1 s2.0 S0140673611609379 Main

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Isa Ansori dan Isnu Pradjoko, Seorang Remaja Dengan

Aspirasi Jarum Pentul Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

Seorang Remaja Dengan Aspirasi Jarum Pentul


Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

Isa Ansori dan Isnu Pradjoko

Abstrak. Telah dilaporkan penderita Nn. K, 12 tahun dengan keluhan tertelan jarum pentul saat menggigit
jarum pentul sambil menangis kemudian penderita mengalami batuk-batuk keras sebentar, namun satu jam
setelah itu penderita tidak mengeluh apapun. Kejadian sudah berlangsung 14 hari yang lalu. Foto toraks
hari ke-8 setelah kejadian tampak bayangan berdensitas logam setinggi V Th 7-8-9 pada proyeksi parahiler
kiri dan tidak berubah posisi pada saat dilakukan foto ulangan. Pada penderita dilakukan FOB cito dengan
indikasi diagnostik dan terapi yaitu melihat adanya benda asing di saluran nafas sekaligus mengeluarkan
benda asing tersebut, setelah dilakukan ekstraksi benda asing, dilakukan FOB ulangan untuk evaluasi
perdarahan iatrogenik karena penarikan jarum kemudian dilakukan pencucian dengan larutan NaCl steril
dingin dan perdarahan bisa diatasi. (JKS 2007; 3: 131 – 140)

Kata Kunci : aspirasi jarum pentul, bronkus kiri.

Abstract. Ms. K, 12 years old ran into a doctor as she incidentally swallowed a pin. At that time, the
patient had a hard cough for some moments, but an hour after that the patient did not complain of anything
else. The incident had happened 14 days ago. A thorax photo of the 8th day after the incident showed that a
shadow with metal density V Th 7-8-9 high on the parahiller projection on the left side which did not show
a change in position at the time when the photo replication was taken. To the patient, FOB emergency was
taken with diagnostic indications and therapies which were used to see a foreign object in respiratory tract
and also used to remove the foreign object. After the extraction of the object, the FOB tests was re-taken
for evaluation of iatrogenic bleeding due to withdrawal of the needle and then washed with sterile cold
NaCl and stop the bleeding. (JKS 2007; 3: 131 – 140)

Keywords : needle aspiration pins, the left bronchus.

Pendahuluan1 eksogen dapat berupa kacang-kacangan,


tulang serta zat anorganik seperti paku,
Aspirasi benda asing merupakan jarum, peniti, batu dan lain-lain.15,16,20
masalah global dan seringkali Aspirasi benda asing lebih sering terjadi
menyebabkan komplikasi yang pada anak-anak dibanding orang dewasa,
mengancam jiwa. Benda asing dapat sekitar 75% sampai 85% aspirasi benda
berasal dari luar tubuh maupun dalam asing terjadi pada anak dibawah 15
tubuh. Benda asing yang berasal dari tahun, yang lebih dari dua pertiga kasus
luar tubuh disebut benda asing eksogen terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga
dan yang dari dalam tubuh disebut benda tahun. Didapatkan data kematian di
asing endogen. Benda asing endogen Amerika pada anak usia dibawah 4 tahun
seperti gigi yang terlepas. Benda asing sebesar 7% pada tahun 1986, dengan
rata-rata 500-2000 kasus kematian per
Isa Ansori dan Isnu Pradjoko adalah tahun karena aspirasi benda asing.6,10-12
dosen pada Bagian Ilmu Penyakit Paru Benda asing dapat tersangkut pada :
FK UNAIR / RSU Dr. Soetomo Surabaya 1. Laring
Terjadinya obstruksi pada laring dapat
diketahui melalui tanda tanda sebagai

