Anda di halaman 1dari 89

HOMEOSTATIS

KOMPOSISI
VOLUME
CAIRAN DIDALAM
TUBUH

70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 %
Berat Badan
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

EKSTRASEL ( 20% dr BB )
 PLASMA (5%)
 INTERSTITIAL ( 15 % )
 TRANSELULER
Hasil sekresi & reabsorpsi dr sel epitelium.
Terdapat: cairan serebrospinal, gastrointestinal,
pleura, sinovial, peritoneal.

INTRASEL ( 40 % dr BB )
KOMPARTEMEN CAIRAN

 Ruang I : ICF & ECF

 Ruang II : abnormal akumulasi di R. interstitial


edema

 Ruang III : akumulasi cairan di ruang yang normal


tidak ada cairan: ascites, edema krn luka bakar.
MEMBRAN
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh
membran permeabel selektif yang
memungkinkan gerakan air dan beberapa zat
terlarut.
Membran permeabel tubuh meliputi:
1. Membran sel: memisahkan CIS dari CIT,
terdiri atas lipid dan protein.
2. Membran kapiler: memisahkan CIV & CIT
3. Membran epitliel: memisahkan CIT dan CIV
dari CTS, co: epitelium mukosal dari lambung
dan usus, membran sinovial dan tubulus ginjal
KARATERISTIK DARI KOMPARTEMEN

• Volum
• Konsentrasi
• Susunan
VOLUME

 Kehilangan cairan akan menyebabkan


gangguan dalam keseimbangan.
 Cairan tubuh normalnya selalu berpindah
antara dua kompartemen untuk
mempertahankan keseimbangan
KONSENTRASI

Konsentrasi adalah: perbandingan antara zat-zat


terlarut dalam pelarut.
(N) 275 – 290 mOsm/kg BB
= 300 – 310 mOsm/Liter

 2 x (Na+) + glukosa + BUN


18 2,8
 2 x (Na+) + 10
SUSUNAN

 NON ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang tetap, tidak berubah
menjadi partikel-partikel dan tidak bermuatan
listrik
Co: dektrosa, ureum, kreatinin,protein.
 ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang pecah menjadi partikel-
partikel bermuatan listrik (ion)
- kation = ion bermuatan (+) :Na,K,Ca dan Mg
- anion = ion bermuatan (-) : Cl,HCO3,SO4
Osmolalitas
Osmolalitas merupakan konsentrasi total dari
bahan yang terlarut.Tekanan osmotik ditentukan
oleh total bahan terlarut di dalam larutan
Unit tekanan osmotik adalah osmole dinyatakan
dalam milliosmole( mOsm ).
Osmolalitas plasma = 290 mOsm
2 x (Na ) + glukosa =BUN
18 2,8
2x (Na serum) + 10
Regulasi cairan tubuh :

 Osmosis : pergerakan cairan terjadi dari cairan


yang berkonsentrasi rendah ke cairan yang
berkonsentrasi tinggi,sampai cairan itu sama
konsentrasinya.
 Diffusi : Pergerakan zat dari yang berkonsentrasi
tinggi ke zat yang berkonsentrasi rendah.
 Filtrasi : Perpindahan cairan dari bagian yang
bertekanan tinggi kebagian yang bertekanan rendah
dibantu oleh tekanan hidrostatik.
 Sodium pump :Pergerakan aktif natrium dari sel
ke extra sel.
Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh

Kekuatan

1.Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-


partikel zat terlarut didalamnya.
2.Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan.

Osmosis adalah : pindahnya cairan dari konsentrasi yang rendah ke


konsentrasi yang tinggi.
Tekanan onkotik : adalah tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein
PERPINDAHAN AIR ANTARA
PLASMA & INTERSTITIAL

Tekanan Hidrostatik

Tekanan koloid osmotik

Ultrafiltrasi
PERPINDAHAN PLASMA KE
INTERSTITIAL
Akumulasi cairan di interstitum (edema) terjadi
bila tekanan hidrostatik vena meningkat , plasma
onkotik menurun, atau tekanan onkotik
interstitial meningkat
 Tek. Hidrostatik kapiler meningkat
Co: volum berlebih, CHF, gagal hati, trombus
vena.
 Tek. Onkotik plasma menurun
Co: sindrom nefrotik, defisiensi sintetik ataupun
pemasukan protein <<
 Tek. Osmotik interstitial meningkat
Co: Trauma, terbakar, peradangan.
PERGERAKAN CAIRAN KE PLASMA
ATAU ANTARA ECF & ICF

