Anda di halaman 1dari 5

1

Nama : ayu andriani


NPM : 1287274
Kelas : D

A. Pengertian Manajemen Investasi


Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola
beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset
lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi
yang menguntungkan bagi investor. Secara umum investasi berarti
penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa yang akan datang.
Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana
pada suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan
meningkatkan nilainya di masa yang akan datang.
B. Langkah-langkah manajemen investasi.
1. Menetapkan sasaran investasi
Langkah pertama dalam proses manajemen investasi, menetapkan
sasaran investasi – tergantung dari institusi itu sendiri
2. Membuat kebijakan investasi
Langkah kedua dalam proses manajemen investasi adalah membuat
pedoman kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi. Penetapan
kebijakan di mulai dengan keputusan alokasi aktiva/ asset
3. Memilih strategi portofolio
Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif
dan pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi
yang tersedia dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja
yang lebih baik dibandingkan portofolio yang hanya di diversifikasi
secara luas. Hal penting bagi seluruh aktif adalah harapan terhadap
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari kelompok aktiva.
Strategi portofolio pasif melibatkan input ekspektasional minimal, dan
sebagai gantinya bergantung pada diversivikasi untuk mencocokkan
2

kinerja dari beberapa indeks pasar (indeks pasar merupakan ringkasan


statistik yang menunjukkan kinerja sekelompok aktiva). Sebagai
akibatnya, strategi pasif mengansumsikan bahwa pasar akan
merefleksikan seluruh informasi yang tersedia pada harga sekuritas.
4. Memilih aktiva/ asset
Setelah strategi portofolio dipilih langkah selanjutnya adalah
memilih aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio. Hal ini
membutuhkan evaluasi terhadap masing-masing sekuritas. Dalam
strategi aktif, hal ini berarti usaha untuk mengidentifikasi kesalahan
penetapan harga sekuritas.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Mengukur dan mengevaluasi kinerja merupakan langkah terakhir
dalam proses manajemen investasi. Langkah ini meliputi pengukuran
kinerja portofolio dan selanjutnya pengevaluasian kinerja tersebut
secara relative terhadap beberapa patok-duga (benchmark). Patok-
duga merupakan kinerja dari rangkaian sekuritas yang telah
ditentukan, diperoleh untuk tujuan perbandingan.
C. Hubungan Manajemen dengan Investasi Syari’ah
Investasi Syari’ah harus didasarkan pada prinsip Islam maka
mengelola, merencanakan, dan mengendalikan serta mengornisasikan
usaha inipun perlu kesungguhan dan di niatkan sebagai bentuk Ibadah.
Karena itu lah hubungan manajemen dengan investasi syari’ah
mengandung makna satu kesatuan bentuk ibadah muamalah. Berinvestasi
sama dengan berusaha mencari ma’isyah (penghidupan) maka manajemen
investasi syari’ah berarti pelaksanaan (manajer) investasi yang bersikap
secara islami. jadi hubungan manajemen dengan investasi syari’ah saling
berkaitan.
D. Produk-Produk Investasi Syariah
Berikut ini produk-produk investasi syariah diantaranya yaitu:
1. Tabungan dan Deposito Mudharabah
2. Asuransi Syariah
3

3. Tabungan Pendidikan
4. Reksadana Syariah
A. ALMA ( Asset Liability Management )
Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan
pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai
keuntungan bank. Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan
strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
B. Tujuan Asst dan liability manajemen
Tujuan asset dan liability manajemen adalah memeksimalkan laba
meminimalisir resiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.
C. Fungsi Asset dan Liability Manajemen
ALMA berfungsi untuk meminimalisir berbagai risiko menyangkut
asset dan liability guna memaksimumkan keuntungan dan hasil yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan
memperhatikan kebutuhan likuiditas.
Sebagaimana diketahui, manajemen tidak bisa semaunya menarik
nasabah untuk menyimpan uangnya di bank, tanpa adanya keyakinan
bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara mengguntungkan dan dapat
dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau
dana tersebut telah jatuh tempo. Oleh karena itu, manajemen juga harus
secara simultan mempertimbangkan berbagai risiko yang akan
berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Hal ini juga
meliputi penilaian terhadap rencana pendapatan, penilaian kinerja investasi
perusahaan masa lalu, memantau distribusi aset atau liabilitas bank, dan
menerapkan strategi manajemen asset/liabilitas.
D. Jenis-Jenis Resiko
1. Resiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh
ketidakmampuan bank mengelola ( kelebihan atau kekurangan ) dana
dalam kegiatan operasional.
4

Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemempuan


untuk memenuhi kebutuhan dana dengan segera dan dengan biaya
yang sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi
bisnis sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak,
memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman.
2. Risiko kredit
Resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali
cicilan pokok/ dan atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau
investasi yang sedang dilakukan.
3. Resiko fluktuasi tingkat bunga
Potensi risiko fluktuasi tingkat bunga itu dapat timbul manaka
terrjadi gap antara asset dan liabilita, dimana komposisi asset, baik
berdasarkan tingkat kepekaannya terhadap tingkat bunga maupun
berdasarkan jangka waktunya, tidak sesuai dengan komposisi
liabilitasnya.
E. Aplikasi Teori Asset/Liability Management pada Perbankan Syariah
Sebagaimana perbankan konvensional, perbangkan syariah pun juga
merupakan lembaga intermediasi antara penabung dengan investor.
Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional
terletak pada domonasi prinsip berbagai hasil dan berbagai risiko yang
melandasi operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada bebeerapa
karateristik berikut ini :
1. Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya menjamin
pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan, tetapi
tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito. Bank
syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme
pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada
bank syariah bergantung pada performance dari bank, tidak
sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran
keuntungan aas deposit berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikann performence-nya.
5

2. Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity di


mana setiap modal mengandung risiko.
3. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan, bank syariah menggunakan
model pembiayaan muamalah maaliyah. Sehubungan dengan itu, bank
syariah melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban
menyediakan manajemen investasi yang profesional.

Asset/Liability managemen bank syariah lebih banyak bertumpu pada


kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemempuan bank untuk
meningkatkkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan
dananya melalui bank tesebut, yang berarti meningkatkan kualitas
pengelolaan liabilitasnya. Kemampuan manajemen untuk melalsanakan
fungsinya sebagai profisional investemen manager akan sangat
mmenentukan kualitas aset yang dikelolanya. Teknik duration gap
management dapat digunakan oleh bank syariah, bukan untuk menghndari
resiko tingkat bunga, melainkan lebih kepada tujuan pengelolaan cash
flow atau pengendalian likuiditasnya.

Anda mungkin juga menyukai