131
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 3 Desember 2007

berikut, yakni secara progresif terjadi menangis kemudian penderita


stridor, dispneu, apneu, disfagi, mengalami batuk-batuk keras sebentar,
hemoptisis, pernafasan dengan otot-otot namun satu jam setelah itu penderita
napas tambahan atau dapat pula terjadi tidak mengeluh apapun. Kejadian sudah
sianosis. Gangguan oleh benda-benda berlangsung selama 1 minggu sebelum
asing ini biasanya terjadi pada anak-anak penderita dibawah ke rumah sakit,
yang disebabkan oleh biji-bijian dan kemudian penderita dibawa keluarga ke
tulang ikan. RS Al-Irsyad Surabaya di diagnosis
2. Saluran nafas sebagai suatu corpus alienum di esofagus
Berdasarkan lokasi benda-benda yang dan dirujuk ke IRD RS Dr. Soetomo
tersangkut dalam saluran nafas maka Surabaya, dari bagian triage dikonsulkan
dapat dibagi atas : ke bagian lain dan dirawat di bagian
a. Pada trakea tersebut selama 5 hari. Karena di bagian
Benda asing pada trakea jauh lebih tersebut tidak ada penanganan khusus,
berbahaya dari pada di dalam penderita dikonsulkan ke bagian Paru.
bronkus, karena dapat menimbulkan Penderita saat masuk rumah sakit sudah
asfiksia. Benda asing di dalam trakea tidak mengalami batuk, dahak juga tidak
tidak dapat dikeluarkan, karena didapatkan. Penderita juga tidak pernah
tersangkut di dalam rimaglotis dan mengeluh nyeri dada, sesak dan batuk
akhirnya tersangkut di laring dan darah. Penderita juga tidak mengeluh
menimbulkan gejala obstruksi laring. pusing, demam/kedinginan. Tidak
b. Pada bronkus terdapat penurunan nafsu makan dan
Biasanya akan tersangkut pada berat badan serta tidak ada keluhan
bronkus kanan oleh karena keringat malam.
diameternya lebih besar dan jalurnya
lebih lurus. Benda-benda asing ini Riwayat Penyakit Dahulu
kemudian dilapisi oleh sekresi
bronkus sehingga diameternya relatif Penderita tidak mempunyai riwayat
lebih besar.15,16 alergi, asma, hipertensi dan diabetes
melitus. Penderita tidak pernah merokok,
Kasus minum obat anti tuberculosis dan kontak
dengan penderita tuberkulosis. Penderita
Seorang wanita Nn K, berusia 12 tahun, juga tidak minum minuman yang
suku Madura, beragama Islam mengandung alkohol dan tidak memakai
pendidikan SMP, berdomisili di obat-obatan (narkotika/psikotropika).
Surabaya, pekerjaan sebagai pelajar.
Penderita datang ke Instalasi Rawat Pemeriksaan Fisik
Darurat RSU Dr. Soetomo pada tanggal
04 Mei 2006 rujukan dari Rumah Sakit Saat masuk rumah sakit tanggal 04 Mei
Al-Irsyad Surabaya dengan suatu corpus 2006 didapatkan penderita sebagai
alienum esofagus inferior. berikut :
a. Keadaan umum : baik, kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang kompos mentis, BB 40 kg
GCS 4-5-6, tekanan darah 120/80
Penderita merasa tertelan jarum pentul mmHg, pernafasan 20 kali /menit,
saat menggigit jarum pentul sambil

132
Isa Ansori dan Isnu Pradjoko, Seorang Remaja Dengan
Aspirasi Jarum Pentul Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