 Tekanan onkotik plasma meningkat


Co: penambahan koloid, dekstran, manitol dan
cairan hipertonik yang lain.
 Adanya kekuatan osmosis
 Prinsip osmosis bisa diterapkan dalam
pemberian cairan : Isotonis,Hipotonis dan
Hipertonis.

herlina. rsjpdhk
Jenis-jenis larutan

 Larutan isotonik
Larutan cairan dengan tekanan sama seperti cairan
tubuh normal.
 Larutan hipotonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih ren-
dah dari cairan tubuh.
 Larutan hipertonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi
dari plasma darah.
KESEIMBANGAN CAIRAN NORMAL
DEWASA
 PEMASUKAN
 PENGELUARAN
- Minum 1200 ml
- Evaporasi 600 ml
- Makan 1000 ml
- Kulit 300 ml
- Oksidasi 300 ml
- Feses 100 ml
2500 ml
- Urin 1500 ml
2500 ml
Perbedaan pemasukan
Insensible water Loss (IWL)
& pengeluaran tidak lebih
dari 200 – 400 ml : 15 cc/kg BB/hari
Kehilangan akibat demam +
10 % kebutuhan/hari
Mekanisme kompensasi

AKTIVASI RENIN-ANGIOTENSIN
Perfusi ginjal

Mekanisme renin angiotensin


Aktivasi sistem saraf simpatetik
Volume < Resorbsi Na pd tubulus renal
(Output urine<)
SSS teraktivasi
Vasokontriksi
Perifer….”dingin” Resobsi cairan ke vena
Epinefrin lepas ((mempertahankan volume vena)

Stimulasi B-adrenergik Venous return

HR&CO CO&TD terjaga


Cont mekanisme…

 .PERPINDAHAN CAIRAN
INTRASELULAR
LEPASNYA ANTI DIURETIK HORMON
Hipovolemi
Hipovolemi
Pituari anterior melepas ADH
Cairan berpindah
Resorpsi air pd duktus renal
Dari intra sel ke intravaskuler
Air kembali ke sistem vena (volume IV terjaga)

Air dan Na ke RAA Dehidrasi sel

Haus
Siklus pengaturan air
Volume darah <
Osmolaritas serum
(Rasa haus dan masukan
Cairan )
Produksi ADH
Dalam hipotalamus
(osmoreseptor) TD arterial
(merangsang baroreseptor)
ADH dilepaskan ke-
Menghambat

dalam aliran darah


Perfusi ginjal
dari dalam pituari
Posterior
H2O & Na + Pelepasan renin (GFR )
Disaring
Volume Ginjal Angiotensin I&II Reabsorpsi H2O
Darah Oleh ginjal
Osmolaritas Eksresi Na+ Aldosteron oleh
Serum Dan H2O Korteks adrenal
Eksresi urine

Volume H2O & Na+yg bersirkulasi (kehilangan K+ )


GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
(HIPOVOLUM)
Penyebab:
1. Kehilangan melalui sal. Cerna: muntah, diare.
2. Poliuria
3. Demam
4. Keringat berlebih
5. Kurang pemasukan air
6. Perdarahan
7. Luka bakar
Gejala
HIPOVOLUM
1. BB turun 2% hipovolum ringan
BB turun 5% hipovolum sedang
BB turun 8% hipovolum berat
2. Menurunnya kelembaban di mulut, turgor kulit dan
lidah
3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam
untuk orang dewasa
4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur ke
duduk
5. Frekuensi nadi cepat
6. Menurunnya temperatur tubuh
7. Menurunnya perfusi otak
8. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O
9. Meningkatnya berat jenis urin
10. Blood Urea Nitrogen meningkat
11. Hematokrit meningkat
HIPERVOLUM
Penyebab
1. Gangguan mekanisme seperti: gagal jantung,
ginjal, hati.
2. Makanan dan pemberian infus yang
mengandung natrium berlebih

herlina. rsjpdhk
HIPERVOLUM
Gejala
1. BB naik 2 % : hipervolum ringan
BB naik 5 % : hipervolum sedang
BB naik 8 % : hipervolum berat
2. Oedema perifer
3. Distensi vena jugularis
4. Distensi vena perifer
5. Poliuria bila fungsi ginjal baik
6. Asites dan efusi pleura
7. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O
8. BUN menurun karena dilusi plasma
9. Hematokrit menurun
10. Bila sudah berat terjadi edema paru
TINDAKAN ??
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

