertensi maupun penyakit kronis lainnya
F. Riwayat Imunisasi
Pasien mengaku riwayat imunisasi saat anak-anak lengkap. Saat usia 20 tahun pernah
(27 tahun yang lalu) pernah mendapat imunisasi tetanus dan hepatitis B. Setelah itu
pasien tidak pernah melakukan imunisasi lagi.
G. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pasien lahir spontan di bidan. Riwayat ANC ibu pasien tidak diketahui. Ibu tidak
memiliki pemberat kehamilan.
H. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengkonsumsi kopi sekali sehari. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol
disangkal.
-Wheezing ( - ), -Wheezing ( - ),
Ronki (-) Ronki (-)
-Wheezing ( - ), -Wheezing ( - ),
Ronki (-) Ronki (-)
Trisep +2 +2
Patela +2 +2
Hoffman Trommer - -
Babinski - -
Chaddock - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Openheim - -
Klonus patella - -
Klonus achilles - -
Ptosis - -
Reflek Akomodatif + +
Strabismus divergen - -
Diplopia - -
Nervus IV Troklearis
Kanan Kiri
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -
Nervus V Trigeminus
Bagian Motorik
Menggigit +
Membuka mulut +
Bagian Sensorik
Ophtalmik Baik
Maxilla Baik
Mandibula Baik
Nervus VI Abdusen
Kanan Kiri
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -
Fungsi Motorik
Mengerutkan dahi + +
Mengangkat alis + +
Memejamkan mata + +
Menyeringai + +
Mengembungkan pipi + +
Mencucurkan bibir + +
Reflek Glabella - -
Tanda Chovstek - -
Fungsi Pengecapan
Nistagmus - -
Past Pointing - -
Tersedak -
Disartria -
Kanan +
Kiri +
Atrofi -
Artikulasi Baik
Tremor -
Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan 5 5
Tous Otot Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi
Gerakan Aktif Aktif
Gerakan Tremor (-/-), Chorea (-/-), Ballismus (-/-), athetose (-/-)
Involunter
Sistem Kanan Kiri Kanan Kiri
Sensorik
Rasa Eusthesi Eusthesi Rasa Eusthesi Eusthesi
Taja a a Halu a a
m s
Eusthesi Eusthesi Eusthesi Eusthesi
a a a a
Fungsi Miksi :+
Vegetatif Inkontinensia urine :-
Defekasi :-
Inkontinensia alvi :-
Fungsi Luhur Astereognosia :-
Apraksia :-
Afasia :-
V. LABORATORIUM
Darah Rutin
Leukosit 11060
Eritrosit 4.31
Haemoglobin 13.5
Hematokrit 40.8
Trombosit 491000
Faal haemostasis
Waktu Perdarahan 1 menit 30 detik
Waktu Pembekuan 7 menit
Kimia Darah
GDS 68
Serologi
HBsAG Negatif
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Trimus et causa C. Tetanii, kaku pada perut
Diagnosis Topis : Neuromuscular Junction
Diagnosis Etiologis : C. Tetanii
Diagnosis Patologis : Infeksi
VII. TATALAKSANA
Pada prinsipnya, penanganan dikerjakan dengan mempertahankan
hemodinamik, memelihara fungsi neuron dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pada
pasien ini terapi medikamentosa yang diberikan berupa terapi cairan, anti toxin, anti
kejang dan antibiotik berfungsi untuk mencegah kekakuan lebih lanjut dan penyebaran
infeksi yang luas.
Terapi IGD:
1. Oksigen 3 L
2. IVFD RL 20tpm
3. Wound toilet
4. Pemasangan NGT
5. Tetagam 3000 IU IM
6. Ceftriaxone 1 gram
7. Metronidazol 500mg IV
8. Diazepam 5 mg IV pelan.
Terapi bangsal:
1. IVFD RL 20tpm
2. Inj. Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam
3. Inj. Metronidazol 500mg/8jam
4. Inj. Diazepam 1 Amp/drip jika kejang
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Ad Bonam
Pembahasan Kasus
A. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat imunisasi
Lekositosis ringan
ditemukan.
Penatalaksanaan
1. Dasar
a. Memutuskan invasi toksin dengan antibiotik dan tindakan bedah.
Antibiotik
Perawatan luka
Pada pasien dilakukan perawatan luka dengan penggantian perban setiap hari.
b. Netralisasi toksin
2. Umum
Penderita perlu dirawat dirumah sakit, diletakkan pada ruang yang tenang pada unit
perawatan intensif dengan stimulasi yang minimal. Pemberian cairan dan elektrolit serta nutrisi
harus diperhatikan. Pada tetanus neonatorum, letakkan penderita di bawah penghangat dengan
suhu 36,2-36,5oC (36-37oC), infus IV glukosa 10% dan elektrolit 100-125 ml/kgBB/hari.
Aspirasi lambung harus dilakukan untuk melihat tanda bahaya. Pemberian oksigen melalui
kateter hidung dan isap lendir dari hidung dan mulut harus dikerjakan.