nadi 88 kali / menit, temperatur SGOT : 21 U/L


aksiler 36,8°C. Bilirubin total : 0,6 mg/dL
b. Pemeriksaan kepala dan leher Trombosit :475 X 109/dL
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak SGPT : 17 U/L
ikterus, mukosa tidak sianotik, tidak Bilirubin direct : 0,1 mg/dL
sesak, tekanan vena jugularis tidak Eritrosit :5,30 X 106/µL
meningkat, tidak kaku kuduk, tidak SC : 0,6 mg/dL
didapatkan pembesaran kelenjar
getah bening. Foto Toraks AP/lateral (04 Mei 2006)
c. Pemeriksaan dada
Jantung : iktus kordis tidak teraba. Jantung : besar dan bentuk
Suara 1 dan suara 2 normal
tunggal, reguler tidak Paru : tampak bayangan
didapatkan adanya berdensitas logam
murmur maupun gallop. setinggi V Th 7-8-9
Paru : pada proyeksi parahiler
− Inspeksi :didapatkan bentuk dan kiri, sinus
pergerakan dada yang simetris. costophrenicocostalis
− Palpasi :pergerakan dada simetris. kanan dan kiri tajam.
− Perkusi :didapatkan sonor pada Kesimpulan : Corpus Alienum (jarum
seluruh bagian paru. pentul) kesan di dalam
− Auskultasi :didapatkan suara bronchus kiri.
vesikuler pada seluruh bagian paru
dan tidak ditemukan ronki maupun Foto Cervical AP/lateral (04 Mei 2006)
wheezing.
d. Pemeriksaan perut Tampak alignment dan trabekulasi
Perut tampak datar, tidak tampak tulang normal, celah dan permukaan
kolateral, hepar dan lien tidak teraba, sendi normal, subchondral bone layer
bising usus dalam batas normal, normal, corpus vertebralis cervicalis
tidak ditemukan meteorismus normal, curve normal, trakea di tengah
maupun asites. dan paten dengan kesimpulan foto
e. Pemeriksaan anggota gerak cervical tak tampak kelainan.
Tidak ditemukan jari tabuh maupun
edema, tidak didapatkan pembesaran Daftar Masalah
kelenjar getah bening di ketiak
maupun pelipatan paha, dan akral Daftar Masalah Sementara
masih hangat
1. Tertelan jarum pentul
Pemeriksaan Laboratorium (04 Mei 2. Penderita merasa tertelan jarum
2006) pentul saat menggigit jarum pentul
sambil menangis kemudian penderita
Hb : 11,5 g/dL mengalami batuk-batuk keras
GDA : 90 mg/dl sebentar, namun satu jam setelah itu
BUN : 10,5 mg/dL penderita tidak mengeluh apapun
Lekosit : 10,8 X 103/L Kejadian sudah berlangsung selama

133
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 3 Desember 2007

3. 1 minggu sebelum penderita dibawah dirawat di bagian tersebut selama 5


ke rumah sakit, kemudian penderita hari. Karena di bagian tersebut tidak
dibawa keluarga ke RS Al-Irsyad ada penganan khusus, penderita
Surabaya di diagnosis sebagai suatu dkonsulkan ke bagian Paru.
corpus alienum di esofagus dan 4. Abnormal pemeriksaan fisik : -
dirujuk ke IRD RS Dr. Soetomo 5. Abnormal laboratorium : -
Surabaya, dari bagian triage 6. Abnormal foto toraks : bayangan
dikonsulkan ke bagian lain dan berdensitas logam setinggi V Th 7-8-
9 pada proyeksi parahiler kiri.

Sequence of Event 8

Korpus Alienum

Efek lokal Reaksi Inflamasi

Batuk Infiltrasi neutrofil,


makrofag dan limfosit

Proliferasi fibroblast
dan connective tissue

Odema mukosa +
jaringan fibrotik

Daftar Masalah Tetap

1. Tertelan jarum pentul.


2. Korpus alienum (jarum metal) paru kiri.

134
Isa Ansori dan Isnu Pradjoko, Seorang Remaja Dengan
Aspirasi Jarum Pentul Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

Analisis Masalah
No Analisis Plan Dx Plan Tx Plan Mx
1. Tertelan jarum pentul Sesuai no. 2 Sesuai no. 2 Vs/klinis
2. Korpus alienum paru kiri Faal paru FOB untuk Vs/ klinis
Konsul kardiologi ekstraksi benda
Konsul bedah TKV asing
FOB

Perjalanan Penderita panjang kira-kira 3,5 cm yang


terproyeksi di hemitoraks kiri bawah,
Tanggal 04 – 08 Mei 2006 sinus costophrenicocostalis kanan dan
kiri tajam.
Penderita dirawat di bagian lain, oleh
sejawat bagian lain akan direncanakan Kesimpulan : Tak tampak gambaran
bronkoskopi elektif dengan bantuan pneumonia, corpus
general anestesi, tapi setelah mereka alienum di hemithorax
berdiskusi karena letak benda asing sulit kiri bawah.
dijangkau dan bisa sampai tindakan FOB
maka diputuskan kasus ini diserahkan ke Tanggal 09 – 10 Mei 2006
bagian paru untuk dilakukan ekstraksi
benda asing dengan FOB. Penderita dirawat di bagian paru dan
akan dilakukan cito ekstraksi benda
Analisa Gas Darah (07 Mei 2006) asing dengan FOB.
Pada tanggal 09 Mei 2006 dilakukan
O2 :- pemeriksaan waktu perdarahan dan
pH : 7,39 waktu pembekuan darah didapatkan
pCO2 : 32 mmHg hasil 1 menit 40 detik dan 5 menit 10
pO2 : 93 mmHg detik. Penderita pada hari itu juga
HCO3- : 19,4 mmol/L dipuasakan selama 6 jam dan dilakukan
BE : -5,6 mmol/L ekstraksi korpus alienum bronkus kiri
SO2 : 97%. didapatkan hasil : Epiglotis, plika
vokalis normal. Trakea : mukosa dan
Faal Hemostasis (07 Mei 2006) lumen normal, karina utama tajam dan
tak tampak jejas. Paru kanan : tidak
PPT : 12,1 kontrol : 11,8 dilakukan evaluasi. Paru kiri : bronkus
APTT : 29,2 kontrol : 27,3 utama kiri lumen bulat normal, tampak
banyak sekret. Upper portion normal,
Foto Toraks PA ( 07 Mei 2006) lower portion pada segmen postero basal
lobus inferior tampak mukous plaque
- Jantung : besar dan bentuk yang menutup korpus alienum.
normal Dilakukan ekstraksi mokous plaque
- Paru : tampak bayangan sampai tampak korpus alienum (sisi
berdensitas logam dengan bentuk lurus tajam jarum di oral). Dengan forcep