 FISIOLOGIS
1.Mempunyai penyakit atau kelainan yg dpt
menyebabkan gg dlm homeostatis cairan & elektrolit
(kolitis, DM)

2. Menerima obat atau terapi yg dpt menyebabkan


gg status cairan, elektrolit dan asam basa (diuretik,
penghisapan NGT)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN KLINIS
1. Timbang berat setiap hari
Penurunan 1 kg = 1 liter
2. Catat pemasukan dan pengeluaran
PENGKAJIAN FISIK
 Integumen
1. kemerahan
2. perubahan turgor kulit
3. edema
4. penurunan kelembaban
 Sistem kardiovaskuler
1. pengkajian distensi vena jugularis
2. pengisian kapiler
 Sistem Neurologis
perubahan pada tingkat kesadaran
 Sistem gastrointestinal
anoreksia, mual, muntah,
PEMANTAUAN HEMODINAMIK

1. Invasif
Pengukuran CVP, (N): 2 – 6 mmHG
atau 5 – 12 cm H2O
2. Non Invasif
Tanda vital:
- suhu tubuh
- kedalaman & frekuensi pernapasan
- frekuensi jantung/nadi
- tekanan darah
THERAPY CAIRAN

KRITALOID

- contohnya: RL atau NaCL 0,9%


- Harga murah
- Terapi garis pertama untuk mempertahankan volum
plasma pd pasien dg hemodinamik stabil
- Memerlukan volum 4x > dari koloid
Cont therapy…

 KOLOID
- ekspansi volum plasma tanpa ekspansi
interstitial
- lebih kuat daripada kristaloid
- masa kerja lebih lama dibandingkan kristaloid
- oksigenasi jaringan lebih baik
- resiko terjadi edema paru dan sistemik lebih
kecil
PENGOBATAN
1. Tes cairan
Bila CVP < 5 cm H2O, beri cairan 200-300 cc
dalam 5 – 10 menit.
Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin
1. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3
cm H2O kmd turun, BP tidak stabil, bunyi
paru normal, beri cairan 200 cc selama 10
menit
3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cmH2O & tanda
vital tidak berubah berikan cairan 500 cc/jam
sampai BP normal atau cari penyebab lain:
jantung, ginjal
ELEKTROLIT

Fungsi elektrolit adalah:


1. Turut mengatur volum cairan tubuh melalui
tekanan osmotik
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa
KADAR ELEKTROLIT DALAM TUBUH
PLASMA INTERSTITIAL INTRESELULER
NA+ 142 145 10
CL- 103 110 2
HCO3- 27 27 8
K+ 4 4 160
CA++ 5 3 -
Mg++ 3 2 35
PO4 3- 2 3 140
SO4 2- 1 1 -
PROT
herlina. rsjpdhk 16 2 55
SODIUM

Ion Kation terbanyak di CES ( ± 90% )


Normal plasma: 135 – 145 mEq/liter
Berperan: osmolalitas darah & mengatur
regulasi volum CES.
Kontrol Na diatur oleh: aldosteron, antidiuretic
hormon (ADH), atrial natriuretic peptida (ANP).
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na.
ADH: mengurangi reabsorpsi Na
Kekurangan ADH akan mengeluarkan banyak urin
dan memperbaiki level Na+ di ekstrasel
HIPONATREMI
Sebab:
- Keringat banyak, muntah, diare, poliuri
- Perdarahan, efusi, ascites, edema karena
gagal ginjal.
Gejala: kelemahan otot, pusing, sakit kepala,
hipotensi, takikardi dan syok.
Koreksi Na:
0,6 X BB X (140 – Na Plasma)
HIPERNATREMI

Sebab :
- pemasukan Na yang berlebih
- tidak mampu mengeluarkan Na
- dehidrasi
Gejala: rasa haus, hpertensi, edema,
kesadaran menurun.
Koreksi dengan penambahan cairan.Cairan D 5%
jika penyebabnya kehilangan cairan.
KALIUM ( POTASIUM)