135
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 3 Desember 2007

biopsi, jarum dijepit kemudian ditarik kemudian diikuti kelompok usia 10


pelan-pelan bersamaan dengan FOB, sisi tahun (bimodal age distribution), hal ini
tajam tetap menghadap ke oral, jarum disebabkan susunan gigi yang belum
berhasil dikeluarkan, dilakukan FOB lengkap dan koordinasi menelan yang
ulangan untuk evaluasi perdarahan belum sempurna. Pada dewasa, aspirasi
iatrogenik karena penarikan jarum, benda asing kebanyakan terjadi karena
dilakukan pencucian dengan NaCl steril penurunan mekanisme proteksi jalan
dingin dan perdarahan bisa diatasi. nafas seperti intoksikasi alkohol,
Diagnosis Bronkoskopi : korpus alienum susunan gigi yang buruk, penggunaan
(jarum pentul) pada segmen posterobasal sedativa, retardasi mental, gangguan
lobus inferior paru kiri. Telah dilakukan neurologis, trauma dengan penurunan
ekstraksi jarum pentul pada segmen kesadaran dan general anestesi. Keadaan
posterobasal lobus inferior paru kiri. tertentu seperti tertawa, menangis, bersin
Saran : foto toraks PA/lateral kiri post dapat juga menyebabkan aspirasi benda
ekstraksi. asing.3,5,13
Penderita kemudian dirawat diruang Pada dewasa bronkus utama kanan lebih
paru untuk evaluasi tanda-tanda pendek dari bronkus utama kiri. Bronkus
perdarahan dan sufokasi dan setelah satu utama kanan membentuk sudut 25
hari perawatan tidak didapatkan batuk derajat dari garis median, sedangkan
darah maupun tanda perdarahan yang bronkus utama kiri membentuk sudut 45
lain. derajat. Dengan demikian bronkus utama
Pada foto toraks PA-lateral ulangan kanan hampir membentuk garis lurus
tanggal 10 Mei 2006 didapatkan hasil dengan trakea, sehingga benda asing dari
paru tidak tampak kelainan. Penderita luar yang masuk kedalam bronkus akan
dipulangkan dan disuruh kontrol 3 hari lebih mudah masuk ke dalam bronkus
kemudian atau bila terjadi batuk darah kanan, bila dibandingkan dengan
atau perdarahan yang lain. Setelah bronkus kiri. Pada anak hal ini tidak
penderita kontrol ke poli paru penderita berlaku karena ukuran bronkus kanan
dalam keadaan sehat, tidak didapatkan dan kiri relatif sama, dengan
batuk darah dan perdarahan yang lain. percabangan bronkus kiri tidak sedekat
Pembahasan pada bronkus kanan.4,9,12

Aspirasi benda asing sering terjadi pada


anak-anak terutama dibawah 3 tahun,

Tabel 1. Lokasi dari benda asing1,18

Lokasi A B
Trachea 10,9 % 14 %
Bronkus kanan 52,7 % 56 %
Bronkus kiri 29,9 % 30 %
A : Atilla E dkk (2003)
B : Srppnath J dkk (2002)