 Ion K+ merupakan kation terbanyak dalam


Cairan intrasel ( 140 meq/liter).
 Konsentrasi K serum normal 3.5 – 5.5 meq/L

Berperan dalam:
- Metabolisme sel dan kontraksi sel membran otot,
saraf dan beberapa kelenjar.
- Membantu agar volum cairan intrasel normal
- Membantu regulasi ph dg cara ketika K+ bergerak
keluar sel terjadi pertukaran dengan H+
HIPOKALEMI
Sebab:
- Pemasukan kalium yang kurang: malnutrisi, anoreksia nervosa.
- K keluar dari gastrointestinal: diare, muntah.
- K keluar dari ginjal: pemakaian diuretik, diabetik ketoasidosis
- Alkalosis ( K masuk ke CIS)

Tanda dan gejala:


- Susunan saraf pusat: disorientasi
- Kardiovaskuler: VES, ST depresi, Gel T terbalik, kadang adanya gel U
,sensivitas digitalis meningkat.
- Otot rangka: kelemahan, hipotonik disertai reflek-reflek hipoaktif
- Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung, mual & muntah

Tindakan:

Koreksi KCL: (4,5 – K) x BB


3
HIPERKALEMI

Sebab:
- Kelebihan kalium
- Gagal ginjal
- Kekuarangan aldosteron
- Asidosis ( K keluar CIS )
Tanda dan gejala:
- mual, muntah, diare, kelemahan otot
- Dapat menyebabkan kematian karena ventrikel
fibrilasi
- Pada EKG : Gel T tinggi,ST depresi.
Cont Hiperkalemia…

Koreksi hiperkalemi
- Diuretik
- Kalsium glukonas/klorida
- Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dg
memberikan glukosa & insulin
( Dektrosa 40% 2 cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg BB )
- Memberikan NaHCO3
KALSIUM

Terdapat didalam tulang sebagai garam fosfat dan


karbonat.
Kadar kalsium serum total 8.5 – 10.5mg/dl.atau SI:
2.1 – 2.6 mmol/L.
Kalsium dibutuhkan untuk: kontraksi otot, transmisi
impuls saraf, sekresi hormon,
pembekuan darah dan penyembuhan luka.
Pengaturan dilakukan:
- Hormon paratiroid (PTH)
- Hormon kalsitonin
HIPOKALSEMI
Sebab:
- Kehilangan kalsium, pemasukan yang kurang,
hipoparatiroid)
- Pemberian tranfusi yang banyak
Gejala:
- Reflek hiperaktif, kram otot, tetani dan kejang
Tindakan:
- Koreksi Ca Cl2 0,2 cc/kg BB
- Ca glukonas 0,5 cc/kg BB
HIPERKALSEMI

Sebab:
- Hiperparatiroid, kanker
- Kelebihan pemasukan kalsium/ vit D
Gejala:
- Lesu, lemah, anoreksia, mual, muntah.
- Poliuria, gatal, depresi, disorientasi
MAGNESIUM

Setelah kalium,magnesium adalah kation intrasellular


yang terbanyak.
Kadar magnesim serum 1.5 – 2.5 meq/L
Berfungsi sebagai:
- Kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan
protein
- Aktifitas neuromuskular, transmisi impuls saraf dan
fungsi miokard
- Dibutuhkan untuk sekresi hormon paratiroid.
HIPOMAGNESIUM

Sebab:
- Kekurangan pemasukan Mg atau banyak kehilangan
melalui urin atau feses.
- Malnutrisi, diabetes mellitus
- Terapi diuretik
Gejala:
- lemah, iritabilitas, tetani, delirium, kejang,
- Disorientasi, anoreksia, mual dan aritmia jantung
- EKG : Perpanjangan PR interval,QRS lebar.
Koreksi:
- Akut: 1 – 2 gr MgSO4 atau 0,2 cc/kg BB
HIPERMAGNESIUM
Sebab:
- Gagal ginjal, pemasukan yang berlebih
- Kekurangan aldosteron, hipotiroidism
Gejala:
- hipotensi, kelemahan otot atau paralisis.
- Mual, muntah
Koreksi:
- Bila gagal ginjal dapat diberikan diuretik atau
dialisa
- Pemberian garam kalsium
- Bila terdapat penekanan pusat pernapasan,
lakukan pernapasan buatan.
KESEIMBANGAN ASAM BASA

Bila terjadi gangguan keseimbangan asam basa akan


mengganggu aktifitas sel akan mengganggu
homeostatis tubuh.