Pada penderita yang berusia 12 tahun asing didapatkan pada bronkus kiri
(termasuk dalam usia anak-anak), benda segmen posterobasal lobus inferior yang

136
Isa Ansori dan Isnu Pradjoko, Seorang Remaja Dengan
Aspirasi Jarum Pentul Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

masuk saat menggigit jarum pentul subglotis/trakea, gejala batuk dengan


sambil menangis kemudian merasa stridor inspiratoir dapat ditemukan. Bila
tertelan, penderita mengalami batuk- aspirat menuju bronkus yang lebih
batuk keras sebentar, namun satu jam dalam, periode asimtomatik sering
setelah itu penderita tidak mengeluh terjadi. Batuk merupakan mekanisme
apapun. Benda asing yang diaspirasi perlindungan paru dari aspirasi dan
diklasifikasikan menjadi dua kategori, membantu pengeluaran sekresi bronkial
yaitu bahan organik dan inorganik. yang berlebih. Batuk dapat terjadi karena
Kebanyakan yang diaspirasi adalah rangsangan pada reseptor iritan yang
bahan organik seperti kacang dan biji- terdapat pada laring, trakea dan bronkus
bijian (pada anak) serta bahan makanan besar.3,9,18
dan tulang (pada dewasa). Adapun bahan Pada penderita ini didapatka aspirat
inorganik, yang sering pada anak benda asing di bronkus kiri segmen
misalnya koin, pin, bagian dari mainan posterobasal lobus inferior dan sama
dan bagian-bagian kecil dari peralatan sekali tidak memberikan gejala seperti
sekolah, sedang pada dewasa misalnya batuk atau gejala yang lain. Dalam
gigi palsu, pil, serta pin atau jarum kondisi normal, paru-paru dipelihara
penutup kepala atau jilbab (sering pada dalam kondisi stabil dengan adanya
wanita muslim). Bahan organik dapat replacement dari sel-sel tua. Dalam
menyebabkan inflamasi mukosa yang kondisi trauma, dapat terjadi respons
lebih berat dengan jaringan granulasi inflamasi dan terjadi aktivasi cascade
yang terbentuk dalam beberapa jam. dimana terjadi regenerasi formasi
Bahan-bahan tertentu seperti biji-bijian, jaringan. Dimulai dengan infiltrasi
kedelai, jagung dapat mengasorbsi air neutrofil, diikuti makrofag dan limfosit.
dan membengkak sehingga dapat Sel makrofag yang teraktifasi
menyebabkan obstruksi jalan nafas memproduksi mediator-mediator yang
parsial hingga total. Bahan inorganik sesuai untuk menstimulasi inflamasi dan
dengan ukuran kecil dapat tidak proses regenerasi sel, terdiri dari sel
memberikan gejala dalam waktu lama, yang bertanggung jawab pada awal
kecuali menyebabkan obstruksi total inflamasi (proinflamatory) cytokines,
jalan nafas.3,6,11,12 yang beberapa diantaranya adalah
Pada penderita, benda asing yang chemotactic factors (chemokines).
diaspirasi berupa jarum pentul yang Chemotactic factors menarik leukosit
berfungsi sebagai pengait jilbab, dan sel-sel mesenkimal (fibroblast, sel
termasuk bahan inorganik metal dan otot polos dan endothelial sel) menuju
sebagian plastik dan karena ukurannya lokasi injury dan memulai proses
kecil sehingga tidak memberikan gejala fibrosis. Fibrotic cytokines mencetuskan
meskipun dalam waktu lama, dalam proliferasi fibroblast dan menstimuli
kasus ini sampai 14 hari. produksi dari conective tissue. Leukosit
Derajat gejala dapat bervariasi sesuai memproduksi mediator-mediator seluler
letak pada bronkus. Oklusi pada laring (sitokin) yang memicu proliferasi sel
dengan ukuran aspirat yang besar dapat kapiler endotelial, sel otot polos,
memberi gejala yang akut, bila aspirat fibroblas dan extracellular matrix.2,9
melewati plika vokalis menuju area

137
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 3 Desember 2007

Pada pemeriksaan FOB pada penderita - Benda asing dalam saluran nafas
didapatkan reaksi inflamasi di daerah - Obstruksi bronkus dan atelektasis
sekitar benda asing (lobus inferior paru - Foto toraks normal, tetapi
kiri), seperti edema dan hiperemi didapatkan gambaran keganasan
mukosa yang sudah minimal dan tampak pada pemeriksaan sitologi.
lebih banyak jaringan fibrotik pada Indikasi terapi :
benda asing (ujung jarum pentul yang - Mengeluarkan sekret penyebab
menghadap ke oral). atelektasis, pneumonia dan abses
Diagnosa adanya benda asing pada jalan paru
nafas didasarkan pada riwayat - Mengeluarkan benda asing
(anamnese), gejala klinis, pemeriksaan - Tindakan operasi dengan sinar laser,
fisik, radiologis dan bronkoskopi.1,8,14 pemasangan stent.11,14,15
Anamnese yang didapat yaitu adanya Pengeluaran benda asing dari saluran
riwayat pada saat penderita menggigit pernafasan umumnya dilakukan dengan
jarum pentul sambil menangis kemudian bronkoskopi, torakotomi adalah pilihan
merasa tertelan, penderita mengalami tindakan bila dengan bronkoskopi gagal
batuk-batuk keras sebentar, namun satu atau tidak memungkinkan untuk
jam setelah itu penderita tidak mengeluh dilakukan.15,16
apapun, dari klinis dan pemeriksaan fisik Komplikasi dari bronkoskopi fleksibel
yang didapatkan penderita tidak adalah :
didapatkan kelainan. - Komplikasi akibat premedikasi :
Pemeriksaan foto toraks posteroanterior depresi pernafasan, hipotensi,
dan lateral dapat dipertimbangkan sinkop, henti nafas
terlebih dahulu, meskipun kebanyakan - Komplikasi akibat anestesi lokal :
benda asing radiolusens (90%). henti nafas, spasme laring,
Gambaran obstruktive emfisema, methemoglobinemia
-
atelektasis, infiltrat dapat dijumpai meski Komplikasi akibat tindakan
dalam 24 jam gambaran foto toraks tidak bronkoskopi : spasme laring, gagal
memberikan kelainan.4,7,17,19 nafas, pneumonia, pneumotoraks,
Pada penderita dilakukan foto toraks hari perdarahan, henti jantung, sinkope,
ke-8 setelah kejadian, tampak bayangan bradikardi, takikardi ventrikel.14,20
berdensitas logam setinggi V Th 7-8-9 Selain untuk menentukan lokasi dari
pada proyeksi parahiler kiri serta tidak perdarahan maka bronkoskopi juga dapat
tampak tanda-tanda emfisema, dipakai sebagai usaha untuk
atelektasis dan infiltrat. menghentikan perdarahan. Metode yang
Selanjutnya bronkoskopi diperlukan mungkin digunakan adalah sebagai
untuk menegakkan diagnosis dan terapi. berikut :14,15
Indikasi penggunaan bronkoskopi - Dengan menyuntikkan adrenalin
terbagi dua yaitu indikasi diagnostik dan - Dengan memberikan larutan NaCl
indikasi terapi. Indikasi diagnostik steril dingin
bronkoskopi yaitu : - Dengan menggunakan kateter balon.
- Gambaran foto torak abnormal Pada penderita dilakukan bronkoskopi
- Batuk darah yang tidak diketahui fleksibel dengan indikasi diagnostik dan
penyebabnya terapi yaitu melihat adanya benda asing
- Batuk persisten dan banyak sputum di saluran nafas sekaligus mengeluarkan
- Wheezing lokal benda asing tersebut, setelah dilakukan