Lebih lanjut akan:


- Mempengaruhi organ vital
- Mengancam kehidupan
Cont keseimbangan…

Fungsi sel di dalam tubuh manusia berlangsung


optimal, bila pH 7,4 ± 0,05.

Oleh karena itu ion hydrogen diatur secara ketat oleh


tubuh melalui dua organ penting, yaitu:
- paru-paru mengeluarkan 1.2 meq ion Hidrogen+
- Ginjal mengeluarkan 30-50 meq ion H+
ASAM DAN BASA
 H+ dinamakan proton (donor)
Suatu cairan disebut asam apabila mampu
melepaskan atau menyumbang H+.
Contoh:
asam karbonat (H2CO3) = H+ + HCO3 –
 (OH-) ion hidroksida atau akseptor proton.
Suatu cairan bersifat basa bila mampu menerima
H+.
Contoh:
bikarbonat (HCO3) + H+ = H2CO3
KONSEP PH
pH = - log (H+)
{ H+} =0,0000001 g/L =10-7 g/L =7 (netral )
PH berbanding terbalik dengan {H+}

Apabila:
H+ meningkat: pH rendah = asam/asidosis
H+ rendah = pH tinggi = basa/alkalosis

Nilai pH normal di CES=7,4 ± 0,05(7.35-7.45)


PaO2 ( tekanan partial oksigen darah)
 PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2
yang terlarut dalam darah atau menunjukkan
kemampuan paru untuk mengoksigenasi darah.

 Pengangkutan oksigen ke jaringan dalam 2 cara:


- 97% terikat oleh hemoglobin dan diukur
dengan SaO2 (N: diatas 94%)
- 3% larut dalam plasma diukur dengan kadar
PaO2 (N: 80 – 100 mmHg)
cont Pao2…

Tingkatan Hipoksemia
- Ringan : PaO2 60 – 80 mmHg
- Sedang : PaO2 40 – 60 mmHg
- Berat : PaO2 < 40 mmHg
PaCO2
Tekanan partial gas CO2 dalam darah
 CO2 merupakan hasil akhir dari metabolisme
tubuh.
 Perubahan konsentrasi CO2 menyebabkan
perubahan H+
H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3

Apabila jumlah CO2 ditingkatkan reaksi akan


bergeser ke kanan sehingga jumlah H+ meningkat.

Apabila jumlah CO2 diturunkan reaksi akan


bergeser ke kiri sehingga jumlah H+ menurun.
CO2

NILAI CO2: 35 – 45 mmHg

 Kontrol CO2 oleh paru-paru dan pusat pernapasan


di medula.

 Penilaian terhadap CO2 memberikan gambaran


terhadap keadaan alveolar ventilasi:
KARBONDIOKSIDA (CO2)

 7 % larut dalam plasma


 93 % berikatan dg sel darah merah
- 22 % CO2 berikatan dg Hb
(Carbominohemoglobin)
- 71% bereaksi dg H2O = H2CO3
SATURASI OKSIGEN (Sao2)

Saturasi oksigen adalah:


persentasi kejenuhan 1,34 ml O2 yang terikat dalam
1 gr Hb.
Nilai normal: > 95 %
HCO3

 Merupakan ion dalam larutan.


Kadar CO3 dikontrol oleh ginjal.
Nilai normal: 22 – 26 mmol/l
 STANDAR BIKARBONAT (SBC)
Adalah: konsentrasi ion bikarbonat dalam
plasma.
SBC merupakan indeks metabolik yang tidak
dipengaruhi oleh komponen respirasi.
 AKTUAL BIKARBONAT (ABC)
Digunakan untuk menyatakan kadar bikarbonat
dalam darah pasien sesuai dengan Pa CO2 yang
ada.
BASA EXCESS (BE)

 BE adalah jumlah asam kuat atau basa kuat pada


setiap liter darah yang bertambah akibat gangguan
metabolik.
 Normal: - 2,5 s/d + 2,5 meq/l
 Nilai positif menggambarkan kelebihan basa.
 Nilai negatif menggambarkan kekurangan basa.
 BE merupakan pedoman untuk pengobatan
asidosis metabolik.
 Kebutuhan basa: BE x BB
 6
FISIOLOGI KESEIMBANGAN ASAM BASA

Terdapat 3 mekanisme untuk mempertahankan


keseimbangan asam basa.