138
Isa Ansori dan Isnu Pradjoko, Seorang Remaja Dengan
Aspirasi Jarum Pentul Hari Ke-14 Di Bronkus Kiri

ekstraksi benda asing, dilakukan 2. Baratawidjaja KG. Inflamasi. Imunologi


bronkoskopi ulangan untuk evaluasi Dasar.2004.6:153-71.
3. Callender T. Laryngo-tracheo-bronchial
perdarahan iatrogenik karena penarikan Foreign Body. 1992:01-05.
jarum kemudian dilakukan pencucian 4. Gold SJ. Anaesthesia for adult
dengan larutan NaCl steril dingin dan bronchoscopy. The Royal College of
perdarahan bisa diatasi dan pada Anaesthetists.2000.3:110-3.
penderita tidak dilakukan torakotomi 5. Gurpmar A, Kilic N, Dogruyol H. Foreign
Body Aspiration in Children. Turkish
karena sudah berhasil dilakukan Respiratory Journal. 2003. 4: 131-4.
ekstraksi benda asing dengan bantuan 6. Hillard T, Sim R, Saunders M, et al.
FOB. Delayed diagnosis of foreign body aspiration
Kasus dengan benda asing saluran nafas in children Emergency Medicine journal.
yang dilaporkan sebanyak 120 (59,4%) 2003. 20: 100-1.
7. Kikuchi R, Isowa N, Tokuyasu H, Kawaski
kasus yang datang 0 - 48 jam setelah Y. Intraoperative migration of a nail from
aspirasi dengan keluhan batuk. Sebanyak the left B10b to the main bronchus.
70 (34,6%) kasus dengan keluhan Interactive Cardio Vascular and Thoracic
infeksi pada saluran nafas datang pada 3 Surgery.2007.6:92-3.
– 8 hari setelah aspirasi. Didapatkan 7 8. Lakhkar BB, Kini P, Shenoy V et al. Foreign
Body Aspiration : Manipal Experience.
(3,5%) kasus dengan gejala bronkitis dan Indian Pediatrics. 2000. 37: 193-5
pneumoni yang datang pada 9 – 30 hari 9. Lillington GA. Clinical Thoracic Anatomy.
setelah aspirasi dan sisanya sebanyak 5 1988: 01-17
(2,5 %) kasus dengan gejala bronkitis 10. Mahmood K. A Retrospective Review of
kronis dan bronkiektasis datang pada 1 – Foreign Body Inhalation in the Asir Region.
1997:01-03.
8 bulan setelah aspirasi.5 11. Merchant SN, Kirtane MV, Shah KL, et al.
Pada penderita ini aspirasi benda asing Foreign Bodies in the bronchi (a 10 year
sudah berlangsung sejak 14 hari yang review of 132 cases). Journal of
lalu tapi penderita datang tanpa adanya Postgraduate Medicine. 1984.30:219-23.
keluhan dan berhasil dilakukan ekstraksi 12. Michael PP. Foreign Bodies of the
Respiratory Tract. The Internet Journal of
benda asing dengan bantuan FOB. Emergency Medicine. 2004. 2:01-13.
13. Narasimhan KL, Chowdhary SK, Suri S, et
Ringkasan al. Foreign Body Airway Obstructions in
Children-Lessons Larnt from a Propective
Seorang wanita12 tahun tertelan jarum Audit. J Indian Assoc Pediatr Surg.
2002.7:184-9.
pentul, pada penderita dilakukan FOB 14. Prosedur Tetap Pelayanan Tindakan Medis
cito dengan indikasi diagnostik dan Kegiatan Non Medis di Unit Perawatan
terapi yaitu melihat adanya benda asing Penyakit Paru. UPF/Lab Ilmu Penyakit Paru
di saluran nafas sekaligus mengeluarkan Fk UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya.
benda asing tersebut, setelah dilakukan 1997:01-04.
15. Rab T. Prinsip Gawat Paru. EGC Jakarta.
ekstraksi benda asing. 1996: 149-62
16. Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, et al.
Daftar Pustaka Prosedur Tindakan Bidang Paru dan
Pernapasan. Diagnostik & Terapi. Bagian
1. Atilla E, Ibrahim CK, Nurettin K, et al. Pulmonologi FKUI. Jakarta.2001:17-19.
Tracheobronchial Foreign Bodies : A 10- 17. Schembri K, Scrafimov V, Montefort S,
Year Experince. Turkish Journal of Trauma Manche A. Empyema thoracis caused by a
& Emergency Surgery 2003. 9: 262-6. foreign body inhaled 30 years previously.

139
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 3 Desember 2007

18. Interactive Cardio Vascular and Thoracic


Surgery. 2003.2:581-3.
19. Srppnath J, Mahendrakar V. Management of
Tracheo Bronchial Foreign Bodies – A
Retrospective Analysis.Indian Journal of
Otolaryngology and Head and Neck
Surgery.2002.54:127-31
20. Swanson KL, Prakash UBS, Midthun DE, et
al. Flexible Bronchoscopic Management of
Airway Foreign Bodies in Children. Chest.
2002. 121: 1695-700.
21. Warshawsky EM. Foreign Body Aspiration.
E Medicine. 2006:01-09.

140

Anda mungkin juga menyukai