A. Mekanisme Dapar Kimia


B. Mekanisme Pernapasan
C. Mekanisme Ginjal
A. Mekanisme Dapar Kimia
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh yaitu:
1. Sistem dapar bikarbonat – asam karbonat
Merupakan jumlah terbesar dan terpenting yg terdapat dalam
cairan ekstraseluler.
Kadar normal bikarbonat dalam plasma: 24 meq/l dan asam
karbonat 1,2 meq/l = perbandingan bikarbonat dengan asam
karbonat adalah: 20 : 1
2 Sistem dapar Pospat
Terutama terdapat dalam sel darah merah dan sel-sel lain
terutama dalam sel tubulus ginjal yang memungkinkan ginjal
mengeluarkan ion hidrogen.
3. Sistem dapar protein
Terutama terdapat didalam sel-sel jaringan dan plasma
4. Sistem dapar hemoglobin
Hemoglobin sebagai asam lemah dan membentuk sistem dapar
dengan basa kuat seperti bikarbonat dan pospat.
B. Sistem Respirasi
Pada keadaan asidosis respiratorik ditandai
dengan penumpukan CO2 karena hipoventilasi.
 Jika pH turun, maka paru akan mengningkatkan
frekwensi dan kedalaman
ventilasi.
 Jika pH naik, maka paru akan mengurangi
frekwensi dan kedalamam ventilasi.
Sebaliknya pada alkalosis respiratorik terdapat
defisit H2CO3 akibat hiperventilasi.
Respon terjadi dalam beberapa menit (cepat) tapi
lemah.
C. Sistem Renal

 Kadar bikarbonat dalam plasma diatur oleh ginjal


melalui keasaman urin.

 Jika pH turun, ginjal akan menahan HCO3


 Jika pH naik, ginjal akan mengeluarkan HCO3

 Respon terjadi dalam 24 – 48 jam (pelan) tapi kuat.


GANGGUAN RESPIRATORIK

Bila pH turun Bila pH naik

hipoventilasi hiperventilasi
(asidosis respiratorik) (alkalosis respiratorik)

Kompensasi tubuh: eks H + kompensasi tubuh:


Ginjal menahan HCO3 Ginjal mengeluarkan HCO3

RetensiH+ HCO3 <<


ASIDOSIS RESPIRATORIK

Terjadi karena hipoventilasi


(peningkatan pCO2)
Penyebab:
akut: pneumototak, efusi pleura, atelektasis atau
sumbatan jalan napas.
kronis: emfisema, asma, bronkitis, penekanan pusat
pernapasan, gangguan otot-otot pernapasan.
ALKALOSIS RESPIRATORIK

Ph meningkat akibat peningkatan ventilasi alveolar.


Penyebab: emosional, keracunan salisilat,
Gangguan pusat pernapasan.
Tindakan atasi penyebab.
GANGGUAN METABOLIK

Bila pH turun Bila pH naik

asidosis metabolik alkalosis metabolik

Kompensasi tubuh: Kompensasi tubuh:


hiperventilasi hipoventilasi

pCO2 turun pCO2 naik

pH normal Ph normal
ASIDOSIS METABOLIK
(DEFISIT BIKARBONAT)
Penyebab: Diabetes mellitus tidak terkontrol, anoksia
jaringan terjadi penimbunan asam laktat, diare,
gangguan fungsi ginjal.
Pengobatan:
Atasi penyebab, memperbaiki fungsi ginjal,
Hidrasi yang cukup, pemberian Na HCO3,
atau cairan laktat.
ALKALOSIS METABOLIK

Penyebab: pengeluaran asam kuat misal: muntah.


Karena HCL banyak keluar, Na bebas akan mengikat
HCO3 yang akan bertambah jumlahnya bila asam
karbonat berkurang.
Hipokalemi dan hipokloremia.
NILAI GAS DARAH

 Ph : 7.35 – 7.45
 Pco2 : 35 – 45 mmHg
 Po2 : 80 – 100 mmHg
 HCo3 : 22 – 26 mmol/L
 Actual BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
 Standard BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
 Saturasi O2 : 95 – 99 %
Pengkajian sistematis gas darah arteri
I. Perhatikan pH
pH > 7.45 ( alkalosis )
pH < 7.35 ( acidosis )
pH 7.35 – 7.45 normal/ketidakseimbangan
yang terkompensasi.
II. Menetukan penyebab gangguan primer
PaCO2 Respiratorik pH
HCO3 Metabolik

III. Menentukan terjadi kompensasi/tidak

III. Melihat kadar PaO2 untuk melihat adanya hipoksia


NILAI PH,PaCO2,HCO3 PADA BERBAGAI KEADAAN ASAM BASA

JENIS GANGGUAN PH PCO2 HCO3


Murni N
Asidosis Resp Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh N
Murni N
Asidosis Met Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh N

Asidosis respiratorik & metabolik


Cont nilai…

JENIS GANGGUAN PH PCO2 HCO3


Murni N
Alkalosis resp Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh N
Murni N
Alkalosis met Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh N

Alkalosis respiratorik& metabolik


??????

pH : 7.26
pH : 7.52 PaO2 : 110
PaO2 : 90 PCo2 : 50
PCo2 :30 HCo3 : 23
HCo3 :22

herlina. rsjpdhk
pH : 7.30 pH : 7.48
PaO2 : 85 PaO2 : 65
PCO2 : 37 PCO2 :42
HCO3 : 17 HCO3 : 29

pH : 7.36 pH : 7.30
PaO2 : 60 PaO2 : 90
PaCO2 : 42 PaCO : 49
HCO3 : 24 HCO3 : 18

herlina. rsjpdhk
pH : 7.49 pH : 7.52
PaO2 : 79 PaO2 : 110
PCO2 : 30 PCO2 : 28
HCO3 : 27 HCO3 : 19

pH : 7.48
pH : 7.29 PaO2 : 58
PaO2 : 88 PCO2 : 48
PCO2 : 60 HCO3 : 32
HCO3 : 27

herlina. rsjpdhk
Lokasi pengambilan darah
Stewart Approach

 Konsentrasi ( H+ ) ditentukan oleh perbedaan


konsentrasi elektrolit.
 Untuk menentukan langkah intervensi selanjutnya
dengan melihat kepada faktor penyebabnya.
Menggunakan rumus :
 Standar Base Excess ( BE )
 SID effect + Na – Cl – 38 =
 Albumin effect = 0.25 x ( 42 – Alb mg/L ) =
 UA effect = BE – SID effect – Alb effect =
OH }
SID
Na
Cl

herlina. rsjpdhk
TERIMA KASIH
herlina. rsjpdhk
SISTEM RESPIRASI

Sel membutuhkan oksigen (O2) untuk reaksi


metabolisme. Pada saat bersamaan reaksi juga
menghasilkan CO2.
CO2 yang berlebih dapat menyebabkan toksik pada
sel.
Dua sistem yang bekerja untuk supply O2 dan
mengeluarkan CO2: respirasi dan kardiovaskuler.

herlina. rsjpdhk
RESPIRASI
Proses pertukaran gas didalam tubuh disebut
dengan: respirasi.
Terdapat 3 tahapan:
1. Ventilasi pulmonal ( bernapas): aliran udara
masuk (inspirasi) dan keluar (ekspirasi) dari
paru.
2. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas
antara paru dan kapiler pulmonal.
3. Respirasi internal adalah pertukaran gas antara
kapiler sistemik dan sel jaringan.

herlina. rsjpdhk
ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Terdiri dari 2 bagian:


1. Sistem pernapasan atas: hidung,paring.
2. Sistem pernapasan bawah; laring, trakhea,
bronkus dan paru.

herlina. rsjpdhk
FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Ada 2 fungsi:
1. Daerah “Conducting”: hidung, paring, laring,
trakhea, bronkus, bronkleolus dan bronkheolus
terminalis.
2. Daerah “Respiratori”: jaringan dari paru yg
mengalami pertukaran gas.
Co: bronkheolus respiratorik, duktus alveolus,
dan alveoli.

herlina. rsjpdhk
herlina. rsjpdhk
herlina. rsjpdhk
herlina. rsjpdhk
herlina. rsjpdhk

Anda mungkin juga menyukai